Anda di halaman 1dari 45

USAID Health Financing Activity

Memahami APBD dan APBDes

19 November 2022
Pertanyaan pemantik

1. Apakah APBD dan APBDes bersifat rahasia dan masyarakat tidak perlu mengetahui?
2. Apakah masyarakat dapat memantau hanya saat perencanaan anggaran?
3. Apa peran BPD dalam APBDes?
4. Sebutkan 3 komponen APBD dan APBDes!
5. Selama ini apakah Bapak/Ibu pernah mengakses besaran APBD APBDes di wilayahnya?
Anatomi APBD dan APBDesa

Sumber: Perkades Banjarsari Nomor 6 Tahun 2020


http://sid.sidoarjokab.go.id/Buduran/Banjarsari/wp-content/uploads/2021/01/perkades-apbdes-
4.pdf Sumber: RKA SKPA Dinkes Aceh (https://dinkes.acehprov.go.id/page/87/rencana-
kerja-anggaran-rka )
Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah
(APBD)
Dasar Regulasi APBD
• UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• UU Nomor 2005 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
• UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
• UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• PP Nomor 5 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
• Permendagri Nomor 13 Tahun 2021 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri
• Permendagri Nomor 84 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2023
• Setiap jenis pendapatan dan pengeluaran oleh daerah harus terdokumentasi dalam APBD (Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006).

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan oleh
pemerintah daerah yang telah mendapatkan pembahasan dan persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Dalam APBD, tahun anggaran meliputi masa 1 (satu) tahun yang dimulai dari tanggal 1
Januari hingga 31 Desember (UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara)
Kewajiban Penyediaan Informasi Publik (UU Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 7)
Fungsi APBD berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Alur perencanaan dan penganggaran
Proses Perencanaan dan Penganggaran
(Sumber: BPKP)

Diakses pada
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pusat
/files/Gambaran%20Umum%20Pengelolaan%20
Keuangan%20Daerah-BPKP.pdf
Proses penyusunan APBD (Sumber: Diskominfo Kota Bandung)
Proses penyusunan APBD (Sumber: Diskominfo Kota Bandung)
Komponen APBD (PP Nomor 12 Tahun 2019)
Komponen APBD (PP Nomor 12 Tahun 2019)
Dana perimbangan (PP Nomor 5 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan)
• Dana Perimbangan memiliki tujuan untuk membentuk keseimbangan antara keuangan Pusat dan Daerah. Hal ini
sebagai bentuk pelimpahan serta penugasan urusan Pemerintah kepada Daerah (wujud dari desentralisasi dan
otonomi).
• Besaran Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN yang akan ditransfer ke Daerah melalui
APBD
• Dana Perimbangan terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil (Dana Transfer Umum)
b. Dana Alokasi Umum (Dana Transfer Umum)
c. Dana Alokasi Khusus (Dana Transfer Khusus)
A. Dana Bagi Hasil (DBH)

• Dana bersumber dari APBN yang


dialokasikan kepada Daerah penghasil dengan
tujuan untuk mengurangi ketimpangan
kemampuan keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

• DBH bersumber dari:


1. Pajak (PBB, BPHTB, PPh WPOPDN,
CHT)
2. Sumber Daya Alam (kehutanan,
pertambangan umum, perikanan,
pertambangan migas, pertambangan
panas bumi)

Untuk kepentingan diseminasi internal, mohon tidak


disebarluaskan tanpa seizin PPJK Kemenkes atau
USAID HFA.
B. Dana Alokasi Umum (DAU)

• DAU bersumber dari pendapatan APBN yang


dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar-Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi. Penggunaannya
diserahkan kepada Daerah.

• DAU dialokasikan berdasarkan formula celah


fiskal (kebutuhan dan kapasitas fiskal) dan
alokasi dasar (dihitung berdasarkan jumlah
gaji PNS Daerah)

• Alokasi DAU ditetapkan berdasarkan


Peraturan Presiden

Untuk kepentingan diseminasi internal, mohon tidak


disebarluaskan tanpa seizin PPJK Kemenkes atau
USAID HFA.
C. Dana Alokasi Khusus
• Dana ini bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu (berdasarkan kriteria umum, khusus, dan
teknis) yang bertujuan untuk membandu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan
prirotas Nasional
• Jumlah besaran DAK ditetapkan setiap tahunnya dalam APBN
• Penggunaan DAK disesuaikan dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh K/L
• DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan
perjalanan dinas.
• Jenis DAK:
1. DAK Fisik
2. DAK Non Fisik (beberapa diantaranya BOK dan BOS)
DAK FISIK (Permenkes Nomor DAK Non FISIK (Permenkes
3 Tahun 2022) Nomor 2 Tahun 2022)
• DAK FISIK berfokus kepada penyediaan sarana • BOK
dalam 5 subbidang: • Jaminan persalinan
1. Penguatan penurunan angka kematian ibu dan • Pelayanan kesehatan bergerak
bayi
2. Penguatan percepatan penurunan stunting
3. Pengendalian penyakit
4. Penguatan sistem kesehatan
5. kefarmasian

Sumber Gambar:
RKA Dinkes Aceh TA 2022
Postur APBD Klaten
(diakses melalui
djpk.kemenkeu.go.id)

• Postur APBD seluruh Kabupaten/Kota dapat diakses secara


terbuka di website Direktorat Jendral Perimbangan
Keuangan

Penggunaan APBD sektor kesehatan dapat dilihat pada


Dokumen RKA atau DPA Dinas Kesehatan
Proses Perencanaan dan Penganggaran
(Sumber: BPKP)

Diakses pada
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pu
sat/files/Gambaran%20Umum%20Pengelolaa
n%20Keuangan%20Daerah-BPKP.pdf
Anggaran Belanja dan Pendapatan Desa
(APBDes)
Pengelolaan APBDes dan risiko korupsi
• Laporan dari KPK menyebutkan potensi penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan keuangan desa.
Menurut laporan KPK, secara agregat, desa dapat mengelola dana hingga Rp1,6 milyar per tahun atau
hingga Rp9,6 miliar selama masa jabatan 6 (enam) tahun dari kepala desa.
• KPK menyebutkan 601 kasus korupsi Dana Desa dan telah menjerat 686 kepala desa pada tahun 2012-
2021. Zakariya (2020) memaparkan simpul-simpul penyebab korupsi Dana Desa dan bagaimana upaya
yang dapat dilakukan masyarakat desa untuk mencegah hal tersebut. Penelitian ini menyebutkan modus
umum korupsi Dana Desa, yakni: penggelembungan anggaran, program fiktif, laporan fiktif, penggelapan,
hingga penyalahgunaan anggaran

Sumber:
1) Zakariya, R. 2020. “Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Korupsi Dana Desa:Mengenali
Modus Operandi”. INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 6.
2) Diakses pada https://www.republika.co.id/berita/ritizy430/kpk-sebut-sudah-ada-686-oknum-
kades-terjerat-korupsi-dana-desa
3) Diakses pada https://www.antaranews.com/berita/2558045/kpk-ada-ribuan-laporan-
menyangkut-penyimpangan-pengelolaan-dana-desa
Faktor penyebab penyalahgunaan Dana Desa (Sukasmanto, 2014, dikutip dari
website Ikatan Akuntan Indonesia)

Perlibatan yang kurang dari masyarakat saat fase perencanaan

Kesalahan akibat ketidaktahuan mekanisme

Tidak jelas peruntukannya

Penggunaan anggaran untuk kepentingan pribadi

Penyelewengan asset desa

Pengawasan yang lemah (BPD dan masyarakat)


Dasar regulasi APBDes
• UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
• UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah
• PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
• Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
• Permendagri Nomor 73 Tahun 2020 tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
Definisi
• APBDes adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa
• APBDes tidak hanya Dana Desa. APBDes teriri dari komponen Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan
• APBDes merupakan produk perencanaan oleh pemerintah desa yang disusun berdasarkan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa), di mana rencana pada dokumen tersebut bersumber dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
• Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan komponen yang berbeda dari pendapatan
Desa. DD bersumber dari APBN. Sedangkan ADD bersumber dari APBD yakni minimal sebesar 10%
dari DAU ditambah DBH. ADD DD memiliki peruntukkan yang berbeda
Asas Pengelolaan Keuangan Desa
Dasar APBDes Perubahan
Pasal 40 Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 menyebutkan bahwa pemerintah desa dapat melakukan
perubahan pada APBDes dengan kriteria sebagai berikut:
a. Terdapat penambahan atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun anggaran berjalan;
b. Terdapat sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun berjalan yang akan
digunakan pada tahun berkenaan;
c. Terjadi keadaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran antar bidang, antar subbidang,
antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
d. Terjadi keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran
berjalan.
Tahapan penyusunan APBDes
Siklus Perencanaan Desa*

*diakses pada sistus Pemerintah Desa Prayungan


Komponen APBDes: Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan

Pendapatan Belanja Pembiayaan

Dana Desa Belanja Pegawai SiLPA

Hasil pajak daerah dan retribusi daerah


Belanja Barang dan Jasa Pencairan Dana Cadangan
kabupaten/kota.

Alokasi Dana Desa (ADD). Belanja Modal Hasil Kekayaan Penjualan Desa

Bantuan keuangan APBD Provinsi. Belanja Tak Terduga

Bantuan keuangan APBD


Kabupaten/Kota.
Fungsi dan peruntukkan Alokasi Dana Desa (ADD)
1. Pembangunan Desa
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Penguatan pelayanan publik
4. Penguatan partisipasi masyarakat
5. Tunjangan aparat Desa
6. Operasional Pemerintah Desa
Dana Desa
• Kemendesa mengeluarkan Permendes terkait prioritas penggunaan Dana Desa disetiap tahunnya.
• Penggunaan yang diprioritaskan ini digunakan dalam peningkatan status ekonomi masyarakat,
penyelenggaraan program prioritas nasional, mitigasi, serta penanganan bencana atau keadaan darurat
lain. Penggunaan Dana Desa juga digunakan sebagai Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
Penggunaan dan prioritas Dana Desa dapat berubah setiap tahunnya berdasarkan Peraturan tentang
Rincian APBN terhadap Dana Desa dan Peraturan Menteri Desa PDTT
• Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran
2022, Dana Desa telah ditentukan penggunaannya untuk:
a. Program perlindungan sosial (BLT) minimal 40% dari Dana Desa.
b. Program ketahanan pangan dan hewani minimal 20%.
c. Dukungan pendanaan penanganan COVID-19 minimal 8%.
d. Program sektor prioritas lainnya.
Dana Desa
• Dana Desa memiliki dua jenis mekanisme, yakni transfer melalui tiga tahap dan transfer melalui dua
tahap. Penyaluran Dana Desa Reguler atau Non-Mandiri dilakukan tiga termin, yakni Tahap I pada bulan
Januari (40%), Tahap II pada Maret (40%), dan Tahap III pada bulan Juni (20%). Di lain sisi, desa yang telah
mencapai status Desa Mandiri mendapatkan transfer Dana Desa dalam dua tahap, yakni Tahap I bulan
Januari (60%) dan Tahap II pada bulan Maret (40%). Penilaian Desa Mandiri digolongkan berdasarkan
Indeks Komposit dari Indeks Desa Membangun yang terdiri dari aspek ketahanan sosial, ketahanan
ekonomi, dan ketahanan ekologi di desa

• Informasi terkait Indeks Desa Membangun tiap desa dapat diakses secara terbuka pada
https://sid.kemendesa.go.id/idm dan https://idm.kemendesa.go.id/
Dana Desa
• Peraturan Menteri Desa PDTT Pasal 7 Nomor 7 Tahun 2021 menerangkan bahwa prioritas penggunaan
Dana Desa dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa Penyusunan RKP Desa. Selain itu, partisipasi
dan pemantauan oleh masyarakat dapat dilakukan melalui:
1. Keterlibatan aktif dan partisipatif pada setiap tahapan penyusunan prioritas penggunaan Dana
Desa.
2. Penyampaian usulan program atau kegiatan.
3. Pemastiaan apakah prioritas penggunaan Dana Desa telah ditetapkan berdasarkan dokumen RKP
Desa dan APBDes yang sudah disepakati.
4. Peran serta dalam sosialisasi kepada masyarakat lainnya terkait prioritas dan pemantauan
penggunaan Dana Desa.
Dana Desa
• Permendes PDTT Nomor 73 Tahun 2020, masyarakat memiliki hak dalam meminta dan
memperoleh informasi dari pemerintah desa tentang: (1) APBDes, (2) pelaksanaan kegiatan
anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan, (3) realisasi APBDes, (4) realisasi kegiatan, (5)
kegiatan yang tidak selesai atau belum dilaksanakan, dan (6) sisa anggaran. Pemantauan ini
dapat dilakukan melalui upaya partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa dan penggunaan
media pengaduan masyarakat yang dikembangkan oleh desa.

• Masyarakat desa dapat mengajukan aduan atau menginformasikan adanya penemuan kasus
pengelolaan keuangan desa di luar wewenang pemerintah desa kepada camat hingga APIP.
Aktor pengawas APBDes

Untuk kepentingan diseminasi


internal, mohon tidak
disebarluaskan tanpa seizin PPJK
Kemenkes atau USAID HFA.
APBDes Keru, Kab Lombok Barat TA 2022*

*Sumber: website Desa Keru (http://keru.desa.id/apbdesa/read/299/0)


APBDes Keru, Kab Lombok Barat TA 2022*

*Sumber: website Desa Keru (http://keru.desa.id/apbdesa/read/299/0)


Penjabaran APBDes Sarimekar
Kab Buleleng TA 2022*

*Sumber: website Desa Keru Sarimekar (https://sarimekar-buleleng.opendesa.id/artikel/2022/1/19/anggaran-pendapatan-dan-belanja-desa-sarimekar-tahun-anggaran-


2022)
Pertanyaan Diskusi

1. Sebutkan 3 komponen APBD dan APBDes!


2. Jelaskan permasalahan kesehatan apa yang kurang mendapatkan dukungan dalam APBD dan
APBDes!
3. Apakah APBD dan APBDes di wilayah Bapak/Ibu dapat diakses dengan mudah?
4. Langkah apa yang akan Bapak/Ibu lakukan jika informasi APBDes tidak dapat diakses?
Terima Heath Financing Activity (HFA) adalah proyek bantuan teknis selama

kasih lima tahun yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional AS


berdasarkan kontrak no. 72049719C00002, efektif tanggal 26 Maret
2019. HFA dilaksanakan oleh ThinkWell, bekerjasama dengan Center
for Health Economics and Policy Studies di Universitas Indonesia, Pusat
Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di Universitas Gadjah Mada, dan
Results for Development.

Presentasi ini disiapkan oleh HFA. Informasi yang diberikan dalam


presentasi ini bukanlah informasi resmi Pemerintah AS dan tidak
mencerminkan pandangan atau posisi Badan Pembangunan
Internasional AS atau Pemerintah AS.

45

Anda mungkin juga menyukai