Anda di halaman 1dari 43

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gizi Kurang

1. Pengertian

Gizi kurang merupakan suatu kondisi berat badan menurut umur

(BB/U) tidak sesuai dengan usia yang seharusnya (Diniyyah S, 2017).

2. Etiologi

Menurut Marimbi, 2010 berbagai faktor yang secara tidak langsung

mendorong terjadinya gangguan gizi pada anak balita antara lain

sebagaiberikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.

c. Adanya kebiasan atau pantangan yang merugikan.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat.

f. Social ekonomi

g. Penyakit infeksi

h. Angka gizi yang tidak seimbang

i. Kekurangan energy protein dan kalori

8
9

3. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda gizi kurang:

a. BB/umur 60-80% baku median WHO NCHS

b. Pertumbuhan linear berkurang atau berhenti

c. Kenaikan berat badan berkurang atau berhenti, berat badan bahkan

menurun

d. Ukuran lingkar lengan atas atas menurun

e. Meturasi tulang terhambat

f. Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/ menurun

g. Anemia ringan

h. Aktivitas san perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak

sehat

i. Adakalanya dijumpai kelainan kulit dan rambut (Prasetyo H,

2014).

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah.

Pada pemeriksaan darah meliputi Hb, albumin, globolin,

protein total, elektrolit serum, biakan darah.

b. Pemeriksaan urine.

Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap, dan kulture urine.

c. Uji faal hati.

d. EKG.
10

e. Sinar X foto paru (prasetyo H, 2014).

5. Komplikasi

Menurut suryani dan rita (2010) dalam putri (2017), Komplikasi dari gizi

kurang diantaranya:

a. Kwashiorkor (kekurangan karbohidrat): diare, infeksi, anemia,

ganguan tumbuh kembang, hypokalemia, dan hipermatremia.

b. Marasmus (kekuarngan protein): infeksi, tuberculosis, parasitosis,

disentri, malnutrisi kronik, dan gangguan tumbuh kembang.

c. Marasmus-kwashiorkor (kekurangan karbohidrat dan protein): terjadi

edema, kelainan rambut dan kelainan kulit.

6. Penatalaksanaan

Gizi kurang terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak, yang bila

tidak ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat

mengakibatkan terjadinya gizi buruk.Perawatan gizi kurang dapat

dilakukan dengan cara :

a. Terapi Kurang Gizi

Menurut Webster-Gandy (2012), ada bukti kuat yang menunjukkan

bahwa bantuan gizi mampu menambah asupan protein dan

energi,memperbaiki berat badan dan mengurangi penurunan berat

badandiantaranya adalah :
11

1) Penilaian

Disaat kurang gizi didiagnosis, penilaian gizi secara menyeluruh

harus dilakukan guna mengidentifikasi faktor-faktor

pendukungdan menjadi dasar terapi.

2) Akses makanan

Setelah penilaian, jelas terlihat bahwa diperlukan beberapa

tindakan nonteknis yang relatif mudah untuk membantu

merekayang kurang gizi mendapat makanan yang sesuai.

3) Pemberian suplemen menggunakan makanan

Modifikasi dan/atau penyediaan makanan dan minuman

menggunakan bahan makanan yang sudah umum

dapatmeningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi

banyakpasien.Langkah ini relatif jelas dan lugas serta harus

dicobaterlebih dulu sebelum intervensi yang rumit dimulai.Status

pasienharus rutin dipantau.

Kelebihan langkah ini antara lain : fleksibel, makanan memiliki

cita rasa, perilaku makan diperbaiki tanpa ada intervensi obat-

obatan,dan terjangkau. Kelemahannya antara lain : memerlukan

motivasidan upaya yang tinggi dan + keterampilan kuliner dari

sang pasien,pengasuh dan profesional kesehatan, terbatasnya

persediaan bahanbahan makanan yang sesuai di institusi dan

berpotensi memerlukansuplemen mikronutrien tambahan.


12

4) Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus per

oralSuplemen gizi per oral siap-guna sering disebut sip feeds

dapatdigunakan bersama fortifikasi makanan untuk

menutupikekurangan jika seseorang tidak dapat mengasup cukup

makanan. Kelebihannya antara lain: komposisinya sudah

diketahui, sebagianbesar menyajikan energi, makro- dan

mikronutrien yang seimbang,tersedia dalam bentuk siap-guna.

Kelemahannya antara lain:penggunaan produk-produk siap pakai

yang cepat dan praktis tanpamenilai kebutuhan pasien seutuhnya,

rasa bosan terhadap cita rasaproduk setelah dipergunakan sekian

lama.
13

B. Konsep Antropometri

1. Berat Badan

Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,

mudah diukur dan diulang, dan merupakan indeks untuk status nutrisi

sesaat.Beberapa keadaan klinis dapat mempengaruhi berat badan seperti

terhadapnya edema, organomega, hidrosefalus, dan lain sebagainya.Dalam

keadaan ini maka indeks antropometri yang menggunakan berat badan

tidak dapat dipergunakan untuk menilai status nutrisi.Untuk dapat

mengevaluasinya diperlukan data antopometri lainnya yang umur yang

tepat, jenis kelamin, dan acuan standar (Latief A, 2009).

Hasil pengukuran berat badan dipetakan pada kurva standar berat

badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB), atau dihitung

persentasenya terhadap standar yang diacu. Cara pengukuran berat badan

dapat dilihat sebagai berikut:

Interpretasi:

1) BB/U dipetakan pada kurva berat badan

a) BB < sentil ke-10 : disebut defisit

b) BB > sentil ke-90 : disebut kelebihan

2) BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam persentase

a) >120% : disebut gizi lebih

b) 80-120% : disebut gizi baik


14

c) 60-80% : tanpa edema: gizi kurang; tanpa edema: gizi buruk

(kwasiorkor)

d) <60% : gizi buruk: tanpa edema (marasmus), dengan edema

(marasmus-kwasiorkor)

perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapatkan

perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut.

Kehilangan berat badan dihitung, sebagai berikut: (BB saat ini / BB

semula) x 100%.

a) 85-95% : kehilangan BB ringan (5-15%)

b) 75-84% : kehilangan BB sedang (16-25%)

c) <75% : kehilangan BB berat (>25%)

Tabel 2.1status gizi

Umur Berat (Kg) Tinggi


Tahun Bulan Normal Kurang Buruk Normal Kurang Buruk
(≥80%) (79%-60%) (<60%) (≥80%) (79%-60%) (<60%)
0 - 3,4 2,7 2,0 60,5 43,0 35,0
1 4,3 3,4 2,5 65,0 46,0 38,0
2 5,0 4,0 2,9 68,0 49,0 40,5
3 5,7 4,5 3,4 60,0 51,0 42,5
4 6,3 5,0 3,8 62,0 53,5 43,5
5 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45,0
6 7,4 5,9 4,5 66,0 56,0 46,0
7 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47,0
8 8,4 6,7 5,1 62,0 52,0 48,5
9 8,9 7,1 5,3 70,5 60,0 42,5
15

10 9,3 7,4 5,5 72,0 61,5 50,5


11 9,6 7,7 5,8 73,5 63,0 51,5
1 0 9,9 7,9 6,0 74,2 54,5 52,5
3 10,6 8,5 6,4 78,0 65,5 54,5
6 11,3 9,0 6,8 81,5 70,0 57,0
9 11,9 9,6 7,2 84,5 72,0 60,0
2 0 12,4 9,9 7,5 87,0 74,0 61,0
3 12,9 10,5 7,8 88,5 76,0 62,5
6 13,5 11,2 8,1 92,0 78,0 64,0
9 14,0 11,7 8,4 94,0 80,0 66,5
3 0 14,5 11,9 8,7 96,0 82,0 67,0
3 15,0 12,0 9,0 98,0 83,5 88,5
6 15,5 12,4 9,3 99,5 84,5 70,0
9 16,0 12,9 9,6 101,5 85,5 71,0
4 0 16,5 13,2 9,9 103,5 87,5 72,0
3 17,0 13,6 10,2 105,0 89,5 73,5
6 17,4 14,0 10,6 107,0 90,0 74,5
9 17,9 14,4 10,8 108,0 91,5 75,5
5 0 18,4 14,7 11,0 109,0 92,5 76,0
Sumber : Buku keperawatan anak dan tumbuh kembang, 2014

2. Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan adalah sederhana, mudah dan apabila

hasilnya dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan

memberikan informasi yang bermakna kepada dokter tentang status

nutrisi dan pertumbuhan fisis anak.

Seperti pada pengukuran berat badan, untuk pengukuran tinggi badan

juga diperlukan informasi umur yang tepat, jenis kelamin, dan baku yang
16

diacu. Tinggi badan dipetakan pada kurvei tinggi badan atau dihitung

terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.

Interpretasi:

1) TB/U pada kurva

a) <centil 5 : defisit berat

b) Centil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah

perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi konik atau

konstitusional.

2) TB/U dibandingkan standar baku (%)

a) 90-110% : baik/normal

b) 70-89% : tinggi kurang

c) <70% : tinggi sangat kurang

3) BB/TB : lihat uraian tentang BB/TB

Rasio berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Rasio BB/TB bila dikombinasi dengan berat badan menurut umut dan

tinggi badan menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam

penilaian status nutrisi karena ia mencerminkan proporsi tubuh serta

dapat membedakan antara wasting dan stuting atau perawakan pendek.

Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan

138 cm, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. setelah itu

rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, karena adanya percepatan

tubuh (Growth spurt). Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:


17

BB/TB (%) = (BB terukur saat itu) / (BB standar sesuai untuk TB

terukur) x 100%

Interpretasi:

1) Penilaian status gizi berdasarkan presentase TB/BB

a) >120% : obesitas
b) 110-120% : overweight
c) 90-110% : normal
d) 70-90% : gizi kurang
e) <70% : gizi buruk
2) Nilai TB/BB di sekitar setril ke-50 menunjukan kesesuaian atau
normal. Makin jauh deviasi, akan makiin besar pula kelebihan atau
kekurangan gizi pada individu tersebut.

3. Lingakar Lengan Atas (LLA)


Pada anak berumur 1-5 tahun, LLA saja sudah menunjukkan status gizi.
Interpretasi:
a) <12,5 cm : gizi buruk (merah)
b) 12,5-13,5 cm : gizi kurang (kuning)
c) >13,5 cm : gizi baik (hijau)

Bila dikaitkan dengan umur, nilai LLA disbanding dengan baku


standar dinyatakan dalam persen. Nilai 100% adalah persentil ke-50 nilai
baku.

Interprestasi:

a) 85-100% : gizi baik (normal)


18

b) 70-85% : gizi kurang


c) <70% : gizi buruk
Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB
Interprestasi:
a) >85% : gizi baik
b) 80-85% : borderline/kurang kalori protein (KKP) I
c) 75-80% : gizi kurang/KKP II
d) <75% : gizi buruk/KKP III

4. Penilaian naik atau tidak naik berat badan pada Kartu Menuju Sehat

(KMS)

Kartu menuju sehat merupakan gambar kurva berat badan anak berusia

0-5 tahun terhadap umurnya.Dalam aplikasi dengan menggunakan KMS

menjadikan tumbuh normal jika grafik pertumbuhan berat badan anak

sejajar dengan kurva buku. Ada lima garis pertumbuhan yaitu:

a. Tumbuh kejar ataucatch-up growth atau N1 artinya arah garis

pertumbuhan melebihi arah garis baku.

b. Tumbuh normal atau Normal Growth (NG) artinya arah garis

pertumbuhan sejajar atau berimpit dengan arah garis baku.

c. Growth Faltering (GF) artinya arah garis pertumbuhan kurang dari

arah garis baku atau pertumbuhan kurang dari yang diharapkan.

d. Flat Growth (FG) artinya arah garis pertumbuhan datar atau berat

badan tetap.
19

e. Loss of Growth (LG) artinya arah garis pertumbuhan menurun dari

arah garis baku.

Naik apabila, garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita

warna.Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut berada pada

jalur pertumbuhan normalnya dikatakan tetap baik.Garis pertumbuhannya

naik ke pita diatasnya.Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-

turut menunjukan adanya pengejaran (catch up) terhadap jalur

pertumbuhan normalnya, garis pertumbuhannya pindah ke pita diatasnya,

atau dari garis pitanya dibawah ke pita diatasnya.

Gambar 2.1 Berat Badan Naik

Tidak naik apabila, garis pertumbuhannya menurun dan garis

pertumbuhan mendatar. Apabila berat badan tidak naik atau berat badan di

Bawah Garis Merah (BGM) 3 kali berturut-turut maka di rujuk ke


20

puskesmas atau dokter karena ditakutkan adanya gizi buruk (Fitri

A,2015).

Gambar 2.2 Berat Badan Tidak Naik


21

C. Konsep Buah Pepaya (Carica Pepaya L)

1. Pengertian

Pepaya (Carica Pepaya L) merupakan tanaman buah, berupa herba

dari family caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia

Barat, bahkan kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica.Tanaman papaya

banyak ditanam baik di daerah tropis maupun subtropics, di daerah basah

dan kering, atau di daerah dataran rendah dan pegunungan (Kharisma Y,

2017).

2. Klasifikasi

Menurut Rukmana (1995) dalam (Arif A, 2016), papaya diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genius : Carica

Spesies : Carira papaya L.


22

3. Kandungan Gizi

Tabel 2.2 Kandungan gizi buah pepaya segar (100 gram bahan)

Komposisi Buah Matang Buah Mentah

Energy (kal) 46.00 26.00


Protein (g) 0.05 2.10
Lemak (g) - 0.10
Karbohidrat (g) 12.20 4.90
Fosfor (mg) 12.00 16.00
Besi (mg) 1.70 0.40
Vitamin A (SI) 365.00 50.00
Vitamin B1 (mg) 0.04 0.02
Vitamin C (mg) 78.00 19.00
Air (g) 86.70 92.30
Calsium (mg) 23.00 50.00

Sumber:Direktorat Gizi, DepkesRI (1992) dalam (Kharisma Y, 2017)

4. Manfaat

a. Mengandung vitamin C

Kandunangan vitamin dan mineral dalam buah pepaya akan

menambah nafsu makan anak.

b. Baik untuk pencernaan

Papaya bak untuk pencernaan karena dalam papaya terkandung enzim

papain yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan, selain itu

papaya juga mengandung serat dan kadar air yang tinggi sehingga

sangat baik untuk mencegah sembelit.

c. Dapat menyehatkan tulang

Karena kandungan vitamin K yang cukup tinggi pada papaya, pepaya

dapat mencukupi vitamin K dalam tubuh jika mengkonsumsi


23

papaya.Vitamin K berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang karena

melakukan tindakan dalam mengubah protein matriks tulang,

meningkatkan penyerapan kalsium dan dapat mengurangi ekskresi

kalsium.

d. Dapat menguatkan system imun

Senyawa beta karoten pada papaya dapat bermanfaat untuk

meningkatkan system kekebalan dari dalam tubuh.Oleh karena itu,

papaya mungkin menjadi pilihan buah sehat untuk mencegah penyakit

infeksi, pilek, flu, dan meredakan demam.

5. Hubungan/pengaruh pemberian buah papaya dengan peningkatan

status gizi

Menurut Rusdiana (2004), dalam (Fajria L, 2013) vitamin A dalam

buah papaya cukup tinggi dibandingkan dengan wortel. Vitamin A

berperan mencegah terjadinya kreatinisasi pada saluran pencernaan. Balita

dengan kekurangan vitamin A, maka akan muncul gejala anoreksia.

Kandungan vitamin A dalam buah papaya dapat mencegah anoreksia dan

berdampak terhadap peningkatan nafsu makan yang dapat menyebabkan

peningkatan berat badan 2,4 kg dalam waktu satu bulan. Buah papaya

mengandung banyak vitamin, mineral dan enzim papain yang dapat

memulihkan system pencernaan sehingga nafsu makan akan meningkat

dan penyerapan zat gizi menjadi lebih baik. Hal ini di perkuat oleh

pendapat ahli gizi suryani (2010), dalam (Fajria L, 2013), bahwa buah
24

papaya sangat bagus untuk pencernaan, mengandung banyak vitamin dan

mineral dan sangat baik diberikan untuk anak-anak.

Buah papaya juga kaya akan vitamin B komplek yang dapat

meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh, merangsang hipotalamus

untuk meningkatkan nafsu makan dan menyokong pertumbuhan. Vitamin

C buah papaya sangat tinggi dibandingkan buah jeruk, vitamin C

meningkatkan keasaman lambung sehingga timbul rasa lapar.Selain itu

vitamin C menjaga kebugaran tubuh dan mencegah berbagai penyakit

infeksi.Enzim papain dalam buah papaya membuat sistem pencernaan

menjadi lebih baik sehingga zat-zat gizi dapat diserap dengan baik

(Suryani, 2010 dalam Fajria L, 2013).

Pemberian bauh papaya sangat cocok diberikan pada balita yang

mengalami gangguan nafsu makan.Nafsu makan membaik dan berat

badan balita naik dapat terlihat setelah dua mnggu pemberian.Buah

papaya bisa di jadikan sebagai variasi menu harian balita di rumah,

konsumsi buah papaya sangat bermanfaat dalam system pencernaan dan

meningkatkan selera makan balita sehingga dapat meningkatkan status

gizi balita.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajria L (2013), menunjukan

semua responden (20 orang) mengalami peningkatan berat badan setelah

mengkonsumsi satu potong sedang buah papaya (± 100 gram) perhari

selama dua minggu. Peningkatan ini disebabkan karena mekanisme buah


25

papaya dalam meningkatkan nafsu makan dan kecepatan dalam

penyerapan zat gizi.Kecepatan penyerapan zat gizi ini di pengaruhi oleh

daya cerna, komposisi zat gizi, keadaan normal membrane mukosa halus,

hormone dan masukan vitamin yang adekuat (Irianto, 2007 dalam Fajria

L, 2013).
26

D. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Kelurga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama sehingga

mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interaksi sosial peran

dan tugas (Spardley, 1996 dalam Bakri, 2017).

2. Tipe- Tipe Keluarga

Menurut Sussman (1974), Macklin (1988) dalam (Padila, 2012) antara lain

a. Tipe keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu terdiri dari suami, istri, dan anak.

2) Keluarga Besar (Extended family), terdiri d`ari keluargainti dan orang-

orang yang berhubungan.

3) Keluarga Pasangan Inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak atau

pasangan yang baru menikah.

4) Keluarga Single parent, keluarga dengan orang tua tunggal. hal ini

disebabkan oleh perceraian atau meninggal dunia.

5) Keluarga Singel Adult (bujang Dewasa).

b. Keluarga Non Tradisional (Modern)

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.
27

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4) Keluarga Gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga Komuni, keluarga yang terdiri lebih dari satu pasangan

monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas

sumber yang sama.

3. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam (Padila, 2012) Struktur keluarga yaitu

a. Struktur peran (role)

Peran menunjukan pada beberapa set perilaku yang bersikap homogen

dalam sitiuasi soaial tertentu. peran lahir dari hasil interaksi sosial, peran

biasanya menyakut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat

seseorang dalam suatu sistem sosial tertentu.

b. Struktur Nilai (Value)

Nilai adalah sistem ide-ide, skap dan keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku

yang diterima pada lingkungan sosial tertentu. sistem nilai keluarga

dianggap sangat mempengharui nilai-nilai masyarakat. sebuah nilai dari

keluarga akan membentuk pola tingkah laku dalam menghadapi masalah

yang dialami keluarga.


28

c. Proses Komunikasi

Komunikasi keluarga merupakan proses simbolik transaksiional untuk

menciptakan dan mengumkapkan pengertian dalam keluarga. komunikasi

yang jelas dan fungsional dalam keluarga merupakan sarana penting

untuk mengembangkan makna diri.

d. Struktur Kekuasaan (power)

Kekuasaan keluarga adalah kemampuan individu untuk

mengontrol,mempengharui dan merubah tingkah laku anggota keluarga.

komponen utama dari kekuasaan keluarga adalah pengaruh dan

pengambilan keputusan.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam (Padila, 2012) mengidentifikasi lima fungsi

dasar keluarga, yakni :

a. Fungsi Afektif

Fungsi Afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga.fungsu afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bahagia.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial.sosialisasi di mulai sejak individu dilahirkan dan


29

berahkir setelah meninggal.keluarga merupakan tempat dimana individu

melakukan sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia.dengan adanya program keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol.

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian

dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan.selain keluarga

lain menyediakan makanan, pakaian, dan rumah, keluarga juga berfungsi

melakukan asuhan kesehatan terhadap anggota baik untuk mencegah

terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.

5. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duval (1977) dalam (Padila, 2012) Tahap perkembangan keluarga

yaitu:

a. Tahap Keluarga Pemula (Beginning family)

Keluarga baru/ pasangan yang belum memilki anak. Tugas perkembangan

keluarga :

1) Membangun Perkawinan yang saling memuaskan

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis


30

3) Keluarga berencana

4) Menetapkan tujuan bersama

5) Persiapan menjadi orang tua

6) Memahami prenatal care

b. Tahap Keluarga Sedang Mengasuh Anak (Child bearing)

Keluarga dengan anak pertama berusia < 30 bulan. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini :

1) Membentuk keluarga mudah sebagai sebuah unit yang mantap

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota Keluarga

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

4) Memperluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran

orang tua, kakek dan nenek.

5) Bimbingan Orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

6) Konseling KB post partum 6 minggu

7) Menata ruang untuk anak

8) Menyiapkan biaya/ Child bearing

9) Memfaslitasi Role learning anggota keluarga

10) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

c. Tahap Keluarga Dengan anak usia Prasekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan – 6 Tahun.


31

Tugas Perkembangan keluarga:

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang

bermain, privasi dan keamanan

2) Mensosialisasikan anak

3) Mengintegrasikan anak yang baru dan memenuhi kebutuhan anak

yang lain

4) Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan

hubungan orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga

besar dan komunitas)

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak

6) Pembagian tanggung jawab

7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang

anak

d. Tahap Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Tugas perkembangan

keluarga:

1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah

dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

5) Menyediakan aktivitas untuk anak


32

e. Tahap Keluarga Dengan Anak Remaja

Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas perkembangan

keluarga:

1) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

2) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

4) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan

kembang anggota keluarga

f. Tahap Keluarga Dengan Anak Dewasa

Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan

keluarga:

1) Memperluas siklus kelularga dengan memasukan keluarga baru dari

perkawinan anak-anaknya

2) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri

4) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.

5) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya.

6) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-

anaknya.
33

g. Tahap Keluarga Usia Pertengahan (Middle age family)

Tugas perkembangan keluarga:

1) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan

para orang tua (lansia) dan anak-anak

3) Memperkokoh hubungan perkawinan

4) Persiapan masa tua/pension

h. Tahap Keluarga Lanjut Usia

Tugas perkembangan keluarga:

1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup

2) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

3) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

4) Mempertahankan hubungan perkawinan

5) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

6) Mmepertahankan ikatan keluarga antar generasi

7) Melakukan life review masa lalu

6. Kriteria Keluarga Sejahtera

a.) Keluarga Prasejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan

kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih

indikator keluarga tahap 1.


34

b.) Keluarga sejahtera

1) Keluarga Sejahtera tahap 1 (KS I)

Keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal, tetapi

belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya,

yaitu kebutuhan pendidikan, KB, Interaksi dengan keluarga, interaksi

dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

2) Keluarga Sejahtera tahap II (KS II)

Yaitu keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial

psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan

pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh

informasi.

3) Keluarga Sejahtera tahap III (KS III)

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,

kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan, tetapi

belum dapat memberikan sumbangan (Kontribusi) yang maksimal

terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu)

dalambentuk material dan keuangan untuk sosial.kemasyarakatan

juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga

pemasyarakatan atau wawasan sosial, keagamaan, kesenian,

olahraga, pendidikan, dan lain sebagainya.


35

4) Keluarga Sejahtera tahap III Plus (KS III Plus)

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya,

baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan,

serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

5) Keluarga Sejahtera tahap IV (KS IV)

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya,

baik yang bersifat dasar, sosial psikologisnya, maupun

pengembangnnya, serta telah mampu memberikan sumbangan yang

nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.


36

E. Konsep Dasar Proses Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan yang sistematik untuk bekerja sama dengan

keluarga dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari

proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penilaian

(Padila, 2012).

2. Tahap-tahap dalam proses keperawatan keluarga.

a. Pengkajian keluarga

Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data

secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya (Padila, 2012).

1) Pengumpulan data

Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat

menggunakan metode wawancara, observasi, misalnya tentang

keadaan atau fasilitas, rumah, pemeriksaan fisik terhadap seluruh

anggota keluarga secara head to too dan telahan data sekunder

seperti laboratorium, hasil X-ray, papsmear dan lain-lain

sebagainya.

Hal-hal yang perlu di kumpulkan datanya dalam pengkajian

keluarga adalah :
37

a) Data umum

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan Genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktivitas kreasi keluarga

b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga di tentukan oleh anak tertua

dari keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menejelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta Kendala-kendala

mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.


38

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga

terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi,

sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan keluarga

dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya menjelaskan mengenai

riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

Karakteristik rumah di identifikasi dengan melihat luas

rumah, tipe rumah, jumblah ruangan, jumblah jendela, jarak

septik tang dengan sumber air, sumber air minum yang

digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.

2) Karakteristik Tenaga dan Komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya

setempat mempengharui kesehatan.


39

3) Mobilitas Geografis Keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat

kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

d. Struktur Keluarga

1) Sistem Pendukung Keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumblah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimilki

keluarga unuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota

keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.

2) Pola Komunikasi Keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

3) Struktur Kekuatan Keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan

mempengharui orang lain untuk mengubah perilaku.


40

4) Struktur Peran

Menjelaskan Peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal.

5) Nilai atau Norma Keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimilki dalam keluarga, dukungan

keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi Sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya, serta perilaku.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, serta perlindungan serta merawat anggota keluarga

yang sakit.
41

4) Fungsi Reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah:

a) Beberapa jumblah anak ?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumblah

anggota keluarga ?

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumblah anggota keluarga ?

5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan, dan papan ?

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada

dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga ?

f. Sterss dan Koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

2) Kemampuan keluarga berrespon terhadap stressor dikaji

sejauh mana keluarga berproses terhadap stressor.

3) Strategi koping yang digunakan dikaji strategi koping yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/ stress


42

4) Strategi adaptasi disfungsional dijelaskan mengenai strategi

adaptasi difungsional yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan/ stress.

g. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota

keluarga.metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik

klinik.

h. Harapan Keluarga

Pada ahkir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

3. Perumusan diagnose keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah

keperawatan yang di dapat dari data-data pada pengkajian yang

berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi

perawatan keluarga.diagnose keperawatan mengacu pada rumusan

Problem, etiologi,dan symptom (Padila, 2012).

Penulisan Diagnosa keperawatan keluarga :

a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual

Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga

etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat

merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau lebih

etiologi tersebut.
43

b. Diagnosa keperawatan keluarga resiko (ancaman)

Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada

data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera (Potensial)

Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan

dimana keluarga didalam kondisi sejahtera sehingga keluarga dapat

ditingkatkan.Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan etiologi.

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul adalah sebagai berikut :

1) Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang menderita gizi kurang.

4. Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah atau diagnose keperawatan, langkah

selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga (Padila, 2012).

a. Kriteria prioritas masalah

Dalam Menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Sifat masalah dikelompokan menjadi : ancaman kesehatan,

keadaan sakit atau kurang sehat, situasi kritis


44

2) Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinaan

keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah

bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

3) Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah

yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui

tindakan keperatawan dan kesehatan.

4) Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga menilai masalah

dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui

intervensi keperawtan dan kesehatan.

b. Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga untuk

dapat menetukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu

disusun skala prioritas seperti berikut ini :

Tabel 2.3 Prioritas Masalah

No Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3 1
Krisis 1

2. Kemungkinan masalah
Dapat di ubah skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
45

Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala :
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1

4. Menonjolnya masalah skala :


Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera di tangani 1 1
Masalah tidak di sarankan 0

c. Skoring

Sistem skoring untuk menetukan prioritas masalah sebagai berikut :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

skor x bobot

Angka tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot.

Dari beberapa diagnosa diatas diagnose yang prioritaskan adalah:

1) Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang menderita gizi kurang.


46

5. Perencanaan

Tabel 2.4 Rencana Asuhan keperawtan Gizi Kurang

N Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
O Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon 1) Manfaat buah 1) Jelaskan manfaat buah
pemenuhan tindakan tindakan verbal papaya papaya
nutrisi: kurang keperawatan keperawatan a) Mengandung a) Mengandung
dari kebutuhan selama 3 x 60 selama 1 x 60 vitamin C vitamin C
tubuh menit diharapkan menit diharapkan b) Baik untuk b) Baik untuk
berhubungan 1) Keluarga keluarga mampu : pencernaan pencernaan
dengan mampu 1) Menjelaskan c) Dapat c) Dapat menyehatkan
ketidakmampu memahami kembali menyehatkan tulang
an keluarga manfaat manfaat buah tulang d) Dapat menguatkan
merawat buah papaya papaya untuk d) Dapat system imun
anggota untuk meningkatkan menguatkan 2) Demonstrasikan cara
keluarga yang meningkatka nafsu makan system imun memberikan buah
menderita gizi n nafsu 2) Mengambil 2) Meningkatkan nafsu papaya sesuai SOP
kurang. makan anak keputusan makan dengan dengan melibatkan
2) Keluarga untuk mengkonsumsi buah anggota keluarga.
dapat meningkatkan papaya 3) Berikan kesempatan
mengetahui nafsu makan 3) Meningkatkan nafsu anggota keluarga
47

cara anak makan dengan untuk melakukan cara


meningkatka 3) Mempraktekan mengkonsumsi buah memberikan buah
n nafsu cara pemberian papaya sesuai SOP papaya untuk
makan buah papaya Yaitu kupas kulit pertemuan selanjutnya.
dengan cara untuk buah papaya masak, 4) Evaluasi secara singkat
mengkonsu meningkatkan cuci hingga bersih, kemampuan keluarga
msi buah nafsu makan. potong buah papaya dalam melakukan
papaya. menjadi 4 bagian, tindakan yang di
berikan kepada anak berikan.
1 potong buah 5) Kaji nafsu makan
papaya sebelum
makan, berikan
sebanyak 3 kali
sehari.
48

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat

pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.

7. Penilaian

Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP

(subyektif, obyektif, analisa, planning)

8. Implementasi

Merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana

peneliti mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga

dalam berperilaku hidup sehat maka harus memahami teknik-teknik

motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup bagian-bagian atau

tindakan yang telah termuat pada rencana tindakan (intervensi).

Tindakan yang dilakukan berdasarkan pada intervensi yang telah ada

yaitu : Melakukan penyuluhan tentang Gizi Kurang (pengertian,

penyebab, manifestasi, penatalaksanaan non farmakologi dengan

pemberian buah pepaya.)

9. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap ahkir dari proses keperawatan yang telah

diberikan, dimana dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilan dari

tindakan An. P dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pada

Keluarga Tn. W pada An. P dengan Gizi Kurang. Dalam hal ini keluarga
49

An. P dapat mengetahui dan memahami tentang proses serta langkah-

langkah :

a. Macam-macam Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

Evaluasi Struktur berkaitan dengan tenaga manusia atau bahan-

bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, dalam

upaya keperawatan yang menyangkut dengan kecakapan atau

kualifikasi perawat, minat atau dorongan, waktu atau tenaga

yang terpakai, macam dan banyaknya peralatan yang dipakai,

dana yang tersedia.

2) Evaluasi Proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan dalam hal mutu penyuluhan

kesehatan yang diberikan kepada Keluarga Tn. W pada An. P

dengan Gizi Kurang.

3) Evaluasi Hasil

Evaluasi di fokuskan pada hasil dari meningkatkan

pengetahuan mengenai Gizi Kurang pada An. P di keluarga Tn.

W yaitu pada masalah penerapan pemberian buah papaya.


50

F. Kerangka Konsep

Asuahan keperawatan keluarga dengan hipertensi menggunakan

pendekatan proses keperawatan :

1. Pengkajian
2.Diagnosa G.
An. P Nafsu Makan
3.Perencanaan H. dengan Meningkat

- Pemberian I. Gizi Kurang


Buah Pepaya
4.Implementasi J.
5. Evaluasi

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hasil Yang Diharapkan

Gambar 2.3 kerangka konsep Penelitian

Anda mungkin juga menyukai