Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

SEKRETARIS DAERAH
JALAN A. YANI NOMOR 16 TELEPON 321946
M O J O K E R T O

Mojokerto, 15 November 2022

Kepada
Nomor : 900/ 5390 /416-112/2022 Yth. Sdr. Camat se Kabupaten
Sifat : Penting Mojokerto
Lampiran :- di -
Perihal : Pedoman Penyusunan APBDesa MOJOKERTO
Tahun Anggaran 2023

Berdasarkan :
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
b. Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Bupati Nomor 86 Tahun 2019 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Desa;
maka dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) Tahun Anggaran 2023 dengan ini disampaikan beberapa hal untuk
dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa sebagai berikut :
A. Perencanaan.
1. Penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2023 didasarkan pada Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun Anggaran 2023.
2. Tahapan penyusunan APBDesa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Sekretaris Desa selaku Ketua Tim Penyusun APBDesa
mengkoordinasikan dan menyusun Rancangan APBDesa dan
menyampaikan kepada Kepala Desa.
b. Kepala Desa menyampaikan Rancangan APBDesa kepada BPD untuk
dibahas dan disepakati bersama. BPD dapat menolak Rancangan
APBDesa jika tidak sesuai dengan RKPDesa dan bertentangan dengan
Peraturan Perundang-undangan.
c. Rancangan APBDesa yang telah disepakati bersama dengan BPD
disampaikan kepada Camat untuk di evaluasi dengan dilengkapi dokumen
diantaranya :
1. Surat Pengantar
2. Rancangan Perkades tentang Penjabaran APBDesa
3. Perdes tentang RKPDesa
4. Perdes tentang Kewenangan Desa
5. Perdes tentang Penyertaan Modal (jika ada penyertaan modal)
6. Berita Acara hasil musyawarah BPD
d. Evaluasi oleh Camat dituangkan dalam Keputusan Camat dengan
memperhatikan beberapa aspek diantaranya :
1. Aspek Administrasi; meliputi identifikasi kelengkapan data dan
informasi.
2. Aspek Legalitas; meliputi identifikasi peraturan-peraturan yang
melandasi penyusunan.
3. Aspek Kebijakan; meliputi identifikasi konsistensi substansi dan materi
dengan RPJMDesa dan RKPDesa.
4. Aspek Substansi Anggaran APBDesa; meliputi Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan.
e. Dalam hal hasil evaluasi Camat menyatakan bahwa Rancangan APBDesa
tidak sesuai dengan RKPDesa serta ketentuan perundang-undangan
yang lebih tinggi maka Kepala Desa bersama BPD melakukan
penyempurnaan untuk kemudian dievaluasi kembali.
f. Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan paling lambat tanggal 31
Desember Tahun anggaran berjalan.
B. Penganggaran
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) terdiri dari :
a. Pendapatan;
b. Belanja;
c. Pembiayaan.
2. Pemerintah Desa memiliki sumber pendapatan yakni :
a. Pendapatan Asli Desa yang terdiri dari :
1. hasil usaha;
2. hasil aset;
3. swadaya partisipasi;
4. lain-lain Pendapatan asli Desa.
b. Dana Transfer yang terdiri dari :
1. Dana Desa;
2. Alokasi Dana Desa;
3. Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah;
4. Bantuan Keuangan Provinsi;
5. Bantuan Keuangan Kabupaten.
c. Pendapatan Lain-lain berupa :
1. hasil kerjasama antar Desa;
2. hasil kerjasama dengan pihak ketiga;
3. Bantuan dari Perusahan yang berlokasi di Desa.
d. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
e. Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya
f. Bunga Bank.
3. Pembiayaan
Pembiayaan Desa merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Kelompok Pembiayaan terdiri dari :
a. Penerimaan Pembiayaan, yang meliputi :
1. SiLPA tahun sebelumnya;
2. Pencairan dana cadangan; dan
3. Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan kecuali tanah dan
bangunan.
b. Pengeluaran Pembiayaan, yang meliputi :
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal

4. Belanja Pemerintah Desa terdiri atas :


a. Belanja Pegawai;
1. Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan
tetap, tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi kepala Desa dan perangkat Desa, serta tunjangan BPD.
2. Belanja pegawai dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
3. Belanja pegawai pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.
4. Pembayaran jaminan sosial dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan APB
Desa.
b. Belanja Barang Jasa;
1. Belanja barang/jasa digunakan untuk pengeluaran bagi
pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12(dua
belas) bulan;
2. Belanja barang/jasa digunakan antara lain untuk:
a. operasional pemerintah Desa;
b. pemeliharaan sarana prasarana Desa;
c. kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;
d. operasional BPD;
e. insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga; dan
f. pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.
3. Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga sebagaimana dimaksud
pada angka (2) huruf e yaitu bantuan uang untuk operasional
lembaga Rukun Tetangga/Rukun Warga untuk membantu
pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan
pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan
masyarakat Desa.
4. Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat
sebagaimana dimaksud pada angka (2) huruf f dilakukan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan Desa.
c. Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang
nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset.
d. Belanja Tak Terduga.
1. Belanja tak terduga merupakan belanja untuk kegiatan pada sub
bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan
mendesak yang berskala lokal Desa.
2. Belanja untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan
bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak paling sedikit
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
Desa dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi berulang; dan
c. berada di luar kendali pemerintah Desa.
3. Kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencana merupakan
upaya tanggap darurat akibat terjadinya bencana alam dan
bencana sosial.
4. Kegiatan pada sub bidang keadaan darurat merupakan upaya
penanggulangan keadaan darurat karena adanya kerusakan
dan/atau terancamnya penyelesaian pembangunan sarana dan
prasarana akibat kenaikan harga yang menyebabkan
terganggunya pelayanan dasar masyarakat.
5. Kegiatan pada sub bidang keadaan mendesak merupakan upaya
pemenuhan kebutuhan primer dan pelayanan dasar masyarakat
miskin yang mengalami kedaruratan.

5. Kalsifikasi Belanja Desa terdiri atas Bidang :


a. Bidang Penyelenggaran Pemerintahan ; yang terdiri dari sub bidang :
1. penyelenggaraan belanja penghasilan tetap, tunjangan dan
operasional pemerintahan Desa;
2. sarana dan prasarana pemerintahan Desa;
3. administrasi kependudukan, pencatatan sipil, statistik, dan
kearsipan;
4. tata praja pemerintahan, perencanaan, keuangan, dan pelaporan;
dan
5. pertanahan.
b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan ; terdiri dari sub bidang :
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. kawasan permukiman;
5. kehutanan dan lingkungan hidup;
6. perhubungan, komunikasi dan informatika;
7. energi dan sumber daya mineral; dan
8. pariwisata;
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan ; terdiri dari sub bidang :
1. ketentraman, ketertiban, dan pelindungan masyarakat;
2. kebudayaan dan kegamaan;
3. kepemudaan dan olah raga; dan
4. kelembagaan masyarakat
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat ; terdiri dari sub bidang :
1. kelautan dan perikanan;
2. pertanian dan peternakan;
3. peningkatan kapasitas aparatur Desa;
4. pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga;
5. koperasi, usaha mikro kecil dan menengah;
6. dukungan penanaman modal; dan
7. perdagangan dan perindustrian.
e. Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak
Desa ; terdiri dari sub bidang :
1. penanggulangan bencana;
2. keadaan darurat;
3. mendesak desa.
4. Pemerintah Desa mengalokasi belanja pegawai paling banyak 30% yang
meliputi :
1. Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa serta Perangkat Desa.
a. Penghasilan Tetap.
Besaran Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
merujuk pada ketentuan yang mengatur hal tersebut dengan
memperhatikan kemampuan ADD dan tidak melebihi Upah
Maksimum Kabupaten agar mempermudah perhitungan penggaran
BPJS Kesehatan 1% melalui APBDesa dan 4 % melalui APBD
Kabupaten Mojokerto. Merujuk pada ketentuan yang mengatur
tentang besaran Siltap maka pengaturannya adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Desa paling sedikit Rp.2.426.640,-
2. Sekretaris Desa paling sedikit Rp.2.224.420,-
3. Perangkat Desa lainnya paling sedikit Rp. 2.022.200,-
Dalam hal ADD tidak mencukupi, Pemerintah Desa dapat
menggunakan sumber pendapatan lain dalam APBDesa selain
Dana Desa.
b. Tunjangan Jabatan; Kepala Desa dan Perangkat Desa wajib
mengalokasi tunjangan jabatan maksimal 50% dari Siltap dengan
memperhatikan kemampuan anggaran desa mengingat tunjangan
jabatan diberikan sebagai bentuk kompensasi atas tanggungjawab
yang melekat pada jabatannya.
c. Jaminan kesehatan sebesar 1% dari penghasilan tetap Kepala Desa
dan Perangkat Desa.
d. Jaminan sosial ketenagakerjaan paling sedikit 2(dua) program yaitu
jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja yang mengacu
pada ketentuan perundang-undangan.
2. Operasional dan Tunjangan BPD
a. Operasional BPD
Operasional BPD diberikan untuk mendukung biaya operasional
kelembagaan BPD seperti pengadaan ATK, biaya makan minum
rapat, belanja perjalanan dinas, pengadaan sarana prasarana
perkantoran, pengadaan seragam, dll, dimana besarnnya diatur
sebagai berikut :
1. BPD dengan jumlah anggota sebanyak 5(lima) orang yakni
Rp.10.000.000,- (sepuluh juta ) / tahun.
2. BPD dengan jumlah anggota sebanyak 7(tujuh) orang
yakni Rp.12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu) / tahun.
3. BPD dengan jumlah anggota sebanyak 9(Sembilan) orang yakni
Rp.15.000.000,-/tahun.
b. Tunjangan Kedudukan BPD diberikan sebagai tunjangan atas
pelaksanaan tugas dan fungsi BPD dan dapat bersumber dari ADD
sepanjang ADD mencukupi atau bersumber dari Sumber
Pendapatan lain dalam APBDesa selain Dana Desa ditetapkan
sebagai berikut :
a. Ketua serendah-rendahnya 275.000,- / bulan
b. Wakil Ketua serendah-rendahnya 250.000,- / bulan
c. Sekretaris serendah-rendahnya 225.000,- / bulan
d. Anggota serendah-rendahnya 200.000,- / bulan
c. Tunjangan Kinerja ; diberikan dalam hal terdapat penambahan
beban kerja dan besarannya sesuai kemampuan keuangan desa
dan bersumber dari PAD.
4. Khusus penggunaan Dana Desa mengacu pada Peraturan Menteri Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2022
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023 yang diprioritaskan
pada :
a. Pemulihan ekonomi Nasional sesuai kewenangan Desa :
1. Pendirian, pengembangan, dan peningkatan kapasitas pengelolaan
badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa bersama
2. Pengembangan Desa wisata
3. Pengembangan usaha ekonomi produktif yang diutamakan dikelola
oleh badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa Bersama.
b. Program prioritas Nasional sesuai kewenangan Desa :
1. Perbaikan dan konsolidasi data SDGs Desa dan pendataan
perkembangan desa melalui indeks desa membangun
2. Ketahanan pangan nabati dan hewani
3. Pencegahan dan penurunan stunting
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia warga desa
5. Peningkatkan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
6. Perluasan akses layanan kesehatan sesuai kewenangan desa
7. Dana operasional pemerintah desa paling banyak 3 % (tiga persen)
dari pagu dana desa setiap desa
8. Penanggulangan kemiskinan terutama kemiskinan ekstrem
9. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa untuk mendukung percepatan
penghapusan kemiskinan ekstrem
c. Mitigasi dan penanganan bencana alam dan non alam sesuai
kewenangan Desa :
1. Mitigasi dan penanganan bencana alam;
2. Mitigasi dan penanganan bencana nonalam.
5. Pagu Definitif Tahun Anggaran 2023 terdiri dari :
a. Alokasi Dana Desa (ADD)
b. Bantuan Keuangan dari Pemkab Mojokerto
c. Bagi Hasil Pajak dan Retribusi menggunakan Pagu Tahun Anggaran 2022
(estimasi)
d. Dana Desa menunggu PMK yang mengatur tentang Pengelolaan Dana
Desa TA.2023.
6. APBDesa yang telah ditetapkan melalui Peraturan Desa wajib dipublikasikan
oleh Pemerintah Desa melalui website desa atau media publikasi lain seperti
baliho yang ditempatkan ditempat strategis sebagai wujud transparansi dalam
pengelolaan keuangan Desa.
7. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam ketentuan sebagaimana tersebut
diatas tetap berlaku sesuai ketentuan perundang-undangan.
Demikian untuk menjadikan perhatian, atas bantuan dan kerjasamanya
disampaikan terima kasih.

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MOJOKERTO

Drs. TEGUH GUNARKO, M.Si


Pembina Utama Madya
NIP. 19680327 198809 1 002

Tembusan
Disampaikan kepada Yth :
1. Ibu Bupati Mojokerto (sebagai laporan)
2. Sdr. Kepala Dinas PMD Kabupaten Mojokerto

Catatan :
1. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik dengan menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik.
2. UU ITE No. 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : "Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
hukum yang sah".

Anda mungkin juga menyukai