Anda di halaman 1dari 20

“PROSES KEPERAWATAN DI AREA KEPERAWATAN KRITIS”

KELAS B

KELOMPOK 2 :

VONALIN YONA LIMAHELU ( 12114201180036 )


PATRICIA MAKATITA ( 12114201180158 )
ARY TABAKWAN ( 12114201180122 )
INGGRID SALAWANEY ( 12114201180069 )
FANDRI TASIDJAWA ( 12114201180137 )
OLIVIA SOPAMENA ( 12114201180083 )
DIAN RADJAWANE ( 12114201200049 )
CLINTON SIPAHELUT ( 12114201180039 )
FELYA MAKARAWE ( 12114201200069 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami naikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan kasih karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Tugas ini merupakan “Proses Keperawatan pada Area Keperawatan


Kritis”. Yang dipersembahkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan kritis pada program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku .

Proses untuk menyelesaikan tugas ini tidak lepas dari berbagai bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya serta diiringi doa semoga Tuhan memberkati.

Sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak sangatlah diharapkan demi penyempurnaan tugas ini.

Akhirnya Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, Tuhan
Yesus Sumber Segala Pengetahuan Memberkati kita semua.

Ambon, Juni 2021

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
C. Rumusan Masalah........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2

BAB II.................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.............................................................................................3
A. Proses Keperawatan.....................................................................................3
B. Tujuan Proses Keperawatan.........................................................................3
C. Sifat-Sifat Proses Keperawatan....................................................................4
D. Konsep Keperawatan Kritis..........................................................................4
E. Proses Keperawatan pada Area Keperawatan Kritis....................................5
1. Pengkajian....................................................................................................6
2. Penetapan masalah/diagnose keperawatan...................................................9
3. Perencanaan................................................................................................10
4. Implementasi Keperawatan........................................................................11
5. Evaluasi......................................................................................................11

BAB III..............................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................12
ii
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan peraturan yang menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan
yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien (pasal 13 ayat, UU
RS, tahun 2009), maka, perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan perlu
memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan memperhatikan mengikuti
peraturan dan standar yang berlaku di rumah sakit.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan intensif, dimana
pelayanan intensif yang dimaksud adalah pelayanan keperawatan yang diberikan pada
pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan penanganan dan pemantauan intensif
di ruang intensive care unit (ICU).

Intensive care unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit akut, cedera
atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa
dengan prognosis dubia yang:diharapkan masih reversibel.

ICU menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus


untuk menunjang fungsi- fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan, keadaan-keadaan
tersebut.

1
Penting bagi perawat di ruang kritis untuk melaksanakan proses asuhan
keperawatan secara komprehensif sehingga layanan yang diberikan dan
penatalaksanakan intensif lainnya dapat termonitoring, terobservasi dan angka
kematian dapat ditekan, kwalitas dan kwantitas perawatan meningkat, pelayanan
keperawatan kritis dapat lebih efektif.

Berdasarkan hal tersebut maka kami akan memnahas terkait proses


keperawatan pada area keperawatan kritis.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :


1. Menjelaskan Proses keperawatan pada area keperawatan kritis

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana proses keperawatan pada area keperawatan kritis?

D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini bermanfaat untuk :

1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa keperawatan terkait proses


keperawatan pada area keperawatan kritis

2
2. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang baik dan tepat bagi pasien di area keperawatan kritis.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik


keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan
proses keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif
untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil
akhir tersebut (Dermawan, 2012)

Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan


keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah
pihak yaitu perawat dan klien.

Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai


pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki
profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan kepada klien untuk
mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dapat
dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain
dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena
didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa
langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri
perawat dalam melaksanakan tugas.

4
B. Tujuan Proses Keperawatan

Muhlisin ( 2011 ) menjelaskan bahwa penerapan proses keperawatan dalam


pemberian asuhan keperawatan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Sebagai standar pemberian asuhan keperawatan.


2. Mempraktekkan metodepemecahan masalah dalam praktek
keperawatan.
3. Memperoleh metode yang baku, sistematis, dan rasional.
4. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi.
5. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas tinggi.

C. Sifat-Sifat Proses Keperawatan

Proses keperawatan memiliki beberapa sifat yang membedakannya dengan


metode lain :

1. Dinamis, merupakan setiap langkap dalam proses keperawatan dapat kita


perbarui jika situasi yang kita hadapi berubah.
2. Siklus, merupakan proses keperawatan berjalan menurut alur siklus
tertentu : pengkajian, penetapan diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
3. Interdependen atau saling ketergantungan , merupakan masing- masing
tahapanpada proses keperawatan saling bergantung satu sama lain.
4. Fleksibilitas, merupakan urutan pelaksanaan proses keperawatan dapat
berubahsewaktu-waktu, sesuai dengan situasi dan kondisi klien.

5
D. Konsep Keperawatan Kritis

Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus pada
penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis dapat ditemukan
bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus, seperti departemen keadaan darurat
dan unit gawat darurat.

Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang


menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang
mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang
bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluargakeluarga
mereka menerima kepedulian optimal (American Association of CriticalCare Nurses).

Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang
dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit
terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit
perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan
bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan
pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care
Coronary Unit (ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien
kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir
dengan kematian.

ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi
dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan
perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi

6
satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis
yang dapat menyebabkan kematian.

E. Proses Keperawatan pada Area Keperawatan Kritis\

Standar asuhan keperawatan intensif adalah acuan minimal asuhan keperawatan yang
harus diberikan oleh perawat di unit/intalasi perawatan intensif. Asuhan keperawatan
intensif adalah kegiatan praktek keperawatan intensif yang diberikan pada
pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah dan panduan dalam memeberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas guna mengatasi masalah pasien. Langkah-
langkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian, masalah/diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengakajian awal di dalam keperawatan intensif sama dengan


pengkajian umumnya yaitu dengan pendekatan sistem yang meliputi aspek
bio-psiko-sosio kultural-spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah
menggunakan alat-alat bantu mekanik seperti alat bantu napas, hemodialisa,
pengkajian juga diarahkan ke hal-hal yang lebih khusus yakni terkait dengan
terapi dan dampak dari penggunaan alat-alat tersebut.
Pengkajian di ICCU meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera
setelah datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan
pengkajian berkelanjutan (modul pelatihan intensif, 2015).

1. Pengkajian sebelum pasien datang (pre arrival)

7
a. Sebelum pasien akan dikirim, dilakukan pengkajian meliputi
identitas pasien, diagnose, tanda vital, alat bantu infasive yang
dipakai, modus ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila
pasien mengunakan ventilator.

b. Tujuan pengkajian :

1) Untuk persiapan penerimaan pasien saat datang di ICCU.

2) Agar saat pasien datang di icu, semua peralatan yang


dibutuhkan tersedia dan siap digunakan.

3) Persiapan dokter spesialis terkait yang harus dihubungi.

4) Untuk dokumentasi dan data rumah sakit.

2. Pengkajian ICCU

a. Pengkajian segera (arrival quick assessment)

1. Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICCU meliputi ABCDE yaitu


Airway, breathing, circulation, drugs (obat-obatan yang saat ini dipakai
termasuk apakah alergi terhadap obat atau makanan tertentu), dan
equitment (adakah alat yang terpasang pada pasien).
2. Perawat penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian kondisi
pasien saat itu, kemudian perawat melakukan serah terima, hal-hal yang
terkait dengan pasien dan mencatat pada lembar observasi.
8
3. Ada beberapa model pengkajian keperawatan yang dapat digunakan
untuk mengkaji pasien. Barrett, Gretton dan Quinn (2006) menjelaskan
pengkajian primer pada pasien penyakit jantung secara umum adalah
sebagai berikut:

1) Airway

a. Apakah jalan nafas paten?

b. Apakah pasien diam, apakah suara nafas pasien bersih atau


tidak jernih?

c. Apakah ada darah atau muntahan di sekitar mulut yang


berpotensi terjadi sumbatan jalan nafas?

d. Apakah ada injuri pada hidung, mulut atau tenggorokan


yang berdampak pada cidera jalan nafas?

e. Apakah wajah atau tenggorokan pasien kemerahan dan


bengkak yang mengindikasikan adanya infeksi atau
peradangan jalan nafas? Jika tanda-tanda tersbut positif
maka harus segera dilakukan upaya proteksi jalan nafas.

f. Apakah mulut dapat dibukan dengan aman? Jika ya apakah


ada sumbatan benda asing dan apakah dapat dikeluarkan?

g. Jika ada cairan pada jalan nafas apakah bisa disuction?

9
h. Jika tidak apakah pasien dapat dimiringkan untuk membantu
mengeluarkan cairan pada mulut dan hidung?

i. Apakah jalan nafas dapat dibuka dengan manuver head- tilt,


chin-lift atau jaw thrust?

j. Saat terbuka apakah jalan nafas dapat diamankan dengan


oropharyngeal atau nasopharyngeal airway atau laryngeal
mask airway?
2) Breathing
a. Dengan Look, Listen dan Feel selama 10 detik, apakah
pasien bernafas? Jika tidak bernafas segera cari bantuan dan
mulai RJP
b. Jika pasien bernafas, bagaimana rata-rata kecepatannya
disbanding sebelumnya?
c. Jika anda tidak tahu, apakah pasien takipnea ekstrim (≥40
kali / menit) atau bradipnea ≤ 6 kali / menit?
d. Apakah suara nafas pasien gemuruh atau kasar?
e. Apakah kulit pasien pucat?
f. Apakah oksigen aliran tinggi perlu segera diberikan?
3) Circulation
a. Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10 detik?
b. Jika teraba bagaimana karakternya?
c. Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim (≥140
kali / menit atau bradikardia (≤40 kali / menit). Apakah nadi
teratur?
d. Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
e. Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya tanda
yang
10
b. Pengkajian lengkap (comprehensive assessment)

Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat social, riwayat


psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh
(sistem neurologi, respirasi, kardiovaskuler, renal,
gartrointestinal, endokrin, hematologic dan immunologi serta
integument) dan pengkajian resiko jatuh menggunakan humty
dumty pada anak, skala morse pada dewasa dan geriatric pada
lansia. Pengkajian nyeri juga dapat dilakukan pada area kritis.
Hasil penelitian Prawesti, Ibrahim, Nursiswati (2016)
menyebutkan bahwa Behavioural pain scales (BPS) dan Critical
pain observation tools (CPOT) adalah alat penilaian nyeri yang
dapat digunakan dalam menilai rasa sakit dan meningkatkan
manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT lebih mudah
digunakan dan aplikatif karena memiliki definisi operasional yang
jelas

c. Pengkajian berkelanjutan (on going assessment)

Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada


saat kritis, selanjutnya sesuai kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji
meliputi hemodinamik, blance cairan, dan alat-alat yang dipakai
pada saat masuk ICU.

2. Penetapan masalah/diagnose keperawatan

Setelah melakukan pengkajian data dikumpulkan dan


diintrepretasikan kemudian dinanalisa lalu ditetapkan masalah/diagnose
keperawatan berdasarkan data yang menyimpang dari keadaan fisiologis.
Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yang
diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan
11
realistis.
Contoh diagnose keperawatan yang sering muncul pada intensif care adalah :

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)

b. Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC :


Acidosis (metabolic Respiratory)

c. Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)

d. Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)

e. Nyeri Akut (RC : Syok Neurogenik)

f. gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis)

g. Resiko jatuh

3. Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnose telah


diproritaskan. Langkah awal adalah :

a. Merumuskan tujuan :

i. berfokus pada pasien

12
ii. jelas dan singkat

iii. dapat diukur dan diobservasi

iv. realistis

v. ada target waktu

vi. melibatkan peran serta masyarakat

b. rencana tindakan :
i. tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

ii. mengarah pada tujuan yang akan dicapai

iii. realistis

iv. disusun berurutan da nada rasionalnya

c. kriteria hasil :

i. menggunakan kata kerja yang tepat

ii. dapat dimodifikasi

iii. spesifik

13
4. Implementasi Keperawatan

Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan


keperawatan terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting
untuk mendukung pencapaian tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk
observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif dan pendidikan
kesehatan dala tindakan perlu ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi
klien termasuk evaluasi perilaku.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan


merupakan dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan
tindakan keperawatan dan sekaligus merupakan alat untuk melakukan
pengkajian ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnose dan
tindakan. Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan peberian asuhan yang
disebut sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai
keadaan kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatat pada
catatan perkembangan klien.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan intensif adalah kegiatan prkatek keperawatan intensif
yang diberikan pada pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah
dan panduan dalam memeberikan asuhan keperawatan yang berkualitas guna
mengatasi masalah pasien. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi
pengkajian, masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi.
Pengkajian di ICU meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah
datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan pengkajian
berkelanjutan

B. Saran
1. Mahasiswa keperawatan harus memahami bagaimana proses keperawatan di
area kritis

2. Mahasiswa keperawatan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk


melakukan layanan asuhan keperawatan di area kritis.

3. Semua tenaga kesehatan khususnya perawat harus menguasai proses


keperawatan di area keperawatan kritis

15
DAFTAR PUSTAKA

Deswani (2011). Hubungan antara Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan


dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Melati RS Margono
Soekarjo. diakses http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-
dhianwahyu879-1-babi.pdf tanggal 23 Juni 2021

Kemenkes. 2015. Modul pelatihan icu dasar. Jakarta

Permenkes RI. 2015. Standar peayanan keperawatan di rumah sakit khusus.


Jakarta
Herdian, Fitra. 2016. Proses Keperawatan Pasien Kritis. Fakultas unpad.
Diakses pada https://www.researchgate.net/publication tanggal 23
Juni 2021
Ucik Indrawati, Leo Yosdimyati Romli. (2018). Modul Pembelajaran
Keperawatan Kritis. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang

16

Anda mungkin juga menyukai