Anda di halaman 1dari 28

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VARIAN MEDIA SOSIAL TERHADAP MINAT

BELI SAMSUNG GALAXY A DI KALANGAN KOMUNITAS TIKTOK INDONESIA

ABSTRAK
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga akan semakin berkembang. Teknologi tersebut
membantu para individu dalam keseharian mereka. Pada masa sekarang, individu tidak akan
bertahan tanpa penggunaan teknologi. Dapat kita perhatikan bahwa kebanyakan individu setiap
hari dan setiap jam selalu memegang gadget. Setiap hari, individu akan meluangkan waktunya
untuk membuka media sosial mereka. Perkembangan teknologi juga membantu dalam mencari
penghasilan. Dengan menggunakan media sosial, para individu terbantu untuk menghasilkan
pendapatan. Salah satu aplikasi yang sedang marak digunakan oleh para individu adalah
TikTok, merupakan salah satu aplikasi yang berupa gabungan antara video dan musik. Dengan
menggunakan aplikasi TikTok ini, para users dapat mempromosikan produk mereka dengan
menggunakan video. Samsung memanfaatkan TikTok untuk mempromosikan produk Samsung
Galaxy A. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas
penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan
Komunitas TikTok Indonesia dan diharapkan mampu membuktikan bahwa media sosial
TikTok dapat menjadi salah satu promosi yang efektif sesuai dengan perkembangan zaman
saat ini. Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga
penulis. Dengan penelitian ini, diharapkan para pembaca dapat mengerti pentingnya
komunikasi dan pemilihan media sosial yang dapat membantu proses mempromosikan produk.
Penulis memilih untuk meneliti media sosial TikTok karena merupakan sebuah aplikasi yang
digunakan oleh banyak orang terutama anak remaja. Samsung memilih media yang tepat dalam
menggunakan TikTok sebagai alat promosi mereka. Penelitian berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy A Di Kalangan
Komunitas TikTok Indonesia” berpijak pada paradigma positivis yang berlandaskan pada
hubungan sebab akibat yang hanya dapat diperoleh secara probabilistik. Sejalan dengan
paradigma positivis, tradisi penelitian mengacu pada tradisi sosiopsikologis yang
berkonsentrasi pada ekspresi, interaksi, perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek
individu, kepribadian, sifat persepsi, kognisi, dan pengaruh antarpribadi. Teori yang digunakan
adalah teori peluru yang merupakan model dari Stimulus Organism Response. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksplanatif yang menjelaskan hubungan
sebab akibat antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel
independen penggunaan media sosial mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada
variabel dependen minat beli Samsung Galaxy A. Penelitian menggunakan survei melalui
penyebaran kuesioner angket tertutup dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden yang telah ditetapkan untuk dijawab. Responden dalam penelitian yaitu
anggota Komunitas TikTok Indonesia berjumlah 100 orang yang dianggap dapat mewakili
populasi. Analisis data dengan menggunakan Skala Likert model empat pilihan untuk
menentukan sikap seseorang terhadap objek mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat
positif berdasarkan pernyataan sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak
setuju (1) dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu yang memiliki makna ganda dan
membuat orang cenderung memilih jawaban di tengah. Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan sebuah teknik dimana
responden dipilih tidak secara acak sehingga tidak semua responden memiliki kesempatan
yang sama untuk mengisi kuesioner diberikan. Model regresi linear sederhana digunakan untuk
mengukur efektivitas penggunaan media sosial terhadap minat beli. Hasil penelitian akan

i
menguji kebenaran hipotesis dimana tidak ada efektivitas penggunaan media sosial TikTok
terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia atau terdapat
efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di
kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Kata kunci: Teknologi, TikTok, Samsung, Metode Kuantitatif, Eksplanatif, Purposive
Sampling
ABSTRACT
As the times evolve, technology will also develop. The technology helps individuals in their
daily lives. Today, individuals cannot survive without the use of technology. We can note that
most individuals use technology every day and every hour. Every day, individuals will take the
time to open their social media account. Technological developments also help in earning
some income. By using social media, individuals are helped to generate income. One
application that is currently being used by individuals is TikTok, it is an application that
provides a combination of video and music. By using this application, users can promote their
products, for example Samsung. Samsung is promoting their product by making some video,
the Samsung Galaxy A, using the TikTok application. This research was conducted to
determine the effectiveness of the use of TikTok social media on the interest in buying Samsung
Galaxy A among the Indonesian TikTok Community and it is hoped that it can prove that
TikTok social media can be an effective promotion in accordance with current developments.
This research was conducted in order to give benefits to readers as well as writers. With this
research, it is hoped that readers will understand the importance of communication and
choose the right social media that can help in promoting their products. The author choose to
do a research on TikTok social media because it is an application that is used by many people,
especially teenagers. Samsung choose the right media by using TikTok as their promotional
tool. The study entitled "The Effectiveness of the Use of TikTok Social Media on Buying
Interest in the Samsung Galaxy A among the Indonesian TikTok Community" rests on a
positivist paradigm based on a causal relationship which can only be obtained
probabilistically. In line with the positivist paradigm, the research tradition refers to the socio
psychological tradition which concentrates on expressions, interactions, individual social
behaviour, psychological variables, individual effects, personality, perceptual traits, cognition,
and interpersonal influences. The theory used is bullet theory, which is also a Stimulus
Organism Response model. This study uses a quantitative method with an explanatory
approach which explains the causal relationship between the independent variable and the
dependent variable. The independent variable of social media use affects or causes changes in
the dependent variable of buying interest in Samsung Galaxy A. The study uses a survey
through the distribution of closed questionnaire questionnaires by providing a set of written
questions to respondents who have been determined to be answered. Respondents in the study
were 100 members of the Indonesian TikTok Community who were considered to represent the
population. Data analysis using the Likert Scale model of four choices to determine a person's
attitude towards objects ranging from very negative to very positive based on statements
strongly agree (4), agree (3), disagree (2), and strongly disagree (1) with eliminates choice of
doubtful answers that have multiple meanings and makes people more likely to choose the
answer in the middle. The sampling technique used in this study was purposive sampling
technique. This technique is a technique in which respondents are not randomly selected so
that not all respondents have the same opportunity to fill out the questionnaire given. A simple
linear regression model is used to measure the effectiveness of social media use on purchase
intention. The results of the study will test the truth of the hypothesis where there is no
effectiveness of the use of TikTok social media on the purchase intention of Samsung Galaxy A
among the Indonesian TikTok Community or there is the effectiveness of the use of TikTok

ii
social media on the purchase interest of Samsung Galaxy A among the Indonesian TikTok
Community.
Keywords: Technology, TikTok, Samsung, Quantitative Methods, Explanative, Purposive
Sampling

