Anda di halaman 1dari 5

Pengelolaan Wisata Sumur Bandung Dapat Ditingkatkan Menuju Berkelanjutan

Lingkungan dan Dampaknya Terhadap Pengalaman Wisatawan serta Masyarakat Lokal


A. Pengelolaan Wisata Sumur Bandung Dapat Ditingkatkan Menuju Berkelanjutan
Lingkungan
Pengelolaan pariwisata merupakan bagian dari upaya masyarakat dan pemerintah
dalam melestarikan daya tarik wisata. Pengelolaan pariwisata yang ideal harus
memperhatikan, misalnya, dampak dan persinggungan adat istiadat dan budaya
masyarakat sekitar kawasan destinasi pariwisata. Untuk menciptakan tata kelola yang
baik, seluruh pemangku kepentingan yang terlibat langsung dalam dunia pariwisata
harus dilibatkan. Masyarakat, wisatawan dan pemerintah daerah harus bersatu padu
untuk melakukan upaya maksimal dalam mengembangkan potensi tata kelola pariwisata
berkelanjutan.
Memang tidak dapat dipungkiri pariwisata bisa mendatangkan banyak manfaat
bila dikelola dengan baik, terutama kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seperti pada
tata kelola Desa Wisata yang berbasis kerakyatan, (Suharto, 2012).
Pengelolaan pariwisata didefenisikan sebagai strategies and action programmes
using and co-ordinating available techniques to control and influence tourism supply and
visitor demand in order to achieve defined policy goals. Strategi yang digunakan dan
mengkoordinasi teknik yang tersedia untuk mengontrol dan mempengaruhi penawaran
serta permintaan pengunjung untuk mencapai tujuan kebijakan yang telah ditetapkan.
Pengembangan kepariwisataan yang baik menerapkan prinsip-prinsip pelestarian
dan strategi perencanaan yang berwawasan lingkungan. Sebaliknya pengembangan
kepariwisataan yang tidak baik akan memberikan dampak terhadap lingkungan yang
berupa berbagai permasalahan degradasi lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
maupun ekonomi dan budaya.
Pengelolaan wisata Sumur Bandung dapat ditingkatkan menuju berkelanjutan
lingkungan dengan menerapkan banyak strategi dan kegiatan ramah lingkungan. Berikut
beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Perencanaan berkelanjutan Mengembangkan rencana pengembangan pariwisata
yang memperhitungkan dampak lingkungan, termasuk analisis dampak lingkungan
(AMDAL). Memiliki kebijakan dan rencana aksi berkelanjutan yang mencakup tujuan
jangka panjang untuk konservasi alam dan keberlanjutan ekonomi.
1. Pengelolaan sampah
Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dengan mengklasifikasikan
sampah, meminimalkan sampah plastik, dan menggunakan bahan daur ulang.
Mendidik wisatawan dan pelaku usaha pariwisata untuk mengurangi sampah.
2. Pelestarian Lingkungan
Melindungi ekosistem alam di sekitar Sumur Bandung dengan menetapkan kawasan
konservasi dan mengelola akses wisata. Memulihkan kawasan yang rusak untuk
memulihkan ekosistem asli.
3. Efisiensi energi dan air
Mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya dan tindakan
penghematan energi pada fasilitas akomodasi dan pariwisata. Menggunakan
teknologi hemat air dan meningkatkan kesadaran mengenai penggunaan air yang
efisien.
4. Eco Transport
Parkir bersama atau angkutan umum. Mendorong penggunaan alat transportasi ramah
lingkungan seperti sepeda, kereta api atau kendaraan listrik.
5. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan
Menyosialisasikan pentingnya pelestarian alam kepada wisatawan, pelaku bisnis, dan
masyarakat lokal. Menyelenggarakan program pendidikan lingkungan hidup, seperti
wisata dan seminar pendidikan.
6. Partisipasi masyarakat local
Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata dan memberikan mereka
manfaat ekonomi dari pariwisata. Mendorong pelaku usaha pariwisata untuk
membeli produk dan jasa lokal.
7. Pengawasan dan pengelolaan
Menerapkan peraturan ketat untuk melindungi lingkungan dan memantau kepatuhan.
Melaksanakan pemeriksaan dan pemantauan secara berkala untuk menjamin
kelestarian lingkungan.
8. Promosi Pariwisata Berkelanjutan
Meningkatkan promosi kelestarian lingkungan yang menjadi daya tarik wisata
Sumur Bandung. Mengundang berbagai pihak, termasuk pelaku usaha pariwisata,
media dan pemerintah, untuk meningkatkan kesadaran lingkungan.
Dengan mengambil langkah-langkah di atas, Sumur Bandung dapat menjadi contoh
destinasi wisata ramah lingkungan yang menjaga keindahan alamnya sekaligus
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan pemangku kepentingan ekonomi.
B. Dampak Pengelolaan Terhadap Wisatawan serta Masyarakat Lokal
1. Dampak terhadap masyarakat lokal
a. Di bidang ekonomi
Pariwisata merupakan industri multi komponen, yang banyak bagian darinya yang
dikaitkan tanpa dapat dilepas dengan sektor ekonomi lain. Pemasukan dari
pariwisata itu tidak hanya dari uang yang dibelanjakan oleh wisatawan, melainkan
dari pembangunan pariwisata yang menarik modal asing, seperti Hotel-hotel
bertaraf international dibangun, Pembangunan sarana jalan, airport, pelabuhan,
Kawasan wisata, telekomunikasi dan lain-lain. Akan tetapi penenmaan dari
pariwisata menambah besar volume uang di dalam masyarakat dan kondisi ini
dapat menimbulkan inflansi, Apabila produksi dalam negeri tidak bertambah. Hal
inilah yang menyebabkan di kawasan pariwisata harga-harga biasanya jauh lebih
mahal dari pada kawasan lain terutama yang bukan kawan pariwisata. Sarana
pariwisata seperti hotel, restoran, perusahaan perjalanan adalah merupakan usaha-
usaha yang padat karya (labour intensive). Selain itu pariwisata juga menciptakan
tenaga kerja di sektor lain yang tidak langsung berhubungan dengan pariwisata
misalnya bidang konstruksi bangunan, jalan dan lain-lain
Disisi lain dengan Pembangunan pariwisata meningkatkan usaha sektor informal,
juga menimbulkan menjamurnya pedagang asongan. Khusus untuk pedagang
asongan ini di beberapa kawasan wisata terdapat beberapa kelemahan antara lain:
dilakukan oleh anak-anak dibawah umur, mereka cenderung mengutamakan uang
daripada sekolah. maraknya pedagang asongan, membuat kenyamanan wisatawan
terganggu. karena ada unsur pemaksaan dari mereka Beralihnya tenaga kerja
sektor produksi pertanian ke perdagangan.
b. Di bidang sosial
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial dalam
artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku liap individu
Keiompok dalam reiakuka" perjaanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata
dalam masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas
bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan
lain yang sama sekali berbeda bangsa dan agama. Orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling berhubungan langsung dengan
orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain drempat tujuannya, dan
saling mengenal dan memperkenalkan adat kebiasaan, kebudayaan dan
kepercayaan Masing-masing wisatawan ternyata memiliki kebiasaan, tingkah laku
dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan tata cara
hidup the way of lite) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat
sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi
hubungan antar bangsa.
Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar sesama. Kontak sosial
ini mengandung makna Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
saling mengenal kebudayaan masing-masing dalam batas- batas tertentu.
Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap dasar
yang dimiliki dalam pergaulan. Kenyataan bahwa pariwisata meliputi kegiatan
perpindahan lempal sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan secara
sendiri-sendiri atau berkelompok Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas
budaya yang penting, karena kegiatan ini menjadi kancah pertemuan warga dari
berbagai bangsa dengan latar belakang yang berlainan, lingkungan sosial
beragam. Dalam bentuk interaks antara wisatawan dengan masyarakat setempat.
wisatawan menghabiskan waktunya ditempat-tempat yang exlusive, mewah,
bersenang-senang menurut caranya masing- masing. Mereka bermalas-malas
dipantai, menyantap makanan yang mewah dan berlimpah. Sementara penduduk
setempat yang melayani sebagai pelayan restoran tukang cuci piring, bagian
keamanan dan lain-lain (Yohanes Sulistyad 1999).
Selain itu terjadi pula adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku
wisatawan yang sebenarnya tidak cocok dengan kebudayaan setempat. Golongan
ini menjadi kelompok elil dalam masyarakat dan menambah kesenjangan antar
golongan Dampak yang demikian juga terjadi apabila wisatawan berbaur dengan
masyarakat setempat, masyarakat meniru perilaku.
2. Dampak dari wisatawan
Dampak Positif
Dampak positif yaitu, dengan adanya pariwisata telah membuka lapangan kerja baru
bagi masyarakat lokal, dapat meningkatkan pendapatan ekonomi, mampu menguasai
bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jepang, terbukanya akses bagi masyarakat lokal
ke jaringan yang lebih luas, memperlihatkan keindahan alam dan budaya yang tak
lepas dari rasa untuk meningkatkan persaudaraan dalam lingkungan nasional dan
internasional
Dampak Negatif
a. Perubahan budaya lokal
Ketika banyak wisatawan mancanegara datang ke suatu lokasi, mereka membawa
serta pengaruh budaya dan gaya hidup asing, sehingga berpotensi menggantikan
atau membaur dengan budaya lokal. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya
identitas budaya tradisional hingga menghilangkan nilai-nilai budaya yang asli
dan unik.
b. Perubahan sosial ekonomi
Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dapat menyebabkan perubahan
sosial dan gaya hidup masyarakat lokal. Apalagi di destinasi wisata yang sangat
terkenal. Peralihan fokus perekonomian dari sektor pertanian atau industri ke
sektor pariwisata dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian seiring
dengan menurunnya jumlah wisatawan.
c. Kerusakan lingkungan
Meningkatnya jumlah wisatawan asing dapat menyebabkan meningkatnya
tekanan terhadap lingkungan alam Indonesia. Hal ini terlihat di beberapa destinasi
wisata terkenal di Indonesia. Misalnya, pulau-pulau kecil, taman nasional, dan
kawasan alam lainnya seringkali mengalami kerusakan lingkungan akibat
pembangunan infrastruktur pariwisata yang tidak terkendali. Situasi ini diperparah
dengan meningkatnya sampah plastik dan rusaknya ekosistem alam.
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from Repository UIN Suska: https://repository.uin-suska.ac.id/18517/8/8.%20BAB


%20III__2018560ES.pdf

M Furqan, K. K. (2017). DAMPAK WISATAWAN ASING TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA


MASYARAKAT. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) FISIP Unsiyah, 1-17.

Penulis Kumparan. (2023, 07 22). Retrieved from kumparan.com:


https://kumparan.com/berita-terkini/3-dampak-negatif-dari-masuknya-wisatawan-asing-ke-
indonesia-yang-perlu-diketahui-20qFBqxF0pU/full

Surwiyanta, A. (n.d.). Retrieved from media.neliti.com:


https://media.neliti.com/media/publications/152046-ID-dampak-pengembangan-pariwisata-
terhadap.pdf

Anda mungkin juga menyukai