Anda di halaman 1dari 16

ANALISA PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA

INFORMASI PEMILIHAN PRESIDEN 2019

(Studi Deskriptif Kualitatif pada founder dan followers @opposite6890)

Proposal Penelitian

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Oleh :

DICKY ZUHAN M.

NIM : 17240590

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat serta inayah-Nya, yang karena-Nya, penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk
menyelesaikan Proposal Penelitian yang berjudul “Analisa Penggunaan Instagram Sebagai
Media Informasi Pemilihan Presiden 2019 (Studi Deskriptif Kualitatif pada founder dan
followers @opposite6890)”.

Adapun pengajuan proposal ini ditujukan sebagai pemenuhan tugas mandiri pada mata
kuliah Metode Penelitian Kualitatif. Lewat penyusunan proposal ini tentunya penulis
mengalami beberapa hambatan, tantangan seta kesulitan, namun karena binaan dan dukungan
dari semua pihak, akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.

Melalui penyusunan proposal ini tentunya penulis sadar akan banyak ditemukan
kekurangan pada laporan ini. Baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas bahan
observasi yang penulis tampilkan.

Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa proposal ini masih penuh dengan
kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu penulis memerlukan saran serta kritik yang
membangun yang dapat menjadikan proposal ini lebih baik.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


segenap pihak yang telah memberikan dukungan, baik itu berupa bantuan, doa maupun
dorongan dan beragam pengalaman selama proses penyelesaian penulisan proposal ini.

Terakhir, tentunya penulis berharap setiap bantuan yang telah diberikan oleh segenap
pihak dapat menjadi lading kebaikan. Dan semoga proposal ini dapat memberikan manfaat
dan berguna bagi masyarakat dan perkembangan media online.

Ponorogo, 12 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.......................................................................................3

1. Tujuan penelitian..........................................................................................................3

2. Manfaat penelitian........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................5

A. Landasan Teori.................................................................................................................5

1. Media Sosial.................................................................................................................5

2. Instagram......................................................................................................................5

3. Komunikasi politik.......................................................................................................6

B. Kerangka Pemikiran.........................................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................9

A. Jenis Penelitian.................................................................................................................9

B. Subjek Dan Objek Penelitian...........................................................................................9

C. Unit Analisis..................................................................................................................10

D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................10

E. Metode Analisis Data.....................................................................................................11

F. Metode Keabsahan Data................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era digital menjadikan komunikasi memasuki babak baru. Teknologi baru
yang semakin maju, internet semakin mudah diakses, aplikasi semakin banyak dan
media sosial untuk berkomunikasi juga semakin beragam. Setiap orang dengan akses
internet (komputer, laptop, smartphone ataupun perangkat sejenisnya) bisa dengan
mudah menggunakannya. Salah satu produk layanan yang lahir berkat adanya akses
internet adalah jejaring sosial. Jejaring sosial seakan memperkuat kedudukan internet
sebagai new media communication, dimana jarak seakan tidak lagi terlihat, informasi
dan pesan bisa tersampaikan secara global dalam waktu singkat.

Saat ini manusia lebih sering berkomunikasi melalui internet, karena


memudahkan berinteraksi dan bekomunikasi yang tanpa batas, dengan kemudahan
tersebut jutaan manusia dari seluruh belahan dunia berinteraksi menggunakan internet
sehingga terbentuknya situs jejaring sosial . Pada awal kemunculannya, jejaring sosial
merupakan sebuah layanan jaringan atau situs yang memfasilitasi jaringan sosial yang
memiliki ketertarikan atau aktivitas yang sama. Sederhananya, perkembangan media
baru (termasuk jejaring sosial) dapat ditunjukkan dengan munculnya masyarakat maya
(virtual/cyber community), (nurudin, 2012:41).

Salah satu dari sekian banyak media sosial itu adalah instagram. Instagram
merupakan sebuah aplikasi microblogging yang mempunyai fungsi utama sebagai
sarana mengunggah foto secara instan.instagram sebagai media sosial berbasis gambar
dan video tentu menjadi lahan yang sangat luas untuk dimanfaatkan sebagai berbagai
sarana. Sepanjang tahun 2015 hingga 2016 banyak di temui di instagram akun-akun
yang dimanfaatkan sebagai online shop, akun dakwah, akun hiburan, akun resmi
perusahaan, akun penyedia jasa dan lainnya, tidak hanya itu komunitas demi
komunitas di instagram-pun bermunculan, selain menjadi komoditas tertentu hal ini
menjadi trend tersendiri dalam masyarakat indonesia. Fungsi media sosial tidak lepas
dari cyberspace, gibson memperkenalkan istilah “cyberspace” untuk menjelaskan
bahwa ada tempat di mana ia tidak nyata tetapi keberadaannya dapat dirasakan bahkan
1
menjadi kenyataan dalam benak (nasrullah, 2014: 18). Hingga sekarang komunitas di
instagram semakin beragam, mulai dari komunitas pertemanan, komunitas organisasi,
komunitas hobi hingga komunitas berbasis lokasi.

Kehadiran media sosial memberikan warna tersendiri sebagai saluran media


baru dalam menyampaikan informasi dewasa ini. Hal ini terlihat dari kelebihan media
sosial sebagai perkembangan teknologi yang memudahkan seluruh pengguna untuk
mengaksesnya hanya dengan melalui telepon genggam (albertus jodi, 2014). Media
sosial kini mayoritas digunakan oleh anak muda, khususnya di indonesia. Kemudian
pada proses pemilihan presiden 2019 kemarin merupakan salah satu contoh aplikatif
penggunaan kampanye dalam ranah media sosial untuk beberapa segmentasi target
suara, khususnya para pemilih pemula.

Pengguna media sosial instagram pada umumnya adalah anak muda atau
pemilih pemula, yang belum memiliki loyalitas tinggi terhadap calon presiden (capres)
dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu. Instagram merupakan bagian dari
budaya pop bagi para anak muda tersebut, sehingga capres dan cawapres sudah
sepatutnya menggunakan keberadaan instagram sebagai kesempatan untuk
menyampaikan pendidikan politik pada kalangan pemilih pemula. Apabila politisi
mampu memanfaatkan instagram dengan baik, maka bukan tidak mungkin pilihan
anak muda akan didasarkan pada informasi yang mereka dapatkan tentang capres-
cawapres melalui media sosial.

Anak muda yang gemar menggunakan instagram untuk mendapatkan


informasi, akun pribadi mereka tidak hanya digunakan untuk urusan pribadi semata,
tetapi untuk hal yang lebih serius seperti kegiatan pesan sosial dan politik. Instagram
memang menawarkan banyak kemudahan seperti kecepatan dalam menyampaikan
informasi, hal ini membuat para anak muda senang berlama-lama berselancar di dunia
maya (hana feberia, 2014). Kemudian hal tersebut berpotensi besar sebagai saluran
penyampaian informasi apapun lewat media sosial yang kini sedang populer.
Kepopuleran penggunaan media sosial di masyarakat terutama kalangan muda,
membuat para politisi memilih instagram sebagai media yang efektif untuk
berkampanye. Kampanye yang merupakan alat kehumasan dalam berkomunikasi
dengan publik menjadikan banyak politisi melihat media sosial sebagai media yang
bagus dalam menyalurkan input dan output politik.

2
Media sosial mampu memberikan umpan balik dari pesan politik yang
disampaikan kepada publik, khususnya para pemilih pemula yang memiliki potensi
dengan jumlah yang cukup signifikan. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan
komunikasi politik, kini dikembangkan melalui media sosial.perkembangan
penggunaan kampanye di instagram dapat dikatakan mencapai puncaknya pada masa
pemilihan umum tahun 2019. Calon anggota legislatif banyak memanfaatkan
keberadaan instagram untuk menjaring suara dari pemilih. Pemanfaatan instagram
dalam kampanye politik di indonesia bahkan menjadi lebih semarak pada saat masa
kampanye pemilihan presiden di tahun 2019. Sangat menarik ketika tim kampanye
kandidat pada pilpres 2019 memanfaatkan media sosial sebagai sarana berkampanye,
karena membantu menyampaikan gagasan kandidat dan mampu berkomunikasi dua
arah dengan publik.

Media sosial bukanlah satu-satunya media yang mampu mendorong dan


memfasilitasi partisipasi politik publik. Akan tetapi media sosial menyediakan
kemungkinan yang tidak disediakan oleh media-media lain. Berdasarkan hal tersebut,
maka pengaruh internet dan jejaring media sosial terhadap partisipasi politik memang
masih menjadi perdebatan, termasuk di indonesia. Timbul pertanyaan apakah
indonesia sebagai salah satu negara dengan persentase tingkat penggunaan jejaring
media sosial tertinggi di dunia mampu memanfaatkan media sosial sebagai saluran
kampanye yang mempunyai pengaruh positif terhadap partisipasi politik terutama para
pemilih pemula.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis, maka peneliti mengajukan
rumusan masalah yaitu bagaimana instagram menjadi media informasi pemilihan
presiden 2019.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan instagram
@opposite6890 sebagai media informasi pemilihan presiden 2019.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat akademis

3
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada
pengembangan penelitian di bidang disiplin ilmu komunikasi. Serta
diharapkan mampu menjadi acuan penelitian lanjutan dan memberikan
sumbangan bagi perkembangan ilmu komunikasi.

b. Manfaat praktis
Memberikan kontribusi berupa pemanfaatan instagram sebagai
media informasi pemilihan presiden.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Media Sosial
Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna
merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual
(nasrullah, 2016:11). Selaras dengan definisi media sosial yang di kemukakan
oleh nasrullah, dapat disimpulkan bahwasannya dengan media sosial,
penggunanya dapat saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan siapa saja
dan dimana saja, tanpa ada aspek geografis yang membatasi. Dengan media
sosial, siapapun bisa terhubung dengan para pengguna media sosial lainnya,
diseluruh dunia.

2. Instagram
Instagram secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi mobile
berbasis ios, android dan windows phone dimana pengguna dapat membidik,
meng-edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama instagram dan
jejaring sosial lainnya. Foto atau video yang dibagikan nantinya akan terpampang
di feed pengguna lain yang menjadi follower anda. Sistem pertemanan di
instagram menggunakan istilah following dan follower. Following berarti anda
mengikuti pengguna, sedangkan follower berarti pengguna lain yang mengikuti
anda.
Selanjutnya setiap pengguna dapat berinteraksi dengan cara memberikan
komentar dan memberikan respon suka terhadap foto yang dibagikan. Instagram
awalnya dikembangkan oleh startup bernama burbn, inc yang dimotori oleh kevin
systrom dan mike krieger. Di tangan keduanya instagram sukses membuat raksasa
jejaring sosial facebook bertekuk lutut sehingga bersedia membelinya seharga $1
miliar, akuisisi itu terjadi pada 9 april 2012.
Instagram disukai karena kemudahan dan kecepatannya dalam berbagi foto
ditambah beberapa filter bergaya retro yang menarik. Instagram memberikan cara
5
baru berkomunikasi di jejaring sosial melalui foto (bambang, 2012: 16). Dalam hal
ini, instagram bersifat real time. Hampir setiap detik terus ribuan bahkan jutaan
foto disebarkan. Instagram dapat diakses setiap waktu, bisa setiap waktu sesuai
kehendak pengguna akun. Mengembangkan sebuah jaringan yang tidak terbatas,
dapat menyebarkan ide dan gagasan, sebagai sarana aktualisasi diri.

3. Komunikasi politik

a. Komunikasi politik menurut tiga para ahli sendiri di antaranya :


1. Maswadi Rauf : komunikasi politik merupakan bagian objek dari
kajian ilmu politik, karena pesan-pesan yang diungkapkan dalam
proses komunikasi bercirikan politik yakni berkaitan dengan
kekuasaan politik negara, pemerintahan dan juga aktivitas
komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik.
2. Mueller (1973) : komunikasi politik didefinisikan sebagai hasil yang
bersifat politik apabila menekankan pada hasil. Sedangkan definisi
komunikasi politik jika menekankan pada fungsi komunikasi politik
dalam sistem politik, adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu
sistem politik dan antara sistem tersebut dengan lingkungannya.
3. Almond dan Powell : komunikasi politik sebagai fungsi politik
bersama-sama fungsi artikulasi, agregasi, sosialisasi dan rekruitmen
yang terdapat di dalam suatu sistem politik dan komunikasi politik
merupakan prasyarat (prerequisite) bagi berfungsinya fungsi-fungsi
politik yang lain.

Jika ditarik kesimpulannya, bahwa komunikasi politik merupakan bagian


dari objek kajian ilmu politik yang disebabkan karena adanya interaksi yang
bersifat politik dan memiliki fungsi agregasi, artikulasi, sosialisasi dan juga
rekruitmen.

b. Jenis – jenis komunikasi politik


Dalam komunikasi politik, terbagi beberapa jenis komunikasi politik,
antara lain :
1. Komunikasi politik digital
Keberadaan perkembangan komunikasi di era digital atau
media sosial mempengaruhi keefektifan komunikasi politik.
Terutama terjadi pada komunikasi politik digital. Seperti apa yang
6
pernah terjadi di indonesia, bahwa masyarakat negara republik
Indonesia kini dapat mengirim pesan dan kritik langsung kepada
para tokoh politik melalui media sosial. Hal ini akan
menimbulkan sensasi tersendiri bagi masyarakat.
Bahkan, perkembangan komunikasi politik digital juga
dikuatkan oleh keputusan presiden jokowi yang secara resmi telah
meluncurkan akun media sosial terbarunya melalui youtube.
Dengan akun ini, bapak presiden dapat berkomunikasi atau
menyampaikan pesan kepada masyarakat indonesia melalui video
dan diunggah ke youtube.
Setelah sebelumnya, presiden jokowi juga sudah melakukan
komunikasi ke masyarakat melalui akun resminya yaitu facebook
dan twitter yang menggunakan akun berbasis microblog, agar
tidak sembarang orang dapat membobol akun beliau.tujuan positif
pada komunikasi politik digital ini yaitu agar pesan tersampaikan
secara masal melalui media sosial yang mulai digandrungi
masyarakat. Masyarakat dibebaskan untuk menyampaikan
pandangan, kebijakan, dan juga kinerja kabinet kerja yang
dipimpinnya.

2. Komunikasi politik pers


Tak hanya pejabat yang menggunakan komunikasi politik,
pers pun ikut menggunakan komunikasi politik sebagai ajang
informasinya agar sampai ke masyarakat secara bersamaan. Hal
ini terjadi khususnya pada pers di indonesia. Keberadaan sejarah
pers di indonesia yang berhubungan dengan adanya pergerakan
nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional, dan
kehidupan rakyat.
Namun, seiring berjalannya waktu, posisi dan peranan pers
di indonesia telah mengalami pergeseran yang mengikuti
perkembangan sejarah negara dan sistem politik di negara. Tapi,
hal ini masih dikuatkan dengan karakter pers di indonesia yang
konstan, yaitu berkomitmen di sosial-politik.
Yang sangat disayangkan adalah, media massa pada
umumnya tunduk pada sistem pers, sedangkan sistem pers sendiri
7
telah tunduk pada sistem politik yang ada. Sehingga, sistem pers
ini merupakan pengikut sistem politik dan mau tidak mau media
massa pun ikut-ikutan pada sistem politik. Hingga kemudian
menjadi media politik dan mengakibatkan komunikasi politik di
dalam media massa terjadi.

c. Fungsi komunikasi politik


Adapun beberapa fungsi dari komunikasi politik itu di antaranya :

- Komunikasi politik memiliki peranan yang sangat penting dalam


kepekaan hingga menangkap dengan jelas keberadaan sesuatu yang
ditimbulkan dalam dunia politik. Seperti kejadian politik yang dapat
ditangkap langsung oleh komunikasi politk.
- Komunikasi politik ini nantinya akan diperlukan dalam komunikasi
internasional, hubungan internasional, maupun dalam lingkup
internasional komunikasi politik.
- Komunikasi politik juga memiliki mata rantai disiplin ilmu. Disiplin
ilmu tersebut yang kemudian akan menjelaskan bahwa komunikasi
politik juga berhubungan dengan media sosial, budaya, agama, dan lain
sebagainya.

B. Kerangka Pemikiran
Penelitian dengan judul penggunaan instagram sebagai media informasi pilpres
2019 ini muncul dari fenomena menjamurnya akun yang menyebarkan berita pilpres
di instagram. Berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan, banyak sekali
akun yang menggunakan instagram sebagai alat untuk mempromosikan atau
mengkampanyekan capres dan cawapresnya. Peneliti kemudian memilih akun
@opposite6890, karena followers nya pada media sosial instagram telah mencapai
angka 354k atau sekitar 354.000 per Juli 2019. Alur penelitian ini nantinya adalah,
peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan instagram sebagai media informasi
yang di lakukan oleh opposite6890.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada sebuah penelitian dibutuhkan metode agar penelitian dapat dilakukan secara
sistematis, sehingga menghasilkan penjelasan yang akurat atas masalah yang diteliti. Metode
merupakan keseluruhan cara berpikir yang digunakan peneliti untuk menemukan jawaban dan
penjelasan dari masalah yang diteliti. Metode penelitian meliputi cara dan prinsip berpikir
mengenai masalah yang diteliti, pendekatan yang digunakan, dan prosedur ilmiah yang
ditempuh untuk mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan (pawito,
2008 : 83). Berikut ini adalah pemaparan metodologi penelitian, yang akan digunakan oleh
peneliti.

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penelitian
yang telah dipaparkan sebelumnya, jenis penelitian yang akan digunakan peneliti
adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif hanya akan memaparkan situasi atau
peristiwa, sehingga peneliti tidak perlu mencari atau menjelaskan hubungan, serta
tidak menguji hipotesis (rakhmat, 2008 : 24). Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya, melalui pengumpulan
data yang lebih mengutamakan kualitas bukan kuantitas data (kriyantono, 2006 : 58).
Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin menjelaskan tentang
bagaimana instagram dimanfaatkan menjadi salah satu media informasi pilpres. Oleh
karena itu, hal tersebut harus digali secara mendalam tanpa reduksi ataupun isolasi
terhadap variable-variable tertentu, sehingga diperoleh data-data yang lengkap dan
peneliti mampu menjelaskan secara komprehensif.

B. Subjek Dan Objek Penelitian


Subjek penelitian amirin (dalam idrus, 2009 : 91) menyebutkan bahwa subjek
dari penelitian adalah seseorang atau sesuatu mengenainya ingin diperoleh keterangan.
Maka subjek dari penelitian ini adalah founder dan followers akun opposite6890.
Objek penelitian obyek penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui oleh peneliti

9
atau yang diteliti dari subjek penelitian. Maka obyek penelitian pada penelitian ini
adalah pemanfaatan instagram sebagai media informasi pilpres.

C. Unit Analisis
Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang situasi sosial dan objek penelitian. Unit analisis penelitian ini
meliputi tiga komponen, menurut spradly (sugiyono 2007 : 68) yaitu: pertama place
atau tempat dimana interaksi dalam penelitian berlangsung, kedua actor atau pelaku
yang sesuai dengan objek penelitian tersebut. Tiga, activity atau kegiatan yang
dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Unit analisis membantu
untuk melakukan wawancara, sebagai bahan dalam membuat penelitian. Unit
penelitian dalam penelitian ini adalah pemanfaatan media informasi pada akun
instagram opposite6890.

D. Teknik Pengumpulan Data


Ada tiga jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data
primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian, sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang
diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data
yang akan dilakukan peneliti adalah:

1. In-depth interview (wawancara, mendalam)


Wawancara, mendalam secara umum merupakan proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab seraya bertatap muka
antara pewawancara, dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, (interview guide), yang difokuskan pada unit analisis yang akan
diteliti. Perbedaan mendasar wawancara, mendalam dengan wawancara, lainnya
adalah bahwa wawancara, mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan
waktu yang lama bersama informan di lokasi peneliti(bungin, 2007 : 108). Dalam
penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara, mendalam dengan subjek
dalam penelitian ini yaitu founder dan followers akun opposite6890.

2. Dokumentasi

10
Dokumentasi digunakan untuk menelusuri data histori. Sifat utama dari
data ini adalah tak terbatas ruang dan waktu, sehingga memberi peluang kepada
peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi dimasa lalu. Peneliti akan
memperoleh data sekunder dari dokumen-dokumen yang terkait dengan masalah
yang akan diteliti, baik berupa foto atau laporan tertulis.

3. Observasi

Metode ini adalah proses langsung mengamati subjek dan objek penelitian
secara langsung. Dengan metode ini, peneliti dimungkinkan melihat serta
mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku serta kejadian yang telah terjadi
sebenarnya. Pada dasarnya, melalui metode ini memungkinkan peneliti merasakan
apa yang dirasakan oleh objek penelitian pada waktu itu sehingga tidak menutup
kemingkinan apabila peneliti menjadi sumber data. Memungkinkan pembentukan
pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak
subjek (moleong, 2010:175).

E. Metode Analisis Data


Dalam menganalis data dan informasi yang diperoleh dari penelitian di
lapangan, peneliti menggunakan analisis interactive model yang dikemukakan oleh
miles dan huberman (1994) dalam pawito (2007:104). Teknik analisis ini memiliki
tiga komponen yaitu :
1. Reduksi data, dimaksudkan bahwa dalam tahap ini sebagai proses pemilihan data
dan informasi yang telah didapatkan selama melakukan penelitian di lapangan.
Dalam tahap ini peneliti fokus pada penyederhanaan data yang diperoleh. Setelah
data yang diperoleh mampu diringkas, peneliti dapat menemukan konsep-konsep
serta pola- pola data yang diinginkan yang kemudian dirancang dalam bentuk hasil
analisa akhir.
2. Penyajian data, merupakan sebuah proses yang menyajikan data penelitian dalam
sebuah kesatuan yaitu hasil akhir penelitian melalui kalimat yang disusun secara
sistematis dan logis sehingga mudah untuk dipahami. Oleh karena itulah sangat
diperlukan penyajian data yang jelas dan sistematis dalam membantu peneliti
menyelesaikan pekerjaannya.
3. Kesimpulan, merupakan implikasi dari prinsip induktif penelitian. Selain itu,
kesimpulan diverivikasi selama penelitian berlangsung guna memperoleh
11
kebenaran tentang sebuah data dan informasi. Secara keseluruhan, data dan
informasi yang diperoleh akan diuji kebenarannya, kekuatannya, serta kecocokan
dengan tujuan sebagai media validitasnya.

F. Metode Keabsahan Data


Kegiatan ini diperlukan demi mendapatkan data dan informasi yang sah serta
agar hasil penelitian mampu dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Dan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai metode keabsahan data
yang diperoleh selama penelitian.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan


sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (moleong, 2010:330). Teknik triangulasi penggunaan
sumber merupakan teknik yang digunakan. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif patton
(1987:331) dalam moleong (2010:330). Hal itu dapat dicapai dengan jalan seperti
berikut : membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Membandingkan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagi pendapat dan pandangan orang lain.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu dokumen yang berkaitan.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Ali Ma’ruf, 2017, “Analisa Penggunaan Instagram Sebagai Media Informasi Kabupaten
Nganjuk”

Dewi Rahmawati, 2016, “Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi
Pemasaran Online”

Afiffatus Sholihah, 2018, “Penggunaan Instagram Sebagai Media Promosi”

Rafika Nuari, 2015, “Pengaruh Kampanye Capres-Cawapres di Media Sosial Terhadap


Partisipasi Pemilih Pemula pada Pemilihan Presiden 2014”

https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/komunikasi-politik/amp

13

Anda mungkin juga menyukai