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi merupakan salah satu alat yang saat ini sudah semakin berkembang dan
digunakan oleh banyak orang. Teknologi digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,
melakukan dan membangun bisnis, dapat juga digunakan sebagai sumber informasi. Manfaat
teknologi dalam berkomunikasi adalah agar dapat menyebarkan informasi dengan cepat tanpa
perlu bertemu dengan individu lain. Penyebaran informasi ini dapat berupa informasi mengenai
pendidikan, perkembangan ataupun informasi mengenai perkembangan bisnis. Perkembangan
teknologi sangat berperan penting dalam kehidupan setiap individu, baik dalam berkomunikasi
maupun dalam pekerjaan. Manusia tidak dapat terlepas dari teknologi terutama media sosial
seperti Instagram, Facebook, dan lainnya. Generasi milenial atau generasi Y merupakan
pengguna internet yang mendominasi. Generasi ini tumbuh di era kemajuan teknologi dengan
menggunakan media sosial secara aktif [1]. Menurut Sari (2018), media sosial adalah sebuah
alat yang memberikan keuntungan bagi setiap individu untuk dapat berkomunikasi dan berbagi
antara satu dengan yang lain. Melalui media sosial, para individu dapat terbantu dalam mencari
informasi, berkreasi dan berhubungan dengan mudah. Media sosial selalu berkembang setiap
tahunnya [2].
Kita dapat menemukan aplikasi-aplikasi media sosial yang baru dimana akan berguna
dalam membantu kita untuk mencari sebuah penghasilan. Salah satu sosial media yang sering
digunakan oleh manusia sampai saat ini adalah Instagram. Instagram dimunculkan pada tahun
2010, merupakan sebuah aplikasi dimana setiap orang dapat mengunggah foto yang
diinginkan. Setiap tahun mereka selalu mengembangkan aplikasi mereka menjadi lebih
berguna bagi masyarakat, seperti tambahan fitur bisnis yang dapat melakukan promosi. Pada
tahun 2020, sebuah aplikasi baru mulai dikenal oleh sebagian kalangan masyarakat terutama
anak muda. Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi TikTok, yang merupakan sebuah
penemuan yang ditemukan di China pada tahun 2016.

Gambar 1.1 Logo TikTok

8
TikTok merupakan sebuah platform yang menyediakan berbagai macam fitur agar
pengguna dapat membuat video berkisar 15 detik yang bisa ditambahkan dengan sebuah
musik. Aplikasi ini dibuat agar pengguna dapat mengekspresikan kemampuan atau berbagi
informasi yang berguna untuk para pengguna lain. Tidak hanya digunakan untuk
mengekspresikan diri, aplikasi TikTok rupanya juga digunakan sebagai platform untuk
mempromosikan sebuah produk kepada masyarakat [3]. Karena keunggulan dan perbedaan
yang dimiliki TikTok, maka aplikasi tersebut dapat sangat cepat menjadi terkenal. TikTok kini
telah menjadi salah satu aplikasi yang sedang trending di kalangan masyarakat. Aplikasi ini
merupakan aplikasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk dapat berkarya. Salah
satu brand yang menggunakan TikTok untuk mempromosikan produknya adalah Samsung.
Samsung merupakan salah satu brand yang menjual sebuah teknologi berupa handphone.
Samsung merupakan salah satu brand yang berani mencoba aplikasi TikTok karena mengikuti
trend yang sedang ada.

Gambar 1.2 Logo Samsung

Samsung menggunakan TikTok sebagai media komunikasi dalam mempromosikan


handphone yang mereka sediakan untuk para pengguna samsung. Salah satu tipe handphone
yang dipromosikan pada laman TikTok mereka adalah Samsung Galaxy A. Samsung
menggunakan model, filter, dan warna yang dapat menarik perhatian dari para viewers TikTok.
Melalui promosi yang dilakukan ini, diharapkan bahwa dapat meningkatkan minat beli dari
beberapa pelanggan. Kebiasaan yang dimiliki individu adalah apabila mereka menemukan
sebuah produk yang memiliki iklan yang menarik perhatian mereka maka individu akan
mencoba untuk melihat produk tersebut. Pada akhirnya, setiap individu akan tertarik dan
mencoba untuk mengetahui produk tersebut lebih dalam. Sebuah iklan yang kreatif dapat
menarik minat beli dari pelanggan. Minat beli adalah sebuah keadaan dimana seorang individu
memiliki rasa ingin membeli produk atau jasa yang sedang ditawarkan tersebut [4]. Tujuan dari
dilakukannya sebuah iklan pada media sosial adalah untuk menarik perhatian pelanggan dan
melihat seberapa tinggi tingkat minat beli mereka setelah melihat iklan yang diadakan [5].
Setiap individu sangat bergantung pada penggunaan internet terutama media sosial pada masa
remaja mereka, sehingga sebuah brand atau bisnis dapat menarik atau mempengaruhi target
audience [6].
Penulis memilih Samsung dikarenakan brand Samsung merupakan salah satu brand yang
menggunakan TikTok sebagai media promosi mereka untuk memberikan stimulus atau
rangsangan kepada target pelanggan. Gambar 1.3 menunjukkan jumlah pengikut Samsung

9
pada aplikasi TikTok. Samsung memberikan banyak video menarik dengan pemilihan warna
lagu dan gerakan yang dapat menarik perhatian dari para pengikut mereka.

Gambar 1.3 Iklan Samsung


Fenomena penggunaan media sosial sebagai salah satu bentuk promosi membuat penulis
tertarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas penggunaan media sosial TikTok
terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia Oleh karena
itu, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Sosial
TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy A Di Kalangan Komunitas TikTok Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
• Seberapa besar efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung
Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia?
• Apakah minat beli pelanggan bergantung pada iklan di aplikasi TikTok?

10
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan media
sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok
Indonesia, untuk melihat besarnya tingkat minat beli setelah melihat sebuah iklan dan untuk
melihat adanya ketergantungan pembelian apabila menggunakan TikTok.

1.4. Urgensi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dikarenakan penulis ingin melihat seberapa besar efektivitas
penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A. Penelitian ini
dilakukan agar dapat membantu para pembaca dalam melihat hubungan antara penggunaan
media sosial TikTok dengan minat beli pelanggan. Penelitian ini diharapkan dapat membuat
para pembaca melihat pentingnya pemilihan media sosial pada iklan. Dengan adanya penelitian
ini, diharapkan pembaca dapat terbantu dalam memberikan komunikasi yang tepat kepada
masyarakat baik dalam bentuk promosi maupun dalam memberikan jasa. Penelitian ini juga
dibuat untuk dapat membantu para pengusaha atau startup company dalam memilih media
yang tepat untuk melakukan iklan pada sebuah produk yang dimiliki. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan metodologi
penelitian komunikasi khususnya penelitian media sosial dan minat beli. Penulis melakukan
penelitian ini dikarenakan media sosial TikTok tengah menjadi salah satu aplikasi yang sedang
marak digunakan oleh masyarakat. Sehingga pada kesempatan ini, penulis memilih untuk
meneliti sebesar apa efektifitas iklan yang diberikan menggunakan media sosial TikTok
terhadap minat beli pelanggan.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori
Sebuah teori membantu seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Pemilihan teori
yang tepat diperlukan agar sebuah penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
hasil yang diinginkan. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori jarum
suntik, Teori ini merupakan bagian dari model SOR. Teori SOR merupakan sebuah model teori
yang menjelaskan antara adanya sebuah rangsangan atau pengaruh yang akan memberikan
sebuah hasil berupa respon dari pengguna atau target yang dituju. SOR merupakan singkatan
dari Stimulus, Organism, dan Response. Menurut Saleh & Pitriani (2018), stimulus merupakan
sebuah pesan yang nantinya akan membuat pelanggan terangsang untuk membeli produk yang
ditawarkan dan pada akhirnya munculah respon untuk membeli dari target yang dituju tersebut
[5]. Ada beberapa hal yang dapat membuat teori ini berhasil diterapkan, yaitu: komunikator,
media, karakter komunikan atau target penonton. Komunikator adalah seseorang yang ingin
memberikan sebuah pesan kepada target yang telah ditentukan, sehingga seorang komunikator
harus dapat memiliki skill komunikasi yang baik agar dapat membujuk target penonton.
Seorang komunikator juga harus memilih media sosial yang tepat agar pesan yang ingin
disampaikan dapat tersampaikan kepada target penonton yang dituju. Pada penelitian ini yang
akan dilihat adalah efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung
Galaxy A. Dalam tahap ini, anggota Komunitas TikTok Indonesia diharapkan untuk
memberikan respon terhadap stimulus penggunaan media sosial TikTok sebagai pesan kepada
target penonton agar memiliki adanya rasa minat beli atau keinginan untuk membeli terhadap
Samsung Galaxy A. Apabila para target penonton yang melihat iklan Samsung pada TikTok
memiliki respon terhadap iklan tersebut maka artinya ada efektivitas terhadap penggunaan
media sosial TikTok. Penggunaan teori ini tentunya memiliki tahapan yang sangat jelas yaitu
dimulai dari seorang komunikator yang menentukan atau memilih media yang tepat untuk
memberikan stimulus kepada target yang sudah mereka tentukan. Samsung menggunakan
media yang tepat dengan menggunakan aplikasi TikTok sebagai sarana promosi mereka.
TikTok merupakan salah satu aplikasi yang sedang trending di kalangan masyarakat. Samsung
menggunggah video yang sangat menarik dengan menggunakan model dan lagu yang tepat.
Seluruh video yang diunggah oleh Samsung merupakan video yang bersemangat yaitu menari.
Isi video sesuai dengan penggunaan aplikasi TikTok dimana para users mengekspresikan diri
lebih kepada mereka yang sedang menari dengan diiringi oleh sebuah lagu. Dengan
mengunggah sebuah video yang menarik ini, diharapkan dapat menarik perhatian dari para
users yang menonton video tersebut. Setelah target penonton melihat video tersebut,
kemungkinan akan ada perubahan yang tertanam dalam benak mereka yaitu ketertarikan untuk
mencari informasi lebih dalam mengenai produk Samsung. Kemudian mereka juga dapat
memiliki rasa keinginan untuk membeli produk Samsung dengan mengunjungi outlet mereka.
Segala hal memiliki kekurangan dan juga kelebihan, begitu pula dengan sebuah teori. Teori
SOR memiliki kelebihan untuk dapat mempersuasi seseorang agar mereka tertarik atau
mengubah cara pandang dan pola piker mereka. Teori ini sangat bagus digunakan bagi para
pengusaha atau perusahaan untuk dapat membujuk para pembeli atau calon pembeli untuk
melihat produk yang mereka tawarkan. Walaupun teori ini sangat bagus untuk diterapkan
namun tingkat keberhasilan yang dimiliki oleh teori ini bergantung pada seorang komunikator
dan juga target penonton. Apabila seorang target penonton tidak mendapatkan pesan yang
diberikan oleh komunikator, maka seorang komunikator menggunakan cara yang salah atau
cara yang kurang menarik dalam memberikan pesan tersebut. Maka dari itu, seorang

12
komunikator harus dapat menarik perhatian penonton dengan menggunakan media yang tepat
dan cara yang menarik. Stimulus yang digunakan oleh Samsung adalah video iklan yang
diunggah pada media sosial TikTok, sedangkan organism yang ditentukan adalah target
penonton melalui komunitas TikTok Indonesia dimana nantinya yang ingin dilihat adalah
respon dari penonton baik itu awareness, interest, desire maupun action. Teori jarum suntik
biasa disebut juga sebagai teori peluru. Teori ini menggunakan media untuk dapat
mempengaruhi para penonton agar melihat dan membeli produk yang akan ditawarkan. Media
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dengan memberikan efek
langsung kepada target audience. Komunikator menembakkan peluru berupa pesan dan
audience menerima pesan yang disampaikan melalui media. Media yang digunakan ini
menggunakan media satu arah dimana komunikator memberikan pesan dan langsung diterima
oleh komunikan namun komunikator tidak dapat melihat feedback dari komunikan secara
langsung [7]. Feedback dapat dilihat tanpa melalui hasil akhir yaitu adanya Tindakan untuk
membeli. Teori peluru ini memiliki cara yang sesuai dengan model teori SOR dimana
komunikator memberikan stimulus yang pada akhirnya akan memberikan hasil yaitu sebuah
respon.

2.2. Konsep
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokok komunikasi
dan pemasaran. Komunikasi sebagai dialog interaktif antara perusahaan dan konsumen yang
membutuhkan tiga unsur yaitu sumber atau pengirim pesan, pesan, dan sasaran atau penerima
pesan. Perusahaan harus memahami elemen dasar komunikasi yang efektif dengan mengetahui
siapa target yang ingin mereka capai dan respons seperti apa yang ingin didapat. Mereka juga
harus menyampaikan pesan melalui media yang dapat mencapai target dan memantau respons.
Pemasaran melibatkan kegiatan mentransfer nilai-nilai pertukaran dengan konsumen dengan
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen serta menawarkan produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen agar terjadi transaksi pertukaran dengan
sesuatu yang berharga bagi perusahaan. Jika disimpulkan, komunikasi pemasaran dilakukan
perusahaan dengan menggunakan alat komunikasi pemasaran untuk memfasilitasi pertukaran
nilai kepada konsumen [8].
Alat komunikasi pemasaran utama yang dikenal dengan promotional mix antara lain iklan
(advertising), pemasaran langsung (direct marketing), internet/ interactive marketing, promosi
penjualan (sales promotion), publisitas/ hubungan masyarakat (publicity/ public relations), dan
penjualan personal (personal selling). Tujuan dilakukannya komunikasi pemasaran yaitu
membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, menciptakan kesadaran atas merek,
mendorong sikap positif terhadap produk, dan memfasilitasi pembelian. Dalam mencapai
tujuan, perusahaan menggunakan marketing communication tools untuk mendorong sikap
positif terhadap produk agar memperoleh keuntungan yang menunjang aktivitas pemasaran.
Peneliti akan mengukur efektivitas penggunaan media sosial sebagai salah satu alat
komunikasi pemasaran yang digunakan Samsung untuk mencapai salah satu tujuan komunikasi
pemasaran dalam mendorong sikap positif minat beli Samsung Galaxy A.

2.3. State of Art


Penelitian yang dilakukan oleh penulis berfokus pada penelitian sosial media berupa
TikTok. Penulis menemukan penelitian terdahulu yang dapat menjadi referensi dimana mereka
memfokuskan penelitian yang dilakukan pada media sosial, namun media sosial yang mereka
teliti adalah Instagram. Pada sub bab ini dipaparkan 2 (dua) penelitian kuantitatif terdahulu

13
yang terkait dengan media sosial. Jurnal ilmiah pertama yang dijadikan pedoman dalam
penelitian ini dibuat oleh Syafira Putri Kinanti dan Berlian Primadani Satria Putri pada tahun
2017 yang merupakan mahasiswa dari Universitas Telkom. Penelitian yang mereka lakukan
berjudul “Pengaruh Media Sosial Instagram @Zapcoid Terhadap Brand Equity Zap Clinic”.
Penelitian tersebut menggunakan teknik purposive sampling dengan membagikan kuesioner
kepada 100 responden dari followers Instagram @Zapcoid melalui direct message. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh media sosial Instagram @Zapcoid terhadap
brand equity Zap Clinic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial Instagram
@Zapcoid berpengaruh signifikan terhadap brand equity Zap Clinic sebesar 62,1%, sedangkan
sisanya sebesar 37,9% lainnya merupakan kontribusi variabel lainnya yang tidak diteliti [9].
Selanjutnya, jurnal ilmiah kedua dalam penelitian ini dibuat oleh Gunawan Saleh dan Ribka
Pitriani pada tahun 2018 yang merupakan mahasiswa Universitas Abdurrab Pekanbaru.
Penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti tersebut berjudul “Pengaruh Media Sosial
Instagram dan WhatsApp Terhadap Pembentukan Budaya Alone Together”. Penelitian tersebut
menggunakan teknik accidental sampling dengan membagikan kuesioner kepada 100
responden mahasiswa Universitas Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada
atau tidaknya pengaruh indikator dari variabel X yaitu media sosial Instagram dan WhatsApp
terhadap variabel Y yaitu budaya Alone Together. Berdasarkan hasil penelitian, hasil yang di
dapat adalah terdapat pengaruh antara media sosial Instagram dan WhatsApp terhadap
pembentukan budaya Alone Together dengan pengaruh sebesar 16,3%, sedangkan sisanya
sebesar 83,7% dipengaruhi oleh variabel lain [5]. Dengan mempelajari penelitian yang
terdahulu, penulis dapat menganalisis berbagai hal yang menjadikan penelitian ini dapat
terlaksana. Penulis juga melakukan pengembangan dari kedua penelitian terdahulu dengan
meneliti “Efektivitas Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy
A Di Kalangan Komunitas TikTok Indonesia”.

14
2.4. Peta Jalan

Gambar 2.1 Peta Jalan

Teori ini berdasarkan penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada rangsangan
(stimulus) yang berkomunikasi dengan komunikan. Proses dimulai ketika Samsung Galaxy A
memberikan rangsangan (stimulus) melalui penggunaan media sosial TikTok untuk
menghasilkan respon minat beli Samsung Galaxy A dari anggota Komunitas TikTok
Indonesia. Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diuji yaitu variabel x media
sosial TikTok sebagai stimulus yang akan mempengaruhi respon variabel y minat beli
pelanggan. Variabel x pada penelitian ini meliputi product existence, content, product
disclosure, dan interactivity. Sedangkan variabel y pada penelitian ini meliputi awareness,
interest, desire, dan action. Hasil akhir yang ingin didapat dari penelitian ini apakah
penggunaan media sosial TikTok yang digunakan oleh Samsung efektif dalam menarik minat
beli pelanggan. Gambar 2.1 merupakan peta jalan yang akan membantu penulis agar lebih
terfokus dalam melaksanakan penelitian ini sesuai dengan rencana awal agar dapat
menyelesaikan masalah yang telah ditetapkan.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian


Sebuah paradigma membantu seorang peneliti dalam memilih topik penelitian yang
diinginkan. Paradigma merupakan sebuah cara pandang yang dimiliki oleh penulis. maka dari
itu paradigma seorang individu tidak boleh diganggu. Terdapat banyak jenis paradigma yang
dapat digunakan dalam sebuah penelitian, yaitu positivist, critical, interpretive dan lain lain.
Paradigma yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah paradigma positivis yang
bertolak belakang dengan post positivis. Paradigma ini berlandaskan pada paham empirisme
yang melihat bahwa kebenaran dapat dibuktikan atau diuji secara empiris. Sebuah pernyataan
akan bermakna melalui verifikasi yang dapat diukur. Berdasarkan ontologis, hubungan sebab
akibat hanya dapat diperoleh secara probabilistik, sedangkan epistemologis menyatakan bahwa
peneliti harus berada jauh dengan objek penelitian untuk mendapatkan realitas objektif, dan
aksiologis penelitian kuantitatif bersifat eksplanatif untuk menjelaskan dan memprediksi
perilaku [10].

3.2. Sifat/ Jenis Metodologi


Pada saat seorang peneliti telah menentukan topik apa yang ingin diteliti, maka
selanjutnya mereka harus menentukan dengan metode apa penelitian tersebut akan
dilaksanakan. Dalam melakukan penelitian, ada 3 jenis penelitian yang dapat dilakukan yaitu,
kuantitatif, kualitatif dan mixed method. Penelitian yang berjudul “Efektivitas Penggunaan
Media Sosial TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy A Di Kalangan Komunitas
TikTok Indonesia” merupakan penelitian kuantitatif dengan data angka-angka dan analisis
statistik. Data sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Sifat
penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang menjelaskan adanya pengaruh atau hubungan
antara variabel x dan y [10] dan mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan media
sosial TikTok.

3.3. Pendekatan/ Tradisi Penelitian


Tradisi penelitian ini mengacu pada sosiopsikologis yang menekankan komunikasi pada
ekspresi, interaksi, perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian,
sifat persepsi, kognisi, dan pengaruh antarpribadi. Bagian komunikasi dari tradisi
sosiopsikologis adalah pemrosesan pesan, bagaimana penerima pesan memproses pesan, dan
efek pesan pada individu. Tradisi ini berkonsentrasi pada bagaimana manusia berperilaku
dalam situasi komunikasi dan bagaimana individu memproses informasi [11].

3.4. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang mengacu pada
sejumlah besar individu untuk ditelaah. Survei merupakan sebuah metode dimana seorang
peneliti mengumpulkan data dengan cara membagikan pertanyaan kepada individu – individu
yang sudah menjadi target responden. Dalam survei, proses pengumpulan dan analisis data
menggunakan kuesioner yang terstruktur dan men-detail untuk mendapatkan informasi dari
sejumlah responden yang dapat mewakili populasi. Gambar 3.1 merupakan populasi dalam

16
penelitian ini yaitu sebanyak 141.300 anggota Komunitas TikTok Indonesia. Jumlah populasi
tersebut merupakan hasil penghitungan yang tercatat pada 31 Juli 2020.

Gambar 3.1 Komunitas TikTok Indonesia

3.5. Teknik Sampling


Populasi merupakan wilayah yang ditargetkan oleh seorang peneliti agar mempermudah
proses pengumpulan data. Sampling merupakan jumlah responden yang dipilih untuk mengisi
kuisioner atau survei yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Sebelum peneliti menentukan
sampling seperti apa yang akan digunakan, peneliti harus terlebih dahulu menentukan populasi
yang ditargetkan sebagai responden. Dalam memilih populasi harus terperinci dan detail
sehingga peneliti dapat lebih fokus pada satu tempat.
Pada penelitian ini, cara yang digunakan dalam mengambil sampel dari populasi adalah
dengan menggunakan sampel non-probabilitas yaitu sampel yang dipilih namun tidak melalui
teknik acak. Teknik sampling yang termasuk dalam non-probabilitas ditempuh dengan teknik
purposive sampling dimana semua anggota populasi belum tentu memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih karena jumlah responden tergolong banyak dan responden diseleksi atas
dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat penulis. Berdasarkan tujuan penelitian, kriteria
sampel yang ditetapkan adalah:
1) Pria atau wanita.
2) Berusia 18-27 tahun yang tergolong dalam generasi milenial [12].
3) Berdomisili di salah satu perkotaan besar DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi.
4) Menggunakan TikTok sebagai salah satu media sosial.
5) Merupakan anggota aktif Komunitas TikTok Indonesia.

Rumus yang penulis gunakan dalam menentukan sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah Rumus Slovin [9] yaitu:

17
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan penulis sebesar 10% dikarenakan 10% adalah titik
tengah atas kesalahan ideal 5% hingga 15%.
Dengan jumlah populasi sebanyak 141.300 anggota Komunitas TikTok Indonesia maka
jumlah penelitian dapat dihitung sebagai berikut:

Dengan demikian, jumlah sampel penelitian ini adalah 100 anggota Komunitas TikTok
Indonesia.

3.6. Operasionalisasi Variabel


Operasionalisasi variabel merupakan sebuah alat yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam suatu penelitian. Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus membatasi
variabel yang ingin diteliti sehingga akan memudahkan peneliti untuk fokus pada variabel
tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori variabel
bebas. Ini dikarenakan variabel tersebut memiliki variabel yang bersifat mempengaruhi,
sehingga nantinya akan dibutuhkan variabel yang dipengaruhi yaitu variabel terikat. Pada
operasionalisasi variabel independen ditunjukkan sebagai variabel X yaitu media sosial,
sedangkan operasionalisasi variabel dependen ditunjukkan dengan variabel Y yaitu minat beli.
Berikut adalah operasionalisasi variabel pada penelitian ini yang bertujuan untuk melihat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y:

Variabel Indikator

Product existence [13]


Media sosial

Content [14]

18
Product disclosure [15]

Interactivity [16]

Minat beli Awareness [17]

Interest [17]

Desire [17]

Action [17]

Tabel 3.1 Indikator Variabel X dan Y

Tabel 3.1 menunjukkan indikator pada variabel x yaitu media sosial dan variabel y yaitu
minat beli. Indikator pada media sosial meliputi product existence, content, product disclosure
dan interactivity dan pada variabel y meliputi awareness, interest, desire, dan action. Tujuan
dilakukannya sebuah iklan adalah untuk memasarkan sebuah produk agar target audience
tertarik untuk membeli. Ketertarikan pembelian yang dimiliki oleh seorang komunikan ini
dibagi kedalam beberapa tahap yang disebut dengan AIDA. Awareness adalah sebuah sifat dari
seorang individu yang menunjukkan adanya perhatian pada sebuah brand. Interest merupakan
hasil keinginan yang didapat dari iklan yang telah dibuat. Desire merupakan sebuah hasrat
untuk membeli sebuah produk yang telah dipasarkan, dan yang terakhir adalah action, yang
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang telah tertarik untuk membeli
produk yang dipasarkan [18]. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila kita ingin
mendapatkan AIDA (awareness, interest, desire, action) dari target audience. Pesan yang
disampaikan dalam sebuah iklan harus memiliki unsur kreatif agar dapat menarik perhatian
dari target audience. Kreativitas pada iklan dapat memberikan sebuah content yang menarik
[19]. Pada zaman sekarang, content dapat bersifat negatif dan juga positif sehingga nanti nya
akan dapat menarik perhatian penonton agar mereka mengomentari content tersebut [20].
Untuk menarik perhatian penonton, komunikator harus dapat melakukan interaksi yang baik
dengan mereka. Ada 4 (empat) tahapan interaksi yaitu: pengguna sebagai penerima pesan,
media sebagai saluran atau alat pengirim pesan, dan yang ketiga adalah pesan yang diberikan
melalui media yang dipilih oleh komunikator dan yang terakhir adalah pengaturan komunikasi
dimana seorang komunikator menentukan waktu yang tepat untuk memposting iklan yang
telah dibuat [21]. Product Disclosure merupakan sebuah hal penting yang dibutuhkan oleh
sebuah brand. Pengungkapan produk seperti informasi dapat membuat target yang dituju
merubah pemikiran mereka dan tertarik untuk setidaknya mencoba produk yang ditawarkan.
Penggunaan media dapat membantu sebuah brand dalam menyampaikan informasi yang
diperlukan, dengan penyampaian informasi ini sebuah brand dapat membujuk target yang telah
ditentukan untuk membeli produk mereka. dengan cara tersebut, seorang komunikator dapat
mempengaruhi komunikan untuk memberikan efek aware, interest, desire dan action [22].

19
Gambar 3.2 Hubungan Indikator

Tujuan content yang diberikan oleh Samsung melalui TikTok adalah untuk memunculkan
awareness dari target penonton yang nantinya akan membuat mereka menjadi interest terhadap
produk yang diberikan kemudian akhirnya mereka memiliki sedikit desire pada produk yang
ditawarkan dan kemudian ada kemungkinan untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Interactivity yang diberikan oleh Samsung juga dapat memicu adanya awareness, interest
desire, dan action pada target penonton. Semakin sering Samsung mem-posting video pada
TikTok maka artinya semakin sering juga mereka melakukan hubungan atau berinteraksi
dengan para target penonton yang dituju Samsung. Adanya product disclosure yang disediakan
oleh Samsung akan memberikan dampak atau pengaruh pada minat pembeli sehingga akan
memberikan pembelian atau transaksi pada produk Samsung. Product existence merupakan
wujud dari produk yang disediakan oleh Samsung, adanya produk nyata ini akan membuat
pembeli untuk datang dan melihat produk yang ditawarkan sehingga akan memberikan
awareness dari pelanggan, interest pada pelanggan desire dan pembelian pada produk yang
sudah disediakan tersebut.

3.7. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian. Berdasarkan
sumbernya, teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder
untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui angket tertutup dimana responden tinggal
memilih jawaban sesuai keadaan yang sebenarnya dengan Skala Likert empat pilihan untuk
meminimalisir bias. Adapun nilai Skala Likert model empat pilihan digambarkan sebagai
berikut (4) Sangat Setuju, (3) Setuju, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju dengan
meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu (undecided) yang memiliki makna ganda. Informasi
yang diperoleh melalui angket dapat memberikan gambaran berdasarkan respon yang diberikan

20
oleh responden. Dalam tahap ini, penulis akan menggunakan google form sebagai media
pembuatan pertanyaan dan kemudian akan disebarkan kepada komunitas TikTok Indonesia.
Sedangkan data sekunder yang digunakan penulis adalah data yang diperoleh dari berbagai
macam sumber dalam rangka membantu penelitian, berupa berbagai jurnal, halaman website,
dan portal berita sebagai referensi untuk penulisan penelitian.
Kuesioner
Jawaban dari pernyataan berupa:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda [√] pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan Anda.

Identitas Responden:
Jenis Kelamin:
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Usia:
( ) 18-27 tahun

Apakah Anda berdomisili di salah satu perkotaan besar DKI Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, atau Bekasi?
( ) Benar
( ) Salah

Apakah Anda menggunakan TikTok sebagai salah satu media sosial?


( ) Benar
( ) Salah

Apakah Anda merupakan anggota aktif yang mengirimkan post, memberikan like atau
comment pada post, atau membagikan post minimal satu kali dalam satu hari dalam Komunitas
TikTok Indonesia?
( ) Benar
( ) Salah

21
Pernyataan SS S TS STS

1. Media sosial TikTok menyampaikan


informasi Samsung Galaxy A dengan jelas
dan mudah dimengerti.

2. Media sosial TikTok menyampaikan


informasi Samsung Galaxy A dengan
menarik.

3. Media sosial TikTok menyampaikan


informasi Samsung Galaxy A dengan lengkap
dan up to date.

4. Media sosial TikTok menyampaikan


informasi keunggulan produk Samsung
Galaxy A.

5. Media sosial TikTok menyampaikan


informasi promosi Samsung Galaxy A.

6. Media sosial TikTok memungkinkan


pengguna untuk berpartisipasi secara real
time.

7. Media sosial TikTok menghasilkan


interaktivitas dengan pengguna.

8. Media sosial TikTok memungkinkan


pertukaran informasi dengan pengguna.

9. Media sosial TikTok membantu Samsung


mengiklankan produk Samsung Galaxy A.

10. Media sosial TikTok membuat users lebih


tertarik untuk melihat iklan yang diberikan.

22
11. Pemilihan model dan lagu pada iklan harus
dapat menarik perhatian pelanggan.

Tabel 3.2 Variabel X: Media Sosial TikTok

Pernyataan SS S TS STS

1. Saya pernah mendengar merek Samsung


Galaxy A sebelumnya.

2. Saya merasakan kehadiran Samsung Galaxy


A melalui iklan TikTok.

3. Saya mengenal merek Samsung Galaxy A.

4. Saya menaruh perhatian terhadap produk


Samsung Galaxy A.

5. Saya tertarik untuk melihat produk Samsung


Galaxy A setelah melihat iklan pada TikTok.

6. Saya tertarik untuk membeli Samsung Galaxy


A setelah melihat iklan pada TikTok.

7. Saya ingin mengetahui Samsung Galaxy A


lebih lanjut.

8. Saya mencari informasi Samsung Galaxy A


dengan lebih mendalam setelah melihat iklan
pada TikTok.

9. Saya memiliki kedekatan dengan merek


Samsung Galaxy A.

10. Saya menyukai merek Samsung Galaxy A.

11. Saya lebih percaya pada produk Samsung


Galaxy A setelah melihat media sosial
TikTok.

12. Saya mempertimbangkan merek Samsung


Galaxy A di dalam kategori telepon genggam.

23
13. Saya sudah memiliki hasrat untuk membeli
Samsung Galaxy A.

14. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk


mencoba produk Samsung Galaxy A.

15. Saya yakin untuk membeli Samsung Galaxy


A.

16. Saya memutuskan untuk membeli Samsung


Galaxy A.

Tabel 3.3 Variabel Y: Minat Beli Samsung Galaxy A

Tabel 3.2 dan 3.3 merupakan pernyataan yang akan diberikan kepada responden yang
sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan. Terdapat 11 (sebelas) penyataan untuk variabel
x dan 16 (enam belas) pernyataan untuk variabel y. penyataaan ini akan diisi oleh responden
yang telah dipilih yang kemudian data yang diperoleh akan diuji agar mendapatkan hasil yang
diinginkan.

3.8. Teknik Keabsahan Data


3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas harus menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang
ingin diukur. Saat peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data, maka
kuesioner harus mengukur apa yang ingin diukurnya secara tepat. Pengolahan data
dilakukan melalui beberapa langkah pengujian, yaitu dimulai dari uji validitas dan uji
reliabilitas. Dalam menguji validitas, penulis menggunakan Statistical Package for Social
Science (SPSS) 22 dengan Rumus Product Moment (Pearson’s Correlation) untuk
menguji validitas instrumen dengan mengkorelasikan skor item variabel dengan skor
total variabel. Jika angka korelasi lebih besar (>) r kritis product moment, maka item
pertanyaan dinyatakan valid.
Rumus product moment:
r=

Keterangan:
r = Koefisien product moment
n = Jumlah indvidu dalam sampel
X = Angka mentah untuk pengukuran 1
Y = Angka mentah untuk pengukuran 2
Peneliti mengambil tingkat kesalahan sebesar 10% atau probabilitas atau signifikansi
atau alpha sebesar 0,1 dengan demikian untuk tingkat kesalahan 10%, maka koefisien
korelasi (rxy) hasil penghitungan harus lebih besar dari 0,240.

24
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan
sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependabilitas, sehingga bila
digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Penulis menggunakan
Rumus Cronbach’s Alpha cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala interval
dengan ketentuan bahwa suatu butir pertanyaan mempunyai reliabilitas jika:
1) Nilai Cronbach’s Alpha positif dan tidak boleh negatif.
2) Nilai Cronbach’s Alpha hasil penghitungan sama atau lebih besar dari 0,6.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social
Science (SPSS) 22 dengan koefisien Alpha Cronbach’s. Berikut rumus yang digunakan:

Keterangan:
= Cronbach Alpha
= Variasi rata-rata
N = Jumlah komponen
c = Total rata-rata koefisiensi di antara komponen

3.9. Teknik Analisis Data


3.9.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik terhadap data dari kuesioner yang digunakan dilakukan
sebelum memulai pengujian hipotesis. Dengan terpenuhinya asumsi klasik, maka suatu
variabel dapat dinyatakan layak digunakan untuk memprediksi variabel lainnya. Uji
asumsi klasik pada penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan uji normalitas.

3.9.1.1 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah suatu data mendekati
distribusi normal atau tidak menggunakan P-Plot Chart. Jika residual memiliki distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan tersusun seperti titik-titik garis lurus [9]. Uji
normalitas dilakukan setelah uji validitas dan reliabilitas dinyatakan valid dan telah lulus
pengujian sehingga tidak akan terjadi error pada waktu pengujian berikutnya.

3.9.2 Uji Regresi Linier Sederhana


Uji regresi akan dilakukan setelah uji normalitas selesai di lakukan. Penelitian ini
menggunakan uji regresi linear sederhana. Uji Regresi linear sederhana merupakan
teknik analisis data penelitian kuantitatif dengan melakukan regresi linier. Regresi linier
mencoba melihat seberapa besar keterikatan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam persamaan regresi variabel bebas (predictor) biasanya dilambangkan dengan X
dan variabel terikat dilambangkan dengan Y [10]. Adapun bentuk persamaannya adalah:
Y = a + bX

25
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Intersep
b = Koefisien regresi
Adapun,
b=
a=

3.9.3 Uji Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi adalah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
variabel. Besar koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien
korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua
variabel. Jika nilai koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah yang berarti nilai variabel X tinggi dan nilai variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika nilai koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik yang berarti nilai variabel X tinggi dan nilai variabel Y akan menjadi
rendah dan sebaliknya. Metode yang digunakan penulis untuk menguji koefisien korelasi
adalah korelasi product moment dimana data memiliki skala interval. Rumus menghitung
koefisien korelasi dengan metode korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy=

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi r
X = Skor distribusi variabel X
Y = Skor distribusi varabel Y
N = Banyaknya pasangan skor X dan skor Y

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi menguji seberapa besar variabel independen mempengaruhi
variabel dependen secara simultan. Nilai kuadrat korelasi antara 0 dan 1. Jika ditemukan
nilai mendekati 1, maka variabel independen dinyatakan memberikan pengaruh kepada
variabel dependen. Kemudian, peneliti melakukan analisis persentase pengaruh yang
diukur dengan rumus [10]:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD: Koefisien determinasi
r: Koefisien korelasi

26
3.9.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis statistik dimaksudkan untuk mengetahui generalisasi kesimpulan [10].
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1) Ho merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada korelasi antara variabel bebas
dan variabel terikat. Tidak terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok
terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
2) Ha merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara variabel
bebas dan terikat. Terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap
minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Sehingga hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli
Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Ha: Terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung
Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
3.10. Diagram Alir

Gambar 3.3 Diagram Alir

27
Gambar 3.1 merupakan sebuah diagram alir pada penelitian ini. Topik dari penelitian
ini dipilih sesuai dengan pandangan positivistik dimana penulis melihat sebuah objek
yang sedang trending pada kalangan masyarakat. Kemudian dipilih satu brand untuk
dijadikan sebagai subjek penelitian ini. Setelah topik telah ditentukan, penulis
mengembangkan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan survei
berupa kuesioner kepada 100 responden anggota Komunitas TikTok Indonesia. Setelah
data dari hasil kuesioner didapatkan, penulis melakukan uji asumsi klasik yang kemudian
dilanjutkan kepada uji validitas dan reliabilitas untuk melihat apakah data tersebut dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya. Apabila data yang telah diolah dinyatakan valid
maka penulis dapat melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi linear
sederhana. Dengan melakukan uji regresi linear sederhana, kita dapat melihat adanya
hubungan antara media sosial TikTok dengan minat pembeli Samsung Galaxy A. Setelah
uji regresi dilakukan dan hasil sudah didapat, maka penulis dapat membuat kesimpulan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 Jadwal Penelitian

No Indikator Oktober November Desember Januari Februari


Capaian 2020 2020 2020 2021 2021
Penelitian

1 Pengumpulan Ö
referensi data
sekunder dan
penelitian
terdahulu

2 Pengolahan data Ö
primer dan
sekunder

3 Penyusunan Ö Ö
hasil penelitian

4 Penyelesaian Ö
akhir hingga
penyerahan
laporan

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian


Tabel 4.1 merupakan jadwal penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Pada tahun 2020 di
bulan Oktober, penulis akan melakukan pengumpulan referensi data sekunder dan penelitian
terdahulu yang dapat membantu melengkapi penelitian ini. Pada bulan November, penulis akan
mengolah data primer dan sekunder. Hasil penelitian akan disusun pada bulan Desember dan
awal tahun yaitu Januari 2021. Kemudian penyelesaian akhir sampai dengan penyerahan
laporan akan dilakukan pada bulan Febuari.

29
4.2 Biodata Singkat
Peneliti I

Nama lengkap Liesta Augustine, S.E

Jenis Kelamin Perempuan

Nomor Induk Mahasiswa 83200025

Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 6 Agustus 1999

Email liestaaugustine@gmail.com

Nomor Handphone 08111915889

Tabel 4.2 Biodata Singkat Peneliti I


Peneliti II
Nama Lengkap Evelyn Kristanti, S.I.Kom
Jenis Kelamin Perempuan
Nomor Induk Mahasiswa 83200027
Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 9 Juli 1993
Email kristantievelyn@gmail.com
Nomor Handphone 081314806176
Tabel 4.3 Biodata Singkat Peneliti II

30
DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Wiridjati and R. R. Roesman, “Fenomena Penggunaan Media Sosial Dan Pengaruh
Teman Sebaya Pada Generasi Milenial Terhadap Keputusan Pembelian,” J. Manaj. dan
Pemasar. Jasa, vol. 11, no. 2, p. 275, 2018, doi: 10.25105/jmpj.v11i2.2950.
[2] A. C. Sari et al., “Komunikasi dan Media Sosial,” no. December, 2018.
[3] E. Bresnick, “Intensified Play: Cinematic study of TikTok mobile app,” no. November,
pp. 1–12, 2019.
[4] Paolina Buton, “Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Minat Beli Konsumen,” 2017.
[5] G.- Saleh and R. Pitriani, “Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp Terhadap
Pembentukan Budaya ‘Alone Together,’” J. Komun., vol. 10, no. 2, p. 103, 2018, doi:
10.24912/jk.v10i2.2673.
[6] S. F. Soliha, “Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial
[Level of Dependence on Users of Social Media and Social Anxiety],” Interak. J. Ilmu
Komun., vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2015, doi: 10.14710/INTERAKSI,4,1,1-10.
[7] C. Nwabueze and E. Okonkwo, “Rethinking the Bullet Theory in the Digital Age,” Int.
J. Media, Journal. Mass Commun., vol. 4, no. 2, pp. 1–10, 2018, doi: 10.20431/2454-
9479.0402001.
[8] M. Yapilando, P. I. Komunikasi, U. Kristen, and P. Surabaya, “Pengaruh Komunikasi
Pemasaran Hotel Ciputra World terhadap Brand Awareness Masyarakat Surabaya,”
2018.
[9] S. P. Kinanti and B. P. S. Putri, S.I.Kom.,M.Si, “Pengaruh Media Sosial Instagram
@Zapcoid Terhadap Brand Equity Zap Clinic,” J. Komun., vol. 9, no. 1, p. 53, 2017,
doi: 10.24912/jk.v9i1.164.
[10] R. F. Marta and D. M. W. Monica William, “Studi Terpaan Media Pemasaran Melalui
Posting Instagram Terhadap Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!,” J. Komun. Untar,
vol. 8, no. 1, pp. 68–82, 2016.
[11] A. F. Kurniasari, “Pengaruh Terpaan Iklan Layanan Masyarakat, Penggunaan Media
Sosial Facebook, Dukungan Keluarga, Dukungan Lingkungan Kerja terhadap Tingkat
Keberhasilan Ibu Bekerja Memberi ASI Eksklusif,” Interak. J. Ilmu Komun., vol. 5, no.
2, p. 146, 2017, doi: 10.14710/interaksi.5.2.146-158.
[12] N. Rahmadani, M. Handayani, and P. Putri, “Pemanfaatan e-commerce bagi generasi
milenial,” vol. 3, no. 2, pp. 123–128, 2020.
[13] A. Cristea, “ENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI EKSISTENSI DIRI (Studi
Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Untuk Eksistensi Diri pada Mahasiswa
FISIP UNS Tahun Ajaran 2015/2016),” Rev. Bras. Ergon., vol. 9, no. 2, p. 10, 2016,
doi: 10.5151/cidi2017-060.
[14] I. Irfan, J. Jalil, and S. Satriadi, “Kreativitas Visual Pada Desain Poster Iklan Komersial
Karya Mahasiswa,” J. Pakarena, vol. 4, no. 1, p. 28, 2019, doi: 10.26858/p.v4i1.12980.
[15] D. Mahendra, “Media Jejaring Sosial dalam Dimensi Self Disclosure,” Appl. Microbiol.
Biotechnol., vol. 85, no. 1, pp. 2071–2079, 2014, doi: 10.1016/j.bbapap.2013.06.007.
[16] J. Fajri, “Dimensi Interaktivitas Media Sosial Instagram Instamarinda Guna
Memperkenalkan Daerah Pariwisata di Kota Samarinda,” EJournal lmu Komun., vol. 5,

31
no. 3, pp. 87–101, 2017.
[17] S. Fitrohhana, “Efektivitas Metode Attention, Interest, Desire, Action (Aida) Dalam
Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Pt. Djarum Kudus (Djarum
Super),” 2015.
[18] S. R. Pratiwi, S. Dida, and N. A. Sjafirah, “Strategi Komunikasi dalam Membangun
Awareness Wisata Halal di Kota Bandung,” J. Kaji. Komun., vol. 6, no. 1, p. 78, 2018,
doi: 10.24198/jkk.v6i1.12985.
[19] A. Setiawan, “Strategi Kreatif Iklan Layanan Masyarakat (Tinjauan Perancangan ILM
Karya Mahasiswa DKV UDINUS),” ANDHARUPA J. Desain Komun. Vis. Multimed.,
vol. 1, no. 01, pp. 17–32, 2015, doi: 10.33633/andharupa.v1i01.954.
[20] D. Rahmawan, J. N. Mahameruaji, and R. Anisa, “Pengembangan konten positif sebagai
bagian dari gerakan literasi digital,” J. Kaji. Komun., vol. 7, no. 1, p. 31, 2019, doi:
10.24198/jkk.v7i1.20575.
[21] C. Juditha, “Hoax Communication Interactivity in Social Media and Anticipation
(Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya),” J. Pekommas, vol. 3,
no. 1, p. 31, 2018, doi: 10.30818/jpkm.2018.2030104.
[22] R. D. Mahardika and F. Farida, “Pengungkapan Diri pada Instagram Instastory,” J. Stud.
Komun. (Indonesian J. Commun. Stud., vol. 3, no. 1, p. 101, 2019, doi:
10.25139/jsk.v3i1.774.

32

Anda mungkin juga menyukai