ABSTRAK
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga akan semakin berkembang. Teknologi tersebut
membantu para individu dalam keseharian mereka. Pada masa sekarang, individu tidak akan
bertahan tanpa penggunaan teknologi. Dapat kita perhatikan bahwa kebanyakan individu setiap
hari dan setiap jam selalu memegang gadget. Setiap hari, individu akan meluangkan waktunya
untuk membuka media sosial mereka. Perkembangan teknologi juga membantu dalam mencari
penghasilan. Dengan menggunakan media sosial, para individu terbantu untuk menghasilkan
pendapatan. Salah satu aplikasi yang sedang marak digunakan oleh para individu adalah
TikTok, merupakan salah satu aplikasi yang berupa gabungan antara video dan musik. Dengan
menggunakan aplikasi TikTok ini, para users dapat mempromosikan produk mereka dengan
menggunakan video. Samsung memanfaatkan TikTok untuk mempromosikan produk Samsung
Galaxy A. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas
penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan
Komunitas TikTok Indonesia dan diharapkan mampu membuktikan bahwa media sosial
TikTok dapat menjadi salah satu promosi yang efektif sesuai dengan perkembangan zaman
saat ini. Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga
penulis. Dengan penelitian ini, diharapkan para pembaca dapat mengerti pentingnya
komunikasi dan pemilihan media sosial yang dapat membantu proses mempromosikan produk.
Penulis memilih untuk meneliti media sosial TikTok karena merupakan sebuah aplikasi yang
digunakan oleh banyak orang terutama anak remaja. Samsung memilih media yang tepat dalam
menggunakan TikTok sebagai alat promosi mereka. Penelitian berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy A Di Kalangan
Komunitas TikTok Indonesia” berpijak pada paradigma positivis yang berlandaskan pada
hubungan sebab akibat yang hanya dapat diperoleh secara probabilistik. Sejalan dengan
paradigma positivis, tradisi penelitian mengacu pada tradisi sosiopsikologis yang
berkonsentrasi pada ekspresi, interaksi, perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek
individu, kepribadian, sifat persepsi, kognisi, dan pengaruh antarpribadi. Teori yang digunakan
adalah teori peluru yang merupakan model dari Stimulus Organism Response. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksplanatif yang menjelaskan hubungan
sebab akibat antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel
independen penggunaan media sosial mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada
variabel dependen minat beli Samsung Galaxy A. Penelitian menggunakan survei melalui
penyebaran kuesioner angket tertutup dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden yang telah ditetapkan untuk dijawab. Responden dalam penelitian yaitu
anggota Komunitas TikTok Indonesia berjumlah 100 orang yang dianggap dapat mewakili
populasi. Analisis data dengan menggunakan Skala Likert model empat pilihan untuk
menentukan sikap seseorang terhadap objek mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat
positif berdasarkan pernyataan sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak
setuju (1) dengan menghilangkan pilihan jawaban ragu-ragu yang memiliki makna ganda dan
membuat orang cenderung memilih jawaban di tengah. Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan sebuah teknik dimana
responden dipilih tidak secara acak sehingga tidak semua responden memiliki kesempatan
yang sama untuk mengisi kuesioner diberikan. Model regresi linear sederhana digunakan untuk
mengukur efektivitas penggunaan media sosial terhadap minat beli. Hasil penelitian akan
i
menguji kebenaran hipotesis dimana tidak ada efektivitas penggunaan media sosial TikTok
terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia atau terdapat
efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di
kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Kata kunci: Teknologi, TikTok, Samsung, Metode Kuantitatif, Eksplanatif, Purposive
Sampling
ABSTRACT
As the times evolve, technology will also develop. The technology helps individuals in their
daily lives. Today, individuals cannot survive without the use of technology. We can note that
most individuals use technology every day and every hour. Every day, individuals will take the
time to open their social media account. Technological developments also help in earning
some income. By using social media, individuals are helped to generate income. One
application that is currently being used by individuals is TikTok, it is an application that
provides a combination of video and music. By using this application, users can promote their
products, for example Samsung. Samsung is promoting their product by making some video,
the Samsung Galaxy A, using the TikTok application. This research was conducted to
determine the effectiveness of the use of TikTok social media on the interest in buying Samsung
Galaxy A among the Indonesian TikTok Community and it is hoped that it can prove that
TikTok social media can be an effective promotion in accordance with current developments.
This research was conducted in order to give benefits to readers as well as writers. With this
research, it is hoped that readers will understand the importance of communication and
choose the right social media that can help in promoting their products. The author choose to
do a research on TikTok social media because it is an application that is used by many people,
especially teenagers. Samsung choose the right media by using TikTok as their promotional
tool. The study entitled "The Effectiveness of the Use of TikTok Social Media on Buying
Interest in the Samsung Galaxy A among the Indonesian TikTok Community" rests on a
positivist paradigm based on a causal relationship which can only be obtained
probabilistically. In line with the positivist paradigm, the research tradition refers to the socio
psychological tradition which concentrates on expressions, interactions, individual social
behaviour, psychological variables, individual effects, personality, perceptual traits, cognition,
and interpersonal influences. The theory used is bullet theory, which is also a Stimulus
Organism Response model. This study uses a quantitative method with an explanatory
approach which explains the causal relationship between the independent variable and the
dependent variable. The independent variable of social media use affects or causes changes in
the dependent variable of buying interest in Samsung Galaxy A. The study uses a survey
through the distribution of closed questionnaire questionnaires by providing a set of written
questions to respondents who have been determined to be answered. Respondents in the study
were 100 members of the Indonesian TikTok Community who were considered to represent the
population. Data analysis using the Likert Scale model of four choices to determine a person's
attitude towards objects ranging from very negative to very positive based on statements
strongly agree (4), agree (3), disagree (2), and strongly disagree (1) with eliminates choice of
doubtful answers that have multiple meanings and makes people more likely to choose the
answer in the middle. The sampling technique used in this study was purposive sampling
technique. This technique is a technique in which respondents are not randomly selected so
that not all respondents have the same opportunity to fill out the questionnaire given. A simple
linear regression model is used to measure the effectiveness of social media use on purchase
intention. The results of the study will test the truth of the hypothesis where there is no
effectiveness of the use of TikTok social media on the purchase intention of Samsung Galaxy A
among the Indonesian TikTok Community or there is the effectiveness of the use of TikTok
ii
social media on the purchase interest of Samsung Galaxy A among the Indonesian TikTok
Community.
Keywords: Technology, TikTok, Samsung, Quantitative Methods, Explanative, Purposive
Sampling
iii
BAB I
PENDAHULUAN
8
TikTok merupakan sebuah platform yang menyediakan berbagai macam fitur agar
pengguna dapat membuat video berkisar 15 detik yang bisa ditambahkan dengan sebuah
musik. Aplikasi ini dibuat agar pengguna dapat mengekspresikan kemampuan atau berbagi
informasi yang berguna untuk para pengguna lain. Tidak hanya digunakan untuk
mengekspresikan diri, aplikasi TikTok rupanya juga digunakan sebagai platform untuk
mempromosikan sebuah produk kepada masyarakat [3]. Karena keunggulan dan perbedaan
yang dimiliki TikTok, maka aplikasi tersebut dapat sangat cepat menjadi terkenal. TikTok kini
telah menjadi salah satu aplikasi yang sedang trending di kalangan masyarakat. Aplikasi ini
merupakan aplikasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk dapat berkarya. Salah
satu brand yang menggunakan TikTok untuk mempromosikan produknya adalah Samsung.
Samsung merupakan salah satu brand yang menjual sebuah teknologi berupa handphone.
Samsung merupakan salah satu brand yang berani mencoba aplikasi TikTok karena mengikuti
trend yang sedang ada.
9
pada aplikasi TikTok. Samsung memberikan banyak video menarik dengan pemilihan warna
lagu dan gerakan yang dapat menarik perhatian dari para pengikut mereka.
10
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan media
sosial TikTok terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok
Indonesia, untuk melihat besarnya tingkat minat beli setelah melihat sebuah iklan dan untuk
melihat adanya ketergantungan pembelian apabila menggunakan TikTok.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori
Sebuah teori membantu seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Pemilihan teori
yang tepat diperlukan agar sebuah penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
hasil yang diinginkan. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori jarum
suntik, Teori ini merupakan bagian dari model SOR. Teori SOR merupakan sebuah model teori
yang menjelaskan antara adanya sebuah rangsangan atau pengaruh yang akan memberikan
sebuah hasil berupa respon dari pengguna atau target yang dituju. SOR merupakan singkatan
dari Stimulus, Organism, dan Response. Menurut Saleh & Pitriani (2018), stimulus merupakan
sebuah pesan yang nantinya akan membuat pelanggan terangsang untuk membeli produk yang
ditawarkan dan pada akhirnya munculah respon untuk membeli dari target yang dituju tersebut
[5]. Ada beberapa hal yang dapat membuat teori ini berhasil diterapkan, yaitu: komunikator,
media, karakter komunikan atau target penonton. Komunikator adalah seseorang yang ingin
memberikan sebuah pesan kepada target yang telah ditentukan, sehingga seorang komunikator
harus dapat memiliki skill komunikasi yang baik agar dapat membujuk target penonton.
Seorang komunikator juga harus memilih media sosial yang tepat agar pesan yang ingin
disampaikan dapat tersampaikan kepada target penonton yang dituju. Pada penelitian ini yang
akan dilihat adalah efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung
Galaxy A. Dalam tahap ini, anggota Komunitas TikTok Indonesia diharapkan untuk
memberikan respon terhadap stimulus penggunaan media sosial TikTok sebagai pesan kepada
target penonton agar memiliki adanya rasa minat beli atau keinginan untuk membeli terhadap
Samsung Galaxy A. Apabila para target penonton yang melihat iklan Samsung pada TikTok
memiliki respon terhadap iklan tersebut maka artinya ada efektivitas terhadap penggunaan
media sosial TikTok. Penggunaan teori ini tentunya memiliki tahapan yang sangat jelas yaitu
dimulai dari seorang komunikator yang menentukan atau memilih media yang tepat untuk
memberikan stimulus kepada target yang sudah mereka tentukan. Samsung menggunakan
media yang tepat dengan menggunakan aplikasi TikTok sebagai sarana promosi mereka.
TikTok merupakan salah satu aplikasi yang sedang trending di kalangan masyarakat. Samsung
menggunggah video yang sangat menarik dengan menggunakan model dan lagu yang tepat.
Seluruh video yang diunggah oleh Samsung merupakan video yang bersemangat yaitu menari.
Isi video sesuai dengan penggunaan aplikasi TikTok dimana para users mengekspresikan diri
lebih kepada mereka yang sedang menari dengan diiringi oleh sebuah lagu. Dengan
mengunggah sebuah video yang menarik ini, diharapkan dapat menarik perhatian dari para
users yang menonton video tersebut. Setelah target penonton melihat video tersebut,
kemungkinan akan ada perubahan yang tertanam dalam benak mereka yaitu ketertarikan untuk
mencari informasi lebih dalam mengenai produk Samsung. Kemudian mereka juga dapat
memiliki rasa keinginan untuk membeli produk Samsung dengan mengunjungi outlet mereka.
Segala hal memiliki kekurangan dan juga kelebihan, begitu pula dengan sebuah teori. Teori
SOR memiliki kelebihan untuk dapat mempersuasi seseorang agar mereka tertarik atau
mengubah cara pandang dan pola piker mereka. Teori ini sangat bagus digunakan bagi para
pengusaha atau perusahaan untuk dapat membujuk para pembeli atau calon pembeli untuk
melihat produk yang mereka tawarkan. Walaupun teori ini sangat bagus untuk diterapkan
namun tingkat keberhasilan yang dimiliki oleh teori ini bergantung pada seorang komunikator
dan juga target penonton. Apabila seorang target penonton tidak mendapatkan pesan yang
diberikan oleh komunikator, maka seorang komunikator menggunakan cara yang salah atau
cara yang kurang menarik dalam memberikan pesan tersebut. Maka dari itu, seorang
12
komunikator harus dapat menarik perhatian penonton dengan menggunakan media yang tepat
dan cara yang menarik. Stimulus yang digunakan oleh Samsung adalah video iklan yang
diunggah pada media sosial TikTok, sedangkan organism yang ditentukan adalah target
penonton melalui komunitas TikTok Indonesia dimana nantinya yang ingin dilihat adalah
respon dari penonton baik itu awareness, interest, desire maupun action. Teori jarum suntik
biasa disebut juga sebagai teori peluru. Teori ini menggunakan media untuk dapat
mempengaruhi para penonton agar melihat dan membeli produk yang akan ditawarkan. Media
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dengan memberikan efek
langsung kepada target audience. Komunikator menembakkan peluru berupa pesan dan
audience menerima pesan yang disampaikan melalui media. Media yang digunakan ini
menggunakan media satu arah dimana komunikator memberikan pesan dan langsung diterima
oleh komunikan namun komunikator tidak dapat melihat feedback dari komunikan secara
langsung [7]. Feedback dapat dilihat tanpa melalui hasil akhir yaitu adanya Tindakan untuk
membeli. Teori peluru ini memiliki cara yang sesuai dengan model teori SOR dimana
komunikator memberikan stimulus yang pada akhirnya akan memberikan hasil yaitu sebuah
respon.
2.2. Konsep
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokok komunikasi
dan pemasaran. Komunikasi sebagai dialog interaktif antara perusahaan dan konsumen yang
membutuhkan tiga unsur yaitu sumber atau pengirim pesan, pesan, dan sasaran atau penerima
pesan. Perusahaan harus memahami elemen dasar komunikasi yang efektif dengan mengetahui
siapa target yang ingin mereka capai dan respons seperti apa yang ingin didapat. Mereka juga
harus menyampaikan pesan melalui media yang dapat mencapai target dan memantau respons.
Pemasaran melibatkan kegiatan mentransfer nilai-nilai pertukaran dengan konsumen dengan
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen serta menawarkan produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen agar terjadi transaksi pertukaran dengan
sesuatu yang berharga bagi perusahaan. Jika disimpulkan, komunikasi pemasaran dilakukan
perusahaan dengan menggunakan alat komunikasi pemasaran untuk memfasilitasi pertukaran
nilai kepada konsumen [8].
Alat komunikasi pemasaran utama yang dikenal dengan promotional mix antara lain iklan
(advertising), pemasaran langsung (direct marketing), internet/ interactive marketing, promosi
penjualan (sales promotion), publisitas/ hubungan masyarakat (publicity/ public relations), dan
penjualan personal (personal selling). Tujuan dilakukannya komunikasi pemasaran yaitu
membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, menciptakan kesadaran atas merek,
mendorong sikap positif terhadap produk, dan memfasilitasi pembelian. Dalam mencapai
tujuan, perusahaan menggunakan marketing communication tools untuk mendorong sikap
positif terhadap produk agar memperoleh keuntungan yang menunjang aktivitas pemasaran.
Peneliti akan mengukur efektivitas penggunaan media sosial sebagai salah satu alat
komunikasi pemasaran yang digunakan Samsung untuk mencapai salah satu tujuan komunikasi
pemasaran dalam mendorong sikap positif minat beli Samsung Galaxy A.
13
yang terkait dengan media sosial. Jurnal ilmiah pertama yang dijadikan pedoman dalam
penelitian ini dibuat oleh Syafira Putri Kinanti dan Berlian Primadani Satria Putri pada tahun
2017 yang merupakan mahasiswa dari Universitas Telkom. Penelitian yang mereka lakukan
berjudul “Pengaruh Media Sosial Instagram @Zapcoid Terhadap Brand Equity Zap Clinic”.
Penelitian tersebut menggunakan teknik purposive sampling dengan membagikan kuesioner
kepada 100 responden dari followers Instagram @Zapcoid melalui direct message. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh media sosial Instagram @Zapcoid terhadap
brand equity Zap Clinic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial Instagram
@Zapcoid berpengaruh signifikan terhadap brand equity Zap Clinic sebesar 62,1%, sedangkan
sisanya sebesar 37,9% lainnya merupakan kontribusi variabel lainnya yang tidak diteliti [9].
Selanjutnya, jurnal ilmiah kedua dalam penelitian ini dibuat oleh Gunawan Saleh dan Ribka
Pitriani pada tahun 2018 yang merupakan mahasiswa Universitas Abdurrab Pekanbaru.
Penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti tersebut berjudul “Pengaruh Media Sosial
Instagram dan WhatsApp Terhadap Pembentukan Budaya Alone Together”. Penelitian tersebut
menggunakan teknik accidental sampling dengan membagikan kuesioner kepada 100
responden mahasiswa Universitas Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada
atau tidaknya pengaruh indikator dari variabel X yaitu media sosial Instagram dan WhatsApp
terhadap variabel Y yaitu budaya Alone Together. Berdasarkan hasil penelitian, hasil yang di
dapat adalah terdapat pengaruh antara media sosial Instagram dan WhatsApp terhadap
pembentukan budaya Alone Together dengan pengaruh sebesar 16,3%, sedangkan sisanya
sebesar 83,7% dipengaruhi oleh variabel lain [5]. Dengan mempelajari penelitian yang
terdahulu, penulis dapat menganalisis berbagai hal yang menjadikan penelitian ini dapat
terlaksana. Penulis juga melakukan pengembangan dari kedua penelitian terdahulu dengan
meneliti “Efektivitas Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Minat Beli Samsung Galaxy
A Di Kalangan Komunitas TikTok Indonesia”.
14
2.4. Peta Jalan
Teori ini berdasarkan penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada rangsangan
(stimulus) yang berkomunikasi dengan komunikan. Proses dimulai ketika Samsung Galaxy A
memberikan rangsangan (stimulus) melalui penggunaan media sosial TikTok untuk
menghasilkan respon minat beli Samsung Galaxy A dari anggota Komunitas TikTok
Indonesia. Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diuji yaitu variabel x media
sosial TikTok sebagai stimulus yang akan mempengaruhi respon variabel y minat beli
pelanggan. Variabel x pada penelitian ini meliputi product existence, content, product
disclosure, dan interactivity. Sedangkan variabel y pada penelitian ini meliputi awareness,
interest, desire, dan action. Hasil akhir yang ingin didapat dari penelitian ini apakah
penggunaan media sosial TikTok yang digunakan oleh Samsung efektif dalam menarik minat
beli pelanggan. Gambar 2.1 merupakan peta jalan yang akan membantu penulis agar lebih
terfokus dalam melaksanakan penelitian ini sesuai dengan rencana awal agar dapat
menyelesaikan masalah yang telah ditetapkan.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
penelitian ini yaitu sebanyak 141.300 anggota Komunitas TikTok Indonesia. Jumlah populasi
tersebut merupakan hasil penghitungan yang tercatat pada 31 Juli 2020.
Rumus yang penulis gunakan dalam menentukan sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah Rumus Slovin [9] yaitu:
17
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan penulis sebesar 10% dikarenakan 10% adalah titik
tengah atas kesalahan ideal 5% hingga 15%.
Dengan jumlah populasi sebanyak 141.300 anggota Komunitas TikTok Indonesia maka
jumlah penelitian dapat dihitung sebagai berikut:
Dengan demikian, jumlah sampel penelitian ini adalah 100 anggota Komunitas TikTok
Indonesia.
Variabel Indikator
Content [14]
18
Product disclosure [15]
Interactivity [16]
Interest [17]
Desire [17]
Action [17]
Tabel 3.1 menunjukkan indikator pada variabel x yaitu media sosial dan variabel y yaitu
minat beli. Indikator pada media sosial meliputi product existence, content, product disclosure
dan interactivity dan pada variabel y meliputi awareness, interest, desire, dan action. Tujuan
dilakukannya sebuah iklan adalah untuk memasarkan sebuah produk agar target audience
tertarik untuk membeli. Ketertarikan pembelian yang dimiliki oleh seorang komunikan ini
dibagi kedalam beberapa tahap yang disebut dengan AIDA. Awareness adalah sebuah sifat dari
seorang individu yang menunjukkan adanya perhatian pada sebuah brand. Interest merupakan
hasil keinginan yang didapat dari iklan yang telah dibuat. Desire merupakan sebuah hasrat
untuk membeli sebuah produk yang telah dipasarkan, dan yang terakhir adalah action, yang
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang telah tertarik untuk membeli
produk yang dipasarkan [18]. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila kita ingin
mendapatkan AIDA (awareness, interest, desire, action) dari target audience. Pesan yang
disampaikan dalam sebuah iklan harus memiliki unsur kreatif agar dapat menarik perhatian
dari target audience. Kreativitas pada iklan dapat memberikan sebuah content yang menarik
[19]. Pada zaman sekarang, content dapat bersifat negatif dan juga positif sehingga nanti nya
akan dapat menarik perhatian penonton agar mereka mengomentari content tersebut [20].
