Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 5

Kebijakan
Kepariwisataan
Nasional

MANAJEMEN PARIWISATA SYARIAH


Guru Pembimbing:

Derizal, SE.Par. M.Mpar

Member of the Group:

1. Nurul Azmi (3520008)


2.Riska Mahmuda (3520019)
3.Agnes Safitri (3520021)
4.Weni Arsika (3520027)
Table of A Pengertian Kebijakan Pariwisata Nasional

Contents
B Tujuan Dan Sasaran Pariwisata Nasional

C Perkembangan Kebijakan Pariwisata Indonesia

D Modal Dasar Pengembangan Kebijakan Pariwisata


Pembahasan Materi
A. Pengertian Kebijakan Pariwisata Nasional

Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen pemerintahan, buka saja dalam arti goverment yang hanya menyangkut aparatur negara,

melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau

pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi

kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari antara berbagai gagasan,

teori, ideologi dan kepentinga-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.
Berbagai definisi mengenai kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau
ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan membawa
dampak baik bagi kehidupan warganya. Menurut Bridgman dan Davis (suharto, 2013)
bahwa kebijakan publik pada umumnya mengandung pengertian mengenai “whatever
goverment choose to do or not to do” artinya kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih
oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Menurut Goeldner dan Ritchie (2006) mendefinisikan kebijakan pariwisata sebagai


regulasi, aturan, pedoman, arah, dan sasaran pembangunan/promosi serta strategi yang
memberikan kerangka dalam pengambilan keputusan individu maupun kolektif yang
secara langsung mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam jangka panjang dan
sekaligus kegiatan sehari-hari yang berlangsung di suatu destinasi. 1
Biederman (2007) menambahkan hal penting dalam definisi kebijakan kepariwisataan dengan mengemukakan bahwa prinsip dari
kebijakan kepariwisataan adalah harus menjamin negara maupun daerah mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya dari kontribusi
sosial dan ekonomi yang diberikan pariwisata. Biederman juga menyebutkan bahwa sasaran akhir dari kebijakan pariwisata adalah
peningkatan kemajuan negara atau daerah dan kehidupan warga negaranya. 2

Kebijakan adalah arah atau tuntutan dalam pelaksanaan suatu kegiatan oleh suatu pemerintah yang di ekspresikan dalam sebuah
pernyataan umum. Mengenai tujuan yang ingin dicapai yang menuntun tindakan dari para pelaksana, baik dipemerintahan maupun diluar
pemerintahan, dalam mewujudkan harapan yang telah ditetapkan tersebut (pitana dan diarta, 2009 : 106).
Dalam melaksanakan pengembangan pariwisata diarahkan untuk meningkatkan kualitas budaya bangsa, memperkenalkan peninggalan
sejarah, keindahan alam termasuk bahari. Suwantoro (2004:19) menyebutkan bahwa untuk menunjang pengembangan pariwisata didaerah
tujuan wisata haruslah melakukan pengembangannya dalam melaksanakan pembangunan pariwisata.

Berdasarkan undang-undang no 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, kebijaksanaan yang digariskan adalah bahwa yang dapat dijadikan
objek dan daya tarik wisata berupa keadaan alam, flora, dan fauna hasil karya manusia, serta peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan
model bagi perkembangan dan peningkatan kepariwisataan di indonesia. Pada undang-undang no 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
bahwa pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta alam
kebutuhan manusia untuk berwisata.
Berdasarkan undang-undang republik indonesia No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan daerah tujuan pariwisata yang
selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan atraksi
wisata, suatu DTW harus mempunyai 3 syarat daya tarik yaitu :
Ada sesuatu yang bida dilihat (something to se)
Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
Ada sesuatu yang bisa dibeli ( someting to buy)

Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk memplubikasikan pariwisata seseorang wisatawan yang datang
kesuatu DTW dengan tujuan memperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (statifactions). Manfaat dan kepuasan tersebut
diperoleh apabila suatu DTW mempunyai daya tarik. 3
B. Tujuan Dan Sasaran Pariwisata Nasional

Tujuan yang ingin dicapai melalui rencana pembangunan nasional jangka panjang itu dinyatakan sebagai berikut:

• Meningkatkan keunggulan banding dan keunggulan saing kepariwisataan indonesia dalam peta kepariwisataan
regional maupun internasional.

• Membangun sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utama pembangunan perekonomian nasional yang
berkelanjutan, berwawasan lingkungan.

• Membangun sektor pariwisata sebagai instrumen strategis dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat di berbagai wilayah dan destinasi pariwisata.
Tujuan pembangunan kepariwisataan menurut undang-undang kepariwisataan no.10 tahun 2009 yaitu:

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


 Meningkatakan kesejahteraan rakyat
 Menghapus kemiskinan

 Mengatasi pengangguran
 Melestarikan alam, lingkungan dan sumber saya
 Memajukan kebudayaan
 Mengangkat citra bangsa
 Memupuk rasa cinta tanah air
 Memperkokoh jati diri dan kesatuan bangsa
Kedepan pembangunan kepariwisataan akan menggarap kegiatan-kegiatan 12 kategori, yaitu :

1.daya tarik wisata


2.aksesibilitas
3.prasarana
4.fasilitas penunjang pariwisata
5.investasi
6.pemberdayaan masyarakat
7.sistem informasi
8.pemasaran dan promosi
9.sumber daya manusia
10.kelembagaan
11.tata ruang
12.deregulasi dan debirokratisasi
C. Perkembangan Kebijakan Pariwisata Indonesia

1). Perkembangan tahap pertama (1961-1969)

Di bawah bidang distribusi dan perhubungan dengan titel tourisme kebijakan ini mencakup :
 Gagasan mempertinggi mutu kebijakan
 Peningkatan perhatian terhadap kesenian di daerah pusat tourisme
 Pemeliharaan kepribadian dan keaslian kebudayaan, sesuai kepribadian dan keaslian daerah masing-
masing.

Kebijakan pariwisata tahap pertama mencerminkan :


 Penempatan kepariwisataan sebagai aspek kegiatan budaya
 Kepariwisataan sebagai media pembangunan budaya, nasional maupun universal.
 Penempatan keaslian, kekhasan
2). Perkembangan kedua (1969-1998)
Ciri utamanya adlah penekanan kepariwisataan sebagai sumber devisa, kebijakan tersebut adalah :
 Peningkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan dan lapangan kerja
 Pengaturan yang lebih terarah

 Pengembangan pariwisata domestik untuk pengenalan budaya

3). Perkembangan tahap ketiga (2000) megawati


Perkembangan tahap ketiga memiliki titel kebudayaan, kesenian, pariwisata Kebijakan dilakukan pada 2 gagasan
yaitu :

  Kepariwisataan berpijak pada kebudayaan tradisional


 Kepariwisataan sebagai wahana persahabatan antar bangsa
Pola Kebijakan Pengembangan Pariwisata Menurut Suwantoro (2006:57)
1. Kebijaksanaan Umum
Pola kebijakan umum ini meliputi :
 kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat,
 Kebijakan pengembangan industri swasta,
 Kebijakan pengembangan objek wisata, atraksi wisata, taman rekreasi
 dan hiburan umum,
 Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana
 Kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara arus wisatawan, kemampuan menampung, melayani dan
menyelenggarakan
 kepariwisataan,
 Kebijakan pengelolaan,
 Kebijakan pembinaan,
 Kebijakan hukum
2. Arah pola kebijaksanaan pengembangan jalur 4. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana wisata
wisatawan. pola kebijaksanaanpengembangan jalur meliputi :
wisatawan diarahkan kepada pengembangan a) Akomodasi,
jalur wisatawan mancanegara dan b) Restoran,
c) Usaha rekreasi dan hiburan umum,
nusantara yang sekaligus dapat meningkatkan
d) Gedung pertemuan,
jumlah atau diversifikasi paket wisata yang didasarkan
e) Perkemahan,
pada perkembangan objek wisata
f) Pondok wisata,
 
 
3. Pola kebijakan pengembangan objek wisata. Pola 5. Pola kebijaksanaan pengembangan pemasaran berpedoman
kebijakan objek wisata meliputi : kepada :
a) Prioritas pengembangan objek,
g) Peningkatan jumlah dan lama tinggal wisatawan,
b) Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan h) Meningkatkan kerja sama yang terpadu antara berbagai sektor,
wisatawan,
i) Mempercepat perkembangan pasar wisata domestik.
c) Meningkatan kegiatan penunjang pengembangkan
objek wisata.
6. Kebijakan pengembangan kelembagaan meliputi :
j) Penyerahan urusan kepariwisataan,
k) Pemantapan kedudukan lembaga pemerintah daerah,
l) Peningkatan profesinalisme pelaksanaan tugas,
m) Pertimbangan jenis dan kelas lembaga,
n) Kemampuan bekerja sama.
7. Kebijaksanaan pengembangan industri.
Penanaman modal diarahkan pada:

a) Penyerahan tenaga kerja, peningkatan mutu dan


kemampuan tenaga kerja Indonesia, Pengembangan kepariwisataan indonesia
b) Pengembangan struktur industri dengan prioritas sebagai bagian integral pembangunan nasional
pada usaha untuk menghasilkan barang ekspor dilaksanakan secara berkelnjutan bertujuan
non-migas, untuk mewujudkan peningkatan kepribadian dan
c) Peranannya sebagai wahana pengembangan kemapuan manusia dan masyarakat indonesia
teknologi dan memacu pertumbuhan atau dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
perkembangan daerah. teknologi, serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Pengembangan
Pengembangan destinasi pariwisata pariwisata dalam negeri telah diarahkan untuk
Destinasi merupakan suatu tempat yang memupuk cinta tanah air dan bangsa,
dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama menanamkan jiwa dan semangat serta nilai-nila
perjalanan seseorang dibandingkan dengan luhur berbangsa, meningkatkan kualitas budaya
tempat lain yang diakui selama perjalanan. Suatu bangsa, memperkenalkan peninggalan sejarah,
tempat pasti memiliki batas-batas tertentu, baik keindahan alam termasuk bahari.
secara aktual maupun hukum.
D. Modal Dasar Pengembangan Kebijakan Pariwisata

Modal Dasar Pengembangan Industri Pariwisata


Hal ini mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
a. keragaman dan keindahan alam
b. Keragaman suku dan adat istiadat
c. Keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan sebagainya.

 Indonesia memiliki sumber daya yang dapat dijadikan modal dasar pembangunan sektor
pariwisata, yang terdiri dari:

a. Luas wilayah dan letak strategis

Negeri ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di lokasi yang strategis di
garis khatulistiwa dengan jumlah pulau sekitar 17.408 pulau, dimana sekitar 60 % dari seluruh wilayah
terdiri dari air dan selebihnya berupa daratan. Bila dibandingkan luas wilayah Indonesia hampir sama
dengan luas seluruh benua Eropa atau luas Amerika Utara. Panjang rentang dari ujung barat sampai ujung
timur mencapai 5.100 km dan panjang dari utara ke selatan sekitar 1.888 km. Letak geografis Indonesia
berada diantara benua Asia dan Australia serta lautan Pasifik dan Samudera Hindia, yang beriklim tropis
basah dengan penyinaran matahari sepanjang tahun.
b. Sumber Daya Alam
d. Stabilitas Keamanan
Wilayah Indonesia dengan iklim
Keamanan dan toleransi merupakan syarat mutlak bagi tumbuh
tropisnya sepanjang tahun memiliki
dan berkembangnya industri pariwisata. Bangsa Indonesia yang
potensi kekayaan alam dan laut yang
sebelumnya dikenal karena memiliki budaya tinggi, luhur, ramah,
belum sepenuhnya dieksploitasi. untuk
santun, beradab, dan sangat toleran antar sesama, disadari atau tidak
kesejahteraan rakyat. Kekayaan,
mulai berubah menjadi bangsa yang mudah tersinggung, dan
keragaman dan keindahan alam baik di
emosional. Munculnya kasus bom Bali dan kasus yang sama di
dasar lautan maupun di darat dapat
beberapa wilayah di Indonesia secara langsung dan seketika telah
menjadi daya tarik tersendiri bagi para
mengakibatkan industri pariwisata kita jatuh terpuruk. Negara kita
wisatawan baik dari dalam negeri
maupun dari manca negara. mulai dicap sebagai negara teroris dan seakan telah kehilangan jati
  dirinya. Oleh karena itu marilah kita membangun kembali citra negeri
c. Penduduk yang besar dan budaya yang ini, mengembalikan kepercayaan dunia bahwa negeri ini memang
beragam negeri yang beradab, berbudaya, santun dan toleran kepada semua
Indonesia termasuk negara umat manusia.
berpenduduk terbesar di dunia selain  
China, India dan Amerika Serikat. e. Komitmen politik dari pemerintah
Penduduk Indonesia terdiri dari Komitmen politik yang kuat dari pemerintah untuk mempersatukan
berbagai suku dengan budaya dan adat bangsa dan menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan dalam
istiadat yang beraneka ragam, seni pembangunan ekonomi rakyat akan berpengaruh langsung dan dapat
budaya, sejarah dan dialek yang menjadi modal dasar bagi pengembangan industri pariwisata
berbeda dapat menjadi modal besar
bagi pengembangan kepariwisataan.
f. Keberhasilan pembangunan
Keberhasilan pembangunan telah memberikan dampak positif dalam pembangunan dan
pengembangan pariwisata di Indonesia. Prasarana dan sarana yang

semakin baik telah memberikan kemudahan dan citra positif bagi kepariwisataan indonesia.
Keberhasilan ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
 Semakin meningkatnya seni dan budaya bangsa
 Semakin meningkatnya sadar wisata dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
pariwisata
 Semakin dikenalnya objek dan daya tarik oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara
 Semakin meningkat nya kepedulian terhadap lingkungan
KESIMPULAN

kebijakan pariwisata sebagai regulasi, aturan, pedoman, arah, dan sasaran pembangunan/promosi serta strategi yang memberikan
kerangka dalam pengambilan keputusan individu maupun kolektif yang secara langsung mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam
jangka panjang dan sekaligus kegiatan sehari-hari yang berlangsung di suatu destinasi.
kepariwisataan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam
satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai 3
syarat daya tarik yaitu :
Ada sesuatu yang bida dilihat (something to se)
Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
Ada sesuatu yang bisa dibeli ( someting to buy)

Kebijakan pariwisata memiliki modal dasar pengembangan kebijakan pariwisata Sehingga kita dapat mengetahui modal dasar untuk kita
mengembangkan destinasi berdasarkan kebijakan – kebijakan yang telah ditentukan baik oleh pemerintah terkait ataupun pihak-pihak yang
berwenang.
Thank you
BY : KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai