Anda di halaman 1dari 11

Devina Tiara Putri – 180810190001

Triandhini Cempaka Sari – 180810190042


Pristina Putri Kamaludin – 180810190033
Vedi Ayu Nabilla – 180810190023
Silvina Emmanuele Aracely Gunawan - 180810190035

“Peranan Media Sosial Dalam Peningkatan


Kunjungan Wisatawan”

Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh media sosial dalam
peningkatan pariwisata dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Media sosial sendiri
merupakan platform untuk berbagi informasi berupa teks, foto, video, dan audio. Peran media
sosial cukup besar dalam mengenalkan tempat wisata baru kepada khalayak sehingga menarik
minat wisatawan untuk berkunjung. Fungsi media sosial sebagai sarana promosi diantaranya
sumber informasi, komunikasi, membentuk persepsi dan emosi, branding, serta pemasaran.
Sehingga, media sosial yang saat ini banyak digunakan di berbagai kalangan dapat meningkatkan
minat masyarakat dalam berwisata.
Kata Kunci : Media Sosial, Pariwisata, Peningkatan

This article is written to find the effect of social media in increasing tourism by using
descriptive-qualitative method. Social media itself is a platform to share information in the form
of text, photo, video, and audio. Social media plays a relatively big role in introducing new tourist
attractions to the public and thus attracting tourists to visit. The functions of social media as a
means of promotion include information source, communication, shaping perception and emotion,
branding, and marketing. So social media which is widely used by the people is able to increase
public's interest in tourism.
Keywords : Social Media, Tourism, Increasement

I. Pendahuluan

Perkembangan dunia maya semakin hari semakin pesat. Semua diawali dengan pemakaian
website dan email atau surel atau surat elektronik, namun kini semua berkembang lebih jauh lagi,
kini dikenal beberapa istilah baru dalam dunia maya, salah satunya adalah blog, yang kemudian
menjadi wadah bagi orang-orang untuk bercerita dan berbagi informasi mengenai banyak hal.
Kemudian dikenal juga Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan berbagai aplikasi/platform lain
yang sejenis. Aplikasi-aplikasi tersebut dikenal sebagai media sosial atau yang biasa disingkat
medsos. Setiap harinya pengguna media sosial selalu bertambah. Sebagian besar orang
menggunakan beberapa media sosial sekaligus dalam kehidupan sehari-harinya. Aplikasi-aplikasi
tersebut diakses melalui berbagai macam perangkat seperti komputer, laptop, ponsel atau tablet.
Kini, media sosial telah menjelma menjadi bagian dari masyarakat dunia, termasuk masyarakat
Indonesia. Akses terhadap media sosial selalu meningkat, sebab kini, internet dan media sosial
tidak lagi memberikan informasi satu arah, namun sudah menjelma menjadi wadah komunikasi
dua arah yang menyediakan akses interaksi antar pengguna.
Di media sosial, pertukaran informasi terjadi dengan sangat cepat. Orang-orang bisa
membagikan momen apapun yang dilewatinya ke media sosial bersamaan dengan terjadinya
momen tersebut. Pengakses informasi tersebut juga bisa datang darimana saja termasuk oleh
pengguna media sosial yang berada di negara maupun benua lain. Salah satu informasi yang sering
tersebar adalah informasi terkait perjalanan wisata. Melalui akun media sosial, banyak orang bisa
membagikan momen perjalanan wisatanya kepada orang lain. Melalui cerita yang dibagikan,
terciptalah interaksi antara pemilik akun dengan pembaca atau penikmat konten yang disajikannya.
Dari interaksi ini dapat terjadi peningkatan kegiatan pariwisata, karena dalam berwisata selalu ada
dua faktor yang saling berhubungan, yang pertama adalah faktor pendorong dan yang kedua adalah
faktor penarik (dikenal dengan istilah push and pull factors). Faktor pendorong umumnya bersifat
sosial-psikologis atau merupakan person specific motivation, sedangkan faktor penarik merupakan
destination specific attributes.
Pembahasan mengenai faktor pendorong dan faktor penarik ini dijelaskan oleh Richardson
dan Fluker dalam buku Sosiologi Pariwisata (Pitana, I. dan Gayatri, 2005) : 1 “Push factors are
all the economic, social demographic, technological and political forces that stimulate a demand
for tourism activity by ‘pushing’ consumers away from their usual place of residence. These are
the dominant factors when people decide they want to ‘get away from it all’, but are vague about
where they want to go.” Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi yang terjadi
lewat media sosial bisa menjadi salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk pada akhirnya
melakukan perjalanan wisata. Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok atau bahkan blog merupakan
kekuatan teknologi yang mampu memberikan stimulus bagi para calon konsumen dengan menjadi
faktor pendorong bagi mereka untuk melakukan perjalanan wisata.
Berdasarkan fenomena tersebut, tulisan ini berusaha menggali lebih dalam mengenai
pengembangan potensi media sosial yang ternyata bisa menjadi sarana promosi yang interaktif
bagi pertumbuhan pariwisata. Rumusan masalah ini dapat dijawab setelah perkembangan media
sosial dan pariwisata dijabarkan lebih detail lagi. Terkait dengan tema tersebut, tujuan tulisan ini
tentunya adalah untuk mengidentifikasi bagaimana media sosial bisa menjadi sarana promosi yang
interaktif dan menguntungkan bagi bidang pariwisata. Dikarenakan media sosial saat ini terus
berkembang sebagai sarana pertukaran informasi yang mencakup seluruh dunia,
perkembangannya tentunya diharapkan dapat membawa manfaat, pada pembahasan kali ini
manfaat media sosial difokuskan pada poin bagaimana media sosial mampu menjadi media
promosi yang efektif.
II. Metode Penelitian

Pada penelitian kali ini, kelompok kami menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah sebuah riset yang memiliki sifat penjelasan mengenai analisis. Di dalam
pelaksanaannya, metode penelitian kualitatif melakukan penelitiannya secara subjektif. Disini
kami menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena penelitian ini mendeskripsikan
bagaimana peranan media sosial sebagai sarana dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Data-
data yang diperoleh berupa kualitas bentuk-bentuk verbal yang berwujud tuturan.

III. Pembahasan

1. Sosial Media
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, media sosial adalah sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform
dasar media sosial. Media sosial ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social
network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video,
rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek
kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas konten
(misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya
world of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).
Seperti yang dikemukakan oleh Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah situs
jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun profil
publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka
terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan
suatu sistem (Henderi, 2007: 3). Di dalam Sosial Media, kita dapat mengunggah apa pun dan dalam
bentuk manapun yang kita inginkan. Philip Kotler dan Kevin Keller mendefinisikan media sosial
sebagai sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu
sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568). Di masa sekarang,
semua orang menggunakan media sosial mulai dari anak-anak sampai lansia, baik hanya untuk
berkirim pesan dengan keluarga maupun untuk memposting kegiatan menarik yang dialami.
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang
terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, instagram, facebook, atau
video di YouTube yang dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang
iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang
iklannya. Sekarang pemasangan iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat
banyak orang (Zarrella, 2010, h. 2). Selain memasang iklan, sosial media juga berguna sebagai
tempat mata pencaharian, yaitu misal sebagai Content Creator, Youtuber dan Tiktoker, dengan
meng-upload konten-konten menarik dan mendapat paid promote serta sponsorship.
Sebelum adanya internet, masyarakat berkomunikasi menggunakan telepon kabel dan
surat. Kemudian internet tercipta dan terus berkembang pesat. Para pengguna internet kini dapat
mengakses internet 24 jam dari personal computer di rumah mereka, melalui telepon pintar atau
tablet mereka. Seiring dengan semakin mudahnya mengakses internet, maka semakin banyak pula
media sosial yang bermunculan, seperti facebook yang mulai mendunia sejak tahun 2008, twitter,
path, instagram, tumblr, dan masih banyak lagi. Perkembangan penggunaan internet yang
demikian pesat dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Sumber: Nielsen (dalam paparan Plt. Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan IPTEK pada seminar Creative Economy in Indonesia di Asian
Development Bank, Manila, Filipina, 2 Oktober 2012).

Pada gambar 1 dan gambar 2 terlihat bahwa sampai pada tahun 2011 jumlah pengguna
internet di Indonesia telah mencapai 22%. Bahkan pengguna telepon genggam sudah mencapai
78%. Kedua data tersebut membuktikan bahwa teknologi, termasuk internet, sudah berperan besar
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan bukan lagi suatu kemewahan seperti pertama
teknologi dan internet dirilis. Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring
(2013), pengguna layanan internet sudah mencapai 62,9 juta pelanggan. Maka tidak heran bila
Indonesia tercatat sebagai salah satu pengguna facebook terbanyak di dunia dengan jumlah
pengguna sebanyak sekitar 47 juta dan pengguna twitter sebanyak 19,7 juta. Diantara para
pengguna internet tersebut, banyak pula yang memiliki akun blog pribadi yang isinya bervariasi,
mulai dari masalah pribadi sampai memberikan informasi mengenai berbagai subjek.
Pada tahun 2017, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia merilis
jumlah pengguna internet pada tahun itu yang mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan
54,68% dari total jumlah penduduk Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan
jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara KEMENKOMINFO (2017). WeAreSocial.net
dan Hootsuite 2017 juga merilis data mengenai jumlah pengguna media sosial di Indonesia, dalam
kurun waktu satu tahun perkembangan pengguna internet naik 51%. Sampai sekarang, media
sosial dan internet terus berkembang, begitu pula penggunanya.
Perkembangan sosial media membuat masyarakat menjadi lebih gemar menyuarakan
pendapat mereka, baik mengenai isu pribadi maupun isu sosial. Selain adanya opsi anonimitas,
suara mereka juga mencangkup jangkauan yang luas dan tidak terbatas lewat sosial media.
Berkembangnya kepopuleran media sosial yang begitu pesat tidak lain karena media sosial sangat
efektif dan efisien dalam penyebaran informasi dan meminimalkan salah paham dalam
penyampaian pesan. Dalam penyebaran informasi, internet (dalam hal ini media sosial) telah
meminimalkan biaya dan waktu dalam penyampaiannya. Penyampaian informasi yang dahulu
hanya dapat dilakukan kepada segelintir orang, kini dapat disampaikan hingga kepada milyaran
orang. Penyampaian yang dilakukan lewat medium tulisan juga meminimalkan salah tafsir akan
pesan yang disampaikan karena pesan yang disampaikan terekam jelas lewat medium tersebut.
Oleh karena itu, jelas sekali bahwa media sosial merupakan alat komunikasi yang murah dan
mampu menjangkau banyak kalangan, sehingga cocok sebagai medium dalam berpromosi.

2. Pariwisata

Pariwisata merupakan kegiatan wisata yang dilakukan secara berulang ulang, dapat juga
diartikan sebagai perjalanan wisata yang dilakukan berkali kali. Lantas apa itu kegiatan wisata?
Kegiatan wisata merupakan perjalan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dari
tempat tinggal menuju tempat lainnya, untuk mendapat-kan pengalaman yang menarik. Dalam UU
Republik Indonesia No.9 Th.1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan
bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Menurut Yoeti (2008:8) pariwisata harus memenuhi empat kriteria di bawah ini, yaitu: 1)
perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukan di luar tempat
kediaman di mana orang itu biasanya tinggal 2) tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk
bersenang-senang, tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW yang dikunjungi. 3) uang yang
dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya, di mana dia bisa tinggal atau
berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan;
dan 4) perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih.
Perkembangan pariwisata yang begitu pesat tentunya tidak bisa dielakkan akan
menimbulkan dampak pariwisata, mulai dari dampak ekonomi, sosial budaya, sampai ke dampak
terhadap lingkungan baik itu dampak positif atau dampak negatif (Pitana 2009: 183).
Berdasarkan Undang Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pembangunan
kepariwisataan meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan
kepariwisataan. Seiring dengan perkembangan zaman, sektor kepariwisataan terus menunjukkan
eksistensinya. Setiap tahun kunjungan turis mancanegara selalu bertambah, begitu pula
sebaliknya. Walaupun, pada tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara mengalami penurunan
yang cukup signifikan. Dari sini, dapat dilihat bahwa pariwisata Indonesia memiliki potensi besar
yang bisa terus dikembangkan.

(Sumber : BPS, 2021)


3. Platform Sosial Media dan Peranannya dalam Peningkatan Kunjungan
Wisatawan
Saat ini sosial media digunakan untuk berbagai hal termasuk untuk promosi tempat wisata.
Dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pengguna internet di
Indonesia saat ini sekitar 63 juta jiwa. Kemudian untuk 95% dari data tersebut mengakses internet
untuk bermain di jejaring sosial. Dari data tersebut sudah terlihat bagaimana potensi yang bisa
didapatkan dari promosi di sosial media. Semakin banyak orang yang mengakses media sosial,
maka semakin besar pula peluang untuk mempromosikan produk atau jasa agar dilirik
penggunanya.
Peran media sosial cukup besar dalam mengenalkan tempat wisata baru kepada khalayak
sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, banyak diantara para wisatawan
yang membagi pengalamannya berwisata melalui media sosial seperti blog, Facebook, Instagram,
Twitter, dan lain-lain. Media sosial juga digunakan oleh mereka yang berkecimpung di industri
pariwisata sebagai sarana pemasaran.
Peran media sosial sebagai sarana promosi wisata, diantaranya :
a) Sumber Informasi
Salah satu peranan media sosial adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Selain
media massa seperti televisi, radio, majalah, dan surat kabar, para wisatawan
memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi mengenai berbagai daerah wisata
yang akan dikunjungi. Saat ini banyak sekali platform media sosial yang memposisikan
dirinya sebagai media yang khusus mengulas hal-hal yang berkaitan dengan wisata seperti
tips dan trik berwisata, daerah wisata serta akomodasi yang terdapat di daerah wisata.
b) Komunikasi
Pemanfaatan media sosial untuk promosi wisata adalah sebagai sarana komunikasi. Pelaku
bisnis di industri pariwisata umumnya memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk
berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan pelanggan. Melalui komunikasi dua arah
ini, para pelaku bisnis dapat mengetahui dengan segera umpan balik yang diberikan oleh
wisatawan ataupun publik terkait dengan layanan yang diberikan. Umpan balik ini menjadi
bahan evaluasi bagi pelaku bisnis untuk terus memperbaiki layanannya sebagai bagian dari
promosi wisata yang dilakukan agar meningkatkan jumlah wisatawan.
c) Membentuk Persepsi dan Emosi
Hasil studi yang dilakukan oleh Kim, Fesenmaier, dan Johnson (2013) menyatakan bahwa
platform media sosial seperti Facebook berpotensi besar memberikan efek yang sangat
signifikan bagi persepsi dan emosi wisatawan selama melakukan perjalanan wisata dan
karenanya dapat membuat pengalaman berwisata menjadi lebih berwarna. Pengalaman
inilah yang dapat dibagi oleh wisatawan melalui berbagai platform media sosial yang
dimiliki kepada orang lain. Secara tidak langsung, wisatawan tersebut membantu
mempromosikan daerah wisata yang baru dikunjunginya.
d) Branding
Media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk branding destinasi wisata. Dalam
arti mengenalkan daerah-daerah yang berpotensi menjadi destinasi wisata kepada
khalayak. Branding ini bisa disebut juga dengan identitas daerah wisata yang disajikan
melalui nama, logo, warna, ataupun tagline. Kelebihan media sosial untuk meningkatkan
brand awareness destinasi wisata adalah mengenalkan destinasi wisata agar dapat dengan
mudah dicari orang yang gemar atau aktif di dunia maya. Dengan membentuk branding
destinasi wisata diharapkan dapat membuat pengguna media sosial yang menjadi pengikut
memperoleh informasi terbaru mengenai berbagai destinasi wisata yang ada. Selain itu,
pembentukan branding ditujukan juga untuk menjangkau khalayak yang lebih luas lagi.
e) Pemasaran
Mudahnya media sosial untuk diakses dimanapun dan kapanpun memberikan peluang bagi
pelaku bisnis untuk menjangkau khalayak lebih luas lagi guna mempromosikan beragam
daerah wisata yang ada. Karena itu, pelaku bisnis dapat menerapkan strategi komunikasi
pemasaran yang sesuai dan efektif, salah satunya strategi komunikasi pemasaran melalui
jejaring sosial, dengan menitikberatkan pada konten yang menarik dan mendorong
masyarakat untuk membaginya melalui jejaring sosial kepada orang-orang yang menjadi
temannya.
Berikut merupakan beberapa contoh pemasaran pariwisata di platform media sosial :
a. Twitter
Banyak akun pengguna twitter yang membagikan pengalaman mereka serta tips dan trik
dalam berwisata, salah satunya ada akun dengan nama pengguna @canisiusandrew yang
merupakan seorang travel blogger. Selain itu, ada akun yang membagikan utas berisi
rekomendasi tempat wisata seperti akun @majalahsunday.

https://tinyurl.com/ardfxate
https://tinyurl.com/ydf4frcw

Terdapat juga autobase yang merupakan sebuah akun untuk memfasilitasi orang-orang
yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama terhadap suatu hal untuk kemudian
sebagai sarana bertukar informasi
https://tinyurl.com/fjtkysft
https://tinyurl.com/33yr6twv

Contoh mention confess atau yang biasa disingkat menfess, menanyakan tempat wisata.

https://tinyurl.com/x43sabkx https://tinyurl.com/46eeyeec

b. Instagram
Sekarang sudah banyak bermunculan akun wisata tiap-tiap daerah yang memudahkan
wisatawan dalam mencari destinasi sesuai zona yang diinginkan.

https://instagram.com/wisata_bogor?utm_medium=copy_link

c. Facebook
Di Facebook banyak komunitas yang memudahkan khalayak untuk mencari info wisata.
d. Blog
Walau sudah jarang terdengar namun blog masih cukup eksis di kalangan masyarakat.
Biasanya blogger membagikan pikiran dan pengalaman mereka berupa tulisan.

https://tukangngider.com/

e. YouTube
YouTube juga menjadi salah satu platform yang cukup berpengaruh dalam upaya
peningkatan jumlah wisatawan, banyak travel vlogger bermunculan. Mereka mengeksplor
tempat-tempat wisata dan mengabadikannya dalam sebuah video lalu diunggah ke platform
YouTube. Salah satu travel vlogger yang jumlah pengikutnya cukup banyak adalah
Backpacker Tampan.

https://youtube.com/c/BackpackerTampan
IV. Kesimpulan

Media sosial merupakan platform dimana penggunanya dapat berbagi informasi, teks, foto,
video, dan audio dengan satu sama lain. Media sosial juga menjadi tempat yang ramai digunakan
untuk berbagai hal, salah satunya untuk mempromosikan pariwisata. Pariwisata sendiri berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan
bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata, termasuk usaha yang berkaitan
dengan tempat wisata. Peran media sosial sebagai sarana promosi wisata, diantaranya adalah
sebagai sumber informasi, komunikasi, membentuk persepsi dan emosi, branding, serta
pemasaran. Oleh karena itu, perannya cukup besar dalam mengenalkan tempat wisata baru kepada
khalayak umum. Selain itu, banyak diantara para wisatawan yang membagi pengalamannya
berwisata melalui media sosial seperti blog, Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok dan lain-lain.
Media sosial juga digunakan oleh mereka yang berkecimpung di industri pariwisata sebagai sarana
pemasaran. Oleh karena itu, media sosial yang saat ini banyak digunakan di berbagai kalangan
dirasa dapat meningkatkan minat masyarakat dalam berwisata.

V. Daftar Pustaka

Nurjanah, N. (2018). Pemanfaatan Media Sosial Masyarakat Sadar Wisata Dalam


Mempromosikan Potensi Wisata Baru. Medium, 6(2), 39–50.
https://doi.org/10.25299/medium.2018.vol6(2).2412

Rofifah, D. (2020). 済無No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media History
of Documents, 12–26.

Luminmarso. (2005). Promosi atau Pemasaran Menjadi Daya Tarik Peserta Dalam Mengikuti
Suatu Kejuaraan. Sosiohumaniora, 23, 10–11.

Elistia. (2020). Perkembangan dan Dampak Pariwisata di Indonesia Masa Pandemi Covid- 19.
Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (KNEMA), 1177, 1–16.

Primadany, S. (2013). Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi Pada Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi Publik
Mahasiswa Universitas Brawijaya, 1(4), 135–143.

Verent. 2020. “Metode Penelitian Kualitatif Serta Contohnya”, https://tambahpinter.com/metode-


penelitian-kualitatif/, diakses pada 13 Oktober 2021 pukul 18.34.

Accsesstrade. 2020. “Platform-platform Sosial Media Terbaik Sebagai Media Marketing“,


https://accesstrade.co.id/sosial-media-terbaik-1534, diakes pada 13 Oktober 2021 pukul 18.40.

Ramadhan, Rizky. 2020. “Bahasan seputar akun Base dan Menfes di Twitter“,
https://www.bukugue.com/akun-base-atau-menfess-di-twitter/, diakses pada 13 Oktober 2021
pukul 18.41.
Ramadhani, Mutiara. 2020. “Inilah 6 auto base yang wajib di-follow anak Twitter”,
https://m.brilio.net/creator/inilah-6-auto-base-yang-wajib-di-follow-anak-twitter-55b79e.html,
diakses pada 18 Oktober 2021 pukul 18.43.

Anda mungkin juga menyukai