Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN DAN POTENSI WILAYAH PARIWISATA

DENGAN ANALISIS SWOT PANTAI BALEKAMBANG KAB.


MALANG
Zulfi Syahrul Romadhon1, I Komang Astina, Ms.,Ph.D1*
1
Program Studi Desa Kota, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No 5,Kab. Malang,
Jawa Timur, 65145, Indonesia
*Penulis : Zulfi Syahrul Romadhon, e-mail: Zulfi.syahrul.2007216@students.um.ac.id.
Surel : Ikomangastina.fis@um.ac.id
Paper received : 29 Oktober 2021; Resived : 30 Oktober 2021; Accepted : 01 November 2021
Abstract : Banyak terdapat objek wisata yang sangat menarik di Indonesia, hal ini
terbukti bawasanya wisata di Indonesia menyumbang dan juga penghasil devisa utama sejak
tahun 2008 yang terdapat di program “Visit Indonesia Year”. Mengetahui bawasanya sektor
pariwisata di Indonesia menyumbang banyak khususnya di devisa negara maka perombakan
dan juga pembenahan disetiap sektor pariwisata di Indonesia dilakukan guna tetap
meningkatnya jumlah pendapatan pariwisata Indonesia.

Langkah-langkah yang diambil pemerintah guna memasarkan sektor pariwisata di


Indonesia tidak hanya dengan melakukan promosi semata, namun juga melakukan
pembenahan, pengembangan dan juga Grand Strategy Marketing guna wisatawan yang
datang berkunjung memiliki kepuasanan berpariwisata (tourism satisfaction approach)
sehingga dapat mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan baik lokal maupun manca negara.

Indutri pariwisata merupakan sebuah proyek besar yang tidak dapat berjalan tanpa adanya
komponen-komponen pendukung didalamnya yang saling berkaitan. Hal ini dikarenakan
pariwisata memerlukan komponen guna menyelenggarakan sistem agar menjadi sebuah
indutri sehingga nantinya industri tersebut tersusun dan terstruktur. Komponen-komponen
itu semisalnya pemerintah, jasajasa pariwisata, dan masyarakat di sekitar obyek dan atraksi
wisata. Pemerintah daerah, staf, dan juga kelompok yang bergerak di kegiatan industri
pariwisata tersebut memiliki kewajiban yang diantaranya memberi perencanaan,
pembangunan, mengorganisasikan, memelihara, dan memberi pengawasan agar tetap
terstruktur.

Kata kunci : Obyek Wisata, Pemasaran Pariwisata, Industri Pariwisata

PENDAHULUAN
Salah satu negara yang miliki objek wisata dan juga sangat memperhatikan sektor pariwisatanya
Indonesia merupakan negara dengan devisa utamanya yang dihasilkan dari sektor pariwisata sejak tahun
2008 dengan program “Visit Indonesia Year”, penetapan ini dilakukan dikarenakan naiknya lonjakan
pengunjung turis manca negara yang berdatangan hal ini membuat Indonesia semankin semangat
mengembangkan sektor pariwisata yang menjadi sektor utama pendapatan devisa negara. Melihat adanya
peluang tersebut kini Indonesia melakukan banyak langkah melakukan pengenalan pariwisata bahkan tidak
hanya promosi, tetapi juga melakukan perbaikan di pelayanan agar kepuasan dapat tercapai oleh
pengunjung sehingga pasar global akan jauh lebih mudah digapai nantinya.

Industri pariwisata merupakan salah satu industriyang tidak dapat berdiri dengan sednirinya,
dikarenakan industri pariwisata memerlukan komponen-komponen yang saling berkaitan. Dikarenakan
pariwisata dapat berjalan dengan sempurna bilamana komponen- komponen tersebut berjalan lancar
keduanya. Komponen tersebut terdiri dari Pemerintah, jasa-jasa pariwisata, dan juga masyarakat sekitar hal
ini dikarenakan pemerintah berperan sebagai perencana, pembangun, pengorganisasian, pemelihara, dan
pengawas. Begitu juga jasa-jasa pariwisata dimana mereka bergerak di indutri pariwisata dalam sektor jasa
baik itu pedagang dan lainnya. Disini masyarakat juga berperan penting dikarenakan masyarakat adalah
orang dominan atau asli dari kawasan tersebut sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana karakter dari
wilayah tersebut sehingga semua bisa berjalan dengan lancar.

Salah satu potensi yang terdapat di Indonesia adalah dikawasan Kabupaten Malang terdapat banyak
sekali potensi dikawasan tersebut, dilihat dengan ada banyaknya pantai yang terdapat diakrenakan kawasan
Malang Selatan memiliki perbatasan langsung dengan pesisir laut selatan. Adapun beberapa pantai yang
terdapat di Malang Selatan, yaitu : Pantai Sendang Biru, Pantai Balekambang, Pantai Bajulmati, Pantai
Tambak Rejo, Dan Taman Wisata Pantai Ngliyep.

Menurut UU No.09 Tahun 1090 Segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
berupa keaneka ragaman baik kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan itu dapat dikatakan sebagai objek wisata.

Menurut World Tourism Organization (WTO), wisatawan merupakan pengunjung sementara yang
tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara tujuan atau yang dikunjungi. Tujuan perjalanan wisatawan
dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu:

1. Pesiar yaitu untuk keperluan rekreasi, kesehatan, studi, keagamaan, olah raga, dan kunjungan
keluarga.
2. Bukan pesiar, yaitu untuk keperluan bisnis serta menghadiri konferensi, seminar atau pertemuan
lainnya.

Menurut Salah Wahab (1992), pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru
yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan,
taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan.
Pariwisata merupakan sektor yang kompleks, meliputi industri-industri dalam arti yang klasik,
seperti misalnya industri kerajinan tangan dan cinderamata. Industri pariwisata merupakan gabungan
dari berbagai produk jasa yang dihasilkan oleh pelbagai pihak dalam rangka memenuhi wisatawan.

SIFAT DAN CIRI PARIWISATA

Yang dikatakan pariwisata adalah perpaduan dari produk jasa dan produk barang, keduanya sangat
penting dan dibutuhkan sehingga dihasilkannya jaringan industri pariwisata. Pariwisata pada dasarnya
memiliki sifat yang diantaranya

a. Sifat tak berwujud (intangible) juga sifat yang berwujud (tangiable).

Pada intinya, apa yang ditawarkan di industri pariwisata adalah sesuatu yang tidak berbentuk dan
tidak dapat dibawa untuk ditunjukan kepada orang lain. Namun sarana dan prasarana yang digunakan untuk
memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang berwujud. Kombinasi
keduanya menjadi unik dan menjadi tidak mudah diukur meskipun standarisasi pelayanan telah ditetapkan.
b. Sifat tidak terpisah (inseparable).

Pariwisata merupakan kegiatan interaksi dari wisatawan dengan penyedia jasa, wisatawan
merupakan partisipan konsumen yang akan menerima produk dari oenyedia jasa yang ditawarkan . Yang
diantara wisatawan dan penyedia jasa tersebut tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan wisata, sehingga
keduanya harus saling berinteraksi dalam kontak sosial.

c. Keatsirian (volatility).

Penyedia jasa dapat memberi pelayanan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun
eksternal seperti halnya pribadi wisatawan, sosial budaya, pengetahuan, kenang-kenangan, dan
pengalaman.

d. Keragaman.

Industri pariwisata cukup sulit untuk di standarisasikah dikarenakan keinginan dari wisatawan yang
ingin dipenuhi dari setiap kebutuhannya dan tidak maunya kebutuhnanya tersebut disamaratakan dengan
kebutuhan wisatawan lainnya.

e. Sifat rapuh (perishable).

Pelayanan jasa merupakan pelayanan yang sementara yang dapat diberikan guna mendapatkan
pengalaman perasaan yang menyenangkan dan juga memuaskan kepada wisatawan. Pelayanan jasa tidak
semata tetap seterusnya dikarenakan pengembangan juga diperlukan guna memperbaiki kekurangan dan
memberi kepuasan yang lebih kepada penikmat jasa.

f. Musiman (seasonality).

Musiman merupakan sifat yang paling unik dari kegiatan manusia yang dinamis. Adakalanya
pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang melakukan perjalanan mencapai titik puncak,
adakalanya pula tidak seorang pun melakukan perjalanan wisata.

g. Tak bertuan (no-ownership).

Wisatawan adalah pembeli. Namun uniknya ia tidak dapat memiliki apa yang telah ia beli dan
bayarkan. Seorang wisatawan yang membeli tiket pesawat berhak menduduki kursi pesawat agar sampai
ke daerah tujuan yang diinginkan.

Ciri dari pariwisata di antaranya sebagai berikut:

a. Sarat dimensi manusia.

Manusia sebagai pelaku utama dalam pariwisata. Ada wisatawan yang secara individu bertindak
sebagai penggerak ide perjalanan, ada yang berperan sebagai pembeli, sebagai pengguna, juga pembuat
keputusan dan provokator. Namun adakalanya wisatawan dalam kelompok bertindak sebagai penilai dan
penikmat jasa.

b. Pembedaan antara konsumen dan pelanggan dalam pelayanan.

Dalam pariwisata, dilakukan diskriminasi antara konsumen dan pelanggan karena hal ini
berdampak pada proses pelayanan yang diberikan tentu setiap penyedia jasa cenderung mendapatkan
pelanggan sebanyak-banyaknya karena loyalitas yang tidak perlu diragukan. Kebutuhan loyalitas untuk
menjaga konsumen agar tetap menggunakan jasa yang ditawarkan, sekaligus menjadi keunggulan
persaingan. Hampir setiap bisnis wisata mengupayakan beragam program agar tamu yang datang menjadi
tamu setia.

c. Partisipasi aktif konsumen.

Keberadaan konsumen sangat penting karena tingginya interaksi antara pengguna jasa, penyedia
jasa, antara hotel dan tamu, juga turis dan pemandu wisata, antara wisatawan dan pramugari dan lain
sebagainya.

METODE

Dalam Jurnal atau artikel ini Dalam penelitian kali ini menggunakan salah satu metode penelitian
pendekatan kualitatif, yang merupakan penelitian yang menggunakan cara dengan pengumpulan data-data
yang sudah ada. Penelitian kulaitatif digunakan guna memeroleh pemahaman dan penemuan dalam suatu
pembangunan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Pada penelitian
ini di peroleh data dengan mecari sumber-sumber terdahulu yang telah ada sebelumnya atau menggunakan
data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau yang telah ada sebelumnya,
dengan memperoleh dari jurnal ataupun internet searchi

Selain itu dalam analisi ini juga digunakan analisis SWOT untuk mengetahui setiap elemen-
elemen yang ada di Kawasan Wisata Balekambang, Analisis SWOT merupakan analisis guna mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kondsi pariwisata, yaitu guna melihat Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (kesempatan), Threathen (ancaman), dalam menginventarisasi faktor-faktor
dalam pengembangan yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan langkah perbaikan yang diperlukan
dalam pengembangan Potensi Pariwisata Pantai Balaikambang.

Kabupaten Malang memiliki potensi yang besar dibidang pariwisata dikarenakan letak geografi
wilayahnya. Khususnya pada wilayah selatan yang langsung berbatasan dengan pantai selatan Pulau Jawa
yang merupakan potensi dari sektor wisata Kabupaten Malang. Kabupaten Malang memiliki beragam
deretan pantai yang salah satu dianataranya, Pantai Balaikambang pantai yang terletak di Kecamatan
Bantur, Pantai Balekambang merupakan satu dari 13 pantai yang ada di Kabupaten Malang.

HASIL

Analisis SWOT
Perkembangan pariwisata Kabupaten Malang disisi Selatan terutama Pantai Balaikambang
memang belum dapat dikatakan optimal sebab banyaknya kendala yang masih belum dapat diselesaikan.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan adanya kajian menenai Perkebngan Kawasan Wisata untuk
mengetahui permasalahan dan pengembangan potensi sehingga dapat membantu prosesnya perkembangan
suatu potensi diwilayah Pantai Balaikambang. Dengan menggunakan metode analisis SWOT.
Elemen SWOT Kawasan Wisata Balaikambang
No. Aspek Elemen
Internal
1. Strength • Memiliki topografi 0-9 MdPL dengan kemiringan lahan landai (0-
13%)
• Kenindahan alam pantai dwngan pasir putih dan pemandangan alam
yang indah menjadi daya tarik kuat dan minat tujuan wisata
berkunjung
• Mempunyai daya tarik yang membedakan dengan objek wisata
lainnya yang sejenis yaitu pulau-pulau karang yang berjajar ke arah
barat, yaitu Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo
yang diatasnya masih alami dan iklim yang sejuk
• Adanya potensi flora dan fauna berupa hutan dan kekayaan laut serta
lingkungan yang masih alami dan iklim yang sejuk
• Adanya antraksi budaya dan antraksi keagamaan tahunan, berupa
Upacara Labuhan Suran dan Upacara Jalanidhipuja
• Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata yang cukup
lengkap seperti warung makan, kios kelontong, kios cinderamata,
penginapan, MCK, tempat parkir, dan lain-lain
• Aktivitas yang dilakukan wisatawan beragam mulai dari kegiatan
something to see, something to do dan something to buy
• Daya tarik kawasan wisata diminati oleh wisatawan dari segala umur
• Kerjasamanya antara pengelola dengan masyarakat setempat ditandai
dengan ikut berpartisipasinya masyarakat setempat pada kegiatan
wisata
• Letak kawasan wisata Balaikambang yang berdekatan dengan objek
wisata lain berpeluang untuk dibuat satu rute perjalanan wisata

2. Weaknes • Tingkatkan kebersihan di kawasan wisata Balaikambang rendah


sehingga kawasan wisata terlihat kotor
• Kondisi beberapa fasilitas yang kurang terawat sehingga perlu
diperbaki
• Adanya PKL yang berjualan di sembarang tempat sehingga perlu
diperbaiki
• Kurangnya memadainya sarana dan prasarana penunjang wisata yang
dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung
• Keterbatasan jenis antraksi wisata yang dapat dijumpai
• Jenis barang dagangan (makanan, minuman, dan buah-buahan) dan
cindera mata yang ditawarkan kurang beragam
• Tingkat pelayanan wisata kepada wisatawan masih belum optimal
• Kurangnya usaha promosi terutama untuk luar daerah
Eksternal
3. Opportunity • Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan pariwisata
kawasan wisata Balaikambang
• Kawasan wisata Balaikambang merupakan salah satu objek wisata
pantai andalan di Kabupaten Malang dan menjadi tujuan wisata
pantai dalam skala nasional
• Pengadaan kalender wisata (calender event)yang rutin diadakan
setiap tahunnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malang
berkerjasama dengan pihak pengelola
• Rencana pembangunan JLS (Jalur Lintas Selatan) yang diharapkan
memberi kemudahan bagi eksabilitas bagi wisatawan
• Pengembangan kegiatan pariwisata dapat menciptakan lapangan
kerja sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat
melalui partisipasinya pada kegiatan wisata dan memberikan
kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten
Malang
• Kemajuan teknologi seperti media cetak dan media elektronik
menjadi salah satu upaya peningkatan promosi kawasan wisata
Balaikambang
Threats • Adanya persaingan pariwisata Kabupaten Malang dengan kota-kota
lain di Jawa Timur serta persaingan antara objek wisata di Kabupaten
Malang, terutama persaingan dengan objek wisata yang sejenis
• Tingkat aksabilitas sulit karena kondisi jalan menuju kawasan wisata
Balaikambang banyak yang rusak dan tidak tersedianya angkutan
umum yang menuju kawasan wisata Balaikambang
• Belum dikaitkannya kawasan wisata Balaikambang dengan objek
wisata lain sebagai suatu paket perjalanan wisata, khususnya dalam
lingkup Kabupaten Malang
• Adanya bencana alam seperti gempa bumi, stunami, dan kondisi
cuaca buruk yang akhri-akhir ini melanda beberapa wilayah di
Indonesia, khususnya daerah pantai selatan, yang dapat menjadi
ancaman bagi keamanan dan kenyamanan wisatawan dalam
berwisata
• Pengelolaan kawasan wisata dapat menimbulkan pencemaran dan
menurunkan kualitas lingkungan serta dapat memberi dampak sosial
budaya yang negatif bagi masyarakat setempat

Tabel 1 Elemen SWOT Kawasan Wisata Balaikambang

Kondisi Ekonomi

Masyarakat Srigonco merupakan mayoritas pedagang, petani, dan juga nelayang. Mereka yang
berdagang bayak dari mereka yang berdagang baik dikawasan wisata balekambang dan juga menjadi
pedagang dipasar. Untuk sistem pertanian hampir semua di kawasan Malang pesisir memiliki sistem petani
musiman dikarenakan merupakan sawah tadah hujan. Jadi ketika penghujan mereka menanam padi dan
ketika kemarau mereka menanam yang lainnya. Tetapi untuk wilyah Desa Srigonco banyak dari mereka
yang merupakan petani pisang juga menjadi salah satu mata pencaharian di desa srigonco. Lokasi yang
strategis berada di Jalur Lintas Selatan memberikan peluang untuk memperkenalkan pisang sebagai salah
satu daya tarik wisata pantai malang selatan. Pisang yang dijual kebanyakan yaitu pisang kapok, pisang
balin, pisang susu, pisang raja dan pisang candi.

Konidisi Sosial

Di Pantai Balekambang selain sebagai wisata alam, juga bisa disebut sebagai tempat wisata religi.
Karena pada hari-hari tertentu, ribuan pengunjung datang ke pantai ini untuk melakukan ritual. Bagi
umat Islam, mereka menjalani ritual dengan berziarah ke makam Syaikh Abdul Jalil, orang pertama yang
membabat Pantai Balekambang. Setiap tanggal 1 Sya’ban, para peziarah meluber ke makam yang berada
terpencil di tepi Kali Berek, jaraknya sekitar 1 km sebelum masuk Pantai Balekambang dari arah Bantur.
Asal usul Syaikh Abdul Jalil dikabarkan berasal dari Jogjakarta. Dia adalah seorang keluarga ningrat yang
memiliki ilmu agama cukup tinggi, karena itu pengaruhnya di masyarakat begitu kuat. Apalagi Syaikh
Abdul Jalil termasuk yang tidak mau kompromi kepada penjajah Belanda, karenanya Belanda
menjadikannya sebagai orang yang harus disingkirkan.

Fasilitas yang ada di Pantai Balaikambang ini cukup lengkap dengan adanya MCK, kios cindera
mata, rumah makan, kantor informasi dan fasilitas lainnya. Namun, kualitas yang ada pada fasilitas-fasilitas
yang ada masih belum maksimal. Kurangnya kebersihan pengunjung dan peran pemerintah untuk menjaga
lingkungan sekitar pantai juga masih belum dapat dikatakan baik. Adapun pengembangan yang dilakukan
di kawasan Pantai Balekambang, dan tentunya itu pasti akan menjadikan dampak serta perolehan
pengembangan yang diantaranya :

a. Sarana dan prasarana


Bentuk sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata Balekambang dan memiliki nilai jual
secara ekonomi terdiri fasilitas pokok, fasilitas pelengkap, fasilitas penunjang, prasarana sosial.
Jenis sarana dan pra sarana tersebut antara lain penginapan, warung makan dan minum, angkutan
umum, lapangan berkemah, lapangan bermain, MCK, toko/kios, panggung pertunjukan (pendopo),
loket masuk, tempat parkir, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan pusat informasi pariwisata.
b. Aksesibilitas
Jaringan jalan menuju kawasan wisata Balekambang bervariasi diantaranya : jalan melalui
kecamatan Gondanglegi dari Kota Malang merupakan jalan kelas I dengan jarak tempuh + 25 km,
lebar jalan + 6-8 m dan perkerasaan berupa aspal hotmix, kemudian dari Kecamatan Bantur
merupakan jalan kelas II dengan jarak tempuh + 19 km, dengan lebar jalan + 3-4 m dan perkerasan
berupa aspal.
Jaringan jalan tersebut terbagi menjadi atas dua arah dan tanpa median jalan yang memadai seperti
rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan dan pagar pengaman di sisi jalan. Kondisi jaringan
jalan menuju kawasan Wisata Balekambang banyak yang rusak. Untuk waktu tempuh ke kawasan
Wisata Balekambang dari Kota Malang apabila menggunakan kendaraan beroda empat sekitar 2-
2,5 jam dan bila menggunakan kendaraan roda dua sekitar 1,5-2 jam
c. Daya tarik wisata
Bentuk – bentuk antraksi atau kegiatan yang telah ada dikawasan Wisata Balekambang diantanya
adalah kegiatan yang bersifat something to do dan samething to buy. Kegiatan yang bersifat
bermain di taman bermain, berkemah, lintas alam (hiking), mengunjungi Pura Sagara Amerjati,
memancing, dan olahraga (berenang dan voli pantai). Sedangkan kegiatan yang bersifat something
to buy diantanya kegiatan berbelanja pada kios, warung atau PKL yang berupa makanan, minuman,
dan barang oleh-oleh serta souvenir
d. Aktifitas ekonomi masyarakat
Mata pencaharian di Desa Srigonco sebagian besar tidak bekerja atau menganngur, sedangkan
untuk wiraswasta/pedagang merupakan pekerjaan yang paling banyak ditekuni masyarakat selain
buruh tani, buruh bangunan, jasa dan pegawai negeri sipil.

Tinjau Wisatawan
a) Tipologi Wisatawan
Tipologi wisatawan kawasan wisata Balekambang dapat dilihat dari aspek karakter
personal, mata pencaharian, tingkat penghasilan, asal wisatawan, asal informasi tentang
kawasan wisata Balekambang, tujuan kunjungan, frekuensi kedatangan, lama kunjungan,
tempat menginap, tempat makan, pengeluaran wisatawan, mode transportasi yang
diunakan.
b) Persepsi wisatawan
Persepsi wisatawan terhadap kawasan wisata Balekambang dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu daya tarik objek wisata, kondisi umum kawasan wisata dan kondisi sarana
prasarana wisata Balekambang.
c) Pengelolaan
Pengelolaan kawasan wisata Balekambang berada di bawah tanggung jawab Perusahaan
Daerah Jasa Yasa dan Unit Wisata Balekambang

Selain umat Islam, umat Hindu pun menjadikan pantai ini sebagai tempat ibadah utama setiap
setahun sekali. Tepatnya pada hari raya Nyepi, lokasinya di Pura Amarta Jati yang berada di Pulau Ismoyo.
Pulau ini menjorok masuk dari bibir pantai sekitar 70 meter yang dihubungkan dengan jembatan.
Keberadaan pura ini bagai magnet tersendiri bagi Pantai Balekambang. Tradisi Nyepi dengan menggelar
ritual keagamaan Hindu selalu dinantikan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk wisatawan asing.

Matriks SWOT Kawasan Wisata Balaikambang


Internal STRENGTH WEAKNESS

Eksternal
OPPORTUNITY SO : WO :
• Topografi yang aktif relatif datar • Meningkatkan kebersihan di dalam
memudahkan untuk pengembangan dan Kawasan Wisata Balaikambang
peembangunan Kawasan Wisata • Mengatur keberadaan KPL
Balaikambang • Memanfaatkan dukungan pemerintah
melalui meningkatkan antraksi wisata dan
• Mengembangkan potensi antraksi meningkatkan kualitas sarana prasarana
budaya (upacara Jalanidhipuja) secara wisata Kawasan Wisata Balaikambang
optimal • Menambah dan miningkatkan kualitas dan
• Mengembangkan potensi flora dan fauna janis barang dagangan/cinderamata yang
serta memanfaatkan keberadaan Pulau dihasilkan oleh masyarakat setempat
Anoman, Pulau Wisanggeni, dan Pulau • Memanfaatkan kemajuan teknologi seperti
Ismoyo sebagai daya tarik Kawasan media cetak maupun elektronik untuk usaha
Wisata Balaikambang publikasi dan promosi terutama untuk luar
• Memanfaatkan potensi keindahan alam daerah
dan ketersediaan sarana prasarana
wisata di Kawasan Wisata
Balaikambang serta keragaman
aktivitas berupa something to see
(menikmati pemandangan), something
to do (berenang dipantai, bermain di
playground, mengunjungi Pura Sagara
Amerjati, dan Berkemah), dan
something to buy (makanan minuman
dan cindera mata)
• Memanfaatkan rencana pembangunan
JLS dan letak Balaikambang yang
berdekatan dengan lokasi objek wisata
lain yang sejenis sehingga dapat dibuat
satu rute perjalanan wisata
• Memanfaatkan kerjasama pengelola
dan masyarakat sekitar serta
meningkatkan pemberdayaan
masyarakat setempat dalam usaha
pengembangan Kawasan Wisata
Balaikambang
• Memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk memaksimalkan keberadaan even
budaya dan even agama agar lebih
banyak lagi wisatawan yang datang
THREAT ST : WT :
• Mengikatkan dan memperbaiki • Meningkatkan kebersihan di Kawasan
pengelolaan Kawasan Wisata Wisata Balaikambang
Balaikambang • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
• Memberikan pendidikan dan pelatihan dan prasarana pendukung wisata
untuk meningkatkan SDM petugas • Mengatur keberadaan PKL dalam Kawasan
pengelola kawasan wisata dan Wisata Balaikambang
masyarakat setempat
• Memanfaatkan potensi keindahan alam • Menambah dan meningkatkan antraksi seni
pentai serta keragaman aktivitas berupa serta keberadaan jenis barang
something to see (menikmati dagang/cinderamata
pemandangan), something to do • Meningkatkan usaha promosi sehingga
(berenang dipantai, bermain di Balaikambang diikutsertakan dalam paket
playground, mengunjungi Pura Sagara perjalanan wisata
Amerjati, dan Berkemah), dan
something to buy (makanan minuman
dan cindera mata)
• Memanfaatkan potensi alam, potensi
even seni budaya dan even keagamaan
Kawasan Wisata Balaikambang
• Memanfaatkan partisipasi masyarakat
sekitar untuk mengantisipasi terjadinya
pencemaran dan penurunan kualitas
lingkungan serta munculnya dampak
sosial budaya

Tabel 2 Matriks SWOT Kawasan Wisata Balaikambang

SIMPULAN

Untuk menunjang hal tersebut diperlukan adanya kajian menenai Perkebngan Kawasan Wisata
untuk mengetahui permasalahan dan pengembangan potensi sehingga dapat membantu perkembangan
suatu potensi diwilayah Pantai Balaikambang. Mereka yang berdagang bayak dari mereka yang berdagang
baik dikawasan wisata balekambang dan juga menjadi pedagang dipasar. Lokasi yang strategis berada di
Jalur Lintas Selatan memberikan peluang untuk memperkenalkan pisang sebagai salah satu daya tarik
wisata pantai malang selatan.

Di Pantai Balekambang selain sebagai wisata alam, juga bisa disebut sebagai tempat wisata religi.
Bentuk sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata Balekambang dan memiliki nilai jual secara
ekonomi terdiri fasilitas pokok, fasilitas pelengkap, fasilitas penunjang, prasarana sosial. Kondisi jaringan
jalan menuju kawasan Wisata Balekambang banyak yang rusak. Untuk waktu tempuh ke kawasan Wisata
Balekambang dari Kota Malang apabila menggunakan kendaraan beroda empat sekitar 2-2,5 jam dan bila
menggunakan kendaraan roda dua sekitar 1,5-2 jam. Bentuk – bentuk antraksi atau kegiatan yang telah ada
dikawasan Wisata Balekambang diantanya adalah kegiatan yang bersifat something to do dan samething to
buy.
DAFTAR RUJUKAN

Andayani, S., Anwar, M. R., & Antariksa, A. (2012). Pengembangan Kawasan Wisata Balekambang
Kabupaten Malang. Rekayasa sipil, 6(2), 168-178.

yunahermanz. (2016, Desember 19). STRATEGI TERINTEGRASI DALAM PERENCANAAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG EFEKTIF. Diambil kembali dari Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial, Jilid 1
edisi kesebelas. HORNGREN, DATAR & FOSTER.
Rustiadi, E. (2001). Pengembangan Wilayah Pesisir sebagai Kawasan Strategis Pembangunan
Daerah. Jakarta: Pelatihan Pengelolaan dan Perencanaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu
(ICZM). DKP.

Ekosafitri, K. H., Rustiadi, E., & Yulianda, F. (2017). Pengembangan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa
Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah: Studi Kasus Kabupaten Jepara. Journal of Regional
and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan), 1(2), 145-157.

Satria, D. (2009). Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam rangka program
pengentasan kemiskinan di wilayah Kabupaten Malang. Journal of Indonesian Applied
Economics, 3(1).

Utomo, S. J., & Satriawan, B. (2017). Strategi Pengembangan desa wisata di kecamatan karangploso
kabupaten Malang. Jurnal Neo-Bis, 11(2), 142-153.

Supriadi, B. (2016). Pengembangan Ekowisata Pantai Sebagai Diversifikasi Mata Pencaharian. Jurnal
Pariwisata Pesona, 1(1).

Muluk, M. K., Ari, D. P., & Hanum, L. (2020). Pemetaan Potensi Pariwisata Berbasis Komunitas Melalui
Eksplorasi Keunikan Seribu Pantai di Malang Selatan. Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(2), 309-326.

Anda mungkin juga menyukai