Untuk menarik perhatian penonton, komunikator harus dapat melakukan interaksi yang baik
dengan mereka. Ada 4 (empat) tahapan interaksi yaitu: pengguna sebagai penerima pesan,
media sebagai saluran atau alat pengirim pesan, dan yang ketiga adalah pesan yang diberikan
melalui media yang dipilih oleh komunikator dan yang terakhir adalah pengaturan komunikasi
dimana seorang komunikator menentukan waktu yang tepat untuk memposting iklan yang
telah dibuat [21]. Product Disclosure merupakan sebuah hal penting yang dibutuhkan oleh
sebuah brand. Pengungkapan produk seperti informasi dapat membuat target yang dituju
merubah pemikiran mereka dan tertarik untuk setidaknya mencoba produk yang ditawarkan.
Penggunaan media dapat membantu sebuah brand dalam menyampaikan informasi yang
diperlukan, dengan penyampaian informasi ini sebuah brand dapat membujuk target yang telah
ditentukan untuk membeli produk mereka. dengan cara tersebut, seorang komunikator dapat
mempengaruhi komunikan untuk memberikan efek aware, interest, desire dan action [22].
19
Gambar 3.2 Hubungan Indikator
Tujuan content yang diberikan oleh Samsung melalui TikTok adalah untuk memunculkan
awareness dari target penonton yang nantinya akan membuat mereka menjadi interest terhadap
produk yang diberikan kemudian akhirnya mereka memiliki sedikit desire pada produk yang
ditawarkan dan kemudian ada kemungkinan untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Interactivity yang diberikan oleh Samsung juga dapat memicu adanya awareness, interest
desire, dan action pada target penonton. Semakin sering Samsung mem-posting video pada
TikTok maka artinya semakin sering juga mereka melakukan hubungan atau berinteraksi
dengan para target penonton yang dituju Samsung. Adanya product disclosure yang disediakan
oleh Samsung akan memberikan dampak atau pengaruh pada minat pembeli sehingga akan
memberikan pembelian atau transaksi pada produk Samsung. Product existence merupakan
wujud dari produk yang disediakan oleh Samsung, adanya produk nyata ini akan membuat
pembeli untuk datang dan melihat produk yang ditawarkan sehingga akan memberikan
awareness dari pelanggan, interest pada pelanggan desire dan pembelian pada produk yang
sudah disediakan tersebut.
20
oleh responden. Dalam tahap ini, penulis akan menggunakan google form sebagai media
pembuatan pertanyaan dan kemudian akan disebarkan kepada komunitas TikTok Indonesia.
Sedangkan data sekunder yang digunakan penulis adalah data yang diperoleh dari berbagai
macam sumber dalam rangka membantu penelitian, berupa berbagai jurnal, halaman website,
dan portal berita sebagai referensi untuk penulisan penelitian.
Kuesioner
Jawaban dari pernyataan berupa:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda [√] pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan Anda.
Identitas Responden:
Jenis Kelamin:
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Usia:
( ) 18-27 tahun
Apakah Anda berdomisili di salah satu perkotaan besar DKI Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, atau Bekasi?
( ) Benar
( ) Salah
Apakah Anda merupakan anggota aktif yang mengirimkan post, memberikan like atau
comment pada post, atau membagikan post minimal satu kali dalam satu hari dalam Komunitas
TikTok Indonesia?
( ) Benar
( ) Salah
21
Pernyataan SS S TS STS
22
11. Pemilihan model dan lagu pada iklan harus
dapat menarik perhatian pelanggan.
Pernyataan SS S TS STS
23
13. Saya sudah memiliki hasrat untuk membeli
Samsung Galaxy A.
Tabel 3.2 dan 3.3 merupakan pernyataan yang akan diberikan kepada responden yang
sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan. Terdapat 11 (sebelas) penyataan untuk variabel
x dan 16 (enam belas) pernyataan untuk variabel y. penyataaan ini akan diisi oleh responden
yang telah dipilih yang kemudian data yang diperoleh akan diuji agar mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Keterangan:
r = Koefisien product moment
n = Jumlah indvidu dalam sampel
X = Angka mentah untuk pengukuran 1
Y = Angka mentah untuk pengukuran 2
Peneliti mengambil tingkat kesalahan sebesar 10% atau probabilitas atau signifikansi
atau alpha sebesar 0,1 dengan demikian untuk tingkat kesalahan 10%, maka koefisien
korelasi (rxy) hasil penghitungan harus lebih besar dari 0,240.
24
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan
sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependabilitas, sehingga bila
digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Penulis menggunakan
Rumus Cronbach’s Alpha cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala interval
dengan ketentuan bahwa suatu butir pertanyaan mempunyai reliabilitas jika:
1) Nilai Cronbach’s Alpha positif dan tidak boleh negatif.
2) Nilai Cronbach’s Alpha hasil penghitungan sama atau lebih besar dari 0,6.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social
Science (SPSS) 22 dengan koefisien Alpha Cronbach’s. Berikut rumus yang digunakan:
Keterangan:
= Cronbach Alpha
= Variasi rata-rata
N = Jumlah komponen
c = Total rata-rata koefisiensi di antara komponen
25
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Intersep
b = Koefisien regresi
Adapun,
b=
a=
rxy=
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi r
X = Skor distribusi variabel X
Y = Skor distribusi varabel Y
N = Banyaknya pasangan skor X dan skor Y
26
3.9.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis statistik dimaksudkan untuk mengetahui generalisasi kesimpulan [10].
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1) Ho merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada korelasi antara variabel bebas
dan variabel terikat. Tidak terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok
terhadap minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
2) Ha merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara variabel
bebas dan terikat. Terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap
minat beli Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Sehingga hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli
Samsung Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Ha: Terdapat efektivitas penggunaan media sosial TikTok terhadap minat beli Samsung
Galaxy A di kalangan Komunitas TikTok Indonesia.
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
3.10. Diagram Alir
27
Gambar 3.1 merupakan sebuah diagram alir pada penelitian ini. Topik dari penelitian
ini dipilih sesuai dengan pandangan positivistik dimana penulis melihat sebuah objek
yang sedang trending pada kalangan masyarakat. Kemudian dipilih satu brand untuk
dijadikan sebagai subjek penelitian ini. Setelah topik telah ditentukan, penulis
mengembangkan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan survei
berupa kuesioner kepada 100 responden anggota Komunitas TikTok Indonesia. Setelah
data dari hasil kuesioner didapatkan, penulis melakukan uji asumsi klasik yang kemudian
dilanjutkan kepada uji validitas dan reliabilitas untuk melihat apakah data tersebut dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya. Apabila data yang telah diolah dinyatakan valid
maka penulis dapat melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi linear
sederhana. Dengan melakukan uji regresi linear sederhana, kita dapat melihat adanya
hubungan antara media sosial TikTok dengan minat pembeli Samsung Galaxy A. Setelah
uji regresi dilakukan dan hasil sudah didapat, maka penulis dapat membuat kesimpulan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
28
BAB IV
PENUTUP
1 Pengumpulan Ö
referensi data
sekunder dan
penelitian
terdahulu
2 Pengolahan data Ö
primer dan
sekunder
3 Penyusunan Ö Ö
hasil penelitian
4 Penyelesaian Ö
akhir hingga
penyerahan
laporan
29
4.2 Biodata Singkat
Peneliti I
Email liestaaugustine@gmail.com
30
DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Wiridjati and R. R. Roesman, “Fenomena Penggunaan Media Sosial Dan Pengaruh
Teman Sebaya Pada Generasi Milenial Terhadap Keputusan Pembelian,” J. Manaj. dan
Pemasar. Jasa, vol. 11, no. 2, p. 275, 2018, doi: 10.25105/jmpj.v11i2.2950.
[2] A. C. Sari et al., “Komunikasi dan Media Sosial,” no. December, 2018.
[3] E. Bresnick, “Intensified Play: Cinematic study of TikTok mobile app,” no. November,
pp. 1–12, 2019.
[4] Paolina Buton, “Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Minat Beli Konsumen,” 2017.
[5] G.- Saleh and R. Pitriani, “Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp Terhadap
Pembentukan Budaya ‘Alone Together,’” J. Komun., vol. 10, no. 2, p. 103, 2018, doi:
10.24912/jk.v10i2.2673.
[6] S. F. Soliha, “Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial
[Level of Dependence on Users of Social Media and Social Anxiety],” Interak. J. Ilmu
Komun., vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2015, doi: 10.14710/INTERAKSI,4,1,1-10.
[7] C. Nwabueze and E. Okonkwo, “Rethinking the Bullet Theory in the Digital Age,” Int.
J. Media, Journal. Mass Commun., vol. 4, no. 2, pp. 1–10, 2018, doi: 10.20431/2454-
9479.0402001.
[8] M. Yapilando, P. I. Komunikasi, U. Kristen, and P. Surabaya, “Pengaruh Komunikasi
Pemasaran Hotel Ciputra World terhadap Brand Awareness Masyarakat Surabaya,”
2018.
[9] S. P. Kinanti and B. P. S. Putri, S.I.Kom.,M.Si, “Pengaruh Media Sosial Instagram
@Zapcoid Terhadap Brand Equity Zap Clinic,” J. Komun., vol. 9, no. 1, p. 53, 2017,
doi: 10.24912/jk.v9i1.164.
[10] R. F. Marta and D. M. W. Monica William, “Studi Terpaan Media Pemasaran Melalui
Posting Instagram Terhadap Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!,” J. Komun. Untar,
vol. 8, no. 1, pp. 68–82, 2016.
[11] A. F. Kurniasari, “Pengaruh Terpaan Iklan Layanan Masyarakat, Penggunaan Media
Sosial Facebook, Dukungan Keluarga, Dukungan Lingkungan Kerja terhadap Tingkat
Keberhasilan Ibu Bekerja Memberi ASI Eksklusif,” Interak. J. Ilmu Komun., vol. 5, no.
2, p. 146, 2017, doi: 10.14710/interaksi.5.2.146-158.
[12] N. Rahmadani, M. Handayani, and P. Putri, “Pemanfaatan e-commerce bagi generasi
milenial,” vol. 3, no. 2, pp. 123–128, 2020.
[13] A. Cristea, “ENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI EKSISTENSI DIRI (Studi
Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Untuk Eksistensi Diri pada Mahasiswa
FISIP UNS Tahun Ajaran 2015/2016),” Rev. Bras. Ergon., vol. 9, no. 2, p. 10, 2016,
doi: 10.5151/cidi2017-060.
[14] I. Irfan, J. Jalil, and S. Satriadi, “Kreativitas Visual Pada Desain Poster Iklan Komersial
Karya Mahasiswa,” J. Pakarena, vol. 4, no. 1, p. 28, 2019, doi: 10.26858/p.v4i1.12980.
[15] D. Mahendra, “Media Jejaring Sosial dalam Dimensi Self Disclosure,” Appl. Microbiol.
Biotechnol., vol. 85, no. 1, pp. 2071–2079, 2014, doi: 10.1016/j.bbapap.2013.06.007.
[16] J. Fajri, “Dimensi Interaktivitas Media Sosial Instagram Instamarinda Guna
Memperkenalkan Daerah Pariwisata di Kota Samarinda,” EJournal lmu Komun., vol. 5,
31
no. 3, pp. 87–101, 2017.
[17] S. Fitrohhana, “Efektivitas Metode Attention, Interest, Desire, Action (Aida) Dalam
Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Pt. Djarum Kudus (Djarum
Super),” 2015.
[18] S. R. Pratiwi, S. Dida, and N. A. Sjafirah, “Strategi Komunikasi dalam Membangun
Awareness Wisata Halal di Kota Bandung,” J. Kaji. Komun., vol. 6, no. 1, p. 78, 2018,
doi: 10.24198/jkk.v6i1.12985.
[19] A. Setiawan, “Strategi Kreatif Iklan Layanan Masyarakat (Tinjauan Perancangan ILM
Karya Mahasiswa DKV UDINUS),” ANDHARUPA J. Desain Komun. Vis. Multimed.,
vol. 1, no. 01, pp. 17–32, 2015, doi: 10.33633/andharupa.v1i01.954.
[20] D. Rahmawan, J. N. Mahameruaji, and R. Anisa, “Pengembangan konten positif sebagai
bagian dari gerakan literasi digital,” J. Kaji. Komun., vol. 7, no. 1, p. 31, 2019, doi:
10.24198/jkk.v7i1.20575.
[21] C. Juditha, “Hoax Communication Interactivity in Social Media and Anticipation
(Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya),” J. Pekommas, vol. 3,
no. 1, p. 31, 2018, doi: 10.30818/jpkm.2018.2030104.
[22] R. D. Mahardika and F. Farida, “Pengungkapan Diri pada Instagram Instastory,” J. Stud.
Komun. (Indonesian J. Commun. Stud., vol. 3, no. 1, p. 101, 2019, doi:
10.25139/jsk.v3i1.774.
32