Anda di halaman 1dari 11

Nama

: Abdul Ariz

Nim

: 1302095342

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia ada berbagai macam, mulai dari kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan sampai lain pada kebutuhan seperti : pendidikan, kesehatan, keamanan bahkan
rekreasi. Kebutuhan manusia akan rekreasi muncul sehubungan dengan kehidupan seharihari setiap manusia tidak terlepas dari kegiatan rutin yang dijalaninya baik dirumah atau
ditempat lain. Kegiatan pada satu titik tertentu diwaktu tertentu akan menimbulkan
kejenuhan, sehingga manusia akan berusaha untuk berhenti dari kegiatan-kegiatan
rutinnya itu untuk mencari selingan untuk menghibur diri, memperoleh kesenangan dan
kembali menyegarkan diri, salah satu caranya melalui rekreasi. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia akan rekreasi maka berkembanglah apa yang disebut pariwisata di
banyak Negara di dunia.
Di Indonesia pariwisata mulai menunjukkan perkembangannya yang signifikan pada
tahun 1990an. Pada waktu itu perdagangan sektor migas di dunia internasional kian
merosot, padahal Indonesia mengandalkan sektor migas ini untuk pembiayaan
pembangunan. Maka dicarilah alternatif laindiluar sektor non migas untuk pembiayaan
pembangunan yaitu sektor pariwisata.
Ada beberapa alasan mengapa pariwisata dijadikan salah satu alternatif bagi peningkatan
pendapatan negara untuk pembiayaan pembangunan seperti yang disebutkan oleh
BambangIndrayanto antara lain :
1. Pengembangan industri pariwisata di Indonesia mempunyai masa depan yang cerah,
mengingat banyak potensi obyek wisata alam dan budaya yang menarik untuk dijual
di pasaran internasional.
2. Dalam upaya pengembangan industry pariwisata tidak perlu mendatangkan mesinmesin atau teknologi canggih lainnya sebagai penunjang. Di samping itu produksi
wisata tidak perlu didistribusikan dengan alat angkut yang memerlukan pembiayaan
untuk sarana serta prasarana transportasi dan komunikasi. Industri pariwisata hanya
membutuhkan promosi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas daya tarik
produk dan potensi apa yang terkandung di dalamnya.
3. Pengembangan sektor pariwisata Indonesia berdasarkan animo masyarakat di negara
negara maju di Eropa, AS, Jepang dan Australia yang memiliki ekonomi relatif tinggi
serta amat ketat dalam memanfaatkan waktu luang. Tidak dapat disangkal bahwa
makin menurun waktu kerja di Negara-negara tersebut semakin mungkin
penduduknya memanfaatkan waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata.Hal
inilah yang mendorong meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di daerahdaerah tujuan wisata termasuk Indonesia.

4. Selain itu adanya perkembangan baru dikalangan penduduk negara-negara itu untuk
melihat dari dekat hal-hal yang masih dianggap asli. Hal ini mungkin diperoleh
dengan melakukan perjalanan ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.Yang
dianggap bahwa wilayahnya belum banyak terkena revolusi industri,
keanekaragaman corak budaya yang masih asli serta lingkungan alam yang belum
banyak tersentuh tangan manusia. (BambangIndrayanto; 2001, 13)
Sejak itu grafik kunjungan wisatawan pada awal hingga pertengahan dekade 1990-an,
datanya terus menunjukkan peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Tetapi
kondisi itu berubah ketika tahun 2001 dan 2002 pariwisata Indonesia hancur karena
adanya bom yang menghancurkan jantung pariwisata Indonesia, Bali. Akibat kejadian itu
terjadi pembatalan perjalanan wisata ke Bali dari agen wisata di seluruh dunia, dan
bermungulannya travel warning dari berbagi negara yang melarang warganya
berkunjung ke Indonesia.Akibatnya kunjungan wisata nasional di tahun 2002 dinyatakan
gagal mencapai target.
Setelah terjadi kehancuran yang berakibat fatal maka dunia pariwisata mulai bangkit dan
berkembang kembali para pelaku wisata mulai bergairah kembali untuk memperbaiki
citra indonesia di mata dunia dengan gencar mempromosikan dengan berbagai cara baik
mengadakan event-event, mengikuti seminar tentang pariwisata baik di dalam maupun
diluar negeri.
Sebagai konsekuensi kebijakan otonomi daerah maka daerah dituntut untuk menggali dan
memanfaatkan segala potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki secara optimal dalam
rangka menjamin keberlangsungan pembangunan di daerah, baik potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia maupun potensi ekonomi lainnya.
Kota Samarinda memiliki banyak potensi yang sudah berkembang maupun yang bisa di
kembangkan dan faktor penunjang bagi perkembangannya. Potensi wisata tersebut di
antaranya: Air Terjun Tanah Merah, Desa Budaya Pampang , Kebun Raya Unmul
Samarinda, Masjid Islamic Center Samarinda, Kampung Tenun Samarindadan masih
banyak obyek wisata lain yang masih dalam taraf pengembangan. Faktor-faktor
penunjangnya antara lain meliputi: Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikpapan, jasa penginapan dan restoran, sarana transportasi jalur lintas yang strategis
yang menghubungkan kota-kota besar di Kalimantan Timur. Pengembangan terhadap
sector ini telah menyumbangkan sejumlah penambahan bagi pendapatan
daerah.Sumbangannya masih minim dibanding sektor-sektor lain seperti industri
pengelolaan dan perdagangan, sehingga perlu usaha pengembangan yang lebih intensif.
Perkembangan lingkungan yang cepat yang memunculkan hambatan-hambatan yang tak
terduga dan tantangan-tantangan besar di bidang pariwisata, seperti krisis moneter,
pergolakan politik, Penambangan liar, globalisasi serta adanya bencana alam yang tak

terduga semakin menuntut penanganan yang serius dari pemerintah daerah bersama
dengan masyarakat dan para pelaku wisata yang ada.
Selama ini pengelolaan pariwisata oleh pemerintah daerah kota Samarinda berada di
bawah wewenang Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda. Dinas ini
merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap perencanaan, pengembangan, serta
peraturan dan mengadakan pembinaan terhadap industri kepariwisataan di daerah secara
menyeluruh. Di dalam menjalankan tugasnya dinas ini memandang perlu adanya rencana
strategis yang handal untuk menghadapi perubahan yang terjadi di dunia pariwisata dan
pemasaran serta peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan
asing ke kota Samarinda.
Kota Samarinda dikenal sebagai kotaTepian oleh wisatawan dalam melakukan kunjungan
wisata ke daerah-daerah lain di Kalimantan Timur. Dalam hal ini dinasDinas
Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarindaingin menjadikan kota Samarinda
sebagai kota tujuan utama wisatawan. Disbudparkomkota Samarinda optimis dengan
adanya pengembangan dan pemasaran secara besar-besaran dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan ke Obyek wisata di wilayah kota Samarinda.
Berkaitan dengan hal ini perlu dikaji lebih jauh strategi yang dipakai Dinas Kebudayaan
Pariwisata dan Kominfo Kota Samarindadalam memasarkan pariwisata di kotaSamarinda
dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Samarinda. Dari uraian
permasalahan singkat di atas maka penulis ingin meneliti lebih lanjut permasalahan
mengenai hal diatas dan penulis mengambil judul: STRATEGI PEMASARAN
PARIWISATA OLEH DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA DAN KOMINFO KOTA
SAMARINDA
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di paparkan maka dapat dirumuskan beberapa pokok
permasalahan diantanya:
1. Bagaimana swot obyek dan atraksi wisata yang ada di kota Samarinda ?
2. Bagaimana rencana strategis pemasaran pariwisata oleh Dinas Kebudayaan
Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda?
3. Apa saja upaya Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda
dalam memasarkan obyek wisata yang ada di kota Samarinda?
C. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya setiap penelitian ilmiah memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
penelitian ini akan mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya, hal ini
tergantung dari obyek yang diteliti, adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:
1. Mengetahui kondisi obyek dan daya tarik wisata yang ada di kota Samarinda.
2. Megetahui strategi pemasaran pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata dan
Kominfo Kota Samarinda

3. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan


Kominfo Kota Samarinda

D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pihak yang mempunyai perhatian terhadap dunia
kepariwisataan dan perkembangannya.
2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan saran dalam
pengembangan pariwisata kotaSamarinda.
3. Bagi peneliti, digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar ahli
madya pada Konsentrasi Pariwisata dan Hospitaliti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Mulawarman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para
ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari
kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau
tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema
untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan.
Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi
adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan
utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi
menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan
membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan
menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik
disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan,
antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan
oleh mata-mata musuh.
2. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan
atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan
lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan Gamal
(2002), pariwisata didefinisikan sebagai bentuk. suatu proses kepergian
sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun

kepentingan lain. Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan


pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu
jangka pendek ketujuantujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan
bekerja, dan kegiatan kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Menurut WTO (1999), yang dimaksud dengan pariwista adalah kegiatan
manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar
lingkungan kesehariannya. Sedangkan menurut Undang - Undang RI nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu
sementara.
b. Bentuk Pariwisata
Menurut Nyoman S. Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi
menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya
terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan,
dan menurut alat angkut yang digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut
dijelaskan di bawah ini:
a) Menurut asal wisatawan
Wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari
dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di
dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan
perjalanan.
b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang
asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya,
hal ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga
negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca
pembayaran luar negerinya, disebut pariwisata pasif.
c) Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan
pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka
pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur
pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah


wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau
rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata
rombongan.
d) Menurut alat angkut yang dipergunakan
Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan,
maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut,
pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang
wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil
c. Jenis-Jenis Pariwisata
Jenis-jenis pariwisata menurut James J. Spillane (1987:29-31) berdasarkan motif
tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus,
yaitu :
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur mencari udara segar, memenuhi
kehendak ingintahunya, mengendorka ketegangan syaraf, melihat sesuatu
yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat
setempat, mendapatkan ketenangan.
2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)
Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk
beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan
menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada
tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan
kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat
peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.
3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk
belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat,
kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda,
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat
kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lainlain.
4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism)
Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:
a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti
Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan
lainlain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.

b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga


bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan
lain-lain.
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)
Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk
profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan
atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih
tujuan maupun waktu perjalanan.
6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)
Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan
suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir
untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan
konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan
bangunanbangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut Gamal Suwantoro
d. Pengertian Wisatawan
Segmentasi permintaan wisata, wisatawan memiliki beragam motif, minat,
ekspektasi, karakteristik, sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Orang
yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan (tourist). Batasan
tentang wisatawan juga sangat bervariasi, mulai dari yang umum sampai
dengan yang sangat teknis spesifik.
Menurut United Nation Conference on Travel and Tourism dalam Pitana dan
Gayatri (2005: 42) yaitu setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan
merupakan tempat tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari
pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi. Batasan ini
hanya berlaku untuk wisatawan domestik dengan membagi negara atas daerah.
WTO (World Tourism Organization) dalam Eridiana (2008: 25)
mendefinisikan wisatawan sebagai berikut:
Seseorang dikatakan sebagai tourist apabila dari visitoryang menghabiskan
waktu paling tidak satu malam (24) jam di daerah yang dikunjungi.
Sedangkan visitoritu sendiri diartikan orang yang melakukan perjalanan ke daerah
yang bukan merupakan tempat tinggalnya kurang dari 12 bulan dan tujuan
perjalanan bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah,
pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan.
Jadi wisatawan mempunyai beberapa elemen yang dianut dalam beberapa
batasan, yaitu tujuan perjalanan sebagai pesiar (leasure), jarak/batas,

perjalanan dari tempat asal, durasi atau waktu lamanya perjalanan dan tempat
tinggal orang yang melakukan perjalanan.
e. Industri Pariwisata
Elemen ketiga dalam kepariwisataan adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan
unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga
area geografi tersebut. Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di
daerah asal wisatawan. Penerbangan bisa ditemukan baik di daerah asal
wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di
daerah tujuan wisata.
Adapun asas, fungsi, tujuan kepariwsataan menurut UndangUndang 10 Tahun
2009 sebagai berikut:
a. Asas manfaat, asas kekeluargaan, asas adil dan merata, asas
keseimbangan, asas kemandirian, asas kelestarian, asas partisipatif, asas
berkelanjutan, asas demokratis, asas kesetaraan, asas kesatuan.
b. Fungsi kepariwisataan adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani,
dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan
pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
c. Tujuan kepariwisataan meliputi:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3) Menghapus kemiskinan
4) Mengatasi pengangguran
5) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
6) Memajukan kebudayaan
7) Mengangkat citra bangsa
8) Memupuk rasa cinta tanah air
9) Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
10) Memperat persahabatan antar bangsa

3. Pemasaran dan Promosi Pariwisata


a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu
mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar
perusahaan berjalan dengan baik.

Dalam hal ini perlu diketahui beberapa definisi pemasaran. Menurut Kotler
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain (1997:8). Sedang definisi menurut William
J. Stanton, (1984:7) yaitu: Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
yang
memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen
potensial.Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani 2004:4).
b. Pengertian Promosi
Suatu perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan tidak hanya menghasilkan
produk atau jasa, menetapkan harga, dan menjual produk atau jasa, tetapi
banyak aktivitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Salah
satunya adalah promosi, kegiatan promosi adalah salah satu bagian dari
bauran pemasaran perusahaan, yang isinya memberikan informasi kepada
masyarakat atau konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan. Tidak hanya itu, kegiatan promosi merupakan kegiatan
komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan atau konsumen.
Perusahaan dewasa ini menganggap bahwa promosi merupakan bagian
penting dari pemasaran, karena pihak perusahaan berharap dengan promosi
yang dilaksanakan secara efektif dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa
perusahaan sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan dan dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk atau jasa yang
sejenis. Dengan pandangan demikian perusahaan
berharap
dengan
dilaksanakannya kegiatan promosi secara berkesinambungan dan terarah akan
mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang maksimal.
Peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli pemasaran dan
praktisi tentang penelitian promosi, yaitu sebagai berikut :
Pengertian promosi menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002 :
123) : Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli
yang bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang
sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan
mengingat produk tersebut.

Sedangkan pengertian promosi menurut Buchari Alma (2006 : 179) adalah :


Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan
meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen.
Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik
oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi
mengenai
produk,
harga
dan
tempat.
Informasi
itu
bersifat
memberitahukan,membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur
yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran
promosi.
B. Penelitian Terdahulu
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten
Nganjuk)

C. Kerangka Berfikir
DINAS

Strategi Pemasaran

SWOT

EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai