-1-
PEDOMAN TEKNIS
Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tentang peningkatan Pembangunan di
Wilayah Perdesaan serta dalam upaya menumbuhkembangkan sifat Gotong royong dalam bentuk
Swakelola, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan Program Bantuan Keuangan Sarana
Prasarana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun Anggaran 2017 dalam bidang kegiatan Pembangunan Infrastruktur Desa,
dimana masyarakat adalah pemeran utama dalam pembangunan dan mengenali potensi yang ada,
masyarakat terlibat mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan program ini.
Hal yang mendasar dalam pelaksanaaan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 tentang Desa adalah mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat serta
memberikan kewenangan kepada mayarakat agar mampu dan mandiri serta mengikutsertakan dalam
perencanaan pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan hasil pembangunan, sejalan dengan
Rencana Pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya dimana didalamnya memuat program prioritas
Bupati yaitu program pembangunan yang berpihak kepada masyarakat perdesaan melalui Suatu
Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa) Kabupaten Tasikmalaya.
Penganggaran Bantuan Keuangan Infrastruktur Perdesaan Sarana Prasarana Desa dituangkan
dalam Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Nomor 13 Tahun 2016 dan
Peraturan Bupati Nomor 111 Tahun 2016 tentang Penjabaran dari Perda APBD.
-2-
I. DASAR HUKUM
Peraturan yang mendasari disusunnya Pedoman Umum Pelaksanaan Teknis
Bantuan Keuangan Kabupaten TA 2019 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Bantuan Keuangan
Kabupatenyang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Bantuan Keuangan Kabupatenyang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2016 tentang Bantuan Keuangan Kabupatenyang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 57);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
7. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
8. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
10. Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pengadaan Barang dan Jasa di Desa, sebagaimana telah diubah menjadi
-3-
Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 41 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pengadaan Barang dan Jasa di Desa;
11. Pedoman Umum Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa Tahun 2018
12. Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor : …. Tahun 2018 tentang Tata Cara
Pembagian dan Penetapan Rincian Bantuan Keuangan Kabupatenyang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Kabupaten
Tasikmalaya Tahun Anggaran 2019.
II. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Teknis Bantuan
Keuangan KabupatenT A 2019 di Kabupaten Tasikmalaya adalah :
1. Meningkatkan pelayanan Pemerintah Desa dan;
2. Peningkatan Peran Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam penanggulangan
kemiskinan, pemenuhan kebutuhan sosial dasar, Penanggulangan /
Pencegahan Stunting dan Penigkatan Kualitas Hidup Sehat di Masyarakat.
3. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Desa dalam pelaksanaan Pembangunan
yang bersumber dari Bantuan Keuangan Kabupaten di Desa berdasarkan
regulasi yang berlaku
III. KETENTUAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN
1. Pemerintah Desa beranggungjawab terhadap setiap penggunaan
anggaran dan pelaksanaan kegiatan.
2. Komposisi penggunaan anggaran Bantuan Keuangan Kabupaten meliputi
komponen :
a) Belanja Modal
b) Belanja Barang dan Jasa.
c) Komponen belanja dimaksud telah diperhitungkan dengan pengenaan
pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Dalam pelaksanaan Bantuan Keuangan Pemerintah Desa dapat
memperhitungkan Biaya Umum atau sebutan lain untuk proses
perencanaan kegiatan dan Operasional TPK/Pelaksana Kegiatan seperti :
ATK, Dokumentasi, Pelaporan, Transport, Biaya Rapat dan Operasional
untuk Pelaksana Kegiatan/TPK menjadi bagian dari biaya operasional
kegiatan dengan mengacu pada Keputusan Bupati Nomor 912/Kep.394-
Pembangunan/2017 tanggal 10 Oktober 2017 tentang Standar Belanja
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
-4-
4. Bantuan Keuangan Kabupaten dipergunakan untuk Bidang pelaksanaan
Pembangunan Desa dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan
Kewenangan Desa.
5. Penjelasan mengenai Prioritas Usulan dan tata cara pelaksanaan Kegiatan
Bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka (4)
terlampir pada lampiran I Petunjuk Teknis ini.
6. Kegiatan dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan yang terdiri dari Kasi/Kaur
sesuai dengan bidangnya dan dapat dibantu Tim Pelaksana Kegiatan (TPK),
yang mempunyai tugas sebagai pelaksana kegiatan dilapangan dan sebagai
pelaksana pengadaan Barang dan jasa, TPK dimaksud terdiri dari unsur
masyarakat dan Perangkat Desa, Perangkat Desa dimaksud adalah Kepala
Wilayah.
7. Pemerintah Desa menyampaikan Dokumen pelaksanaan Kegiatan
Bantuan Keuangan Kabupaten Kepada Bupati dan Dokumen Penyaluran
Bantuan Keuangan Kabupaten Kepada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) dengan tembusan kepada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana Kabupaten Tasikmalaya melakukan pengecekan ulang
terhadap kelengkapan Dokumen.
9. Camat dibantu Pendamping Desa melaksanakan Verifikasi Usulan dan
kelengkapan Dokumen kegiatan / Penyaluran Bantuan Keuangan
Kabupaten serta keabsahan Dokumen Peraturan Desa.
10. Tenaga Pendamping Profesional Desa melaksanakan tugas
pendampingan terhadap proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan
IV. ALUR PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN
Dokumen Pengajuan Kegiatan Bantuan Keuangan Kabupaten
a. Rekomendasi dari Kecamatan.
b. Lembar Verifikasi Pendamping Desa.
c. Surat Permohonan dan surat pengantar Dokumen Kegiatan Bantuan
Keuangan Kabupaten dari Pemerintah Desa.
d. Tanggal dan Nomor Register Dokumen disesuaikan pada saat
pembuatan.
e. Peraturan Desa dan lampiran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJM Desa).
f. Peraturan Desa dan lampiran Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKP Desa) tahun 2019.
g. Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang APBDesa tahun
berjalan dengan dilengkapi lembar verifikasi Camat sesuai dengan
-5-
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
h. Keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan kasi/kaur sebagai
Pelaksana Kegiatan. Dan apabila membentuk Tim Pelaksana Kegiatan
(TPK) maka dilengkapi dengan Berita Acara Musyawarah pembentukan
TPK dan Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan TPK (Tim
Pelaksana Kegiatan).
i. Berita acara musyawarah penetapan Prioritas Penggunaan Bantuan
Keuangan;
j. Berita acara dan Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Standar
Harga material dan Upah Hari Orang Kerja (HOK) di Desa.
k. Rencana Anggaran dan Biaya.
l. Photo Lokasi Kegiatan 0 % setiap item Kegiatan Infrastruktur dan
dilengkapi dengan titik kordinat lokasi.
m. Desain Gambar Rencana Kegiatan untuk infrastrutur.
n. Untuk bidang Pemberdayaan Masyarakat melampirkan :
- Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Kelompok Kerja
Kelembagaan Masyarakat Desa.
- Peserta Pelatihan, Narasumber, Jadwal Pelaksanaan/Rencana Kerja,
matrix pelatihan yang memuat Materi Pelatihan dan capaian tujuan
kegiatan yang diharapkan.
-6-
5. Kwitansi rangkap 4 (empat) stampel dan tanda tangan asli, 1 (satu)
bermaterai 6000.
6. Fakta Integritas rangkap 4 ( empat ) stampel dan tanda tangan asli
1 (satu) bermaterai 6000.
7. Fotocoy NPWP Kaur Keuangan
8. Tanggal dan Nomor Register Dokumen disesuaikan pada saat
pembuatan.
-7-
4. BKU Desa dan Buku Bank Desa ditutup setiap akhir bulan dan
ditandatangani oleh Bendahara Desa dan disetujui oleh Kepala Desa.
5. Penatausahaan dimaksud mengacu pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
3. Pelaksanaan kegiatan Bantuan Keuangan Kabupaten
1. Bantuan Keuangan Kabupatenwajib disimpan diRekening Kas Desa,
tidak diperkenankan diserahkan seluruhnya kepada Pelaksana
Kegiatan, dan ditarik berdasarkan Rencana Penggunaan Dana.
2. Pelaksana Kegiatan mengajukan pencairan dana kepada bendahara
desa dengan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan
lampirannya. SPP sifatnya untuk membayar bukan membeli, artinya
sebelum mengajukan SPP maka barang yang dibutuhkan harus
sudah tersedia lebih dahulu di lokasi kegiatan, kecuali untuk
barang/material/sewa alat yang tidak dapat didatangkan terlebih
dahulu, untuk hal tersebut dapat menggunakan panjar.
3. Untuk Penyertaan Modal Bumdes dilaksanakan melalui mekanisme
pemindahbukuan dari Rekening Kas Desa ke Rekening Bumdes
paling lambat 7 hari kerja setelah Bantuan Keuangan Kabupaten
masuk ke Rekening Kas Desa dengan dilengkapi Berita Acara Serah
Terima Anggaran dari Pemerintah Desa ke Pengelola Bumdes.
4. Pelaksanaan kegiatan harus mengacu kepada RAB dan gambar
rencana, apabila terjadi perubahan dengan teknis maka harus
dikoordinasikan dengan dinas terkait melalui camat serta membuat
Berita Acara Perubahan, dan di musyawarahkan dengan
menghadirkan kepala desa, wakil masyarakat, Pendamping Desa
bidang Pemberdayaan dan Teknik Infrastruktur
5. Perubahan kegiatan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
ketentuan:
a. penambahan nilai pagu dana kegiatan yang ditetapkan dalam APB
Desa dilakukan melalui swadaya masyarakat, bantuan pihak
ketiga, dan/atau bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah
provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
b. kenaikan harga yang tidak wajar;
c. kelangkaan bahan material; dan/atau
d. terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam, kebakaran, banjir
dan/atau kerusuhan sosial atau force majure.
e. tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa;
dan
-8-
f. tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan
kegiatan disetujui oleh kepala Desa.
6. Kepala Desa menghentikan proses pelaksanaan kegiatan dalam hal
pelaksana kegiatan tidak mentaati ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf (f).
7. Jika terjadi permasalahan yang mengganggu pekerjaan, Pelaksana
Kegiatan dapat mengajukan rapat/musyawarah penyelesaian
masalah untuk difasilitasi oleh kepala desa/pemerintah desa dan
diselesaikan dengan cara berjenjang.
8. Setiap rapat/musyawarah yang dilakukan harus dilengkapi Berita
Acara, daftar hadir peserta serta wajib diarsipkan oleh Pelaksana
Kegiatan.
9. Jika pekerjaan telah selesai 100%, Pelaksana Kegiatan menyusun
laporan pelaksanaan kegiatan dan melaporkan kepada pemerintah
desa untuk ditindaklanjuti dengan memfasilitasi rapat/musyawarah
penyelesaian kegiatan dengan menghadirkan perwakilan masyarakat
dan pihak terkait, untuk membahas :
a. Sertifikasi kegiatan yang ditangatangani oleh Pendamping Desa
Teknik Infrastruktur.
b. Sosialisasi capaian target volume pekerjaan
c. Sosialisasi Realisasi penggunaan anggaran
d. Masalah dan penyelesaian yang timbul selama pekerjaan
e. Pemasangan dan penandatanganan prasasti
f. Dan lain-lain
VI. PELAPORAN, PEMBINAAN, PELESTARIAN DAN PENGAWASAN
1. Pelaporan
1. Pelaksana Kegiatan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
penggunaan Dana kepada Kepala Desa dengan menyertakan bukti
transaksi dengan tembusan Kepada Camat.
2. Ketua/Direktur BUMDES menyampaikan laporan penggunaan dana
(penyertaan modal) kepada Kepala Desa.
3. Kepala Desa menyampaikan laporan berupa :
a. Laporan realisasi anggaran Bantuan Keuangan Kabupaten dan
b. Laporan Pelaksanaan Kegiatan / Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksana Kegiatan.
c. Laporan Sebagaimana dimaksud dibuat dalam satu dokumen
laporan dan surat pengantar dari Pemerintah Desa ditujukan
kepada Bupati dengan melampirkan Rekomendasi dari Camat dan
telah diparaf oleh Kasi PMD;
-9-
4. Mekanisme penyampaian laporan sebagaimana pada angka 3 (tiga)
dilaksanakan dengan cara Kepala Desa menyampaikan laporan
kepada Camat setempat, untuk selanjutnya diteruskan kepada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana Kabupaten Tasikmalaya dengan tembusan kepada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tasikmalaya, ,
Inspektorat Kabupaten Tasikmalaya, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
5. Laporan Penggunaan Dana oleh Pelaksana Kegiatan dengan
kelengkapan Antara lain :
b. Kata Pengantar
c. Daftar Tabel
d. Daftar Isi
e. Pendahuluan
h. Realisasi Biaya :
Bukti transaksi :
- Kwitansi Penerimaan/Pembelanjaan
- Nota Pembelian
j. Buku Material
-10-
l. Penyelesaian Permasalahan, Kendala dan Hambatan
m. Penyelesaian Permasalahan
o. Perubahan Kegiatan
p. Sertifikasi Kegiatan
r. Kesimpulan
s. Lampiran
- Foto Kegiatan
- Materi Pelatihan
-11-
b. menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima kepala
Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat Desa.
c. Kepala Desa menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan
Desa tentang laporan pelaksanaan pembangunan Desa
berdasarkan laporan akhir pelaksana kegiatan.
2. Pembinaan dan Pengawasan
1. Bupati berwenang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap SiLPA
Bantuan Keuangan Kabupaten setiap tahun.
2. Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan padat karya
tunai di desa dilakukan oleh Bupati dan dapat didelegasikan kepada
Camat dan Pendamping Desa, melalui kegiatan supervisi dan monitoring.
3. Tim Kerja Kabupaten melaksanakan Pembinaan dan Monitoring terhadap
pelaksanaan Bantuan Keuangan.
4. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa melaksanakan tugas
pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa, dibahas dalam
musyawarah Desa, dan dibuatkan laporan sesuai dengan format laporan
Desa yang berlaku secara berkala.
5. Apabila terjadi permasalahan dalam kegiatan, Kepala Desa beserta
Lembaga Desa berkoordinasi dengan Camat dan pihak terkait dan/atau
Pendamping Desa untuk penyelesaian permasalahan, dan diselesaikan
dengan cara berjenjang.
6. Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian
Pemerintah Desa, Bupati melalui Camat melakukan:
a. menerbitkan Surat Peringatan kepada Kepala Desa;
b. membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal mempercepat
perencanaan pembangunan desa untuk memastikan APB Desa
ditetapkan 31 Desember tahun berjalan; dan
c. membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal mempercepat
pelaksanaan pembangunan Desa untuk memastikan penyerapan APB
Desa sesuai peraturan perundang-undangan.
d. Melakukan Koordinasi dengan Lembaga yang ada di Desa untuk
melaksanakan Musyawarah Desa dalam rangka penyelesaian
permasalahan dimaksud.
e. Menunda penggunaan Bantuan Keuangan Kabupaten di Rekening Kas
Desa sampai dengan permasalahan dimaksud selesai.
-12-
7. Apabila terjadi penyalahgunaan wewenang dan/atau penyelewengan
Bantuan Keuangan Kabupaten sehingga menyebabkan kerugian Negara,
maka akan diserahkan Kepada Pihak yang Berwajib dalam hal ini adalah
Aparat Pengawas Internal Pemerintah atau Inspektorat.
3. Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan
1. Pelestarian dan pemanfaatan hasil pembangunan desa dilaksanakan
dalam rangka memanfaatkan dan menjaga hasil kegiatan pembangunan
Desa.
2. Pelestarian dan pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan cara:
ADE SUGIANTO
-13-
LAMPIRAN I
PRIORITAS USULAN BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN
-14-
i) sarana prasarana transportasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana energi, antara lain:
a) pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b) pembangkit listrik tenaga diesel;
c) pembangkit listrik tenaga matahari;
d) instalasi biogas;
e) jaringan distribusi tenaga listrik; dan
f) sarana prasarana energi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana informasi dan komunikasi, antara lain:
a) jaringan internet untuk warga Desa;
b) website Desa;
c) peralatan pengeras suara (loudspeaker);
d) telepon umum;
e) radio Single Side Band (SSB); dan
f) sarana prasarana komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
-15-
2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a) taman bacaan masyarakat;
b) bangunan Pendidikan Aanak Usia Dini;
c) buku dan peralatan belajar Pendidikan Aanak Usia Dini
lainnya;
d) wahana permainan anak di Pendidikan Aanak Usia Dini;
e) taman belajar keagamaan;
f) bangunan perpustakaan Desa;
g) buku/bahan bacaan;
h) balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
i) sanggar seni;
j) film dokumenter;
k) peralatan kesenian; dan
l) sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana usaha ekonomi Desa
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian berskala produktif yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) bendungan berskala kecil;
b) pembangunan atau perbaikan embung;
c) irigasi Desa;
d) percetakan lahan pertanian;
e) kolam ikan;
f) kapal penangkap ikan;
g) tempat pendaratan kapal penangkap ikan;
h) tambak garam;
i) kandang ternak;
j) mesin pakan ternak;
k) gudang penyimpanan sarana produksi pertanian (saprotan);
dan
l) sarana prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
-16-
2) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengolahan hasil pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha
pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a) pengeringan hasil pertanian seperti: lantai jemur gabah, jagung,
kopi, coklat, kopra, dan tempat penjemuran ikan;
b) lumbung Desa;
c) gudang pendingin (cold storage); dan
d) sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
3) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana jasa dan industri kecil yang difokuskan kepada pembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) mesin jahit;
b) peralatan bengkel kendaraan bermotor;
c) mesin bubut untuk mebeler; dan
d) sarana dan prasarana jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) pasar Desa;
b) pasar sayur;
c) pasar hewan;
d) tempat pelelangan ikan;
e) toko online;
f) gudang barang; dan
g) sarana dan prasarana pemasaran lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
5) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Desa Wisata, antara lain:
a) pondok wisata;
b) panggung hiburan;
c) kios cenderamata;
d) kios warung makan;
-17-
e) wahana permainan anak;
f) wahana permainan outbound;
g) taman rekreasi;
h) tempat penjualan tiket;
i) rumah penginapan;
j) angkutan wisata; dan
k) sarana dan prasarana Desa Wisata lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan ekonomi yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) penggilingan padi;
b) peraut kelapa;
c) penepung biji-bijian;
d) pencacah pakan ternak;
e) sangrai kopi;
f) pemotong/pengiris buah dan sayuran;
g) pompa air;
h) traktor mini; dan
i) sarana dan prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup antara
lain:
1) pembuatan terasering;
2) kolam untuk mata air;
3) plesengan sungai;
4) pencegahan abrasi pantai; dan
5) sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana untuk penanggulangan bencana alam dan/atau
kejadian luar biasa lainnya yang meliputi:
1) pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung
berapi;
2) pembangunan gedung pengungsian;
3) pembersihan lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam;
-18-
4) rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang
terkena bencana alam; dan
5) sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang
lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
f. kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
-19-
d) penyelengaraan kursus seni budaya;
e) bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
f) pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
g) kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
b. Pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan berdasarkan kemampuan
teknis dan sumber daya lokal yang tersedia
1) pengelolaan lingkungan perumahan Desa, antara lain:
a) pengelolaan sampah berskala rumah tangga;
b) pengelolaan sarana pengolahan air limbah; dan
c) pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) pengelolaan transportasi Desa, antara lain:
a) pengelolaan terminal Desa;
b) pengelolaan tambatan perahu; dan
c) pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) pengembangan energi terbarukan, antara lain:
a) pengolahan limbah peternakan untuk energi biogas;
b) pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
c) pengolahan minyak goreng bekas menjadi biodiesel;
d) pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin; dan
e) Pengembangan energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) pengelolaan informasi dan komunikasi, antara lain:
a) sistem informasi Desa;
b) koran Desa;
c) website Desa;
d) radio komunitas; dan
e) pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
c. pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan
prasarana ekonomi
1) pengelolaan produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) pembibitan tanaman pangan;
b) pembibitan tanaman keras;
-20-
c) pengadaan pupuk;
d) pembenihan ikan air tawar;
e) pengelolaan usaha hutan Desa;
f) pengelolaan usaha hutan sosial;
g) pengadaan bibit/induk ternak;
h) inseminasi buatan;
i) pengadaan pakan ternak; dan
j) sarana dan prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) pengolahan hasil produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) tepung tapioka;
b) kerupuk;
c) keripik jamur;
d) keripik jagung;
e) ikan asin;
f) abon sapi;
g) susu sapi;
h) kopi;
i) coklat;
j) karet; dan
-21-
4) pendirian dan pengembangan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama,
antara lain:
a) pendirian BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
b) penyertaan modal BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
c) penguatan permodalan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama; dan
d) kegiatan pengembangan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa diputuskan dalam
musyawarah Desa.
5) pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) pengelolaan hutan Desa;
b) pengelolaan hutan Adat;
c) industri air minum;
d) industri pariwisata Desa;
e) industri pengolahan ikan; dan
f) produk unggulan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan pada pengembangan usaha layanan jasa, antara lain:
a) pembangunan dan penyewaan sarana prasarana olahraga;
b) pengadaan dan penyewaan alat transportasi;
c) pengadaan dan penyewaan peralatan pesta; dan
d) pengadaan atau pembangunan sarana prasarana lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
7) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan/atau
koperasi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a) hutan kemasyarakatan;
b) hutan tanaman rakyat;
c) kemitraan kehutanan;
d) pembentukan usaha ekonomi masyarakat;
e) bantuan sarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk usaha
ekonomi masyarakat; dan
f) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
8) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk
kemajuan ekonomi yang difokuskan kepada pembentukan dan
-22-
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) sosialisasi TTG;
b) pos pelayanan teknologi Desa (Posyantekdes) dan/atau antar Desa
c) percontohan TTG untuk produksi pertanian, pengembangan sumber
energi perDesaan, pengembangan sarana transportasi dan komunikasi
serta pengembangan jasa dan industri kecil; dan
d) pengembangan dan pemanfaatan TTG lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
9) pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUM Desa dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) penyediaan informasi harga/pasar;
b) pameran hasil usaha BUM Desa, usaha ekonomi masyarakat
dan/atau koperasi;
c) kerjasama perdagangan antar Desa;
d) kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga; dan
e) pengelolaan pemasaran lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
-23-
f. Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat tata kelola Desa
yang demokratis dan berkeadilan sosial
1) mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa,
antara lain:
a) pengembangan sistem informasi Desa;
b) pengembangan pusat kemasyarakatan Desa dan/atau balai rakyat;
dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara
berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang ada di Desa, antara lain:
a) penyusunan arah pengembangan Desa;
b) penyusunan rancangan program/kegiatan pembangunan Desa yang
berkelanjutan; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
3) menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas,
potensi, dan nilai kearifan lokal, antara lain:
a) pendataan potensi dan aset Desa;
b) penyusunan profil Desa/data Desa;
c) penyusunan peta aset Desa; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.
4) menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada
kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal, antara lain:
a) sosialisasi penggunaan dana Desa;
b) penyelenggaraan musyawarah kelompok warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
c) penyusunan usulan kelompok warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
5) mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, antara
lain:
-24-
a) pengembangan sistem administrasi keuangan dan aset Desa berbasis
data digital;
b) pengembangan laporan keuangan dan aset Desa yang terbuka untuk
publik;
c) pengembangan sistem informasi Desa; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa
yang dilakukan melalui musyawarah Desa, antara lain :
a) penyebarluasan informasi kepada masyarakat Desa perihal hal-hal
strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Desa;
b) penyelenggaraan musyawarah Desa; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
7) melakukan pendampingan masyarakat Desa melalui pembentukan dan
pelatihan kader pemberdayaan masyarakat Desa yang diselenggarakan di
Desa.
8) menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya
manusia masyarakat Desa untuk pengembangan Lumbung Ekonomi Desa
yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
a) pelatihan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil dan
perdagangan;
b) pelatihan teknologi tepat guna;
c) pelatihan kerja dan ketrampilan bagi masyarakat Desa sesuai kondisi
Desa; dan
d) kegiatan peningkatan kapasitas lainnya untuk mendukung
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
9) melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh
masyarakat Desa, antara lain:
a) pemantauan berbasis komunitas;
b) audit berbasis komunitas;
c) pengembangan unit pengaduan di Desa;
d) pengembangan bantuan hukum dan paralegal Desa untuk
penyelesaian masalah secara mandiri oleh Desa;
-25-
e) pengembangan kapasitas paralegal Desa;
f) penyelenggaraan musyawarah Desa untuk pertanggungjawaban dan
serah terima hasil pembangunan Desa; dan
10) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.
-26-
BAB II
PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana Kegiatan adalah Kelompok Kerja yang terdiri dari unsur :
1. Kepala Desa;
2. Perangkat Desa;
3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa;
4. Tim penggerak PKK Desa;
5. RT/RW;
6. Kader Pemberdayaan Masyarakat;
7. Karang Taruna; dan
8. Lembaga Kemasyarakatan lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa sesuai dengan prakarsa dan kewenangan desa.
9. Tokoh Masyarakat Desa atau orang Desa yang dianggap mampu dalam
melaksanakan program kegiatan ini.
Bagian pertama
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA SUSUNAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA POKJA LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Kedudukan
1. Kedudukan Pokja Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) merupakan
Lembaga Kemasyarakatan yang bersifat lokal dan secara organisasi
berkedudukan di desa;
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal (2) ayat (4)
Pokja LKD mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan;
b. Menggali, memanfaatkan, potensi dan menggerakan swadaya gotong
royong masyarakat untuk membangun;
c. Sebagai sarana komunikasi antara Pemerintah dan
masyarakat serta antar warga masyarakat itu sendiri;
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat;
e. Membina dan menggerakkan potensi pemuda dalam
pembangunan;
f. Membina kerjasama antar lembaga yang ada dalam
masyarakat untuk pembangunan;
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain dalam rangka membantu
Pemerintah Desa untuk menciptakan ketahanan.
-27-
Bagian Kedua
Susunan Organisasi, tugas pokok dan fungsi pengurus
Paragrap Satu
Susunan Organisasi / Pengurus dan tugas Kelompok Kerja
Kemasyarakatan Desa, dengan struktur sebagai berikut:
1. Pembina berfungsi sebagai Penasihat dalam pelaksanaan Kegiatan;
2. Penanggungjawab berfungsi mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kegiatan;
3. Ketua berfungsi sebagai Pimpinan dan Pelaksana kegiatan;
4. Sekretaris berfungsi sebagai pembantu pimpinan dan Penyelenggara
Adminitrasi;
5. Bendahara berfungsi sebagai Penyelenggara Adminitrasi Keuangan;
6. Seksi berfungsi sebagai pembantu pimpinan dan pelaksana, antara lain
bidang :
a. Kependudukan dan Potensi Wilayah;
b. Sosial Dasar meliputi kesehatan dan pendidikan;
c. Perekonomian;
d. Ketentraman dan Ketertiban;
e. Infrastruktur;
f. Pemuda dan Olah Raga;
g. pemberdayaan perempuan, keluarga dan anak.
7. Untuk kebutuhan seksi dilaksanakan sesuai dengan kondisi /
kebutuhan disetiap Desa masing-masing berdasar hasil musyawarah.
BAB III
JENIS KEGIATAN DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Jenis Kegiatan
Paragrap Satu
-28-
3. Perekonomian;
Dilaksanakan untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat
4. Ketentraman dan Ketertiban;
Dilaksanakan untuk mengantisipasi permasalahan yang dapat
menimbulkan ancaman bagi keamanan masyarakat.
5. Infrastruktur;
Dilaksanakan untuk mengetahui kondisi infrastruktur yang
diperlukan di setiap wilayah Desa dan mengetahui
6. Pemuda dan Olah Raga;
Dilaksanakan untuk meningkatkan peran pemuda dalam proses
pembangunan desa dan mendata kebutuhan sarana prasarana olah
raga untuk dijadikan sebagai sarana pembinaan potensi pemuda
dalam olah raga.
7. pemberdayaan perempuan, keluarga dan anak.
Dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan
terhadap perempuan, keluarga dan anak, dibidang kesehatan
meliputi kehamilan, pemberian makanan tambahan bagi balita,dan
kebutuhan kesehatan lainnya yang diperlukan. Juga pendidikan bagi
anak.
8. Output / hasil dari kegitan dimaksud adalah :
a. Pendataan dan/atau Penanganan stunting dan kesehatan
lingkungan dan/atau masyarakat
b. pendataan penduduk dan pemetaan wilayah sesuai permasalahan
c. Potensi ekonomi yang dapat dikembangkan.
d. pelaksanaan musyawarah tentang potensi dan masalah yang ada
di setiap dusun.
e. Rekomendasi dari setiap seksi tentang potensi dan masalah yang
ada untuk kemudian dijadikan bahan dalam perencanaan
pembangunan desa.
paragrap dua
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan antara lain :
1. Tahap Perencanaan Kegiatan
a. Musyawarah Desa
Musyawarah Desa merupakan forum tingkat Desa untuk
menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan, musyawarah desa
dihadiri oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,
-29-
Lembaga-lembaga Desa dan 3 (tiga) orang perwakilan masyarakat
dari setiap dusun dan tamu undangan.
b. Tujuan dari Musyawarah Desa adalah :
1) sosialisasi konsep kegiatan
2) Pembentukan Kelompok Kerja
3) Pembuatan Rencana Kerja Kegiatan
4) Pembagian tugas masing-masing seksi.
5) Kesepakatan dimaksud dibuat dalam Berita Acara Musyawarah
BAB IV
KETENTUAN PENGGUNAAN ANGGARAN
BAB V
PELAPORAN
-30-
3. laporan pelaksanaan kegiatan Pokja Lembaga Kemasyarakatan Desa
antara lain :
a. Laporan keuangan pelaksana kegiatan;
b. Laporan notulen setiap kegiatan musyawarah;
c. Rekomendasi dari setiap seksi;
d. Dokumentasi kegiatan;
-31-