Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI DANA DESA

“LAPORAN REALISASI APBD DESA”

Dosen: I Gusti Agung Made Surabrata.,SE.,MM

Oleh:

NAMA KELOMPOK 1 :
1. Aura Maharani Putri (1902622010459 / 02)
2. Ni Putu Melayanti (1902622010460 / 03)
3. Suryanti Rosalinda Mauawang (1902622010462 / 05)
4. Ida Ayu Made Saras Dwi Antika (1902622010464 / 07)
5. Ni Kadek Eka Chandra Uning Lestari (1902622010490 / 33)

KELAS : J MALAM

PRODI / SEMESTER : AKUNTANSI / 7

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
LAPORAN REALISASI APBD DESA

Laporan Realisasi Anggaran Desa menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah desa dalam satu periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran Desa menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang
harus dibuat terlebih dahulu karena merupakan prioritas yang lebih penting apabila
dibandingkan dengan neraca, karena anggaran merupakan tulang punggung dalam
penyelenggaraan segala kegiatan oleh entitas pelaporan. Selisih antara Pendapatan Desa dan
Belanja Desa disebut Surplus/Defisit Desa. Laporan Realisasi Anggaran Desa memuat unsur-
unsur anggaran dan realisasi yaitu Pendapatan Desa, Belanja Desa, Surplus/Defisit Desa,
Pembiayaan Desa, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) Desa.

1. Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah yang diterima oleh suatu instansi pemerintahan untuk
dapat melakukan dan menyesuaikan beberapa program pemerintahan. Pendapatan-LRA adalah
penerimaan oleh entitas pemerintah melalui bendahara yang menambah SiLPA pada tahun
anggaran yang bersangkutan, yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah. Dari jumlah pendapatan yang diperoleh sebuah instansi ini kemudian dapat
disesuaikan dengan unsur-unsur laporan yang lainnya.Pendapatan Desa diklasifikasikan atas
Pendapatan Asli Desa, Pendapatan Transfer, dan Pendapatan Lain-Lain. Pendapatan diakui
pada saat diterima di rekening Pemerintah Desa atau di kas desa sebesar kas yang diterima.
1) Pendapatan Asli Desa
- Hasil usaha desa, contohnya BUMDES bidang usaha pembuatan batik, hasilnya
akan masuk dalam hasil usaha desa.
- Hasil kekayaan desa, contohnya tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa, wisata
yang dikelola desa, pemandian desa, hutan desa, dan lain-lain.
- Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat, contohnya uiran desa, iuran carik, iuran
penitipan kendaraan.
- Lain-lain pendapatan asli desa, contohny ganti ongkos cetak surat-surat, biaya
legalisasi surat-surat, sewa tanah desa.
2) Transfer
- Dana desa adalah sumber dana desa yang berasal dari anggaran pendapatan dan
belanja negara ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah
Kabupaten/Kota dan digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan,
pembangunan desa, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat.
- Bagi Hasil Pajak Daerah /Kabupaten /Kota dan Retribusi Daerah. Misalnya; bagi
hasil pajak bumi dan bangunan.
- Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh kabupaten untuk
desa. Sumber ADD ini adalah dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima
kabupaten untuk desa.
- Bantuan Keuangan APBD Pem.Prop, Kab/Kota.
3) Pendapatan lain-lain
- Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat. Sumbangan dari pihak
ketiga dapat berbentuk hadiah, donasi, wakaf, hibah atau sumbangan lain.
Sumbangan yang berbentuk barang (bergerak maupun tidak bergerak) dicatat
sebagai barang inventaris kekayaan milik desa, dapat juga berbentuk uang, tetapi
tidak mengikat.
- Lain-lain pendapatan desa yang sah, antara lain hasil kerjasama dengan pihak
ketiga, bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.

2. Belanja
Belanja adalah pengeluaran oleh entitas pemerintah melalui bendahara yang
mengurangi SiLPA pada tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak akan diperoleh kembali
pembayarannya oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat dikeluarkan dari rekening
Pemerintah Desa atau dari kas desa sebesar kas yang dikeluarkan.
Unsur belanja memiliki tiga macam, yaitu belanja secara ekonomi, organisasi, dan
fungsi. Belanja secara ekonomi meliputi hal yang diperlukan dalam melakukan suatu aktivitas,
misalnya, perbelanjaan bagi pegawai dan barang, bunga, subsidi, bantuan sosial, dan hibah
yang dilakukan oleh pemerintah demi aktivitas yang dijalani untuk masyarakat. Belanja secara
organisasi diklasifikasikan berdasarkan unit atau organisasi di bawahnya yang memakai
anggaran tersebut. Contohnya, belanja secara organisasi pada Pemerintah Pusat mencakup
perbelanjaan yang dilakukan oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD.
Belanja menurut fungsi yaitu perbelanjaan yang dilakukan berdasarkan pada fungsi utama
suatu instansi atau pemerintahan. Seperti belanja untuk pelayanan umum, pertahanan,
ekonomi, kesehatan, pariwisata, dan lain sebagainya sesuai dengan fungsi umum instansi.
Belanja Desa menurut Bidang terdiri atas:
a) Belanja Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, belanja ini meliputi beberapa
jenis yaitu:
- Penghasilan tetap dan tunjangan, ini terdiri dari belanja pegawai (penghasilan tetap
kepala desa, tunjangan kepala desa, tunjangan BPD),
- Operasional perkantoran terdiri dari:
1) Belanja barang dan jasa, misalnya belanja alat tulis kantor, benda pos,
bahan/material, pemeliharaan, cetak/penggandaan, sewa kantor desa, sewa
perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman rapat, pakaian dinas
dan atributnya, perjalanan dinas, upah kerja, honorarium narasumber/ahli,
operasional Pemerintah Desa, operasional BPD, insentif Rukun Tetangga
/Rukun Warga (bantuan uang untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka
membantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan
pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat
desa), dan pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat dilakukan
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
2) Belanja modal untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan barang
atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan. Pembelian
/pengadaan barang atau bangunan digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
kewenangan desa, misalnya: beli komputer, membeli meja.
b) Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, belanja jenis ini merupakan belanja yang
digunakan untuk pembangunan desa, contoh perbaikan saluran irigasi, pengaspalan
jalan.
c) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan, belanja jenis ini digunakan untuk pembinaan
masyarakat desa, misalnya pendanaan untuk pelatihan perangkat desa, pendanaan untuk
kegiatan karang taruna.
d) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, belanja jenis ini digunakan untuk pemberdayaan
masyarakat desa, misalnya pendanaan untuk pengelolaan lingkungan hidup,
pengelolaan sampah mandiri.
e) Bidang Tak Terduga, belanja yang digunakan untuk hal yang tidak terduga. Kegiatan
dalam keadaan darurat dianggarkan dalam belanja tidak terduga, misalnya kegiatan
sosial bencana.
3. Contoh Laporan Realisasi APBD Desa Peguyangan Kangin
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2020). Realisasi Dana Desa. Retrieved from kampungmelatijaya: https://melatijaya-


berau.desa.id/realisasi-dana-desa/
Hidayah, N. (2022). Pentingnya Laporan Realisasi Anggaran Bagi Masyarakat dan
Pemerintahan. Retrieved from mekari: https://mekari.com/blog/laporan-realisasi-
anggaran/#Pentingnya_Laporan_Realisasi_Anggaran
Kantor Desa Peguyangan Kangin, 2022

Anda mungkin juga menyukai