Anda di halaman 1dari 4

ARYA WIDI LESMANA / 19013010134

ANGGARAN SEKTOR PUBLIK – A

MEMAHAMI STRUKTUR ANGGARAN

A. Konsep dan Struktur APBD

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen
kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangkamencapai tujuan bernegara (Yasin
dkk., 2017). Sedangkan APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah
yang dibahas dan disetujui oleh Pemerintah Daerah Bersama DPRD dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah (Perda). Berikut ini merupakan struktur dari APBD menurut Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006.

1) Pendapatan Daerah;
2) Belanja Daerah; dan
3) Pembiayaan Daerah

B. Anggaran Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan daerah meliputi: a. Pendapatan Asli Daerah; b. Dana Perimbangan; dan c.
Pendapatan Lain-lain.

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)


PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah, dan PAD lain-lain yang sah. Didalam pengoptimalisasiannya, penerimaan
PAD hendaknya di dukung dengan upaya pemerintah daerah meningkatkan kualitas
layanan publik (Yasin dkk., 2017).
b) Dana Perimbangan
Dana perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana
Bagi Hasil.
c) Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan daerah lain-lain yang sah meliputi Pendapatan hibah, Pendapatan dana
darurat, Dana bagi hasil dari provinsi, Bantuan keuangan dari provinsi, Dana
penyesuaian, Dana otonomi khusus.

C. Belanja Daerah

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah bisa juga diartikan
pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan
daerah. Terkait dengan belanja daerah, sebaiknya Pemerintah Daerah harus melakukan
analisis terlebih dahulu kegiatan mana yang benar-benar masuk skala prioritas menurut
ukuran kebutuhan dan tuntutan masyarakat (Wati, 2017). Adapun, dalam Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 31 ayat (1), memberikan secara rinci mengenai klasifikasi
belanja daerah berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan Pemerintahan,
Organisasi, Fungsi, Program dan Kegiatan, serta jenis belanja.

1) Klasifikasi Belanja Daerah Menurut Urusan Wajib


Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014, klasifikasi belanja menurut urusan wajib
berkaitan dengan pelayanan dasar seperti urusan Pendidikan, Kesehatan, pekerjaan
umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketertiban
umum, dan urusan sosial.
2) Klasifikasi Belanja Menurut Urusan Pilihan
Klasifikasi belanja urusan pilihan mencakup; 1) Pertanian; 2) Kehutanan; 3) Energi
dan Sumber Daya Mineral; 4) Pariwisata; 5) Kelautan dan Perikanan; 6) Perdagangan;
7) Perindustrian; dan 8) Transmigrasi.
3) Klasifikasi Belanja Menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Fungsi, Program dan
Kegiatan, serta Jenis Belanja
Belanja daerah ini mencakupi belanja daerah langsung dan tidak langsung. Belanja
daerah seperti belanja pegawau, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Sedangkan belanja daerah tidak langsung seperti belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja tidak terduga.

D. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran daerah yang


dimasudkan untuk menutupi deficit anggaran/sebagai alokasi surplus anggaran adanya pos
pembiayaan merupakan upaya APBD makin inovatif (Sinambela dkk., 2018). Menurut
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 59, Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan
Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan meliputi: 1) SILPA tahun sebelumnya; 2) Pencairan dana
cadangan; 3) Penerimaan pinjaman daerah; 4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan; 5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan 6) Penerimaan piutang
daerah.
2) Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan meliputi: 1) Pembentukan dana cadangan; 2) Penyertaan
modal; 3) Pembayaran utang pokok yang jatuh tempo; dan 4) Pemberian pinjaman
daerah.
Daftar Pustaka

Sinambela, E., Saragih, F., & Sari, E. N. (2018). Analisis Struktur APBD Dalam Meningkatkan
Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Daerah Sumatera Utara (Vol. 18, Issue 2).
Wati, M. R. (2017). PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA
PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH KOTA BANDUNG. Dalam Jurnal
Kajian Akuntansi (Vol. 1, Issue 1). http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka
Yasin, M., Riyadi, S., & Ingga, I. (2017). ANALISIS PENGARUH STRUKTUR APBD
TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI
KABUPATEN dan KOTA se-JAWA TIMUR (Vol. 2, Issue 2).
 

Anda mungkin juga menyukai