SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Rizka Dwi Ariani
NIM. S10038
ii
SURAT PERNYATAAN
: S10038
Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2.
Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim
Penguji.
3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberi kekuatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat
dengan Kepatuhan Diet Rendah Purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar. Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di
Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam
menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.SI selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Ketua Prodi S-1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Sunardi, S.KM,.M.Kes selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan Skripsi ini
hingga selesai.
5. Ibu Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan Skripsi ini
hingga selesai.
iv
6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.
7. Kedua Orang Tua Bapak Agung Djadmika dan Ibu Sumilah yang telah
memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam penyusunan Skripsi ini.
8. Kedua kakak saya Distira Andris Hermawan dan Sri Rahayu, keluarga saya
Mujiono, Sri Sudarmi dan Totok Indaryanto (Kuprit) beserta adik-adik saya
Falvano Atallah Hermawan dan Nayla Ramadhina Reva yang selalu
memberikan semangat dan doa pada penulis.
9. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan
spiritual dalam pembuatan Skripsi ini.
10. Warga Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan Skripsi
ini.Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa
STIKes Kusuma Husada Surakarta khususnya dan bagi Ilmu Keperawatan di
Indonesia pada umumnya.
Surakarta, 18 Juni 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
ii
vi
vii
viii
DAFTAR TABEL
39
49
49
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Tentang Diet Rendah
Purin
50
Tabel 4.4 Tingkat Kepatuhan Penderita Asam Urat Dalam Melakukan Diet
Rendah Purin
51
ix
52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori
34
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Keterangan
Jadwal Penelittian
10
Surat
Keterangan
Balasan
Uji
Validitas
dan
Reliabilitas
11
12
13
14
15
16
17
xi
18
19
Lembar Konsultasi
20
Dokumentasi
xii
Keywords
References
xiii
Abstrak
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin. Diet rendah purin
berasal dari makanan yang mengandung protein, pada penderita asam urat harus
membatasi makanan yang mengandung protein berlebih. Faktor-faktor yang di
duga mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam urat.
Desain penelitian descriptif correlation dengan pendekatan cross sectional
pada 30 penderita asam urat di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar. Variabel yang diamati yaitu tingkat pengetahuan dan kepatuhan.
Penderita asam urat mempunyai pengetahuan baik tentang diet rendah purin
yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Tingkat kepatuhan penderita asam urat
dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh yaitu sebanyak 28 responden
(93,3%). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai X2 hitung sebesar
7,232 dengan nilai signifikansi (p value) 0,027 < 0,05. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat
dengan kepatuhan diet rendah purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar.
BAB I
PENDAHULUAN
Choi. dkk (1986) yang dikutip oleh Andry. dkk (2009) melakukan
Penelitian tentang gout pada populasi tenaga kesehatan laki-laki di Amerika
Serikat, yang meliputi dokter gigi, optometris, osteopath, ahli farmasi,
podiatrist, dan dokter hewan. Populasi tersebut berusia antara 40 sampai 75
tahun. Hasil penelitianya selama 12 tahun menemukan 730 kasus gout baru.
Mereka menemukan peningkatan risiko gout ketika responden mengonsumsi
daging atau seafood dalam jumlah banyak (Andry. dkk 2009).
Menurut Kramer & Curhan (2002); Wallace et al (2004) yang dikutip
oleh Andry. dkk (2009) bukti yang mendukung bahwa faktor makanan,
termasuk konsumsi alkohol dan makanan tinggi purin seperti seafood dan
daging, dapat meningkatkan risiko gout Choi et al (2005). Dalam penelitian
ini didapatkan bahwa penderita gout yang lebih tinggi adalah laki-laki
dibandingkan peserta perempuan (Andry. dkk 2009).
Penelitian yang dilakukan di Selandia Baru Australia Clinical Tr pada 5
Juli 2006, tentang tujuan terapi asam urat serum (SUA) yaitu terapi pada
individu dengan gout untuk mempromosikan pelarutan kristal dan mencegah
pembentukan kristal dengan mencapai SUA tingkat sebesar 6 mg dL, 1 atau
360 lmol L, 1. Baru-baru ini rekomendasi negara dalam manajemen gout
adalah dengan memberikan pendidikan pasien dan gaya hidup yang tepat,
serta saran mengenai penurunan berat badan jika obesitas, diet dan alkohol
berkurang (terutama bir) merupakan aspek inti dari manajemen diet pada gout
(Shulten. dkk 2009).
oleh
masyarakat
serta
mahasiswa
selanjutnya
dapat
Judul
Metode
Hasil
Desain penelitian
yang digunakan
adalah analitik
kuantitatif dengan
menggunakan
rancangan
penelitian cross
sectional.
Mayoritas pekerja
kantor (60%)
mengalami
hiperuricemia
kemudian tidak
ada hubungan
antara intake
purin, konsumsi
alcohol, aktifitas
dan umur dengan
kadar asam urat
pada pekerja
kantor di Desa
Karang Turi
Kecamatan
Bumiayu
Kabupaten Brebes.
Ada hubungan
antara pola makan
dengan kadar asam
urat darah pada
wanita post
menopause di
Posyandu Lansia
Puskesmas dr.
Soetomo Surabaya
Pada Bulan Juni
2010.
Proporsi peserta
yang melaporkan
konsumsi tidak
konsisten dengan
bukti saat ini untuk
pengelolaan diet
gout adalah
alkohol n=14
(48%), bir n=18
(62%), seafood
n=29 (100%),
daging n=7 (24%),
Pipit, F.
Hubungan Antara
dkk(2010) Pola Makan
dengan Kadar
Asam Urat Darah
Pada wanita
Menopause di
Posyandu Lansia
Wilayah Kerja
Puskesmas
dr.soetomo
Surabaya
Shulten P. Peran Diet Dalam
(2009)
Pengolahan gout:
Perbandingan
Pengetahuan
Sikap Terhadap
Bukti Saat Ini.
Desain penelitian
yang digunakan
adalah deskriptif
analitik dengan
pendekatan cross
sectional.
Sebuah kuesioner
tentag frekuensi
makanan digunakan
untuk menentukan
makanan yang
dikonsumsi pasien
dengan gout
kuesioner yang
terpisah dipakai
pada pasien gout
yang berhubungan
diet modifikasi
(n=29). Kuesioner
online untuk
memeriksa sikap
menuju pengelolaan
diet gout
diselesaikan oleh
para profesional
gizi dan
rheumatologists.
daging
sapi/babi/domba
n=24 (83%),
produk susu n=12
(41%), VIT C
n=29 (100%). Dari
61 rheumatologists
dan 231 gizi
professional yang
menyelesaikan
survey online,
mayoritas
dianggap bahwa
penurunan berat
badan dan
konsumsi alkohol
merupakan hasil
yang penting atau
sangat penting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
mendapatkan
kepastian
serta
menghilangkan
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
11
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
(membuat
bagan),
membedakan,
yang
ada
misalnya
dapat
menyusun,
12
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
masyarakat
baik
formal
atau
13
14
15
(immediate
impact)
sehingga
menghasilkan
demikian
seseorang
akan
bertambah
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
16
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik.
2.1.2 Kepatuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pranoto (2007), patuh
adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan
adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Sarafino (2003),
mendefinisikan
kepatuhan
(ketaatan)
sebagai
tingkat
penderita
17
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
mulia,
serta
18
Suatu
penjelasan
penyebab
penyakit
dan
pengalamannya.
Adanya
unsur
19
20
21
22
23
24
25
26
atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri
jika digerakkan, dan muncul benjolan pada sendi yang disebut
(tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima), kulit di atasnya akan
berwarna merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Gejala
lainnya adalah muncul tofus di helix telinga atau pinggir sendi
atau tendon. Menyentuh kulit di atas sendi yang terserang gout
bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri ini akan
berlangsung selama beberapa hari hingga sekitar satu minggu,
lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer
karena persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian
di tubuh lainnya, Karena asam urat cenderung membeku pada
suhu dingin (Junadi 2012).
2.1.3.6 Pemeriksaan Laboratorium.
Penyakit pirai (gout) atau arthritis gout adalah penyakit
yang disebabkan oleh tumpukan asam atau kristal urat pada
jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat
dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan
kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar
asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL. Catatan kadar
normal asam urat dalam darah untuk pria adalah 8 mg/dL,
sedangkan wanita adalah 7 mg/dL (Junadi 2012).
Pemeriksaan labolatorium untuk memonitor kadar asam
urat didalam darah dan urine. Pemeriksaan darah diperlukan
27
mengistirahatkan
sendi
yang
sedang
meradang
(Junadi 2012).
2.1.3.8 Pencegahan Asam Urat (Gout).
Gout
tidak
dapat
dicegah,
tetapi
beberapa
faktor
28
kurangnya,
mengurangi
frekuensi
serangan.
29
30
asam urat yang berasal dari luar tubuh memang dapat diturunkan dengan
melakukan diet rendah purin, tetapi pembentukkan asam urat dari dalam
tubuh (endogeneus) tidak begitu banyak dipengaruhi oleh diet. Pada
dasarnya, asam urat dapat terbentuk dalam tubuh dari metabolit
sederhana yang berasal dari pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein.
Alhasil, dapat disimpulkan bahwa diet purin secara ketat tidak dapat
menurunkan cadangan asam urat dalam tubuh secara signifikan. Meski
demikian, penderita gout tetap dianjurkan untuk menghindari makanan
yang banyak mengandung purin (Junadi 2012).
Dalam mengendalikan asam urat, sebaiknya penderita gout
menghindari konsumsi protein purin secara berlebihan, yang banyak
terdapat dalam bahan makanan, seperti usus (854 mg/100 gram), babat
seperti limpa, jeroan (470mg/100 gram), daging sapi (385 mg/100
gram), paru (398 mg/100 gram), otak, ginjal, ekstrakdaging, daging
(babi, kambing), sarden, udang, siput, ikan-ikan kecil, ikan herring,
mackerel, jamur kering, termasuk hasil peragian, seperti tape. Dan,
konsumsi kacang-kacangan (kacang tanah 236 mg/100 gram), bijibijian, sayuran hijau, seperti bayam (290 mg/100 gram), kangkung (298
mg/100 gram), melinjo (223 mg/100 gram), daun melinjo (366 mg/100
gram), tempe (141 mg/100 gram), dan tahu (108 mg/100 gram)
(Junadi 2012).
Makanan yang mengandung purin dalam kadar tinggi, tetapi dapat
dimakan oleh penderita asam urat dalam jumlah terbatas yaitu bisa
31
dengan cara makan sereal, ikan air tawar, asparagus, kembang kol, belut,
roti, ikan laut, unggas, kerang, gandum, kulit padi, dan emping. Alkohol
perlu dihindari karena dapat menghambat pengeluaran asam urat dari
dalam tubuh. Konsumsi lemak juga harus dibatasi, maksimal 15% saja
(orang sehat 25%) dari total kalori, karena pembakaran lemak menjadi
kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis). Hal ini akan
menghambat pembuangan asam urat melalui urin asupan protein
dianjurkan secukupnya dan tidak berlebihan, sedangkan konsumsi
karbohidrat perlu diperhatikan. Karbohidrat mempunyai tendensi untuk
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Karbohidrat yang
sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks. Sementara itu,
karbohidrat sederhana seperti gula, madu, sirup, dodol, dan selai justru
dapat meningkatkan asam urat dalam darah (Junadi 2012).
Perbanyak
konsumsi
air
murni/H2O
sebanyak
200
ml
(satu gelas) setiap 2-3 jam pada siag hari, dan ketika bangun malam hari
untuk buang air kecil (jika memungkinkan, gunakan alat pemurni air
Reverse Osmosis KEN sigma). Minum tablet natrium bikarbonat satu
tablet sehari, minum jus sari buah, terutama buah dan sayuran yang tidak
asam, agar urin menjadi alkalis dan asam urat dapat dikeluarkan atau
dinetralkan dengan suplemen Elken Spirulina yag bersifat 80% alkali.
Meminum minuman tradisional seperti larutan kunyit dan temulawak
yang mengandung curcumin, dapat mengurangi inflamasi pada sendi.
Jika kadar asam urat dalam darah tinggi tetapi tanpa gejala klinis, maka
32
tidak perlu diobati, kecuali jika kadar asam urat dalam darah lebih dari
9mg/dL. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada organ ginjal berupa gout neuropati dan batu ginjal
(Junadi 2012).
Konsumsi buah yang banyak mengandung air juga sangat penting
seperti semangka, melon, blewah, belimbing, dan jambu air. Buah yang
dalam saluran cerna diubah menjadi alcohol, seperti durian dan nanas,
sebaiknya dibatasi. Bagi penderita asam urat yang mengalami kelebihan
berat badan atau kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat
badannya hingga mencapai ukuran normal, atau jika memungkinkan 1015% dibawah normal. Terkait dengan penurunan berat badan, sebaiknya
hal itu tidak dilakukan secara mendadak karena berpotensi memicu
munculnya ketonemia yang notabene adalah faktor pencetus serangan
asam urat. Tampaknya keton dan asam urat saling bersaing untuk keluar
dari tubuh melalui urin. Dan umumnya yang kalah adalah asam urat,
sehingga tetap tertahan dalam tubuh (Junadi 2012).
Menurut Damayanti (2012), secara ringkas diet rendah purin dapat
di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Kelompok I
Kadar purin tinggi (100-1000mg purin atau 100mg bahan
pangan), sebaiknya dihindari seperti otak, hati, jantung, ginjal,
jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, burung, dara, sarden,
33
dalam
34
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
adalah :
1. Pendidikan
2. Media masa
atau informasi
3. Sosial budaya
dan ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Asam Urat
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan salah
satu domain
perilaku
kesehatan dan
merupakan hasil
dari tahu.
Asam urat
merupakan salah
satu penyakit
arthritis yang
disebabkan oleh
metabolisme
abnormal purin.
Dengan nilai
normal.yaitu pria
antara 2,1-8,5
mg/dL dan wanita
2,0-6,6 mg/dL.
Kepatuhan
Patuh di kategorikan
menjadi 2 yaitu:
1. Patuh
2. Tidak patuh
35
variabel terikat
Pengetahuan
BAB III
METODOLOGI
36
37
38
39
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama
Variabel
Variabel
Independen
Pengetahuan
Variabel
Dependen
Kepatuhan
diet rendah
purin
Pengertian
Indikator
Alat
Ukur
Skala
Skor
40
41
: Jumlah responden
: Skor pertanyaan
: Skor total
xy
(Riwidikdo 2010).
Pengujian uji validitas dilakukan dengan menggunakan
program komputer. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari 25 pertanyaan untuk pengetahuan dan setelah
diujikan validitasnya didapatkan hasil bahwa ke 25 pertanyaan
tersebut ada 22 yang valid dengan nilai (0,385 sampai 0,742)
sedangkan nilai yang tidak valid yaitu (0,077 sampai 0,329) dan
25 pertanyaan untuk kepatuhan dan setelah diujikan validitasnya
didapatkan hasil bahwa ke 25 pertanyaan tersebut ada 21 yang
valid dengan nilai (0,368 sampai 0,663) sedangkan yang tidak
valid yaitu (0,025 sampai 0,334), semua data yang valid adalah
dengan nilai rhitung > 0.361.
42
menguji
reliabilitas
instrumen,
peneliti
Keterangan
r11
= Reliabilitas Instrument
= Varians total
Hasil uji instrumen didapatkan nilai alpha cronbach 's>
43
kemudian
menjelaskan
tentang
cara
pengisiannya.
secara
langsung
pada
saat
berlangsungnya
44
sebelum
melaksanakan
penelitian
yang
kemudian
45
46
bentuk
distribusi
frekuensi
yang
dinarasikan
47
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penelitian
diperoleh
bahwa
karakteristik
responden
Frekuensi
3
8
13
6
30
Persentase (%)
10,0
26,7
43,3
20,0
100
Frekuensi
1
9
14
6
30
SD
SMP
SMA
PT
Total
49
Persentase (%)
3,3
30,0
46,7
20,0
100
50
Jumlah
16
12
2
30
Persentase(%)
53,3
40,0
6,7
100
4.2.2. Tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan diet rendah
purin.
51
Jumlah
28
2
30
Persentase(%)
93,3
6,7
100
kepatuhan
penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh
yaitu sebanyak 28 responden (93,3%).
Tabel 4.5
Tingkat
Pengetahuan
Patuh
Tingkat Kepatuhan
Tidak patuh
Jumlah
p
value
7,232 0,027
c2
52
Kurang
Cukup
Baik
n
1
11
16
%
3,3
36,7
53,3
Jumlah
28
93,3
N
1
1
0
2
%
3,3
3,3
0,0
6,7
N
2
12
16
%
6.7
40.0
53.3
30
100
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan Umur
Hasil analisis diketahui bahwa mayoritas subyek penelitian
mayoritas responden berusia 3645 tahun yaitu sebanyak 13
responden (43,3%). Usia responden termasuk dalam kategori usia
dewasa akhir (Depkes 2009).
Menurut Andry. Dkk (2009) bahwa salah satu penyebab dari
penyakit asam urat adalah usia. Prevalensi kejadian asam urat lebih
banyak terjadi antara umur 30-50 tahun.
5.1.2
penelitian
diketahui
bahwa
mayoritas
responden
yang
mempengaruhi
pengetahuan
adalah
pendidikan.
53
54
Pipit,
yang
55
56
57
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut fungsinya
pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari
penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya, sesuai dengan
penelitian bahwa responden memiliki dorongan rasa untuk ingin tahu
makanan apa yang seharusnya dihindari atau dibatasi oleh penderita asam
urat, setelah mereka tahu mereka akan mengorgaisasikan pengetetahuan dan
pengalaman tersebut untuk berperilaku positif dengan menjalankan diet
rendah purin dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
penderita asam urat tentang diet rendah purin adalah baik yaitu sebanyak 16
responden (53,3%) dengan tingkat kepatuhan patuh yaitu sebanyak 28
responden (93,3%), dalam penelitian ini salah faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan adalah pengetahuan, oleh sebab itu dengan pengetahuan
yang baik, maka kepatuhan responden terhadap menjalankan diet rendah
purinpun juga baik, responden lebih patuh dalam menjalankan diet rendah
purinnya.
Kepatuhan terhadap diet rendah purin, terkadang masyarakat memiliki
pola makan yang normal, namun terkadang masih ada yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin secara
berlebihan. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan
apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah
sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi (Notoatmodjo 2012).
Menurut Pipit. dkk (2010), pengetahuan diperlukan sebelum melakukan
suatu perbuatan yang sadar, pengetahuan dapat diperoleh melalui informasi
58
yang disampaikan oleh tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, media
masa, buku, dan sumber lainnya. Selain pengetahuan yang diperoleh oleh
masyarakat, masih terdapat faktor-faktor lain yang menentukan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari, diantaranya adalah ekonomi, kaitanya dengan
penelitian ini responden yang tidak patuh dalam menjalankan dietnya
mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan namun status ekonomi
mereka, ekonomi mereka yang tinggi ataupun rendah dapat mempengaruhi
tingkat kepatuhan mereka, selain itu juga terdapat sikap, sosial budaya, dan
agama. Untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu dan
masyakat, perlu adanya kesadaran pribadi serta dukungan dari keluarga untuk
menentukan suatu sikap yang mengarah pada pola kebiasaan hidup yang
sehat.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
6.1.1. Mayoritas penderita asam urat mempunyai pengetahuan baik tentang
diet rendah purin yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).
6.1.2. Mayoritas tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan
diet rendah purin adalah patuh yaitu sebanyak 28 responden (93,3%).
6.1.3. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah
purin pada penderita asam urat dengan nilai X2 hitung sebesar 7,232
dengan nilai signifikansi (p value) 0,027 < 0,05.
6.2. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain adalah :
6.2.1. Bagi masyarakat :
Masyarakat khususnya penderita asam urat hendaknya lebih
patuh dalam melakukan konsumsi diet rendah purin untuk mencegah
penurunan kadar asam urat di dalam tubuh.
6.2.2. Bagi institusi pendidikan :
Dengan adanya hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
baca dan acuan belajar serta bisa diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar
59
60
komunitas
setempat
dapat
melakukan
program
DAFTAR PUSTAKA
<http://www.google.com/hubungan-antara-pola%2520makan-dengankadar-asamurat-darah-pada-wanita-postmenopause-di-posyandu-lansiawilayah-kerja-puskesmas-drsoetomosurabaya.pdf>
Pranoto2007, Ilmu Kebidanan: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Yogjakarta.
Riwidikdo, H 2010, Statistik Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Yogjakarta
Sacher, dkk 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11,
EGC, Jakarta
Sarafino 2003, Dukungan Keluarga, Salemba Medika, Jakarta
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Sunita, A 2005, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sustrani L, Dkk 2007, Asam Urat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Shulten P, dkk 2009, The Role of Diet in The Management of Gout: a Comparison
of Knowledge and Attitude to Current Evidence, Journal of Human
Nutrition and Dietetics,<http://search.epnet.com>
Sylvia, dkk 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Penyakit,
EGC, Jakarta
Utami P, dkk 2009, Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik, Agromedia Pustaka,
Jakarta