Anda di halaman 1dari 25

2.

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Destinasi Wisata


Pengertian destinasi pariwisata menurut UU no 10 tahun 2009 adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyrakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
Sedangkan menurut Ngafean (1991), objek wisata atau dikenal dengan
tourism object merupakan segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi
para wisatawan untuk datang melihatnya (misalnya keadaan alam, bangunan
bersejarah, kebudayaan, dan pusat-pusat rekreasi moderen).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata atau destinasi
pariwisata dan bisa disebut juga objek wisata adalah kawasan geografis yang
dapat menimbulkan daya tarik dimana didalamnya terdapat pula fasilitas,
aksesibilitas yang membuat wisatawan ingin melihatnya dan berkunjung.
Produk pariwisata didefinisikan sebagai “daya tarik” ditambah "industri
pariwisata". Menurut Acs Distance Education, daya tarik wisata umumnya terbagi
menjadi dua kelompok utama :
a. Daya Tarik Wisata Alam
Daya tarik wisata alam bisa beragam, seperti dibawah ini :
- Situs topografi: gunung, pantai, lembah, gua, ngarai, gunung berapi,
terumbu karang
- Situs iklim: tempat panas, tempat dingin, tempat lembab, tempat kering
- Situs yang didefinisikan menurut lokasi: pusat atau situs yang mudah
diakses, situs yang terisolasi atau sulit dijangkau
- Situs yang menampilkan kehidupan tumbuhan atau hewan tertentu: mis.
hutan, hutan, padang rumput, padang rumput, padang pasir, kebun
binatang, kebun raya
- Situs hidrologi: danau, sungai, sungai, air terjun, mata air mineral

5
Universitas Kristen Petra
- Kejadian alami: gerhana bulan, perubahan pasang surut, kejadian musiman
seperti perkawinan, migrasi hewan dan burung, letusan gunung berapi,
musim hujan atau kemarau, dan perubahan kondisi laut yang mungkin
menarik peselancar, misalnya.
b. Daya Tarik Wisata Budaya
Berikut ini adalah daya tarik wisata budaya yang terbagi dalam beberapa situs.
- Situs prasejarah: destinasi wisata yang mengandung sejarah dari jaman
dahulu yang lokasinya tetap dan dalam bentuk yang sama seperti
Stonehenge, Candi Borobudur, lukisan gua, dan sebagainya.
- Situs bersejarah: destinasi wisata yang berisikan benda-benda bersejarah
yang ditempatkan dalam 1 tempat atau 1 destinasi wisata seperti museum,
monumen kuno, kuburan, bangunan yang terdaftar sebagai warisan
budaya, lokasi kejadian penting
- Situs religius yang penting: Katedral, masjid, tempat suci
- Pertunjukan dan acara budaya kontemporer: galeri seni, arsitektur modern,
teater, festival, pameran, pameran olahraga internasional
- Atraksi pedesaan: peternakan, perkebunan anggur, pertambangan, daerah
pertanian, teknologi pertanian atau museum
- Atraksi ritel: pusat perbelanjaan besar, toko spesialis kecil, pasar, rumah
mode, pameran atau pameran kerajinan
- Atraksi rekreasi: resor, taman hiburan, lapangan golf, kasino, acara
olahraga
- Acara budaya : festival.

2.2 Atribut Destinasi Wisata


Atribut destinasi merupakan hal yang penting dari sebuah destinasi wisata
yang dapat mempengaruhi wisatawan dalam menentukan pilihan/ tujuan wisata.
Cooper, et.all (2005) memaparkan bahwa atribut destinasi wisata terdiri dari 4A
yaitu (attractions, accessibilities, amenities dan ancillary).
a. Attraction (Atraksi)
Atraksi adalah hal yang membuat destinasi wisata menjadi menarik untuk
dikunjungi seperti atraksi budaya, atraksi sejarah, dan sebagainya.
b. Accessibilities (Aksesibilitas)

6
Universitas Kristen Petra
Aksesibilitas merupakan hal yang memampukan wisatawan menjangkau
atraksi dan akomodasi yang ditawarkan oleh pasar wisata. Aksesibilitas bisa
dilihat dari lokasi destinasi wisata, akses jalan bisa ditempuh dengan
berbagai kendaraan, jalannya baik / buruk, dan sebagainya.
c. Amenities (Fasilitas)
Fasilitas adalah salah satu syarat utama dalam suatu destinasi wisata untuk
membuat wisatawan merasa nyaman berlama-lama berada di destinasi
tersebut. Fasilitas yang umum adalah toilet, tempat duduk dan berkumpul,
kios makanan, dan bahkan tempat menginap.
d. Ancillary (Kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata yang ikut ambil bagian dalam suatu destinasi
wisata akan membuat wisatawan semakin sering mengunjungi dan merasa
aman dan terlindungi.
Setelah konsep 4a, konsep atribut destinasi wisata dikembangkan lebih lagi untuk
lebih menjelaskan tentang atribut destinasi wisata. Menurut Morrrison (2013)
atribut destinasi wisata terdiri dari 10A, yaitu :
1. Kesadaran (awareness)
Kesadaran yang dimaksud adalah pengetahuan wisatawan terhadap sebuah
tempat wisata yang dipengaruhi oleh beberapa informasi yang wisatawan
dapat.
2. Daya Tarik (attractiveness)
Produk yang dimiliki oleh destinasi wisata, seperti atraksi, produk
unggulan, fasilitas pendukung, dan sebagainya. Atraksi wisata yang
ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang beragam.
3. Ketersediaan (Availability)
Kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang destinasi wisata
melalui internet / blog pribadi, dan juga fasilitas reservasi online.
4. Akses (access)
Akses yang dimaksud adalah ketersediaan jalan, transportasi dan fasilitas
umum menuju destinasi wisata dan juga akses dan transportasi yang
tersedia di dalam tempat wisata.

7
Universitas Kristen Petra
5. Penampilan (appearance)
Penampilan atau tampak luar dari destinasi wisata yang bisa menciptakan
kesan pertama yang baik.
6. Aktivitas (activities)
Aktivitas yang ditawarkan oleh pihak manajemen destinasi wisata yang
ditujukan untuk wisatawan ketika berkunjung
7. Jaminan (assurance)
Atribut assurance berhubungan erat dengan keselamatan, keamanan dan
kebersihan untuk wisatawan
8. Apresiasi (appreciation)
Apresiasi adalah sikap warga setempat dan pihak pengelola menyambut
wisatawan yang datang berkunjung yang membuat wisatawan merasa
diterima dan mendapatkan pelayanan baik
9. Tindakan (action)
Adanya rencana jangka panjang dalam hal pengembangan dan pemasaran
yang dimiliki oleh pihak manajemen destinasi wisata tersebut.
10. Akuntabilitas (accountability)
Adanya evaluasi atas jasa yang telah diberikan kepada wisatawan dan juga
evaluasi tentang keefektifan jasa yang diberikan.

Gambar 2.1 Destination attribute 10A


Sumber : Morrison, 2013

8
Universitas Kristen Petra
Menurut Spillame (1987) terdapat 5 unsur / atribut destinasi yang sangat penting,
yaitu :

1. Daya Tarik (Attraction)


Atraksi dapat digolongkan menjadi dua yaitu situs atraksi dan acara. Situs
atraksi merupakan daya tarik fisik yang permanen dengan lokasi yang
tetap seperti kebun binatang, keraton, dan museum. Sedangkan daya tarik
berupa acara adalah atraksi yang berlangsung sementara dan lokasinya
dapat dipindahkan dengan mudah seperti festival, pameran, atau
pertunjukan kesenian daerah.
2. Fasilitas (Facilities)
Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik disuatu lokasi karena
fasilitas harus terletak dengan pasarnya. Selama tinggal ditempat tujuan
wisata wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh karena itu
sangat dibutuhkan fasilitas penginapan. Selain itu ada kebutuhan akan toko
souvenir, cuci pakaian, pemandu, dan fasilitas rekreasi.
3. Infrastruktur (Infrastructure)
Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada
infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur perlu untuk mendorong
perkembangan pariwisata. Infrastruktur dan suatu daerah sebenarnya
dinikmati baik oleh wisatawan maupun masyarakat yang juga tinggal di
daerah wisata, maka penduduk akan mendapatkan keuntungan.
Pemenuhan atau penciptaan infrastruktur adalah suatu cara untuk
menciptakan suasana yang cocok bagi perkembangan pariwisata.
4. Transportasi (Transportation)
Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau pengangkutan sangat
dibutuhkan karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu
perjalanan wisata. Transportasi baik darat, udara maupun laut merupakan
suatu unsur utama langsung yang meruoakan tahap dinamis gejala-gejala
pariwisata.
5. Keramahtamahan (Hospitality)
Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal
memerlukan kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan

9
Universitas Kristen Petra
asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan
didatangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus
disediakan dan juga keuletan serta keramahtamahan tenaga kerja wisata
perlu dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman
selama perjalanan wisata.

2.3 Kualitas Destinasi Wisata


Hal yang paling penting dalam sebuah destinasi wisata adalah kualitas
atribut dan kualitas jasa yang disediakan oleh karyawan sesuai dengan pelayanan
dan sambutan yang diberikan oleh warga setempat.
Alasan dan keuntungan meningkatkan kualitas destinasi (Morrison, 2013):
1. Kualitas memberikan keunggulan dibanding kompetitor
2. Kinerja yang berkualitas membuat destinasi dan layanannya lebih mudah
dipasarkan, baik untuk pihak manajemen maupun wisatawan
3. Hasil produk yang berkualitas menghasilkan loyalitas wisatawan
4. Kualitas lebih baik berarti keuntungan yang lebih
5. Manajemen kualitas mengarah pada industri pariwisata yang stabil dan
melindungi pekerjaan
6. Peningkatan kualitas di sebuah destinasi akan memberikan kualitas kehidupan
yang lebih baik bagi penduduk lokal
7. Manejemen kualitas meningkatkan akses terhadap keuangan
8. Pemantau kemajuan yang efektif dapat menghindari kesalahan yang sama
yang fatal
9. Pengumpulan data yang cermat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
secara cepat dan tepat
10. Memonitor kemajuan dalam peningkatan kualitas memberikan pemahaman
yang mendorong manajemen untuk menjadi proaktif

10
Universitas Kristen Petra
Tourism
Quality

Hardware Software Environment

Facilities Service Landscape

Functions Information Resource


Consumption

Aesthetic Hospitality
Lack of
Pollution

Gambar 2.2 Model of the dimensions of tourism quality in a destination


Source : Morrison, 2013.
Menurut gambar 2.2 diatas, berikut adalah beberapa penjelasannya
a. Perangkat Keras (Hardware)
Atribut yang dapat dipegang, dilihat dan dapat digunakan. Seperti fasilitas,
fungsi dan keindahan destinasi wisata.
b. Perangkat Lunak (Software)
Atribut yang didapat saat itu juga dan tidak bisa disimpan maupun
dipegang yang hanya bisa dirasakan. Seperti service (jasa), information
(informasi), and hospitality (pelayanan).
c. Lingkungan (Environment)
Lingkungan yang dimaksud adalah keadaan sekitar maupun keadaan di
dalam destinasi wisata tersebut. Seperti landscape / pemandangan sekitar,

11
Universitas Kristen Petra
resource consumption, dan lack of pollution atau polusi yang ada di sebuah
destinasi wisata.
Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-
banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan
memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Berikut adalah
syarat yang harus dipenuhi menurut Soekadijo (2000; p.61) :

1. Kegiatan (act) dan obyek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus
dalam keadaan yang baik
2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan dihadapan wisatawan, maka cara
penyajiannya (presentasinya) harus tepat
3. Atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial, suatu perjalanan.
Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial,
yaitu akomodasi, transportasi, dan promosi serta pemasaran
4. Keadaan ditempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama
5. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus
diusahakan supaya bertahan selama mungkin.

Hal-hal diatas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


sebuah destinasi wisata. Semakin baik nilai dari setiap faktor, maka semakin baik
pula kualitas destinasi wisata tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan
terhadap faktor-faktor tersebut.

2.4 Urban Tourism / Wisata Kota


Pariwisata perkotaan atau yang biasa disebut wisata kota adalah
sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan
menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain (Klingner 2006:1). Andriani
(2011) merumuskan bahwa wisata kota adalah bentuk umum dari pariwisata yang
memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang
terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi)
sebagai daya tarik wisata. Menurut Ratman (2016), daya tarik wisata kota adalah
balai kota, kawasan jalan, monumen kota, kuliner, kampus atau Universitas, Mall
atau pusat perbelanjaan, pasar tradisional, alun-alun, taman kota, museum kota
dan pasar malam.

