Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI HOTEL

“BISNIS PARIWISATA DAN RUANG LINGKUP USAHA PERHOTELAN”

Dosen: I Kadek Apriada, SE., M.Si

Oleh:

NAMA KELOMPOK 1 :
1. Ida Ayu Made Saras Dwi Antika (1902622010464 / 07)
2. Ni Made Pirayani (1902622010466 / 09)
3. Putu Adelia Regithanatar Wangy (1902622010481 / 24)
4. Ni Made Ayu Intan Kumala Sari (1902622010486 / 29)
5. Sukma Gayatri (1902622010491 / 34)

KELAS : J MALAM

PRODI / SEMESTER : AKUNTANSI / 7

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
PEMBAHASAN

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta


menghidupkanberbagai bidang usaha. Pada bab ini dipaparkan konsep dan definisi pariwisata
yang menjadiacuan pada pembahasan di bab-bab berikutnya. Beberapa istilah kepariwisataan
dijabarkansupaya Anda menjadi terbiasa. Tujuan perjalanan juga akan dikupas pada bab ini
dan padaakhir bab, perbedaan wisatawan vakansi dan wisatawan bisnis akan dijelaskan berikut
denganciri-ciri yang membedakannya

1. Konsep Dasar Pariwisata


Menurut Leiper dalam Cooperet.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang
menjadikan kegiatan pariwisata bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen
utama, diantaranya:
1) Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam
kehidupan.
2) Elemen geografi, yaitu pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi,
seperti:
a) Daerah Asal Wisatawan (DAW), yaitu daerah tempat asal wisatawan berada,
tempat ketika melakukan aktivitias keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan
kebutuhan dasar lain. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang obyek
dan daya tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju
daerah tujuan.
b) Daerah Transit (DT), yaitu tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu.
Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan
DT pun penting. Sering kali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit,
bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura
dan Hong Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai
Daerah Transit dan Daerah Tujuan Wisata.
c) Daerah Tujuan Wisata (DTW), yaitu daerah yang sering dikatakan sebagai sharp
end (ujung tombak) pariwisata. Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan
sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk
menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan
menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW.
3) Industri pariwisata, yaitu menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang
merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga
area geografi tersebut. Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah
asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan baik di daerah asal wisatawan maupun
didaerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.

2. Jenis Pariwisata dan Usaha pariwisata


Menurut Spillane (1989) terdapat beberapa jenis pariwisata, diantaranya:
1) Pleasure Tourism (Pariwisata menikmati perjalanan), yaitu pariwisata yang dilakukan
oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, menikmati keindahan
alam di daerah tertentu, menikmati hiburan dan sebagainya.
2) Recreation tourism (Pariwisata rekreasi), yaitu pariwisata yang dilakukan oleh orang
yang menghendaki pemanfaatan hari libur untuk istirahat, memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohani yang akan menghilangkan kelelahan.
3) Cultural tourism (Pariwisata budaya), yaitu pariwisata yang ditandai dengan adanya
rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset,
mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat suatu negara, mengunjungi
peninggalan bersejarah dan sebagainya.
4) Sport tourism (Pariwisata olahraga), yaitu pariwisata yang dibagi dalam dua kategori
yaitu big sport event seperti kejuaraan sepak bola dunia dan sporting tourism of
practionaer yaitu pariwisata olah raga yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri,
seperti mendaki gunung, memancing, berburu, dan sebagianya.
5) Business shoping tourism (Pariwisata dagang besar-belanja), yaitu pariwisata yang
digunakan oleh pelaku perjalanan wisata menggunakan waktu bebasnya untuk
menikmati obyek wisata dan berbelanja.
6) Convention tourism (Pariwisata konvensi), yaitu digunakan untuk melakukan
pertemuan-pertemuan kepala negara ataupun organisasi-organisasi dunia yang
melibatkan banyak negara dan benyak peserta.

Beberapa contoh usaha pariwisata, diantaranya:


1) Kawasan pariwisata, merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata
2) Jasa transportasi wisata yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
3) Jasa perjalanan wisata, merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha
agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket
dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
4) Jasa makanan dan minuman, merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan minuman
yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat
berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum
5) Penyediaan akomodasi, merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
6) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, merupakan usaha yang ruang lingkup
kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta
kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
7) Jasa Informasi Pariwisata, merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature,
foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam
bentuk bahan cetak atau elektronik.
8) Jasa Konsultan Pariwisata, merupakan usaha yang menyediakan sarana dan
rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian,
dan pemasaran di bidang kepariwisataan.
9) Jasa Pramuwisata, merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan
tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro
perjalanan wisata.
10) Wisata Tirta, merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk
11) Spa, merupakan usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi
terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia.
3. Motivasi melakukan Perjalanan Pariwisata
Pada dasarnya, motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata dapat dibagi menjadi:
a) Interpersonal motivations, yaitu untuk hiburan, petualangan, santai, kebahagiaan dan
relaksasi.
b) Physical motivations, yaitu untuk olahraga dan kesehatan.
c) Cultural motivations, yaitu untuk tujuan kebudayaan, tradisi, adat dan kekayaan bangsa.
d) Business, social and politics motivations, adalah untuk kepentingan bisnis, sosial atau
politik.
e) Religious motivations, adalah bertujuan untuk mengasah spiritual dan keagamaan.
f) Family motivations adalah untuk kepentingan keluarga.

Selain itu, motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu
sendiri dan faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan
dan/atau keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow.
Kebutuhan tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti norma sosial, pengaruh
atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang terinternalisasi dan kemudian berkembang
menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan
rutin berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari kegiatan rutin untuk mengembalikan
harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi
sosial.

4. Pemasaran Pariwisata
Pemasaran mempuanyai peran yang sangat penting dalam industri pariwisata
khususnya untuk memberikan pencitraan daerah tujuan wisata. Tujuan utama pemasaran
pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal wisatawan tetapi yang lebih
diutamakan adalah quality tourism yang dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan
dengan belanja yang sangat besar dan terjadi repeat guest.
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih
berlaku. Marketing mix sebagai strategi pemasaran sebenarnya yang mempertemukan antara
penawaran dan permintaan pasar. Stanley dalam (Spillance, 1989), seorang konsultan Pasific
Asia Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi:
1) Product mix
Wisatawan memerlukan jasa obyek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana wisata
adalah sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian menghasilkan jasa atau
barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah makan dan lainnya.
2) Distribution mix
Berperan penting dalam membawa wisatawan pada produk wisata yang ditawarkan
yang mencakup transportasi darat, laut, dan udara yang melibatkan perusahaan dari
masing-masing jasa tersebut yang bertujuan agar wisatawan memperoleh kepuasan saat
melakukan perjalanan wisata.
3) Communication mix
Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka wisatawan harus diberi
informasi, diperkenalkan, ditarik dan didorong agar mengunjungi suatu daerah tujuan
wisata. Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam communication mix yaitu melalui
sales promotion, melalui penyuluhan, jasa surat-menyurat dan sebagainya.
4) Service mix
Merupakan kebijakan pemerintah untuk memperlancar perjalanan dan persinggahan
wisatawan seperti kebijakan visa dan ketentuan bea cukai.

5. Aspek dan Dampak Pembangunan Pariwisata


Adapun dampak positif maupun negatif dari adanya pembangunan pariwisata,
diantaranya:
1) Dampak positif dari adanya kegiatan pengembangan pariwisata meliputi:
a) Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri
padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau
peralatan.
b) Sebagai sumber devisa asing.
c) Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar
cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa
yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar
pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk
menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.
2) Dampak negatif dari adanya pengembangan pariwisata meliputi :
a) Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan
perekonomianterbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka
(vulnerability),khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar
asing.
b) Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang
rendah, menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
c) Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini
dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan
kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata
yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disini.
d) Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, D. (2018). Akuntansi Perhotelan. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.


Unknow. (2015). PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA. Retrieved
from 123dok: https://123dok.com/document/zx974kvz-akuntansi-hotel-sap-
pariwisata-dan-ber.html (diakses pada 11 September 2022)
UNMAS. (2021). Konsep Dasar Pariwisata. Retrieved from coursehero:
https://www.coursehero.com/file/39741393/1-KEL-2-AKUNTANSI-HOTEL-
BISNIS-PARIWISATAdoc/ (diakses pada 11 September 2022)

Anda mungkin juga menyukai