1.
Bacalah artikel jurnal melalui laman https://scholar.google.co.id/. Kemudian ketiklah kata
kunci yang akan dicari lalu unduhlah artikel tersebut.
Silakan lihat pada bagian abstrak lalu analislah (lihat modul 7 halaman 7.4) dengan mem
buat catataan,
5. bagaimana simpulan,
Jika tidak ada salah satu dari 6 subtansi di atas, silakan diberikan masukan
2. Silakan ubah abstrak yang sudah dianalisis ke dalam abstrak berbahasa Inggis.
Selamat Berdiskusi!
Jawaban :
1. Analisa jurnal Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Sosialisasi Kebijakan Penyiaran
Digital oleh Agung Prabowo dan Kurnia Arofah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa media sosial Instagram merupakan
alat yang efektif untuk menginformasikan dan mengedukasi masyarakat tentang migrasi dan
teknologi televisi digital.
Efek teknologi digital, yang membawa konvergensi antara industri media penyiaran,
telekomunikasi, dan TI, telah menimbulkan tantangan bagi pembuat peraturan karena
munculnya yurisdiksi yang tumpang tindih dan hubungan di antara mereka. Masalah
komersial selalu muncul karena penyiaran adalah bisnis, kepentingan ekonomi selalu
berbenturan dengan kepentingan masyarakat umum (Drury, dkk, 2001).Untuk itu penulis
memilih topik dengan judul Jaringan Sosial Instagram Sebagai Medium Sosialisasi
Kebijakan Penyiaran Digital . Karena Instagram bukan hanya jejaring sosial, tetapi juga
merupakan anak perusahaan dari Metaverse yang menyediakan layanan periklanan kepada
penggunanya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui keefektifan model yang
diusulkan. Eksperimen dilakukan pada 79 siswa yang memiliki akun Instagram. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara proporsional. Instagram dipilih karena selain tingginya
permintaan di kalangan anak muda, media ini juga berbasis foto dan video sehingga cocok
sebagai jejaring sosial untuk melakukan kampanye migrasi ke televisi digital.
Akun @digitalmigration telah diuji sebelum aktivasi. Akun ini berhasil mendapatkan 37
pengikut (followers) dalam satu minggu. Pengikutnya berasal dari lingkungan peneliti
yaitu dosen dan mahasiswa Karier Ilmu Komunikasi. Profil pengikutnya kebanyakan
adalah orang-orang sederhana dan praktis atau lembaga digital dan televisi asing. Tim
peneliti mengunggah rata-rata tiga konten per hari dengan suka yang berbeda atau
menerima "suka" antara 11 dan 12 suka. Kebanyakan likers adalah warga negara asing
yang diketahui melalui profil masing-masing pengguna yang menyukai gambar tersebut.
Postingan dari @digitalmigrationselalu menggunakan hastag (#)#digitalmigration,
#analogvsdigital, #analog, #digital, #television, dan #broadcasting untuk membantu
masyarakat menemukan informasi tentang televisi digital. Hashtag ini menyebarkan
konten gambar dan video secara luas. Publik tetap dapat melihat konten tanpa mengikuti
akun tersebut.
5. Bagaimana Simpulan,
1) Tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
perlakuan Instagram terhadap pesan TV digital di kalangan mahasiswa.
Hal ini tercermin dari apresiasi followers yang berasal dari berbagai latar belakang,
bahkan dari beberapa negara, namun bagi mahasiswa yang disurvei ternyata informasi
semacam ini kurang menarik. Sosialisasi yang kurang berhasil tidak hanya dipengaruhi
oleh media yang digunakan, namun isu migrasi televisi digital bukanlah informasi yang
menjadi agenda masyarakat khususnya mahasiswa.
Tantangan pemerintah dalam mensosialisasikan rencana keimigrasian penyiaran digital
adalah menjadikan hal ini sebagai isu yang menjadi perhatian nasional. Isu keimigrasian
harus dibingkai sedemikian rupa sehingga mencerminkan nilai beritanya sebagai isu di
media yang akan menarik perhatian publik. Pemerintah membutuhkan topik yang
menarik dalam pemberitaan untuk mensosialisasikan rencana ini, misalnya. B. Pesan
dengan topik "Pada tahun 2018, orang tidak akan dapat menonton TV".
Kata kunci : TV digital, media sosial sebagai sarana penyiaran digital, instagram, migrasi
penyiaran digital, diseminasi dan pendidikan media.
2. Berikut abstrak dari jurnal Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Sosialisasi Kebijakan
Penyiaran Digital oleh Agung Prabowo dan Kurnia Arofah.
This study aims to test the hypothesis that social media Instagram is an effective tool to
inform and educate the public about migration and digital television technology. The impact
of digital technologies driving a convergence between the broadcast, telecom and IT
industries has created challenges for regulators due to the emergence of overlapping
jurisdictions and the relationships between them. Commercial problems always arise
because broadcasting is a business, economic interests always collide with the interests of
the general public (Drury, et al., 2001). Because Instagram is not only a social network, but
also a subsidiary of Metaverse that offers advertising services to its users. This study uses an
experimental method to determine the effectiveness of the proposed model. Experiments were
conducted on 79 students who have Instagram accounts. The sampling technique was
performed proportionally. Instagram was chosen because, in addition to the high demand
among young people, this medium is also photo and video-based and is therefore suitable as
a social network for migration campaigns to digital television. The result of our research on
the @digitalmigration account is that the followers come from the research environment,
namely lecturers and students of communication science. The profiles of his followers are
mostly simple and practical people or foreign digital and television institutions. The research
team uploaded an average of three pieces of content per day with different likes or received
"likes" between 11 and 12 likes. Most likers are foreign citizens who are known through the
profile of each user who likes the picture. Posts from @digitalmigration always use the
hashtags like #digitalmigration, #analogvsdigital, #analog, #digital, #television, and
#broadcasting to help people find information about digital television. This hashtag spreads
image and video content widely. The public can still view content without following the
account. The conclusions from this research are; 1) There is no significant difference in
knowledge between before and after Instagram's treatment of digital TV messages among
college students. 2) Information about migrating to digital TV is less attractive to college
students using Instagram Instagram is less effective when used as a moderate social media,
because the stuff is really only for people who are interested in TV.
Keywords: Digital TV, social media as digital broadcast facilities, Instagram, migration of
digital broadcasting, media dissemination and education.
Sumber Referensi :
Santoso, Anang, Martutik, Andoyo, Asep Supriyatna, Lis Setiawati. (2021). MKWU4108
Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Prabowo, Agung dan Kurnia Arofah, (2017). Media Sosial Instagram Sebagai Sarana
Sosialisasi Kebijakan Penyiaran Digital. Surabaya: Aspikom.
www.jurnalaspikom.org/index.php/aspikom/article/view/132/108