12
Universitas Kristen Petra
Menurut beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa wisata kota adalah sekumpulan sumber daya atau kegiatan
wisata yang memanfaatkan potensi dalam kota seperti pusat pelayanan, balai
kotal, kawasan jalan, monumen kota, kuliner, wisata budaya, kampung wisata,
dan sebagainya.
Lane (1994) berpendapat bahwa kampung wisata merupakan serangkaian
kegiatan pariwisata yang bertempat di kawasan kampung. Kampung wisata
merupakan suatu bentuk pariwisata yang bertumpu pada objek dan daya tarik
yang berupa kehidupan kampung dengan karakter keunikan khusus dalam
masyarakat setempat termasuk budayanya, yang memiliki peluang untuk
dijadikan komoditi bagi pengunjung / wisatawan, dan semua yang dihasilkan oleh
kegiatan di dalam kampung tersebut akan dinikmati oleh masyarakat setempat
secara langsung. Dukungan peran aktif partisipasi masyarakat sangat menentukan
kelangsungan dalam destinasi Kampung Wisata (Ganon, Agness, 1992).
Berikut adalah delapan komponen pembentuk kampung wisata menurut
Wiwik, 2011.

Gambar 2.3 komponen pembentuk kampung wisata


Sumber : Typologi Kampung Wisata (Wiwik : 2011)

13
Universitas Kristen Petra
2.5 Manajemen Strategi
Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap:
formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Gambar 2.4 Kerangka kerja analitis untuk


perumusan strategi
Sumber : David (2009)

1. Tahap Input
Tahap 1 terdiri dari tiga matriks yaitu EFE Matrix, CPM Matrix, IFE
Matrix dimana informasi yang berasal dari ketiga matriks tersebut akan
memberikan informasi dasar untuk matriks di tahap pencocokan dan tahap
keputusan dalam merumuskan strategi. Akan tetapi penulis hanya menggunakan
matriks EFE dan matriks IFE saja karena matriks CPM merupakan matriks yang
mengidentifikasi tentang pesaing utama objek yang diteliti yaitu Kampung Lawas
Maspati, sedangkan saat ini masih belum ada pesaing yang serupa dengan
destinasi wisata Kampung Lawas Maspati, dan juga matriks CPM tidak
dikelompokkan kedalam kelompok peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan.
a. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
persahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal
yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, persaingan dalam
pasar industri, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting

14
Universitas Kristen Petra
karena faktor eksternal secara langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan (David, 2009).
b. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
paling dominan. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat
digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek
manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produk
/ produksi (David, 2009).

2. Tahap Pencocokan
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, memotivasi karyawan,
dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan
dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya dan
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan
mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan
kinerja organisasi. Tahap implementasi dapat juga disebut sebagai tahap
pencocokan yang terdiri dari matriks SWOT, SPACE, dan BCG serta IE. Alat ini
bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokan
peluang dan ancaman eksternal dan dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Penulis memilih untuk menggunakan matriks SWOT karena matriks SPACE
bertujuan untuk mengetahui posisi kompetitif badan usaha, dimana salah satu
yang dibutuhkan dalam matriks SPACE adalah faktor kekuatan finansial,
sedangkan objek yang penulis teliti memiliki kekurangan dalam pengolahan
finansial dimana objek tidak melakukan pengolahan finansial secara mendalam.
Penulis juga tidak memilih BCG matriks dikarenakan IE matriks lebih
membutuhkan informasi yang lebih banyak tentang masing-masing divisi dalam
perusahaan. Sehingga IE matriks dipilih karena lebih kompleks dan sesuai dengan
objek penelitian.
- Matriks SWOT

15
Universitas Kristen Petra
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan
Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan (Rangkuti,
2005).

Factors which help the Factors which prevent


organization achieve it’s the organization
objectives achieving its objectives
under the control of
Internal factors

managers

Strength Weakness
outside the control of
External factors

managers

Opportunities Threats

Gambar 2.5 Tabel Logika Analisa SWOT


Sumber : Wickham (2000)

- Matriks IE
Menurut David (2009), matriks internal eksternal (IE) merupakan langkah
kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang sebut tahap pencocokan,
yaitu tahap untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan
memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Matriks IE didasarkan pada
dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot dan total nilai EFE
yang diberi bobot.

16
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.6 Matriks IE
Sumber : David (2009, p344)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel. Strategi perusahaan, tetapi


pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan menjadi 3 strategi utama
yaitu :
- Tumbuh dan Bina (growth and build)
Strategi tumbuh merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau upaya
diversifik. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I,II,IV disebut tumbuh dan
bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang,
integrasi ke depan dan integrasi horizontal) paling cocok untuk semua divisi
ini.
- Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola
dengan strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi penetrasi pasar
dan pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang diterapkan.
- Panen atau Divestasi (harvest and divestiture)

17
Universitas Kristen Petra
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen dan
divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan)
atau likuiditas (memperkecil skala perusahaan).

3. Tahap Keputusan
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategik. Manajer
sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang
diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini.
Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal
dan eksternal secara konstan berubah. Pada tahap ketiga ini hanya ada 1 matriks
yaitu QSPM. QSPM ini menggunakan input informasi dari tahap 1 dan hasil
pencocokan dari analisis tahap 2, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat QSPM. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk
mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan
kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Proses manajemen strategi menurut David (2006) dipaparkan sebagai berikut :


a. Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita
tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud tentang keadaan
di masa dating yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan,
mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh
sekalipun. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi
mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.

b. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal


Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan
tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan
untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat
penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar
kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman
kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu
dilakukan.

18
Universitas Kristen Petra
Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis
sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan
internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan
dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu
mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang
disia-siakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan.
Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.

c. Analisis Pilihan Strategi


Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai
strategi. Namun, para pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak
menyadarinya. Bentuk strategi berbeda-beda antar-industri, antarperusahaan, dan
bahkan antar-situasi. Namun ada sejumlah strategi yang sudah umum diketahui,
dimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan
ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generic.
Dari bermacam-macam strategi dalam kelompok strategi generic ini akan dipilih
salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grand strategy) dengan
menggunakan strategi tertentu.

d. Sasaran Jangka Panjang


Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses
berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah
suatu tahapan sudah dicapai atu belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya
kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan
angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada
strategi induk yang telah ditetapkansebelumnya.

e. Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-
baginya ke dalam berbagai sasaran jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu
tahunan, secara berkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta
dapat diukur. Sasaran jangka pendek ini hendaknya mengacu pada strategi
fungisonal yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih

19
Universitas Kristen Petra
operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk
memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang
sifatnya spesifik.
Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai
aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanyan saja, melainkan
juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan
yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang keuangan,
sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran.

f. Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi


Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang
telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektid bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan
yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan
wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam
bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja, jika program
kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan
kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk
lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan
hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak
menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan
diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja
dari rencana yang ada, dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal
lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.

2.5.1 Klasifikasi Strategi


Berikut ini beberapa tipe strategi menurut David (2006) :
A. Strategi Integrasi Vertikal
Strategi ini menghendaki agar memungkinkan sebuah perusahaan untuk
mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing
1. Integrasi ke Depan

20
Universitas Kristen Petra
Strategi ini menghendaki agar mempunyai kemampuan yang besar
terhadap para distributor atau pengecer
2. Integrasi ke Belakang
Strategi ini merupakan strategi terhadap pengawasan bahan baku
3. Integrasi Horizontal
Strategi ini mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan
B. Strategi Intensif
Strategi ini memerlukan usaha-usaha intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan yang ada
1. Penetrasi Pasar
Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini
melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup
meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan,
menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha
publisitas
2. Pengembangan Pasar
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada
sekarang di daerah yang secara geografis merupakan daerah yang baru
3. Pengembangan Produk
Strategi ini bertujuan untuk mencari peningkatan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini
C. Strategi Diversifikasi
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru.
1. Diversifikasi Konsentrik
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi masih
saling berhubungan
2. Diversifikasi Horizontal
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau jasa baru, yang tidak
saling berkaitan untuk ditawarkan pada para konsumen yang ada sekarang
3. Diversifikasi Konglomerat

21
Universitas Kristen Petra
Strategi ini bertujuan untuk menambahkan produk atau jasa baru yang tidak
berkaitan
D. Strategi Defensif
Strategi bertahan ini bermaksud untuk melakukan tindakan penyelamatan
agar terlepas dari kerugian yang besar (kebangkrutan).
1. Retrencment atau Strategi Turnaround
Strategi ini bertujuan untuk menghemat biaya agar keuntungan dapat
dipertahankan
2. Divestasi
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual satu divisi atau bagian dari suatu
organisasi dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi
atau menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan proses
selanjutnya
3. Likuidasi
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual seluruh aset perusahaan, secara
terpisah-pisah atau sepotong untuk nilai riilnya. Likuidasi adalah pengakuan
atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara
emosional.
2.6 Strategi Pengembangan Destinasi Wisata
Menurut Alastair M. Morrison dalam bukunya yang berjudul Marketing
and Managing Tourism Destination, ada 4 strategi untuk membangun destinasi
wisata.

22
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.7 The growth strategy matrix from Ansoff
Source: Morrison, 2013. Adapted by author

a. Market Penetration
Penetrasi Pasar berarti destinasi wisata harus meningkatkan penjualan
produk lama di pasar yang lama dengan cara melakukan promosi,
menggunakan iklan dan media sosial dengan pendekatan yang lebih mudah
diterima oleh masyarakat.
b. Market Development
Pengembangan pasar adalah proses memasarkan produk ke pangsa pasar
baru dengan menggunakan beberapa strategi yang tersusun.
c. Product Development
Pengembangan produk adalah destinawi wisata mencoba untuk menambah
produk baru ke pangsa pasar yang ada. Baik itu membangun kembali
infrastruktur yang sudah ada maupun menambah dan mengembangkan lebih
lagi.
d. Diversification
Destinasi wisata memperkenalkan produk barunya untuk memunculkan
pangsa pasar yang baru.

23
Universitas Kristen Petra
2.6.1 Macam – macam tipe pengembangan destinasi wisata
Menurut Swarbrooke (2002), ada beberapa macam tipe pengembangan
destinasi wisata, yaitu :
a. Sepenuhnya tujuan wisata yang baru dibangun, membangun daya tarik baru
di situs yang sebelumnya tidak digunakan sebagai daya tarik
b. Tujuan wisata yang dibangun, dikembangkan di situs yang sebelumnya
digunakan sebagai atraksi
c. Pengembangan baru di objek wisata yang ada dirancang untuk menarik
lebih banyak pengunjung dan untuk memungkinkan daya tarik untuk
memasuki pasar yang baru
d. Pengembangan baru di objek wisata yang ada yang bertujuan untuk
meningkatkan fasilitas pengunjung atau mendorong pengeluaran sekunder
meningkat oleh pengunjung
e. Penciptaan pariwisata baru dan pementasan pariwisata yang bergerak dari
satu tempat ke tempat dari waktu ke waktu

1.7 Stakeholder Pariwisata


Stakeholder dibagi menjadi 3 kelompok (Maryono et al, 2005):
a. Stakeholder Primer
Stakeholder primer merupakan stakeholder yang terkena dampak secara
langsung baik dampak positif maupun dampak negatif dari suatu rencana
serta mempunyai kaitan kepentingan langsung dengan kegiatan tersebut.
Stakeholders yang memiliki pengaruh dan kepentingan dikatakan sebagai
stakeholder primer dan harus dilibatkan penuh dalam tahapan-tahapan
kegiatan. Stakeholder primer dalam Kampung Lawas Maspati adalah
masyarakat Kampung Lawas Maspati.

b. Stakeholders kunci
Stakeholder kunci adalah mereka yang memiliki kewenangan legal dalam
hal pengambilan keputusan. Di dalam penelitian ini stakeholders kunci
adalah stakeholders yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengembangan wisata Kampung Lawas Maspati. Stakeholder kunci disini

24
Universitas Kristen Petra
adalah Ketua RW, Ketua RT, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Surabaya.

c. Stakeholders sekunder atau pendukung


Stakeholders pendukung merupakan stakeholder yang tidak memiliki
kepentingan langsung terhadap suatu rencana tetapi memiliki kepedulian
yang besar terhadap proses pengembangan. Stakeholders pendukung
menjadi fasilitator dalam proses pengembangan suatu kegiatan dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Stakeholders pendukung
meliputi para investor atau pihak swasta, LSM, dan peneliti. Stakeholder
sekunder ini adalah PT Pelindo III, Instansi Pendidikan, dan sebagainya.

Peneliti memutuskan untuk menggali informasi melalui Stakeholder


Primer, Stakeholder Sekunder dan Stakeholder Kunci yaitu Ketua RW, Ketua-
ketua RT, PT Pelindo III, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya,
Pokdarwis, dan Masyarakat Kampung Lawas Maspati.

25
Universitas Kristen Petra
Peneliti Persamaan dan Perbedaan dengan
Judul Hasil Penelitian
1.8

(tahun) penelitian yang sekarang

Persamaan : Memiliki pembahasan yang sama


Beberapa rekomendasi terkait
Pengembangan Kota dengan pengembangan yaitu pengembangan wisata kota
pariwisata Kota Bogor seperti
Mulyana, Bogor Sebagai Perbedaan : Lebih menyeluruh karena
koordinasiyang baik dengan
Bedi Destinasi Pariwisata stakeholder agar destinasi pengembangan kota, penelitian ini untuk
wisata kota Bogor dapat
Internasional pengembangan Kampung Lawas Maspati
diterima oleh wisatawan
internasional sendiri
Hasil Pembelajaran Jurnal

26
Persamaan : Memiliki pembahasan yang sama
Urban Tourism yaitu pengembangan Kampung Wisata yang
Beberapa rekomendasi
Development berada ditengah kota
Setyaningsih, pengembangan destinasi
Through Low Impact Perbedaan : Pengembangan Kampung
Wiwik. Et.all Kampung Kauman yang
Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Jurnal

Development Kauman menurut LID dan Green Tourism.


(2015) berbasis LID (low impact
Towards Green- Sedangkan pengembangan Kampung Lawas
development) dan green tourism
Tourism Maspati tidak menurut LID dan Green
tourism

Universitas Kristen Petra


Persamaan dan Perbedaan dengan
Peneliti (tahun) Judul Hasil Penelitian
penelitian yang sekarang

Pradikta, Angga Strategi Pengembangan Beberapa rekomendasi Persamaan : Pembahasan yang sama
(2013) Obyek Wisata Waduk pengembangan : yaitu strategi pengembangan sebuah
Gunungrowo Indah - Meningkatkan pelayanan destinasi wisata dengan menggunakan
Dalam Upaya publik di daerah wisata analisis SWOT
Meningkatkan - Meningkatkan sarana Perbedaan : Obyek yang diteliti adalah
Pendapatan Asli Daerah prasarana dan infratruktur wisata alam, sedangkan penelitian yang
(PAD) Kabupaten Pati - Aksesibilitas perlu penulis buat mengenai destinasi wisata

27
ditingkatkan kota
Pemanfaatan teknologi informasi
yang belum maksimal harus
ditingkatkan

Universitas Kristen Petra


Persamaan dan Perbedaan dengan
Peneliti (tahun) Judul Hasil Penelitian
penelitian yang sekarang

Tauvic, Albert Strategi Pengembangan Beberapa rekomendasi Persamaan : Pembahasan yang sama yaitu
Junius (2014) Desa Tutur, Nongkojajar pengembangan : strategi pengembangan sebuah destinasi wisata
sebagai destinasi wisata - Melakukan penetrasi pasar dengan menggunakan analisis SWOT
pedesaan berdasarkan dengan langkah membuat Perbedaan : Obyek yang diteliti adalah desa
analisa S.W.O.T website, membangun wisata yang tidak berlokasi di pusat kota.
sebuah pusat informasi di
Desa Tutur

28
- Pengembangan produk
Memperbaiki fasilitas umum
seperti jalan, dan sebagainya.

Universitas Kristen Petra


2.8 Kerangka Pemikiran

Perencanaan Pemgembangan Destinasi Wisata


Kampung Lawas Maspati

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,


Threat) berdasarkan atribut destinasi wisata 10A
(Morrison, 2013):

Awareness Activities
Attractiveness Assurance
Availability Appreciation
Access Action
Appearance Accountability

Tahapan Perumusan Strategi :


1. EFE & IFE
2. IE Matrix

Rekomendasi Strategi Pengembangan Kampung Lawas


Maspati sebagai Destinasi Wisata

Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran


Sumber : Hasil olahan peneliti, 2017

29
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai