Anda di halaman 1dari 34

1

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI MUARA ENIM


NOMOR : /KPTS/DPMD/2024
TANGGAL : 2024

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA, ALOKASI DANA BAGI


HASIL PAJAK DAERAH DAN ALOKASI DANA BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAH
UNTUK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
DALAM KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2024

I. Pendahuluan

Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menyatakan


Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa dimana
pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan
tugas lain dari pemerintahan, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten, diurus oleh Desa yang disertai dengan
pembiayaan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-
tahan Daerah mengamanatkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat
memberikan kewenangan atau mendelegasikan kewenangan kepada desa
untuk melaksanakan urusan Pemerintahan dengan prinsip efisien, efektif
dan akuntabel. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan dalam
hal penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat desa, terutama dalam memberikan pelayanan,
peningkatan prakarsa dan pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan
bagi kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah dapat meningkatkan Peran
Pemerintah Desa dalam memberikan Pelayanan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan
2
Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah merupakan wujud bantuan
keuangan dari Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah
Desa dalam rangka penyelenggaraan otonomi desa.

II. Maksud dan Tujuan


A. Maksud :
Agar penggunaan Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak
Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah sesuai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

B. Tujuan :
Memberikan pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang dananya berasal dari
Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi
Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah adalah :

1. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.


2. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan desa
dan pemberdayaan masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.
4. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keragaman sosial budaya
dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial.
5. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
6. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
7. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong-royong
masyarakat.
8. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes).

III. Pelaksanaan Kegiatan


A. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari
Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi
Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Desa (APBDes), sepenuhnya dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan
Anggaran (PKA) dan untuk swakelola (fisik bangunan) oleh Tim
3
Pengelola Kegiatan (TPK) dengan mengacu pada Peraturan Kepala
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor
12 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa
dan Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 14 Tahun 2020 tentang Tata
Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa.

B. Pelaksana Kegiatan ditetapkan oleh Kepala Desa dengan


mengacu pada Pasal 5, Pasal 7 dan Pasal 8 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

C. Penggunaan ADD
Penggunaan ADD diprioritaskan utama untuk :

1. Penggunaan ADD digunakan untuk Penghasilan Tetap (SILTAP)


Kepala Desa dan Perangkat Desa :
- Kepala Desa Rp. 2.727.000,- / bulan/orang
- Sekretaris Desa Rp. 2.375.000,- / bulan/orang
- Kepala Seksi / Kepala Urusan Rp. 2.123.000,- / bulan/orang
- Kepala Dusun Rp. 2.123.000,- / bulan/orang

2. Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa :


- Kepala Desa Rp. 1.250.000,- / bulan/orang
- Sekretaris Desa Rp. 650.000,- / bulan/orang
- Kepala Seksi / Kepala Urusan Rp. 500.000,- / bulan/orang
- Kepala Dusun Rp. 500.000,- / bulan/orang

3. Tunjangan BPD :
- Ketua BPD Rp. 2.000.000,- / bulan/orang
- Wakil Ketua Rp. 1.550.000,- / bulan/orang
- Sekretaris Rp. 1.200.000,- / bulan/orang
- Anggota Rp. 1.100.000,- / bulan/orang
4
4. Penggunaan ADD setelah dikurangi Penghasilan Tetap Kepala Desa dan
Perangkat Desa, Tunjangan Kepala Desa, Tunjangan Perangkat Desa
dan Tunjangan BPD diprioritaskan untuk :
1) Honor Linmas sebesar Rp. 350.000,-
2) Honor RT sebesar Rp. 350.000,-
3) Honor Pembina Keagamaan sebesar Rp. 350.000,-
4) Honor Imam sebesar Rp. 350.000,-
5) Honor Mudim sebesar Rp. 350.000,-
6) Honor Ustad/Ustadzah sebesar Rp. 350.000,-
7) Honor Operator Desa sebesar Rp. 1.000.000,-
8) Honor Petugas Kebersihan sebesar Rp. 500.000,-
9) Honor Petugas Jaga Malam sebesar Rp. 500.000,-
10) Insentif Supir Ambulance sebesar Rp. 300.000,-
11) Insentif Paramedis sebesar Rp. 250.000,-

5. Penggunaan ADD setelah dikurangi penggunaan sebagaimana


dimaksud huruf C angka 1 s.d. 4 diperuntukan untuk Pelaksanaan
Kegiatan Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Bidang
Pembangunan, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan, Bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Bidang Penanggulangan Bencana,
Darurat dan Mendesak Desa.

IV. A. Belanja Desa yang bersumber dari Anggaran Alokasi Dana Desa,
Alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Bagi Hasil Retribusi
Daerah dipergunakan sebagai berikut :
1. Bidang Pemerintahan Desa :
a. Biaya Penataan wilayah desa;
b. Biaya Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa;
c. Biaya Bantuan Pilkades;
d. Biaya Bantuan Pemilihan Anggota BPD;
e. Biaya Pengadaan Peralatan Kantor;
f. Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
g. Biaya Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Dua dan Roda Tiga;
h. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Dinas;
i. Biaya Pembayaran Pajak Kendaraan Dinas;
5
j. Biaya Pengadaan Perangkat Komputer / Laptop;
k. Biaya Pemeliharaan Kantor / Rehab Kantor;
l. Biaya Pemasangan Jaringan Internet Desa;
m. Biaya Sertifikasi Tanah Desa dan Pengadaan Tanah;
n. Biaya Tagihan Rekening Listrik, Telepon, PDAM dan Internet;
o. Biaya Honor Petugas Pendataan Terpadu;
p. Biaya Langganan Koran Masuk Desa;
q. Biaya Pengembangan Informasi Desa / Profil Desa;
r. Biaya Pengadaan Pakaian Perangkat Desa dan BPD;
s. Biaya Pengadaan Pakaian Dinas Linmas Desa;
t. Biaya Operasional Pemerintah Desa antara lain :
1. Biaya Perjalanan Dinas;
2. Biaya Pengadaan ATK;
3. Biaya Cetak dan Penggandaan / Foto Copy;
4. Biaya Benda Pos dan Materi;
5. Biaya Makan dan Minum Rapat;
u. BPJS Ketenagakerjaan dan Jaminan Hari Tua Aparatur
Pemerintah Desa dan BPD;
v. Biaya Asuransi Aparatur Pemerintah Desa dan BPD;
w. Biaya Perlombaan Desa; dan
x. Biaya Operasional BPD.
6. Biaya Perjalanan Dinas;
7. Biaya Pengadaan ATK;
8. Biaya Cetak dan Penggandaan / Foto Copy;
9. Biaya Benda Pos dan Materi;
10. Biaya Makan dan Minum Rapat;

2. Bidang Pembangunan Desa (Skala Desa) :


a. Biaya Pembangunan Fasilitas Pasar Desa;
b. Biaya Rehab Fasilitas Pasar Desa;
c. Biaya Pembangunan Fasilitas Desa;
d. Biaya Rehab Fasilitas Desa;
e. Biaya Pembangunan Gedung Milik Desa dan Rehab Gedung
Milik Desa;
6
f. Biaya Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS);
g. Biaya Operasional BPSPAMS Desa;
h. Biaya Pemasangan Jaringan Listrik, Telepon dan PDAM; dan
i. Biaya Pemasangan Jaringan Internet Desa.

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa :


a. Biaya Honor Pembina Keagamaan (Imam / Mudim, Ustad /
Ustadzah / Petugas Keagamaan);
b. Biaya Honor Pembina Kemasyarakatan (Honor RT);
c. Biaya Honor Pembina Pendidikan (Guru PAUD, Guru TK/TPA);
d. Biaya Pembinaan Karang Taruna;
e. Biaya Pembinaan Remaja Masjid;
f. Biaya Pembinaan Kerukunan Umat Beragama;
g. Biaya Pembinaan Kesenian dan Sosial Budaya; dan
h. Biaya Peringatan Hari Besar Nasional dan Keagamaan.

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa


a. Biaya Penyertaan Modal Bumdes;
b. Biaya Pembinaan TP PKK Desa untuk Kegiatan 4 Pokja;
c. Biaya Operasional Sekretariat PKK Desa;
d. Biaya Perjalanan Dinas TP PKK Desa;
e. Biaya Peningkatan Kapasitas Kepala Desa dan Perangkat Desa
serta BPD;
f. Biaya Peningkatan Kapasitas TP PKK Desa;
g. Biaya Lomba 10 Program Pokok PKK Desa;
h. Biaya Peningkatan Kapasitas Pengelola Bumdes;
i. Biaya Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa/Pemuda;
j. Biaya Pembinaan Kewirausahaan Ekonomi Masyarakat Desa;
k. Biaya Bimbingan Teknis Pengelolaan Bank Sampah;
l. Biaya Operasional Lembaga Adat Desa;
m. Biaya Operasional dan Bantuan Insentif Kader
Posyandu/Posbindu PTM;
n. Biaya Operasional LPMD;
o. Biaya Operasional Perpustakaan Desa dan Pengadaan Buku
Perpustakaan Desa;
7
p. Biaya Operasional Posyantekdes;
q. Biaya Operasional Warung Teknologi Desa dan Jaringan Desa
Online; dan
r. Biaya Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat.

5. Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak


a. Biaya Kegiatan Penanggulangan Bencana Alam;
b. Biaya Kegiatan Keadaan Darurat; dan
c. Biaya Kegiatan Keadaan Mendesak.

B. Belanja Barang dan Jasa


1. Besaran Honor-honor dan Insentif (Non Perangkat Desa) :

a. Honor yang diberikan kepada anggota Linmas Desa


ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa sebesar
Rp. 350.000,- /orang / bulan;

b. Bantuan Insentif yang diberikan kepada kader pemberdayaan


masyarakat seperti kader posyandu, Posbindu PTM, kader
Kesehatan, kader KB/PPKBD/Sub PPKBD, Tutor PAUD,
Petugas Pendata Profil Desa dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhan desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;

c. Honor yang diberikan kepada Operator Desa ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Desa sebesar Rp. 1.000.000-/ orang / bulan;

d. Insentif yang diberikan kepada Rukun Tetangga (RT) ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Desa sebesar Rp. 350.000-/orang /
bulan;

e. Insentif yang diberikan kepada Petugas Kebersihan ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Desa sebesar Rp. 500.000-/orang / bulan / sesuai
dengan hasil Musdes;

f. Insentif yang diberikan kepada Petugas Jaga Malam ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Desa sebesar Rp. 500.000-/orang/bulan;

g. Insentif yang diberikan kepada Petugas Pengangkut Sampah Desa;


h. Insentif yang diberikan kepada Sopir Ambulans Desa ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa sebesar Rp. 300.000,-/orang;
i. Insentif yang diberikan kepada Paramedis ditetapkan dengan Keputusan
8
Kepala Desa sebesar Rp. 250.000,-/orang;
j. Honor yang diberikan kepada Petugas Pengumpul Data ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.

a. Organisasi Kepemudaan Bantuan Pembinaan;


2.
a. TPA/TPQ;
b. Kelompok Kesenian;
c. Kelompok Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan
Bina Keluarga Lansia;
d. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
e. Posyandu/Posbindu PTM;
f. Organisasi Pemberdayaan Masyarakat Desa yang lain; dan
g. Perpustakaan Desa.

3. Belanja Barang dan Jasa Lainnya


Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah desa sesuai dengan
kemampuan keuangan desa, terdiri dari :
a. Pengadaan Alat Tulis Kantor;
b. Cetak dan Penggandaan/Fotocopy;
c. Benda Pos dan Materai;
d. Alat Pembersih dan Bahan Pembersih;
e. Pemeliharaan Kendaraan Dinas Roda Dua dan Roda Tiga;
f. Pemeliharaan Peralatan Kantor;
g. Pemeliharaan Perlengkapan Kantor;
h. Pembayaran Pajak Kendaraan Dinas Roda Dua, Roda Tiga;

i. Tagihan Rekening Listrik, Telepon, PDAM dan Internet;


j. Perjalanan Dinas; dan
k. Makan Minum Rapat.

C. 1. Belanja Modal
Belanja Modal adalah Belanja yang digunakan untuk Operasional
Pemerintahan Desa dalam rangka menjalankan Tugas, Kewajiban,
Hak dan Wewenangnya, didasarkan atas Pertimbangan Objektif
sesuai dengan Kemampuan Keuangan Desa antara lain Pengadaan
Kendaraan Dinas Roda Dua maksimal 150 cc.
9
6. Belanja Perjalanan Dinas
Uang Saku Perjalanan Dinas Kepala Desa, Perangkat Desa,
Ketua BPD dan Anggota BPD, Non Perangkat Desa (Pihak Lain)
dalam Kabupaten Muara Enim.
a. Uang Saku / Harian Keluar Propinsi
1) Kepala Desa Rp. 380.000/hari
2) Perangkat Desa Rp. 380.000/hari
3) Ketua BPD Rp. 380.000/hari
4) Anggota BPD Rp. 380.000/hari
5) Biaya Penginapan (at cost) maksimal Rp. 750.000/malam
6) Uang Transport sesuai dengan Tiket Pesawat/Kapal/
Bus.
b. Uang Saku / Harian Keluar Daerah Dalam Propinsi
1) Kepala Desa Rp. 300.000/hari
2) Perangkat Desa Rp. 300.000/hari
3) Ketua BPD Rp. 300.000/hari
4) Anggota BPD Rp. 300.000/hari
5) Biaya Penginapan (at cost) maksimal Rp. 750.000/malam
6) Uang Transport sesuai dengan jarak.
c. Uang Saku / Harian Dalam Daerah (ke Kabupaten)
1) Kepala Desa Rp. 150.000/hari
2) Perangkat Desa Rp. 150.000/hari
3) Ketua BPD Rp. 150.000/hari
4) Anggota BPD Rp. 150.000/hari
5) Uang Transport sesuai dengan jarak.

d. Uang Saku / Harian Dalam Daerah ke Kecamatan


1) Kepala Desa Rp. 75.000/hari
2) Perangkat Desa Rp. 75.000/hari
3) Ketua BPD Rp. 75.000/hari
4) Anggota BPD Rp. 75.000/hari
5) Uang Transport sesuai dengan jarak.

e. Uang Saku / Harian Keluar Provinsi (Non Perangkat/Pihak


Lain)
10
1) PKK/BUMDes Rp. 250.000/hari
2) Masyarakat Rp. 250.000/hari
3) Biaya Penginapan (at cost) maksimal Rp. 500.000/malam
4) Uang Transport sesuai dengan Tiket Pesawat / Kapal /
Bus.

f. Uang Saku / Harian Keluar Daerah Dalam Provinsi


(Non Perangkat / Pihak Lain)
1) PKK/BUMDes Rp. 150.000/hari
2) Masyarakat Rp. 150.000/hari
3) Biaya Penginapan (at cost) maksimal Rp. 500.000/malam
4) Uang Transport sesuai dengan jarak.

g. Uang Saku Dalam Daerah ke Kabupaten (Non Perangkat /


Pihak Lain)
1) PKK/BUMDes Rp. 75.000/hari
2) Masyarakat Rp. 75.000/hari
3) Uang Transport sesuai dengan jarak.

h. Uang Saku / Harian Dalam Daerah ke Kecamatan


(Non Perangkat/Pihak Lain)
1) PKK/BUMDes Rp. 50.000/hari
2) Masyarakat Rp. 50.000/hari
3) Uang Transport sesuai dengan jarak.

D. Belanja tidak terduga


Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk membiayai bencana
alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana, Keadaan Luar Biasa
dan wabah ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Besarnya Belanja
Tidak Terduga didasarkan pada pertimbangan yang obyektif
disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa, maksimal 5% (lima
perseratus) dari besarnya biaya operasional pemerintahan desa dan
harus mendapat persetujuan dari BPD serta hasilnya harus dilaporkan
kepada Bupati melalui Camat.
11
E. Belanja Pemberdayaan Masyarakat Alokasi Dana Desa yang diterima
digunakan dengan rincian sebagai berikut :
1. Belanja pemberdayaan masyarakat digunakan untuk mendanai
kegiatan desa yang bersifat melindungi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan dasar, dan mengembangkan sistem jaminan
sosial sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa, dengan prioritas :
a. Belanja Penyertaan Modal Bumdes;
b. Belanja Pembinaan TP PKK Desa untuk Kegiatan 4 Pokja;
c. Belanja Operasional Sekretariat PKK Desa;
d. Belanja Perjalanan Dinas TP PKK Desa;
e. Belanja Peningkatan Kapasitas TP PKK Desa;
f. Belanja Lomba 10 Program Pokok PKK Desa;
g. Belanja Peningkatan Kapasitas Pengelola Bumdes;
h. Belanja Pembinaan Kewirausahaan Ekonomi Masyarakat
Desa;
i. Belanja Operasional Lembaga Adat Desa;
j. Belanja Operasional dan Insentif Kader Posyandu;
k. Belanja Operasional LPMD;
l. Belanja Operasional Perpustakaan Desa;
m. Belanja Operasional Posyantekdes;
n. Belanja Operasional Warung Teknologi Desa dan Jaringan
Desa Online; dan
o. Belanja Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat.
2. Berdasarkan prioritas tersebut diatas dijelaskan sebagai
berikut :

a. Pengembangan ekonomi kerakyatan dan peningkatan


kesejahteraan rakyat dapat diprioritaskan untuk
melaksanakan urusan pemerintahan dengan besarnya
alokasi dana didasarkan atas pertimbangan objektif sesuai
dengan kemampuan keuangan desa dengan ketentuan
maksimal 30% (tiga puluh perseratus) dari besarnya belanja
pemberdayaan masyarakat yang penggunaannya antara lain
12
sebagai berikut :

1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa antara


lain:
a) penetapan dan penegasan batas desa;
b) pendataan desa;
c) penyusunan tata ruang desa;
d) penyelenggaraan musyawarah desa;
e) pengelolaan informasi desa;
f) penyelenggaraan perencanaan desa;
g) penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pe-
merintahan desa;
h) penyelenggaraan kerjasama antar desa;
i) pembangunan sarana dan prasarana kantor desa;
dan
j) kegiatan lainnya sesuai kondisi desa dan
2)
Kewenangan Desa serta hasil Musdes.

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa antara lain:


a) pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan in-
frasruktur dan lingkungan desa antara lain:
- tambatan perahu;
- jalan pemukiman;
- jalan desa antar permukiman ke wilayah perta-
nian;
- pembangkit listrik tenaga mikrohidro ;
- lingkungan permukiman masyarakat desa; dan
- infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi desa
dan Kewenangan Desa serta hasil Musdes.

b) pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan


sarana dan prasarana kesehatan antara lain :
- air bersih berskala desa;
- sanitasi lingkungan;
- pelayanan kesehatan desa seperti posyandu; dan
- sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai
13
kondisi desa dan Kewenangan Desa serta hasil
Musdes.

c) pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan


sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan
antara lain:
- taman bacaan masyarakat;
- pendidikan anak usia dini;
- balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
- pengembangan dan pembinaan sanggar seni;
dan
- sarana dan prasarana pendidikan dan
pelatihan lainnya sesuai kondisi desa dan
Kewenangan Desa serta hasil Musdes.

d) Pengembangan usaha ekonomi produktif serta


pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana ekonomi antara lain:
- pasar desa;
- pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
- penguatan permodalan BUM Desa;
- pembibitan tanaman pangan;
- penggilingan padi;
- lumbung desa;
- pembukaan lahan pertanian;
- pengelolaan usaha hutan desa;
- kolam ikan dan pembenihan ikan;
- tempat pelelangan ikan;

- kandang ternak;
- mesin pakan ternak; dan
- sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai
kondisi desa dan Kewenangan Desa serta hasil
Musdes.
14

e) Pelestarian lingkungan hidup antara lain:


- penghijauan;
- pembuatan terasering;
- pemeliharaan hutan bakau;
- perlindungan mata air;
- pembersihan daerah aliran sungai; dan
3) - kegiatan lainnya sesuai kondisi desa dan
Kewenangan Desa serta hasil Musdes.

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:

a) pembinaan lembaga kemasyarakatan;


b) penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;
c) pembinaan kerukunan umat beragama;
d) pengadaan sarana dan prasarana olah raga;
e) pembinaan lembaga adat;
f) pembinaan kesenian dan sosial budaya
4) masyarakat; dan
g) kegiatan lain sesuai kondisi desa.

Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:

a) pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan


perdagangan;
b) pemanfaatan teknologi tepat guna;
c) pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi Kepala
Desa, Perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan
Desa;
d) peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain :

- kader pemberdayaan masyarakat desa;


- kelompok usaha ekonomi produktif;
- kelompok perempuan,
- kelompok tani,
- kelompok masyarakat miskin,
15
- kelompok nelayan,
- kelompok pengrajin,
- kelompok pemerhati dan perlindungan anak,
- kelompok pemuda; dan
- kelompok lain sesuai kondisi Desa.

b. Pembangunan Infrastruktur
1) Belanja pembangunan infrastruktur diprioritaskan
untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan
besarnya alokasi dana didasarkan atas pertimbangan
obyektif sesuai dengan kemampuan keuangan desa
dengan ketentuan maksimal 40% (empat puluh
perseratus) dari besarnya belanja pemberdayaan
masyarakat, yang digunakan untuk :
a) Bidang penataan ruang;
Bidang penataan ruang digunakan untuk
merencanakan tata ruang desa, antara lain melalui :

(1) penyusunan perencanaan dan kebijakan tentang


penyusunan tata bangunan dan lingkungan
desa; dan
(2) fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat
dalam perencanaan dan pengendalian tata
ruang.

b) Bidang pekerjaan umum;


Bidang pekerjaan umum digunakan untuk
mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat yang
belum terjangkau jaringan PDAM, irigasi pertanian,
serta meningkatkan akses transportasi guna
mendukung perkembangan perekonomian desa,
antara lain melalui :
(1) pengadaan, rehabilitasi dan pemeliharaan
jaringan air bersih swadaya masyarakat;
(2) pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharan ja-
ringan irigasi dan dam desa.
16
(3) pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan
jalan lingkungan, jalan antar dusun, jalan antar
desa dan jalan menuju perkebunan;
(4) pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan
jembatan;
(5) pembangunan dan pemeliharaan saluran
drainase jalan;
(6) Pembangunan dan rehab kantor Kepala Desa,
balai desa dan fasilitasi umum lainnya; dan
(7) pembangunan dan pemeliharaan turap dan ta-
lud jalan.
(8) Pembangunan dan Pemeliharaan sesuai dengan
Kewenangan Desa serta hasil Musdes.

c) Bidang perhubungan.
Bidang perhubungan digunakan untuk
meningkatkan akses transportasi guna mendukung
perkembangan perekonomian desa, antara lain
melalui :
(1) pembenahan terminal desa; dan
(2) pengadaan tanda lalu lintas di desa.

d) Bidang Usaha Produktif Desa


Bidang Produktif Desa digunakan untuk
meningkatkan usaha produktif desa yang sifatnya
menambah pendapatan desa, antara lain :
(1) pembelian tenda besi dan atap tenda;
(2) pembelian panggung besi;
(3) pembelian kursi;
(4) pembelian alat-alat pelaminan; dan
(5) dan lain-lain dan Kewenangan Desa serta hasil
Musdes.

2). Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Penyelenggaraan Pemerintahan Desa diprioritaskan untuk
melaksanakan urusan pemerintahan dan besarnya alokasi
17
dana untuk penyelenggaraan pemerintahan didasarkan
atas pertimbangan obyektif sesuai dengan kemampuan
keuangan desa dengan ketentuan minimal 30% (tiga puluh
perseratus) dari besarnya belanja pemberdayaan
masyarakat, yang terdiri dari :

a) Bidang Politik Dalam Negeri dan Administrasi Desa;


Bidang politik dalam negeri dan administrasi desa
digunakan untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan desa dan peningkatan kapasitas lembaga
kemasyakatan desa, antara lain melalui :
(1) penyediaan sarana dan prasarana aparatur
pemerintah desa;
(2) pembangunan/rehabilitasi/peningkatan sarana dan
prasarana pemerintahan desa.
b) Bidang Otonomi Desa;
Bidang otonomi desa digunakan untuk meningkatkan
kapasitas kelembagaan pemerintahan desa dalam
penyelenggaraan otonomi desa, antara lain melalui :
(1) fasilitasi pendidikan dan pelatihan Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa; dan
(2) fasilitasi pendidikan dan pelatihan Perangkat Desa.
(3) fasilitasi pendidikan dan pelatihan Linmas Desa.

c) Bidang Pariwisata;
Bidang pariwisata digunakan untuk mengembangkan
nilai dan keragaman budaya, antara lain melalui :
(1) fasilitasi pengembangan kegiatan kelompok-
kelompok seni dan budaya yang ada di desa;
(2) fasilitasi penyelenggaraan festival dan pentas seni
desa; dan
(3) pengembangan obyek pariwisata desa.

d) Bidang Pertanahan;
Bidang pertanahan digunakan untuk mewujudkan tertib
administrasi pertanahan di desa, yaitu melalui:
18
(1) fasilitasi manajemen (penataan administrasi)
pertanahan berbasis masyarakat;
(2) sertifikasi tanah kas desa; dan
(3) pengadaan tanah kas desa.

e) Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;


Bidang kependudukan dan Pencatatan sipil digunakan
untuk penataan administrasi kependudukan, antara lain
melalui pencatatan dan pelaporan kependudukan dan
Pencatatan sipil.

f) Bidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat;


Bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat
digunakan untuk mewujudkan kesiapsiagaan
masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban
masyarakat, antara lain melalui :
(1) peningkatan kesiapsiagaan satuan linmas desa,
seperti pendidikan dan pelatihan, pengadaan sarana
prasarana satuan linmas dan sebagainya;
(2) pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan pos
kesiapsiagaan/pos kamling masyarakat;
(3) fasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan keamanan
lingkungan desa;dan
(4) Pelatihan Petugas Pemadam Kebakaran Desa.

g) Bidang Perencanaan;
Bidang perencanaan digunakan untuk perencanaan
pembangunan desa dan pengembangan wilayah
perbatasan, antara lain melalui :
(1) pelaksanaan musyawaran dusun dan musyarawarah
desa;
(2) pelaksanaan musrenbang tingkat dusun;
(3) pengembangan partisipasi masyarakat dalam
penyusunan APBDesa melalui musrenbang desa; dan
(4) koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar
19
desa.

h) Bidang Penerangan/ Informasi dan Komunikasi;


Bidang penerangan/ informasi dan komunikasi
digunakan untuk pengembangan sarana dan
peningkatan sumber daya manusia di bidang
komunikasi dan informasi, yang antara lain melalui :
(1) pembinaan dan pengembangan jaringan dan sumber
daya komunikasi dan informasi;
(2) penyebarluasan informasi pembangunan desa;
(3) pelatihan perangkat desa dalam bidang komunikasi
dan informasi; dan
(4) berlangganan koran untuk desa.

i) Bidang Pemuda dan Olah Raga;


Bidang pemuda dan olah raga digunakan untuk
meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan desa
dan prestasi olah raga, yang antara lain melalui :

(1) fasilitasi kegiatan organisasi kepemudaan; dan


(2) membangun, merehabilitasi dan memelihara sarana
dan prasarana olah raga masyarakat.

j) Bidang Statistik;
Bidang statistik digunakan untuk pengembangan data
statistik desa yaitu untuk pendataan/pengumpulan
penyusunan dan pengolahan data profil desa berbasis
keluarga.

k) Bidang Arsip
Bidang arsip digunakan untuk penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip desa yang antara lain melalui
:

(1) kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian dan


penyusunan sistem katalog data desa;
(2) pengadaan sarana penyimpanan arsip desa.
20

3). Penyelenggaraan Kegiatan Asuransi bagi Perangkat Desa


dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Kegiatan Asuransi bagi Perangkat Desa dan BPD diberikan


sebagai perlindungan dan rasa aman bagi Perangkat Desa
dan BPD dalam melaksanakan roda pemerintahan desa
dan memberikan santunan apabila terjadi resiko dalam
melaksanakan roda pemerintahan desa yang
pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing desa.

4). Penyelenggaraan kegiatan keagamaan di desa diberikan


sebagai uang kesejahteraan kepada penyelenggara kegiatan
keagamaan di desa berupa Honor untuk Imam/Mudim,
untuk Ustad/Ustazah dan Rohaniawan dan tempat ibadah
Kerohaniawan, uang kesejahteraan ini diberikan sesuai
pengangkatan dengan Keputusan Kepala Desa.

F. Belanja Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari 2 (dua) kelompok


belanja yaitu :

1. Belanja Barang dan Jasa

a. Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk


pengeluaran honor dalam melaksanakan program dan
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

b. Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran


pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari
12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, yang terdiri dari :

1) Belanja barang pakai habis;


2) Bahan/material;
3) Cetak/penggandaan;
21
4) Sewa sarana mobilitas;
5) Sewa alat berat; dan
6) Sewa perlengkapan dan peralatan kantor.

2. Belanja modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran guna
pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, antara lain
meliputi :
a. Pengadaan tanah;
b. Pengadaan alat-alat angkutan darat tidak bermotor;
c. Pengadaan alat-alat bengkel;
d. Pengadaan peralatan kantor seperti mesin hitung,
tabung pemadam kebakaran, dsb;
e. Pengadaan perlengkapan kantor seperti almari, filling
kabinet, white board, penunjuk waktu, dan
sebagainya;
f. Pengadaan komputer seperti komputer/pc, laptop,
printer, scaner, monitor dan sebagainya;
g. Pengadaan mebeuleir seperti meja kerja, meja rapat,
kursi tamu, rak buku dan sebagainya;
h. Pengadaan peralatan dapur seperti kompor gas,
tabung gas, piring/gelas, dan sebagainya;
i. Pengadaan alat-alat studio seperti kamera, handycam,
dan sebagainya;
j. Pengadaan alat-alat komunikasi seperti telepon, radio
ssb, radio, televisi dan sebagainya;
k. Pengadaan alat-alat Kesehatan Posyandu/Posbindu
PTM;
22
l. Pengadaan alat-alat ukur;
m. Pengadaan konstruksi jalan;
n. Pengadaan konstruksi jembatan;
o. Pengadaan konstruksi jaringan air;
p. Pengadaan penerangan jalan;
q. Pengadaan konstruksi bangunan;
r. Pengadaan buku/kepustakaan;
s. Pengadaan bercorak kesenian/kebudayaan; dan
t. Pengadaan hewan/ternak dan tanaman;

V. Penggunaan Anggaran Alokasi Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi


Daerah :

A. Anggaran Alokasi Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah


tidak dapat digunakan untuk Penghasilan Tetap Kepala Desa
dan Perangkat Desa, Tunjangan Tambahan Kepala Desa dan
Perangkat Desa serta Tunjangan BPD.

B. Penggunaan Anggaran Alokasi Dana Desa sebagaimana telah


dijelaskan di atas sebagai acuan Pemerintah Desa dalam
menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
dan Apabila ada kegiatan Desa yang belum diakomodir dalam
Pedoman ini dapat dianggarkan sesuai dengan hasil
Musyawarah Desa setelah mendapat verifikasi dari Tim Evaluasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

C. Penggunaan Anggaran Belanja yang bersumber dari Alokasi


Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi
Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah untuk Belanja Modal harus
dicatat dalam Aset Desa dan dilaporkan serta dipertanggung-
jawabkan oleh Kepala Desa kepada Bupati.

VI. Pertanggungjawaban dan Pelaporan


23
A. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi
Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi
Daerah terintregasi dengan pertanggungjawaban APBDesa,
sehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah
pertanggungjawaban APBDesa;
B. Bentuk pelaporan atas Kegiatan-kegiatan dalam APBDesa
adalah sebagai berikut :
1. Laporan Semester, yaitu Laporan mengenai pelaksanaan
penggunaan Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil
Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah
dibuat secara rutin setiap 6 (enam) bulan. Adapun yang
dimuat dalam laporan ini adalah realisasi penerimaan
Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah, dan realisasi
belanja Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak
Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah; dan
2. Laporan Akhir Tahun dari penggunaan Alokasi Dana Desa,
Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana
Bagi Hasil Retribusi Daerah mencakup perkembangan
pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi
dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan
Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah.
3. Penyampaian laporan dalam bentuk Sistem Keuangan Desa
(Siskeudes) sebagaimana dimaksud pada point 1 dan 2
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati c.q. Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Muara
Enim.
4. Laporan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa, Alokasi
Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil
Retribusi Daerah dibuat secara lengkap oleh Bendahara
Desa berbentuk daftar Rekapitulasi penggunaan Alokasi
Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, Bagi Hasil Retribusi
Daerah dan Dana Lain-lain.
24

5. Bukti pertanggungjawaban berupa kwitansi/tanda terima


pembayaran, faktur/nota pembelian barang asli disimpan di
desa sebagai bahan pemeriksaan oleh Aparatur Pengawas
Internal Pemerintah dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan maupun Aparat Penegak Hukum (APH) dan
copy pertanggungjawaban disampaikan kepada Camat.

C. Proses Pencairan Dana


Kepala Desa dan Kaur Keuangan mencairkan Alokasi Dana
Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana
Bagi Hasil Retribusi Daerah pada Bank Sumsel Babel Cabang
Muara Enim dengan membawa surat pengantar dari Camat.

D. Penarikan Pajak Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi Hasil


Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah.

Setiap pengeluaran belanja atas beban masukan ke


pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa, Alokasi Dana Bagi
Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil Retribusi
Daerah harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Setelah mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas
kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti
dimaksud :
1. Seluruh pengeluaran/belanja Alokasi Dana Desa, Alokasi
Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Alokasi Dana Bagi Hasil
Retribusi Daerah yang terkena pajak, dipungut oleh Kaur
Keuangan dan disetor ke Rekening Kas Negara/Kas Daerah
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
2. Kaur Keuangan sebagai wajib pungut pajak penghasilan
(PPh) dan pajak lainnya wajib mempunyai NPWP Desa.
3. Kegunaan Materai dan Ketentuan Pajak
a. Penggunaan Materai
Materai ditempelkan pada kwitansi atau Surat Perjanjian
dengan ketentuan sebagai berikut :
25
No Jenis Dokumen Tarif Ber Materai
1 Surat Perjanjian (Kontrak Kerja, SPK, Rp. 10.000,-
Akta, Akta Notaris, Akta PPAT)
2 Surat yang memuat jumlah Uang Tidak dikenakan
(Kwitansi dll) Rp. 10.000,-
a. s/d Rp. 4.900.000,-
> Rp. 5.000.000,- ke atas

b. Ketentuan Administrasi Pertanggungjawaban


1) Dalam pengadaan barang dan jasa mengacu kepada
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa serta Peraturan Bupati
Muara Enim Nomor 14 Tahun 2020 tentang Tata
Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa.

2) Dalam pengadaan barang dan jasa dikenakan


Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penghasilan (PPh) dengan nilai sebagai berikut :
a) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
Kaur Keuangan yang membayar Siltap, insentif,
Honorarium, tunjangan dan pembayaran
lainnya sehubungan dengan pekerjaan / jasa /
kegiatan wajib melakukan pemotongan PPh
Pasal 21.
Pembayaran penghasilan yang wajib dipotong
PPh Pasal 21 oleh Kaur Keuangan antara lain
adalah pembayaran atas Siltap, insentif,
tunjangan, Honorarium, uang makan dan
pembayaran lainnya (tidak termasuk
pembayaran biaya perjalanan dinas), baik
kepada pegawai maupun bukan pegawai.
b) Tarif PPh Pasal 21 atas Honorarium atau
Imbalan lain dengan nama apapun yang
26
menjadi beban APBN atau APBD adalah sebagai
berikut :
(1) Sebesar 0% (nol persen) dari penghasilan
Bruto bagi PNS Golongan I, dan Golongan II,
Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Tamtama dan Bintara dan
Pensiunan.
(2) Sebesar 5% (lima perseratus) dari
penghasilan Bruto bagi PNS
Golongan III, Anggota TNI dan Anggota
POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama
dan Pensiunan.
(3) Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota
TNI, Anggota POLRI dan Pensiunannya
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
atas penghasilan tetap dan teratur setiap
bulan yang menjadi beban APBN atau APBD
dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi 20%
(dua puluh persen) dari pada tarif yang
diterapkan terhadap Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota POLRI dan
Pensiunannya yang memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak.
(4) Sebesar 5% (lima persen) dari Penghasilan
Bruto bagi Non PNS dan apabila tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas
penghasilan tetap dan teratur setiap bulan
yang menjadi beban APBN dan APBD
dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi 20%
(dua puluh persen) dari tarif yang
diterapkan.
(5) Dalam Hal penghasilan Bruto yang dibayar
Bulanan telah melebihi Rp. 4.500.000,-
(Penghasilan Tidak Kena Pajak / PTKP)
27
dalam sebulan, dasar pengenaan PPh Pasal
21 dihitung dengan cara jumlah
penghasilan bruto dikurangi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) per bulan.
(6) Dalam Hal penghasilan Bruto sehari
melebihi Rp. 450.000,- namun akumulasi
penghasilannya dalam sebulan kurang dari
Rp. 4.500.000,- dasar pengenaan PPh Pasal
21 dihitung dengan cara jumlah
penghasilan bruto dikurangi dengan jumlah
sebesar Rp. 450.000,-.

c) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22


Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atau
PPh Pasal 22 dilakukan sehubungan dengan
pembayaran atas pembelian barang seperti
komputer, meubelair, mobil dinas, ATK dan
barang lainnya oleh Pemerintah Desa kepada
Wajib Pajak Penyedia Barang.
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut
adalah 1,5% (satu koma lima persen) x harga
beli (tidak termasuk PPN).
Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja barang
tidak dilakukan apabila :

(1) Pembelian barang dengan nilai maksimal


pembelian Rp. 2.000.000,- dengan tidak
dipecah-pecah dalam beberapa faktur.
(2) Pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM)
Listrik, Gas, Pelumas, Air Minum/PDAM
dan benda-benda pos.

d) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23


Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atau
PPh Pasal 23 adalah cara pelunasan pajak
dalam tahun berjalan melalui pemotongan
28
pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh
Kaur Keuangan kepada pihak lain.
Penghasilan yang dibayarkan tersebut antara
lain :
(1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, royalti dan
hadiah/penghargaan.

(2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik,


jasa managemen, jasa konstruksi dan jasa
lainnya. (misal : jasa kebersihan atau
Cleaning Service, Jasa Catering atau Tata
Boga, dan lain-lain) potongan PPh Pasal 23
sebesar 4% (empat persen) x Jumlah
Imbalan Bruto (tidak termasuk PPN).

(3) Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
secara umum atas setiap transaksi
pembelian barang dan perolehan jasa dari
Pihak Ketiga/Rekanan yang dibayar oleh
bendahara harus dipungut PPN misal
pembelian alat tulis kantor, pembelian
seragam untuk keperluan dinas, pembelian
komputer, perolehan jasa konstruksi,
perolehan jasa perawatan AC Kantor dan
perolehan jasa atas tenaga keamanan,
namun demikian, terdapat beberapa
transaksi pembelian barang dan perolehan
jasa dari pihak ketiga yang tidak perlu
dipungut PPN oleh bendahara yaitu :
(a) Pembayaran yang jumlahnya paling
banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
29
(b) Pembayaran untuk Pembebasan
Tanah, kecuali pembayaran atas
penyerahan tanah oleh real estate atau
industrial estate.

(c) Pembayaran atas Penyerahan Barang


kena pajak dan atau jasa kena pajak
yang menurut ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku,
mendapat fasilitas Pajak Pertambahan
Nilai tidak dipungut dan atau
dibebaskan dari Penyerahan Pajak
Pertambahan Nilai.

(d) Pembayaran atas Penyerahan Bahan


Bakar Minyak dan bukan Bahan Bakar
Minyak oleh PT. Pertamina (Persero).

(e) Pembayaran atas rekening telepon.

(f) Pembayaran atas jasa angkutan udara


yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan (tiket pesawat).

(g) Pembayaran lainnya untuk penyerahan


barang atau jasa yang menurut
ketentuan perundang-undangan yang
berlaku tidak dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai. Pemungutan PPN
sebesar 10% (sepuluh perseratus) x
Nilai Pembelian dan menyetorkan ke
Kas Negara.

(4) Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan


Batas waktu pembayaran / penyetoran
30
pajak yang sudah dipotong dan atau
dipungut oleh bendahara Pemerintah Desa
serta tanggal Pelaporan Surat
Pemberitahuan Masa adalah sebagai berikut
:

Tanggal
Tanggal Penyetoran
Pelaporan
PPh Paling lama tanggal 10 bulan Paling lama
Pasal berikutnya setelah masa pajak 20 hari
21 berakhir. setelah masa
pajak
berakhir.
PPh Disetor pada hari yang sama Paling lama
Pasal dengan pelaksanaan 14 hari
22 pembayaran. setelah masa
pajak
berakhir.
PPh Paling lama tanggal 10 bulan Paling lama
Pasal berikutnya setelah masa pajak 20 hari
23 berakhir. setelah masa
pajak
berakhir.
PPN a. Kaur keuangan sebagai a. Paling
pemungutan PPN paling lama
lama tanggal 7 (tujuh) bulan akhir
berikutnya setelah masa bulan
pajak berakhir. berikutny
b. untuk Pejabat a setelah
Penandatanganan Surat masa
Perintah membayar sebagai pajak
Pemungut PPN, harus berakhir.
disetor pada hari yang sama
dengan pelaksanaan b. Paling
pembayaran kepada lama
Pengusaha Kena Pajak akhir
31
Rekanan Pemerintah melalui bulan
Kantor Pelayanan Pajak berikutny
Negara. a setelah
masa
pajak
berakhir

(5) Kewajiban Mendaftarkan Diri


Kaur Keuangan yang mengelola dana yang
bersumber dari APBN atau APBD Wajib
mendaftarkan diri untuk mendapatkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
merupakan identitas Kaur Keuangan sebagai
wajib pajak dalam melaksanakan, memotong
/ pemungutan, penyetoran dan pelaporan
PPh dan atau PPn.

VII. PENGHARGAAN DAN SANKSI :


A. Penghargaan Desa
Penghargaan diberikan kepada Desa hanya pada Tahun
Berjalan Penganggaran APBDesa.
Desa-desa yang diberikan Tambahan Anggaran atas
penghargaan antara lain :

1. Penghargaan Desa-desa dalam Kecamatan Terbaik dalam


penyampaian Pelaporan Realisasi APBDes Tahun 2023
digunakan untuk Perjalanan Dinas yaitu :
b. Kecamatan Semende Darat Laut sebesar
Rp. 10.000.000
c. Kecamatan Muara Belida sebesar Rp. 7.500.000
d. Kecamatan Panang Enim sebesar Rp. 5.000.000

2. Penghargaan Desa Terbaik dalam penyampaian Pelaporan


Realisasi APBDes Tahun 2023 digunakan untuk Perjalanan
Dinas yaitu :
32
a. Desa Harapan Mulia Kecamatan Muara Belida sebesar
Rp. 5.000.000.
b. Desa Pagar Agung Kecamatan Semende Darat Laut
sebesar Rp. 4.000.000.
c. Desa Lambur Kecamatan Panang Enim sebesar
Rp. 3.000.000.

3. Penghargaan Desa Anti Korupsi Tahun 2023 yaitu Desa


Muara Gula Baru Kecamatan Ujan Mas digunakan untuk
Tunjangan Kinerja bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan
BPD yaitu :
a. Tunjangan Kinerja Kepala Desa dan Perangkat Desa :
- Kepala Desa sebesar Rp. 500.000 per bulan.
- Sekdes sebesar Rp. 250.000 per bulan.
- Perangkat Desa (Kaur, Kasi dan Kadus) sebesar
Rp. 200.000 per bulan per orang.

b. Tunjangan Kinerja BPD :


- Ketua BPD sebesar Rp. 200.000 per bulan.
- Wk. Ketua sebesar Rp. 150.000 per bulan.
- Sekretaris sebesar Rp. 100.000 per bulan.
- Anggota sebesar Rp. 75.000 per bulan per orang.

4. Penghargaan untuk Lomba Desa Tingkat Kabupaten yaitu


Desa Sugihwaras Kecamatan Rambang Tahun 2023
digunakan untuk Makan Minum Rapat Desa sebesar Rp.
15.000.000.

5. Penghargaan Pengelolaan Keuangan Terbaik Tahun 2023


Desa Pagar Jati Kecamatan Panang Enim digunakan untuk
Perjalanan Dinas sebesar Rp. 15.000.000.

6. Penghargaan KPSPAM terbaik Tahun 2023 Desa


Penyandingan Kecamatan Semende Darat Laut digunakan
untuk Belanja Modal Fisik dan Non Fisik untuk pembelian
dan pemasangan meteran Air sebesar Rp. 15.000.000.
33
7. Penghargaan Posyantek terbaik Tahun 2023 Desa Sumaja
Makmur Kecamatan Gunung Megang sebesar
Rp. 15.000.000 digunakan untuk ATK dan Penggandaan
sebesar Rp. 5.000.000 dan digunakan untuk
Makan Minum Rapat Desa sebesar Rp. 10.000.000.

8. Penghargaan Desa Wisata terbaik Tahun 2023 Desa Jiwa


Baru Kecamatan Lubai digunakan untuk Biaya Pelatihan
Pengurus Desa Wisata sebesar Rp. 15.000.000.

9. Penghargaan Desa Bebas Stunting Tahun 2023 Desa Keban


Agung Kecamatan Lawang Kidul digunakan untuk
Operasional Kader Stunting dan Pelatihan Kader Stunting
sebesar Rp. 15.000.000.

10. Penghargaan Desa Bebas Aids, Tuberkolosis dan Malaria


(ATM) Tahun 2023 Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul
digunakan untuk Operasional Kader ATM dan Pelatihan
Kader ATM sebesar Rp. 15.000.000.

B. SANKSI :
1. Alokasi Dana Desa dalam pelaksanaannya dianggarkan
dalam APBDes sesuai terdapat di Lembar Kerja yaitu :

a. Lembar Kerja 1 untuk Penghasilan Tetap Kepala Desa,


Perangkat Desa dan Tunjangan Kepala Desa, Perangkat
Desa serta BPD;

b. Lembar Kerja 2 untuk Honor Linmas, Honor RT, Honor


Pembina Keagamaan, Honor Imam, Honor Mudim,
Honor Ustad/Ustadzah, Honor Operator Desa, Honor
Petugas Kebersihan, Honor Petugas Jaga Malam,
Insentif Supir Ambulance dan Insentif Paramedis;

c. Lembar Kerja 3 untuk Koran/Media Elektronik Lainnya,


Pelatihan, Operasional Desa, Operasional BPD, Bimtek
34
BPD, Kegiatan Lembaga Kemasyarakatan, Operasional
Kader Stunting dan Kader Malaria serta
Reward/Penghargaan.

2. Bagi Desa yang tidak melaksanakan kegiatan yang


diperuntukan dalam APBDes sesuai yang terdapat di
Lembar Kerja 1, 2 dan 3, maka untuk Tahun Anggaran
selanjutnya tidak akan dialokasikan kembali atau
ditambah Anggaran yang tidak dilaksanakan, kecuali
adanya faktor alam (force majeure).

Pj. BUPATI MUARA ENIM,

AHMAD RIZALI

Anda mungkin juga menyukai