Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS Etika Komunikasi Politik

“Menganalis SE Rohidin Mersyah”

Dosen Pengampuh :Drs. Lamhir Syam Sinaga M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA :

YULI HARTANTO D1E015072

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2018
BAB I
PENDAHULUAN

Munculnya kabar dari bocornya Surat Edaran Rohidin Mersyah yang menyatakan bahwa
beliau menghimbau kepada seluruh praktisi Golkar untuk memenangkan pasangan No. Urut 4
yakni Patriana Sosialinda membuat beberapa masyarakat memberikan respon terhadap hal
tersebut, ada masyarakat yang sangat memeprsoalkan hal tersebut dan ada juga yang tidak terlalu
peduli akan hal tersebut , hal ini biasanya diukur melalui latar belakang masyarakat itu sendiri
ada masuyarakat yang kritis sehingga ingin menyelidiki seperti apa surat edaran yang di
sampaikan langsung oleh rohidin mersyah dan ada juga masyarakat dari kalangan biasa yang
tidak terlalu paham mengenai politik, sehingga menganggap hal tersebut ya biasa-biasa saja,
namun penulis ingin mengetahui seberapa besar respon dari masyarakat mengenai hal tersebut,
disini penuli memfokuskan mengenai apakah ada pelanggaran didalamnya sehingga nantinya
dapat diambil kesimpulan dari isu politik tersebut, rohidin mersyah merupakan PLt Gubernu
Provinsi Bengkulu yang saat ini menjabat sebagai PLT gubernur menggantikan peran Ridwan
Mukti yang beberapa bulan yang lalu terkena kasus OTT oleh KPK sehingga status beliau
sekarang menjadi tersangka korupsi,

Rohidin mersyah sebelumnya diusung oleh partai golkar dan akhirnya membawa nama
beliau menjadi orang nomor satu di provinsi bengkulu, saat ini sudah banyak pekerjaan yang
beliau slesaikan , selain menjabat sebagai PLT Gubernur , beliau juga menjabat sebagai ketua
DPP partai Golkar hal ini yang menjadikan beliau amat sangat dikenal oleh elit politik , namun
dari sisi masyarakat belum banyak yang mengetahui bahwa rohidin mersyah juga menjabat
sebagai ketua DPP partai golkar sehingga hal ini yang menjadikan presepsi masyarakat terlalu
berlebihan terhadap dirinya, beberapa waktu lalu sempat terdengar isu mengenai bocornya Surat
Edaran Rohidin mersyah yang didalam surat edaran tersebut menyatakan bahwa beliau
mendukung penuh pasangan no urut 4 dalam pemilihan walikota dan wakil walikota bengkulu,
sehingga hal ini banyak menjadi perbincanagan karena banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa seharusnya seorang plt gubernur bersifat Netral dan tidak memihak manapun karena
merupakan pejabat negara, namun ada juga yang memiliki pendapat lain yakni mengenai hal
tersebut bahwa , hal itu lumrah mengingat rohidin mersyah memiliki jabatan tertinggi di partai
politik golkar sehingga menimbulkan 2 pemikiran yang sama-sama harus diamati serta ditelusuri
dengan baik manakah pendapat yang sesuai .

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada pelanggaran Etika Politik dalam surat edaran rohidin mersyah

Manfaat Penelitian

1. Menjadikan penulis mengetahui mengenai etika politik


BAB II

PEMBAHASAN

Jadi menurut saya Surat Edaran dari Rohidin Mersyah tidak ada unsur pelanggaran
politik serta tidak menyalahi etika politik karena dalam Surat Edaran mendagri tentang ASN
dalam surat edaran tersebut berisi yakni
1. ASN (aparatur Sipil Negara) tidak boleh memihk
2. PNS diberhentikan dengan tidak hormat karena menjadi anggota atau pengurus partai politik
3. jika PNS yang ingin mencalon menjadi Gubernur/Wk Gubernur, Bupati, Walikota harus
mengundurkan diri dari PNS
Dan dalam hal ini Rohidin mersyah bukan merupakan seorang PNS sehingga tidak masalah jika
ikut dalam partai dan juga merupakan ketua partai politik ,
Namun ada juga ketentuan jika Gubernur ingin mengikuti kampanye harus melakukan cut yakni
yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 Pasal 70 yang menyatakan bahwa :
Gubernur dan wakil gubernur, Bupati dn Wakil Bupati , walikota dan Wakil walikota beserta
pejabat lainnya boleh mengikuti kampanye dengan mengajukan Cuti , selama masa kampanye .

Nah jadi ketika seorang pejabat diikutsertakan dalam kampanye harus melepaskan
jabatannya dengan mengambil cuti agar jabatan yang dimilikinya tidak disalahgunakan dalam
artian ketika pejabat negara dalam masa kampanye dan dia ikut serta didalamnya maka bisa jadi
itu merupakan pelanggaran politik namun sebaliknya ketika pejabat ingin ikutserta dalam
kampanye harus melepas semua atribut jabatannya agar pada saat kampanye jabatannya tidak
menjadikannya sebagai panutan , serta agar masyarakat juga paham akan etika politik, dalam hal
ini semua aspek yang berkaitan dengan kampanye boleh dilakukan serta boleh jika ingin
mengikutsertakan pejabat didalamnya namun pejabat tersebut harus benar-benar menjadi
masyarakat biasa dan tidak terikat dengan instansi pemerintah, nah jika dalam masa kampanye
salah satu pasangan mengikutsertakan pejabat tinggi dan pejabat tersebut masih menganggap
dirinya sebagai gubernur ataupun walikota maka hal tersebut bisa masuk kedalam pelanggaran
pelaksanaan politik dan juga akan dikenakan sanksi .

Kampanye yang dimaksud ada beberapa kriteria yaitu pertemuan tatap muka, penyebaran
sepanduk, bahan kampanye kemudian pemasangan alat peraga, debat publik, kampanye sosial,
pemasangan iklan kampanye jadi ada beberapa macam kampanye berdasarkan pasal 71 ayat 1
menyatakan bahwa pejabat negara, pejabar daerah, aparatur sipil negara dalam point ketiga
menyatakan bahwa pejabat negara tidak boleh melakukan tindakan memihak atau
menguntungkan salah satu pasangan calon, nah dalam surat edaran Rohidin Mersyah kemarin
dalam Surat keputusannya menurut ketua panwaslu kota bengkulu tidak ada masalah karena pak
rohidin disaat menandatanagani surat edaran tersebut dalam frame Ketua DPD partai golkar
jadinya tidak ada pelanggaran dalam surat edaran tersebut, rodidin dikatakan melanggar apabila
dalam surat edaran tersebut dia mengatasnamakan dirinya sebagai Gubernur , nah jika rohidin
dalam menandatangani surat edaran tersebut sebagai gubernur maka bisadikenai sanksi sesuai
dengan pasal 71 Ayat 1 tentang memihak salah satu pasangan calon walikota. Dan tentunya
dapat dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Dalam surat edaran Rohidin mersyah menurut saya tidak menyatakan adanya
pelanggaran karena rohidin mersyah merupakan pejabat dimana tersmasuk kedalam aparatur
sipil negara sehingga jika beliau merangkap menjadi ketua parpol itu sebenarnya tidak masalah
namun kebanyak orng yang tidak emmeahami hal tersebut sering salah tafsir, dan selalu
menganggap hal tersebut sedikit ganjil atau tidak sesuai, menurut ketua Panwaslu Surat Edaran
Rohidin Mersyah sebenarnya ditunjukkan oleh internal partai bukan untuk masyarakat luas nah
permasalahannya justru datang dari masyarakat yang justru menyebarluaskan Surat Edaran
tersebut , padahal menurut keterangan berbagai pihak seperti bawaslu provinsi bengkulu serta
anggota KPU provinsi bengkulu yang menyatakan bahwa Surat edaran yang dikeluarkan oleh
rohidin mersyah murni di tujukan untuk internal partai sehingga tidak menyalahi ketentuan baik
dari panwaslu ataupun KPU, karena seperti kita ketahui Rohidin Mersyah merupakan Ketua
DPD Partai Golkar di bengkulu, sehingga sudah semestinya seorang ketua mengajak seluruh
elemen partai politik untuk memenangkan calon yang memiliki latar belakang partai yang sama
yakni golkar.

Namun masih banyak pihak yang menjadikan hal ini untuk dinaikan menjadi Isu politik
yang sebenarnya hal tersebut tidak perlu diperdebatkan lagi karena memang sudah jelas
mengenai Surat Edaran Mendagri jika dikaitkan dengan Surat Edaran tersbut maka dapat
disimpulkan tidak menghasilkan adanya pelanggaran politik, oleh karena itu perlu pemahaman
politik yang harus diberikan kepada masyarakat agar tidak mudah menyatakan salah terhadap
seseorang sehingga tidak menjadikan polemik dikemudian hari.

Oleh karena itu perlunya individualitas dan juga sebenarnya ketika pejabat yang sudah
menjabat sebagai pejabat tinggi tidak perlu lagi memegang peranan penting dalam partai politik
seperti yang terjadi pada rohidin mersyah yang memegang 2 jabatan yakni sebagai PLT
Gubernur dan Ketua DPD Golkar yang justru akan mengakibatkan masyarakat memiliki presepsi
buruk terhadap individu tersebut karena banyak sekali masyarakat yang belum tahu mengenai
politik dan masih awam sehingga jangan salah ketika masyarakat menyatakan surat edaran
Rohidin mersyah itu menyalahi aturan .

Dan juga pada pasal 71 ayat 3 Gubernur dan wakil, bupati dan wakil, walikota dan wakil
dilarang menggunakan kepentingan program misalkan rohidin ini sebagai gubernur dan
memanfaatkan program nya untuk menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon itu
sangat tidak boleh , kalau dia sebagai gubernur , persoalannya dia sebagai ketua partai jadi tidak
masalah ketika dia mengikuti kegiatan dari salah satu pasangan calon .
Jadi dalam kaidahnya memang partai kan terus mendukung kadernya untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai, dan juga PNS dilarang melakukan Pendekatan terhadap partai Politik
itu ditujukan untuk PNS nah sedangkan rohidin mersyah bukan merupakan PNS jadi tidak
masalah, dan juga PNS dilarang ikut memasang sepanduk dan dilarang mendeklarasikan dirinya
sebagai tim sukses , dan juga dilarang untuk menghadiri deklarasi bakal calon, PNS juga dilarang
melakukan Foto Bersama dengan Bakal Calon kemudian mengikuti simpul tangan. Misalkan
mengikuti gaya foto yang menyimbolkan no urut pasangan calon.

Menurut beberapa narasumber

1. Nama : lonnys Suryanto


Alamat : perumnas medan baru no 6 kota bengkulu

“ menurut saya , surat edaran tersebut tidak melanggar etika komunikasi politik karena dalam
pempublikasiannya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni rohidin mersyah
menandatangani surat edaran tersebut sebagai ketua DPP partai Golkar dan bukan sebagai Plt
Gubernur “

2. Nama : Rohayati Daud


Alamat : perumnas medan Baru No 6 kota bengkulu
“ menurut Saya, saya tidak terlalu mempermasalahkan surat edaran tersebut karena konten yang
termuat didalamnya dikhusukan untuk internal partai dan bukan untuk masyarakat luas sehingga
saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut dan bagi saya sangat wajar “

3. Nama : Trihayu Nengsih


Alamat : pematang gubernur kandang limun kota bengkulu
“ menurut saya , keputusan yang diambil rohidin mersyah untuk memenangkan pasangan no urut
4 sangat baik karena latar belakang kedua nya sama-sama dari partai golkar dan sudah
seharusnya satu partai itu saling mendukung “

4. Nama : Dewi Asmaranti


Alamat : Perumnas medan Baru No 10 kota bengkulu
“Menurut saya, surat edaran yang dikeluarkan oleh rohidin mersyah sebenarnya tidak ada yang
salah namun hal ini terlanjur bocor sehingga disalahgunakan oleh oknum yang kontra terhadap
dirinya namun ya sekali lagi bagi saya ya itu sah-sah saja tidak melanggar ketentuan dari
panwaslu “
5. Nama : Jonas Efendi
Alamat : perumnas medan Baru No 10 Kota bengkulu
“ menurut saya, sebagai ketua DPP partai golkar , rohidin mersyah sudah tepat mengambil
keputusan tersebut karena surat edaran yang ia keluarkan memiliki konten untuk internal partai
namun seharusnya dalam penjagaan surat edaraan tersebut jangan lalai , sehingga tidak sampai
bocor ke publik “

6. Nama : Hari Saputra


Alamat : Perumnas medan baru No 14 kota bengkulu
“ Menurut saya surat edaran yang dikeluarkan rohidin mersyah tidak mengandung unsur
pelanggaran karena ditujukan oleh internal partai dan bukan untuk konsumsi publik terkait
kenapa surat edaran tersebut bisa diketahui publik itu saya kurang tahu tapi yang jelas ya ini sah-
sah saja dan bukan termasuk pelanggaran politik

7. Nama : Virgiawan kristanto


Alamat : Unib Belakang
“Menurut saya rohidin mersyah tidak sepenuhnya benar tatapi seharusnya sebagai seorang plt
gubernur dia tidak mesti memberikan surat edaran tersebut karena di sisi lain bisa
mengakibatkan citranya menjadi buruk karena tidak independen “

8. Nama : Endi Urica


Alamat : Unib Belakang
“Menurut saya surat edaran yang dikeluarkan rohidin sebaiknya tidak perlu dibuat karena hal
tersebut bisa memberikan presepsi buruk terhadap dirinya dimata masyarakat karena seorang plt
Gubernur ikut mendukung pasangan tertentu yang seharunya netral “

9. Nama : Santrian Wibianto


Alamat : Perumnas Unib Kota bengkulu
“Menurut Saya dalam menanggapi surat edaran tersebut, bagi saya rohidin mersyah terlalu ikut
campur dalam urusan partai politik padahal posisi dirinya sekarang ialah plt gubernur yang
seharusnya bersifat netral atau tidak memihak “

10. Nama : Hanif Fathin Siddik


Alamat : Pematang gubernur
“ menurut saya surat edaran yang diterbitkan oleh rohidin mersyah jika dilihat mengenai adanya
pelanggaran atau tidak menurut saya tidak ada pelanggaran mengenai surat edaran tersebut
karena surat tersebut di khususkan untuk seluruh kader partai golkar dan bersifat internal dan
tentunya untuk dikunsumsi oleh kader saja bukan untuk publik “
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Jadi dari 10 narasumber terdapat 7 yang menyatakan bahwa surat edaran tersbut tidak
mengandung unsur pelanggaran saya juga sependapat dengan orang 7 tersebut karena bagi saya
surat edaran rohidin mersyah tidak mengandung unsur pelanggaran karena dikhususkan untuk
internal partai dan sudah dikaitkan dengan surat keputusan menteri hal ini juga tidak
menyangkut pelarangan . oleh karena itu seharusnya masyarakat tidak perlu menyikapi terlalu
serius mengenai hal tersebut karna justru akan membuat adanya problem baru dan harapanya
setiap calon walikota lebih fokus terhadap kinerjanya nanti ketika sudah terpilih menjadi
walikota .

Anda mungkin juga menyukai