Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayahnya maka Buku Panduan Standar Asuhan
Keperawatan dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
Malang , Desember 2020
Penyusun,
Keperawatan
Mengesahkan,
Direktur Klinik Jantung Hasna Medika Malang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
17,5 juta dari 58 juta kematian di dunia. Dari seluruh kematian akibat
serangan jantung 7,6 juta dan stroke 5,7 juta. Pada tahun 2015
khusus bidang jantung dan pembuluh darah. Keahlian bidang jantung dan
B. Tujuan
kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara
C. Ruang Lingkup
kesehatan.
BAB II
DEFINISI
A. Definisi
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan (intervensi)
4. Pelaksanaan (implementasi)
sakit.
BAB III
RUANG LINGKUP
ruang yang dimaksud adalah seberapa besar batasan atau tempat dimana
pada pasien dengan berbagai kondisi sehat maupun sakit. Adapun ruang
1. IGD
2. Poliklinik
3. Rawat Inap
BAB IV
TATALAKSANA
dari :
absah (valid).
masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien
kepada pasien/keluarga.
keselamatan pasien.
dasar meliputi:
penyembuhan.
Standar V : Evaluasi
standar.
dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai
B. Proses Keperawatan.
1. Pengertian.
berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling
proses keperawatan.
saling berhubungan antara tahap satu dengan yang lain dan tidak
berdiri sendiri.
1. Aspek Administrasif.
perkembangan klien.
2. Aspek Hukum.
3. Aspek Ekonomi.
kebutuhan klien.
1. Pengertian.
perawat.
2. Kegunaan Dokumentasi.
e. Sarana Evaluasi.
keperawatan.
keperawatan.
Keperawatan.
Sumber.
4. Catatan perawat.
5. Catatan dan laporan khusus.
2. POR ( Problem – Oriented Record ) / Catatan Berorientasi pada
Masalah.
oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam
1. Data dasar, ini berisi semua informasi yang telah didapat dari klien
Kemajuan ).
standar.
CBE mengintegrasikan 2 komponen yaitu :
pemulangan klien.
kali.
diagnosa keperawatan.
Keperawatan.
1) Pengkajian Keperawatan.
2) Diagnosa Keperawatan.
3) Perencanaan Keperawatan.
4) Tindakan Keperawatan.
5) Evaluasi Keperawatan.
sebagai berikut:
perawatan.
sebagai berikut
4) Kolom 4 : Keterangan.
Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang
bersangkutan.
penilaian.
…… dan seterusnya.
dengan cara : T o t a l
Prosentase = x 100 %
a. Pengkajian.
pengkajian.
b. Diagnosa.
dirumuskan.
c. Perencanaan.
pasien/keluarga.
6) Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim
kesehatan lain.
d. Tindakan.
keperawatan.
jelas.
e. Evaluasi.
dilaksanakan.
dan benar.
dilakukannya tindakan.
1. Pengertian.
mandiri kembali .
2. Peran Perawat.
dari:
perkembangannya.
1. Peran Edukator.
2. Peran Koordinator.
3. Peran Kolaborator.
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
4. Peran Konsultan
5. Peran Pembaharu.
3. Fungsi Perawat.
a) Fungsi Independen.
b) Fungsi Dependen.
c) Fungsi Interdependen.
ketergantungan diantara tim satu dengan yang lain. Fungsi ini dapat
4. Tugas Perawat.
A. Penerapan.
perkembangan pasien.
menjalankan tugas.
susah.
b. Sumber Daya Manusia masih kurang jumlahnya diruang
keperawatan.
b. Diagnosa Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah melakukan analisis data
pengkajian keperawatan jantung dan pembuluh darah untuk
menentukan diagnosis keperawatan atau masalah kesehatan
terkait.
Indikator:
1) Menentukan diagnosis keperawatan atau masalah kesehatan
berdasarkan data pengkajian keperawatan yang
menggambarkan kondisi klinis pasien terkini, mencakup :
a) Identifikasi potensial masalah tumbuh kembang
berdasarkan umur pasien.
b) Kebutuhan pasien usia lanjut pasca rawat dan atau
manajemen perawatan jangka panjang.
c) Kebutuhan pendidikan keluarga terhadap masalah aktual
atau potensial.
2) Menyempurnakan atau merevisi diagnosis keperawatan sesuai
kondisi pasien berdasarkan data terkini.
3) Membuat diagnosis faktor risiko jantung dan pembuluh darah.
Diskusikan dengan pasien, keluarga, pemberi pelayanan,
anggota multidisiplin tim, dan petugas kesehatan lain bila
memungkinkan.
4) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan atau masalah
secara terstruktur untuk penentuan hasil dan rencana yang
diharapkan.
c. Perencanaan Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah mengembangkan rencana,
strategi dan alternatif pencapaian hasil yang diharapkan (melibatkan
pasien dan keluarga pasien secara berkesinambungan).
Indikator:
1) Mengembangkan rencana keperawatan terkait gangguan
jantung dan pembuluh darah secara individual dengan
mempertimbangkan karakteristik dan kondisi pasien.
2) Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain (multi dan
interdisiplin) dalam mengembangkan perencanaan
keperawatan.
3) Berkontribusi dalam pengembangan dan perbaikan
perencanaan keperawatan secara berkelanjutan.
4) Mempertimbangkan praktik (keputusan) klinik, pasien, dan
sumber dana dalam proses pengambilan keputusan.
5) Mengembangkan dan menetapkan prioritas rencana
keperawatan bersama pasien, keluarga, dan orang yang tepat.
6) Menyusun strategi perencanaan keperawatan sesuai masalah
atau diagnosis keperawatan yang teridentifikasi, termasuk
strategi promosi dan pemulihan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan penyembuhan penyakit.
7) Menggunakan kerangka waktu dalam rencana pencapaian
hasil.
8) Membuat rencana keperawatan yang dapat memberikan arah
kepada anggota tim kesehatan lain dalam konteks perawatan
pasien.
9) Membuat rencana keperawatan yang menggambarkan standar
praktik keperawatan jantung dan pembuluh darah.
10) Mengintegrasikan trend dan penelitian terkini yang berdampak
pada proses rencana asuhan keperawatan.
11) Mempertimbangkan dampak ekonomi terhadap pasien, dan
keluarga dari perencanaan keperawatan yang dibuat.
12) Menggunakan terminologi yang dapat dipahami dalam
pencatatan rencana keperawatan.
13) Menyusun rencana keperawatan yang merefleksikan fakta
terkini, termasuk data, penelitian, literatur, dan hasil konsultan
klinik.
14) Membuat strategi dalam pemenuhan kebutuhan pasien yang
kompleks.
15) Memasukkan nilai-nilai dan keyakinan pasien terhadap
perawatan dan terapi medis dalam rencana keperawatan.
d. Implementasi Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah mengimplementasikan
rencana keperawatan yang berbasis bukti.
Indikator:
1) Mengimplementasikan rencana keperawatan secara aman dan
tepat waktu.
2) Mengimplementasikan rencana keperawatan sesuai prinsip dan
konsep sistem manajemen keperawatan terencana.
3) Melakukan pemantauan dan intervensi kegawatan berdasarkan
standar Basic Cardiac Life Support (BCLS) dan Advance
Cardiac Life Support (ACLS).
4) Memanfaatkan sistem pelayanan asuhan keperawatan dalam
mendukung implementasi rencana keperawatan.
5) Mendokumentasikan implementasi keperawatan dan atau
modifikasi dari rencana keperawatan yang teridentifikasi.
6) Melakukan kolaborasi dengan tim keperawatan, petugas
kesehatan dan disiplin ilmu lain dalam mengimplementasikan
rencana keperawatan.
7) Mendukung pasien dan keluarga menggunakan sistem dan
sumber daya di komunitas untuk kesinambungan
perawatannya.
8) Menggunakan pengetahuan dan strategi terbaru untuk
memprakarsai perubahan dalam praktik asuhan keperawatan
bila hasil yang diharapkan tidak tercapai.
e. Evaluasi Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah mengevaluasi kemajuan
pencapaian hasil secara sistematis, berkelanjutan, berdasarkan
pada kriteria evaluasi dan kerangka waktu yang ditentukan dalam
rencana keperawatan.
Indikator:
1) Melibatkan pasien dan orang yang terlibat (tim) dalam
perawatan pasien pada proses evaluasi.
2) Mengevaluasi efektivitas strategi rencana keperawatan melalui
respon pasien dan pencapaian hasil.
3) Menggunakan data pengkajian berkelanjutan untuk merevisi
diagnosis, kriteria hasil, rencana dan implementasi
keperawatan.
4) Mengevaluasi akurasi diagnosis dan efektifitas intervensi
keperawatan terhadap pencapaian hasil.
5) Mengevaluasi asuhan keperawatan pasien, keluarga,
kelompok, masyarakat dan institusi pelayanan untuk perbaikan
kualitas asuhan keperawatan.
6) Menggunakan hasil analisis evaluasi untuk membuat atau
merekomendasikan proses atau perubahan peraturan termasuk
kebijakan, dan dokumentasi prosedur/protokol secara tepat.
7) Mendokumentasikan hasil evaluasi.
b. Diagnosa Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah melakukan analisis data
pengkajian keperawatan jantung dan pembuluh darah untuk
menentukan diagnosa keperawatan atau masalah kesehatan
terkait.
Indikator:
1) Menentukan diagnosis keperawatan atau masalah kesehatan
berdasarkan data pengkajian keperawatan yang
menggambarkan kondisi klinis pasien terkini, mencakup :
Identifikasi potensial masalah tumbuh kembang
berdasarkan umur pasien.
Kebutuhan pasien usia lanjut berhubungan dengan paska
rawat dan atau manajemen perawatan jangka panjang.
Dukungan dan kebutuhan pendidikan keluarga dan atau
petugas kesehatan yang bertanggungjawab pada
masalah aktual atau potensial.
2) Menyempurnakan atau merevisi diagnosis keperawatan
sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan data terkini yang
dikumpulkan.
3) Membuat diagnosis faktor risiko jantung dan pembuluh darah
yang didiskusikan dengan pasien, keluarga, pemberi
pelayanan, anggota multidisiplin tim, dan petugas kesehatan
lain bila memungkinkan.
4) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan atau masalah
secara terstruktur yang dapat digunakan untuk penentuan
hasil dan rencana yang diharapkan.
c. Perencanaan Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah mengembangkan rencana
untuk menentukan strategi dan alternatif dalam mencapai hasil
yang diharapkan (melibatkan pasien dan keluarga pasien secara
berkesinambungan).
Indikator:
1) Mengembangkan rencana keperawatan terkait gangguan
jantung dan pembuluh darah secara individual dengan
mempertimbangkan karakteristik dan kondisi pasien.
2) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan rencana
keperawatan pasien dengan tim secara multidisiplin.
3) Melibatkan pasien/keluarga dalam proses perencanaan
perawatan.
4) Menyusun rencana keperawatan yang berkesinambungan
berbasis data dan berfokus pada pemenuhan kebutuhan bio-
psiko-sosio-kultural-spiritual pasien.
5) Memasukkan nilai-nilai dan keyakinan pasien terhadap
perawatan dan terapi medis dalam rencana keperawatan.
d. Implementasi Keperawatan
Perawat jantung dan pembuluh darah menggunakan pengetahuan
dalam mengimplementasikan rencana keperawatan yang berfokus
pada pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual
pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah yang kritis
secara komprehensif.
Indikator :
1) Mengkaji kebutuhan psikologis, budaya dan agama
menggunakan intervensi sebagai berikut :
Kenali pasien dan keluarga selama dalam perawatan di
unit rawat.
Gunakan penterjemah, orang terdekat pasien dan pekerja
sosial bila diperlukan untuk membantu komunikasi.
Mengklarifikasi tujuan pengobatan dan mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan keluarga secara tepat.
Menjelaskan pemeriksaan dan tindakan yang akan
dilakukan ke depan.
Penuhi kebutuhan spiritual pasien dengan berkonsultasi
kepada ahli agama sesuai kepercayaan pasien bila
dibutuhkan.
Berikan lingkungan yang kondusif bagi pasien dan keluarga
untuk melakukan kegiatan spiritual, budaya dan
keagamaan mereka.
Perkenankan pasien membawa barang-barang miliknya
sejauh tidak mengganggu tindakan medik dan
keperawatan.
2) Melibatkan partisipasi keluarga dalam asuhan perawatan
pasien secara tepat.
3) Memastikan kenyamanan dan perawatan berkesinambungan
di akhir hidup pasien dengan cara :
Lakukan verifikasi pencatatan instruksi resusitasi.
Kolaborasi dengan staf medis untuk mengurangi
pemeriksaan dan tindakan yang tidak perlu.
Minimalkan stimulus yang mengganggu, misal:
menyediakan ruang tersendiri bila memungkinkan.
Informasikan kepada pasien, keluarga atau orang yang
merawat tentang asuhan perawatan pasien secara
akurat.
Identifikasi anggota keluarga/orang terdekat pasien yang
berperan sebagai pengambil keputusan.
4) Mendukung fungsi fisiologis pasien yang berhubungan
dengan sistem organ tubuh berikut ini :
Neurologi
a) Pengkajian neurologi didokumendasikan pada semua
pasien yang masuk rawat.
b) Untuk pasien dengan kelainan neurologi akut, pasien
dengan bedah neurologi dan/ atau tindakan
intervensi, lakukan pengkajian setiap 15 menit dalam
1 jam, setiap 30 menit dalam 2 jam dan selanjutnya
setiap 1 jam selama minimal 6 jam setelah pasien
masuk rawat di unit.
c) Pengkajian tambahan dilakukan setiap 2 jam jika
klinis pasien stabil, gunakan catatan pengkajian
neurologi.
Jantung dan pembuluh darah
a) Monitor gambaran Elektrokardiogram (EKG) pasien
dengan hemodinamik tidak stabil.
b) Kaji dan dokumentasikan gambaran EKG dan nilai
hemodinamik di luar nilai normal (di atas atau di
bawah batas alarm) pada monitor.
c) Tinggi/rendah batas alarm diset maksimum 20% di
atas dan di bawah data dasar parameter
hemodinamik pasien. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pasien dengan hemodinamik tidak stabil.
d) Semua batas alarm hasil pemantauan harus
dinyalakan dan dapat didengar.
e) Alat pemantau tekanandikalibrasi dan diset setiap
alih tugas dan atau bila diperlukan serta
didokumentasikan.
f) Elektrode EKG diganti setiap 24 jam dan ditulis
tanggal pada label. Jika kulit pasien sensitif (mis:
neonatus) ganti hanya bila dibutuhkan.
g) Kabel pacu jantung epikardial bila tidak digunakan
diletakkan dan ditempelkan di dada.
Pernafasan
a) Alarm pada ventilasi mekanik harus tetap dinyalakan
setiap saat.
b) Pasien yang terpasang Endo-Tracheal Tubes (ETT)
dan trakeostomi dikaji secara komprehensif adanya
sekret setiap jam atau bila dibutuhkan, dan lakukan
pengisapan lendir bila dibutuhkan. Pastikan selang
terpasang dengan aman dan pertahankan integritas
kulit setiap alih tugas dan bila diperlukan serta
didokumentasikan.
c) Water seal pada sistem selang dada harus
dipertahankan padabatas 2 cm. Bila diperlukan
penghisapan, pasang sesuai batas yang dibutuhkan.
Tekanan penghisap diperiksa dan diset sesuai
kebutuhan pada setiap alih tugas dan bila dibutuhkan
serta dokumentasikan.
d) Lakukan perawatan selang dada sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO).
Integumen/muskuloskeletal
a) Posisi pasien diubah minimal setiap 2 jam.
Perawatan kulit harus dilakukan pada area tubuh
yang mengalami tekanan.
b) Pengkajian risiko luka akibat tekanan (The Pressure
Ulcer Risk Assessment) harus diisi lengkap dan
didokumentasikan pada semua pasien sejak pasien
masuk dan lebih sering jika memungkinkan sesuai
SPO.
c) Protokol dan dokumentasi perawatan luka dikaji
ulang sejak awal. Semua dokumentasi ditulis dalam
catatan perawatan luka.
d) Semua instrumen perawatan luka harus bersih,
kering dan kondisi baik, dan diganti sesuai SPO.
Gastrointestinal /Reproduksi
a) Posisi selang makanan diperiksa pada awal tiap alih
tugas dan sebelum memberikan makanan atau obat-
obatan, dan didokumentasikan pada catatan harian
keperawatan.
b) Selang makanan diaspirasi untuk memeriksa residu
lambung sebelum pemberian makanan secara
berkala, dan setiap 4 jam untuk continuous tube
feeding.
c) Memenuhi kebutuhan keamanan pasien.
d) Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pasien.
e) Menerapkan program pencegahan infeksi sesuai
dengan kebijakan Infeksi Kontrol Rumah Sakit.
f) Mendukung keluarga selama masa berkabung
karena kematian pasien.
g) Mendokumentasikan implementasi keperawatan dan
atau modifikasi dari rencana keperawatan yang
teridentifikasi.
7. Pemindahan Pasien
Organisasi pelayanan keperawatan jantung dan pembuluh
darahmembuat kebijakan, prosedur dan protokol tentang pemindahan
pasien di dalam maupun keluar rumah sakit.
Indikator:
a. Terdapat kebijakan prosedur dan protokol tertulis, tentang
pemindahan pasien di dalam maupun ke luar rumah sakit.
b. Terdapat prosedur dan protokol meliputi:
Pemindahan pasien berdasarkan kondisidan kriteria.
Pertanggungjawaban pemindahan pasien kepada petugas
kesehatan lain atau organisasi layanan kesehatan.
Ringkasan tertulis mengenai kondisi klinis pasien, rencana
tindakan medis atau keperawatan dan perawatan
berkelanjutan.
Situasi dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan
dipindahkan.
Pendokumentasian pemindahan pasien.
Keamanan dan kenyamanan pasien saat pemindahan di dalam
maupun ke luar rumah sakit.
PENUTUP
ketergantungan obat.
berlaku. Pemberian asuhan keperawatan untuk pasien baru dari IGD atau IRJA
1. Pengkajian
serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
b.Analisa data
pengetahuan.
c.Perumusan masalah
pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera
2. Diagnosa Keperawatan
di lakukan intervensi.
memastikan
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang
lebih tinggi.
tertentu.
3. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
i) Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
e) Intervensi
dependen,dan interdependen.
f) Dokumentasi
keperawatan.
5. Evaluasi
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di
disusun.
c. Hasil evaluasi
mengatasinya.
6. Dokumentasi keperawatan
yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
a) Komunikasi
b) Tagihan financial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejauhmana lembaga perawatan
c. Edukasi
d. Pengkajian
e. Riset
g. Dokumentasi legal
a) Dasar factual
rasakan.
b) Keakuratan
c) Kelengkapan
klien.
g) Keterkinian
h) Organisasi
i) Kerahasiaan