Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang menyebabkan

kematian. penyakit Tuberculosis (TB) disebabkan oleh kuman mycobacterium

tuberculosis. (Bahar,2010). sampai saat ini TB paru masih menjadi masalah

kesehatan yang utama diberbagai Negara didunia. termasuk Indonesia program

penanggulangan penyakit TBC masih jauh dari yang diharapkan. salah satu

penyebab utama adalah ketidak patuhan berobat pasien masih tinggi.

Perilaku yang tidak patuh dalam pengobatan TB paru membuat bakteri TB

paru resisten pada tubuh. pasien yang tidak patuh dalam pengobatan adalah salah

satu penyebab tingginya angka kejadian penyakit TB paru. dukungan dari keluarga

adalah merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung ketaatan dalam program

pengobatan. diharapkan partisipasi keluarga dan perannya sebagai PMO dalam

pengawasan minum obat yang akan meningkatkan kapatuhan minum obat pasien

TB paru (Kartikasari, 2011)

1
2

Berdasarkan global tuberculosis report Tahun 2015, TB sekarang berbeda pada

peringkat yang sama dengan penyakit akibat Human immunodeficiency virus

(HIV) sebagai penyakit infeksi yang paling mematikan di dunia (Anditama, 2013).

Laporan dari World Health Organization (WHO) menyebutkan terdapat 9,6 juta

Kasus TB paru di dunia dan 58% kasus terjadi di daerah asia tenggara dan Afrika.

tiga Negara dengan insidensi kasus terbayak tahun 2015 yaitu india (23%),

Indonesia (10%), dan china (10%). Indonesia sekarang berada pada rangking kedua

Negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Tahun 2015 ditemukan jumlah kasus

baru BTA positif sebanyak 176.677 kasus. (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2015). Di Indonesia prevelensi TB paru dikelompokan dalam tiga

wilayah ,yaitu wilayah Sumatra (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%), serta wilayah

Indonesia Bagian Timur (44%) (Depkes, 2015).

Penyakit TB paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

jantung dan saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk

golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB paru di Indonesia

diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI, 2015).

Prevelensi untuk penyakit TBC anak di puskesmas Rijali ambon

selama 3 tahun terakhir, sebagai berikut :

TABEL 1
JUMLAH PENDERITA TB PARU DATA ANAK
YANG DI RAWAT DI PUSKESMAS RIJALI AMBON
2

No Tahun Penderita TB Paru Total % Penderita TB Paru Anak %


1. 2017 97 40.41 6 31.57
2. 2018 110 45.83 10 52.63
3. 2019 33 13.75 3 15.78
(jan-mar)
jumlah 240 99.99% 19 99.98%
Sumber: Data Medical Record Puskesmas Rijali Ambon
4

Dari data diatas, dapat di simpulkan bahwa penderita TB paru anak di

puskesmas Rijali Ambon terjadi fluktuasi yaitu pada tahun 2017 dengan jumlah

penderita 6 (31.57%), pada tahun 2018, 10 (52.63%), dan pada tahun 2019 3

(15.78%).

Sampai saat ini di seluruh Indonesia program penanggulangan penyakit TBC

masih jauh dari yang diharapkan salah satunya penyebab utamanya adalah ketidak

patuhan berobat pasien masih tinggi, karena membutuhkan pengobatan jangka

panjang sehingga menyebabkan pasien tidak patuh dalam menjalani pengobatan.

pengobatan TB paru yang tidak patuh akan mengakibatkan resistensi pada tubuh

pasien. Tuberculosis pada anak merupakan aspek yang sering dilupakan dari

epidemic TB meskipun 20% atau lebih merupakan kasus TB yang menjadi beban di

banyak Negara dengan insiden TB yang tinggi (Peter Donald, 2015).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prabowo (2015), menjelaskan

bahwa peran PMO berpengaruh dengan kepatuhan minum obat pasien. Peran PMO

adalah mendampingi atau mengawasi pasien yang sedang dalam masa pengobatan

dengan tujuan pasien berobat dengan teratur, memberikan motivasi dan dorongan

pada pasien agar tidak berhenti mengkonsumsi OAT, mengigatkan pasien serta

menemani pasien untuk periksa dahak ke pelayanan kesehatan pada waktu yang

telah di tentukan, memberikan penyuluhan kepada salah satu anggota keluarga

pasien apabila terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala seperti pasien
5

(Peraturan menteri kesehatan No. 67 tahun 2016).

Pengobatan TB paru pada anak yang tidak patuh akan mengakibatkan resistensi

pada tubuh anak di akibatkan karena kurangnya kepedulian orang tua terhadap

pentingnya kepatuhan minum obat pada anak. oleh karena itu penulis, tertarik

untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan asuhan

keperawatan dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. X pada An.X dengan

TB paru dalam upaya menigkatkan pengetahuan orang tua tentang pengawasan

minum obat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang dikemukakan diatas,maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : bagaimana

penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.X pada An.X dengan TB PARU

dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pengawasan Minum

obat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menerapkan penerapan Asuhan keperawatan keluarga Tn.X pada An.X dengan TB

PARU dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pengawasan

minum obat.
6

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian keluarga Tn.X pada An.X dengan TB PARU

dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pengawasan

minum obat .

b. Dapat menentukan diagnosa keperawatan keluarga Tn.X pada An.X dengan

TB PARU dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang

pengawasan minum obat.

c. Dapat membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada keluarga

Tn.X pada An.X dengan TB PARU dalam upaya meningkatkan pengetahuan

orang Tua tentang pengawasan minum obat.

d. Dapat melakukan Implementasi keluarga Tn.X pada An.X dengan TB PARU

dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pengawasan

minum obat.

e. Dapat melakukan Evaluasi pada keluarga Tn.X pada An.X dengan TB

PARU dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang

pengawasan minum obat.


7

D. Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan teori dan

ilmu

pengetahuan khususnya di bidang keperawatan pada keilmuan penyakit TB paru

mengenai

pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang PMO sebagai

terapi pelengkap dalam penatalaksanaan TB paru dan sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut. Secara Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat :

a. Bagi keluarga

Diharapkan keluarga dapat menerapkan meningkatkan pengetahuan tentang

PMO pasien TB PARU agar Klien dapat mengontrol kekambuhan bila saat

perawatan dirumah.

b. Bagi perawat

Diharapkan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam

praktik pelayanan keperawatan yaitu pemberian suatu intervensi

keperawatan sebagai bentuk pelayanan yang holistik dan komprehensif

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan serta perlu mengembangkan

kompetensi perawat dan komunitas dalam memberikan intervensi kepada


8

subyek penelitian TB PARU khususnya dengan masalah gangguan

pernapasan menular sehingga mampu dikendalikan dengan meningkatkan

pengetahuan klien dan keluarga tentang meningkatkan pengetahuan tentang

PMO.

c. Bagi Rumah Sakit

Sebagai pedoman dalam memberikan informasi kepada Rumah sakit agar

dapat mengontrol kekambuhan TB dengan penerapan pemberdayaan

keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang PMO pasien TB PARU

sebagai intervensi keperawatan.

d. Bagi Penelitian

Dapat dijadikan sebagai pengalaman dan ilmu yang berharga dalam

mengaplikasikan ilmu yang didaptkan dari penerapan keluarga Tn.X pada

An.Y dengan TB PARU Dalam upaya meningkatkan orang tua tentang

PMO.

e. Bagi Institusi

sebagai bahan masukan bagi intitusi dalam pemberian materi dan informasi

keperawatan terkait dengan pemberian informasi dan pengetahuan kepada

keluarga agar dapat mengontrol kekambuhan dengan pemberdayaan

keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang PMO.


9

E. Keaslian Penelitian

Karya tulis ilmiah ini disusun oleh peneliti sendiri dan bukan merupakan duplikasi

atau penjiplakan dari penulisan karya tulis ilmiah yang lain. Walaupun sudah pernah

diteliti oleh peneliti sebelumnya.

F. Sistematika Penelitian

Penulisan ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari bagian awal,

bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari : Halaman Judul, Halaman

Persetujuan,Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran. Bagian

utama terdiri dari lima bab yang dari : Bab I. Pendahuluan (Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian

Penelitian, dan Sistematika Penulisan) Bab II.Tujuan Pustaka (Dasar dasar teoritis

dan berbagai konsep yang relevansi dengan penelitian ini dan kerangka konsep

penelitian) Bab III. Metode Penelitian (jenis penelitian,subjek penelitian, variabel

penelitian, defenisi operasional, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan

data dan sumber data, prosedur pengambilan data, intrumen penelitian, etika

penelitian).

Anda mungkin juga menyukai