Anda di halaman 1dari 14

KEPALA DESA TAMARUPA

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

PERATURAN KEPALA DESA TAMARUPA

NOMOR TAHUN 2019

TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER
DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAMARUPA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA TAMARUPA,

Menimbang : bahwa dalam rangka tertib administrasi serta meningkatkan


akuntabilitas, transparantif dan disiplin anggaran dalam
pengelolaan hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, perlu membentuk
Peraturan Kepala Desa tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa Tamarupa;

Mengingat : 1. Undang–Undang Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959


tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234) sebagaimana telah diubah denagn Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 112 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6398);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5272);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5694);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Dana Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 450) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 465);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
16. Peraturan Bupati Nomor…. Tahun 2015 tentang
Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah
Kabupaten ……Tahun ……… Nomor….);
17. Peraturan Bupati Nomor…. Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Desa yang bersumber dari APBN (Berita
Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun
2015 Nomor….);
18. Peraturan Desa Tamarupa Nomor 02 Tahun 2017 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Tamarupa Tahun 2017-2022 (Lembaran Desa Tahun 2017
Nomor 02);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN


HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAMARUPA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini, yang dimaksud dengan :
1. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Urusan pemrintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

2. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau disebut dengan nama lain
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
3. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan sekertaris desa yang menjalankan tugas sebagai Koordinator
PPKD;
4. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
peemrintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
5. Keuangan Desa adalah senua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa;
6. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan desa;
7. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa
yang dipisahkan guna mengelola aset jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa;
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD,
adalah suatu Rencana Keuangan Tahunan Daerah yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan daerah tentang APBD;
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat
APBDes adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, dan
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban desa tersebut.
11. Pengelolaan Keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa.
12. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah Kepala Desa
atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa.
13. Pelaksana Pengelola Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah unsur perangkat desa yang membantu Kepala Desa untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan desa.
14. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan
administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan desa.
15. Hibah adalah pemberian uang, barang atau jasa kepada pemerintah,
pemerintah daerah atau pemerintah desa lainnya, dan kelompok
masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.
16. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang kepada
kelompok/anggota masyarakat yang sifatnya tidak terus menerus/tidak
mengikat dan selektif serta memiliki kejelasan peruntukannya.
17. Naskah Perjanjian Hibah Desa yang selanjutnya disingkat NPHD adalah
naskah perjanjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa antara Pemerintah Desa dengan Penerima Hibah.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) Maksud disusunnya Peraturan Kepala Desa ini adalah sebagai dasar
hukum dalam pemberian hibah dan bantuan sosial di desa
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Kepala Desa ini adalah sebagai pedoman
untuk terciptanya tertib administrasi serta meningkatkan akuntabilitas,
transparantif dan disiplin anggaran dalam pengelolaan hibah dan
bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Kepala Desa ini meliputi penganggaran,
pelaksanaan dan penatausahaan,pelaporan dan pertanggungjawaban serta
monitoring dan evaluasi pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari APB Desa.

Pasal 3

(1) Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa


Uang dan Barang ;
(2) Pemberian Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
berupa Uang atau Barang.

BAB IV
HIBAH
Pasal 4
(1) Hibah bertujuan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan
kegiatan pemerintah desa dengan memperhatikan azas keadilan,
kepatutan, rasionalisasi dan manfaat untuk masyarakat.
(2) Hibah dapat diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau kelompok
masyarakat.

Pasal 5

Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) memenuhi


kriteria paling sedikit :
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun
anggaran kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 6

(1) Hibah kepada anggota masyarakat dan/atau kelompok masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan kepada
kelompok atau orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang
Pemerintahan, Bidang Pembangunan, Bidang Pembinaan, Bidang
Pemberdayaan dan Bidang Penanggulangan Bencana dan Keadaan
Darurat.
(2) Hibah srbagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) terdiri dari :
kelompok masyarakat, masyarakat miskin, masyarakat yang berprestasi,
kelompok penyandang disabilitas,
Bagian Kesatu
Penganggaran
Pasal 7
(1) Usulan Hibah dilakukan secara tertulis oleh pemohon Hibah kepada
Kepala Desa;
(2) Kepala Desa menunjuk PTK Desa/untuk melakukan evaluasi atas
usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) menyampaikan
hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada Kepala Desa melalui PTK
Desa.
(4) PTK Desa memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan
keuangan desa;
(5) Usulan Permohonan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala Desa ini.

Pasal 8
Hibah berupa uang, dan Barang dicantumkan dalam APBDesa tahun
berkenaan.

Bagian Kedua
Pelaksanaan dan Penatausahaan
Pasal 9
(1) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang dan barang berdasarkan atas
DPA Desa dan DPPA Desa
(2) PTK Desa mengajukan SPP dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang
nominalnya sesuai dengan kemapuan keuangan desa yang tertuang
dalam DPA desa dan DPPA Desa.
Pasal 10
(1) Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani
bersama oleh Kepala Desa dan Penerima Hibah.
(2) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat
ketentuan mengenai:
a. pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberian hibah;
c. besaran/rincian penggunaan Hibah yang akan diterima;
d. hak dan kewajiban;
e. tata cara pelaporan hibah; dan
f. tata cara penyaluran hibah/penyerahan hibah.

(3) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai Format NPHD
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Desa ini.

Pasal 11
(1) Kepala Desa menetapkan daftar penerima Hibah beserta besaran uang
jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusan Kepala
Desa berdasarkan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan
Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa.
(2) Daftar penerima Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
dasar penyaluran/penyerahan Hibah.
(3) Penyaluran dan penyerahan Hibah dan Bantuan Sosial kepada
penerima Hibah harus dilakukan setelah Penandatanganan NPHD.
(4) Pencairan Hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan mekanisme
pembayaran Tunai.
Pasal 12
Pengadaan barang dan jasa dalam rangka Hibah berpedoman pada
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 13
Penerima hibah wajib menyampaikan laporan penggunaan bantuan Hibah
kepada Kepala Desa.

Pasal 14

Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja barang yang
diserahkan kepada masyarakat dalam tahun anggaran berkenaan;

Pasal 15

Pertanggungjawaban pemerintah desa atas pemberian Hibah meliputi :

a. Usulan dari calon penerima Hibah kepada Kepala Desa;


b. Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Daftar Nama Penerima Hibah
c. NPH Desa
d. Fakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah
yang diterima akan digunakan sesuai NPHD;
e. Bukti kwitansi penerimaan (Uang) dan kwitansi pengeluaran
(Barang)terima atas pemberian Hibah berupa uang dan Barang dan serta
bukti serah terima uang dan barang atas pemberian Hibah berupa uang
dan barang.

Pasal 16

(1) Penerima Hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas


penggunaan Hibah yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima Hibah meliputi :
a. laporan penggunaan Hibah;
b. surat pernyataan tanggungjawab bahwa Hibah yang diterima telah
digunakan sesuai NPHD;
c. bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan bagi penerima Hibah berupa uang dan bukti
serah terima barang/jasa bagi penerima Hibah berupa barang/jasa.
(3) Pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b, disampaikan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal
10 Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disimpan dan dipergunakan oleh penerima Hibah selaku obyek
pemeriksaan.
Pasal 17

(1) Realisasi Hibah dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah desa


dalam tahun anggaran berkenaan;
(2) Hibah barang yang belum diserahkan kepada penerima Hibah sampai
dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan
dalam neraca.

BAB V
BANTUAN SOSIAL
Pasal 18
(1) Pemerintah Desa dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/
anggota masyarakat sesuai kemampuan keuangan desa.
(2) Pemberian Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat
untuk masyarakat.
Pasal 19

Kelompok masyarakat/anggota masyarakat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 20 ayat (1) meliputi :
a. Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang
tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana
atau phenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Lembaga non pemerintah dibidang pendidikan, keagamaan yang


berperan untuk melindungi individu, kelompok dan/atau masyarakat
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Pasal 20

(1) Pemberian bantuan Sosial memenuhi kriteria paling sedikit :


a. selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan;
c. bersifat sementara dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran,
kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan
d. sesuai tujuan penggunaan.
(2) Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diartikan
bahwa bantuan sosial hanya dapat diberikan kepada calon penerima
yang ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resiko sosial.
(3) Kriteria Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. memiliki identitas yang jelas
b. berdomisili dalam wilayah administratif desa berkenaan.
(4) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaiamana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa pemberian bantuan
sosial tidak wajib dan harus diberikan setiap tahun.
(5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf c diartikan bahwa bantuan sosal dapat diberikan setiap tahun
anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.
(6) Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pemberian bantuan untuk kegiatan meliputi :
a. rehabilitasi sosial;
b. perlidungan sosial;
c. pemberdayaan sosial;
d. jaminan sosial;
e. penanggulangan sosial; dan
f. penanggulangan bencana.
Bagian Kesatu
Penganggaran
Pasal 21

(1) Bantuan Sosial dianggarkan dalam APB Desa


(2) Bantuan sosial berupa uang dan barang kepada individu dan/atau
keluarga terdiri dari atas bantuan sosial kepada individu dan atau
keluarga yang direncanakan dan tidak dapat direncanakan sebelumnya.
(3) Bantuan Sosial yang direncanakan dan tidak direncanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga
yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannnya pada saat
penyususnan APB Desa.
(4) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dialokasikan untuk
kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat
penyusunan APB Desa.
(5) Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan
untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan,
yang apabila ditunda penyalurannya akan menimbulkan resiko soial
yang lebih besar bagi individu/kelompok dan/atau pemerintah desa
dan pemerintah.

Bagian Kedua
Pelaksanaan dan Penatausahaan
Pasal 22
(1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang dan barang
berdasarkan atas DPA-….
Pasal 23
(1) Kepala Desa menetapkan daftar penerima Bantuan sosial beserta
besaran uang jenis barang yang akan diberikan dengan Keputusan
Kepala Desa
(2) Penetapan penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan Bantuan sosial.
(3) Pencairan bantuan sosial dalam bentuk uang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran tunai.

(4) Bantuan Sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja
Bantuan sosial pada……dalam tahun anggaran berkenaan;
(5) Bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja
pada jenis belanja barang atau jasa .

Bagian Ketiga
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 24
Penerima bantuan Sosial berupa uang dan berupa barang menyampaikan
laporan penggunaan bantuan Sosial kepada Kepala Desa .

Pasal 25

Pertanggungjawaban pemerintah desa atas pemberian Bantuan Sosial


meliputi :

a. Usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada Kepala Desa;


b. Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Daftar Nama Penerima
Bantuan Sosial;
c. Pakta integritas dan penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa
bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan;
d. Bukti kuitansi atas pemberian bantuan sosial berupa uang dan bukti
serah terima barang/jasa atas pemberian bantuan sosial berupa
barang/jasa.

Pasal 26

(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material


atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima bantuan sosial meliputi :laporan
penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial;
a. surat pernyataan tanggungjawab bahwa bantuan sosial yang
diterima telah digunakan sesuai usulan;
b. bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang
dan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima bantuan soial
berupa barang.
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b, disampaikan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10
Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimkasud pada ayat (2) huruf c
disimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek
pemeriksaan.

Pasal 27

(1) Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuangan


pemerintah desa dalam tahun anggaran berkenaan;
(2) Bantuan sosial berupa uang yang belum diserahkan kepada penerima
bantuan sosial sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan
dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.

Pasal 28

Raealisasi bantuan sosial berupa uang dan barang di konversikan sesuai


standar akuntansi pemerintah pada laporan realisasi anggaran dan di
ungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan
keuangan Pemerintah Desa/Daerah.

BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 29
1. PTK desa melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian Hibah dan
Bantuan sosial.
2. Hasil monitoring dan evaluasi di sampaikan kepada kepala desa

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30

Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa Tamarupa.

Ditetapkan di Pangkajene
pada tanggal,
KEPALA DESA TAMARUPA,

ROSDIANA

Ditetapkan di Pangkajene
pada tanggal,
SEKRETARIS DESA TAMARUPA,

NURDIN

BERITA DESA TAMARUPA TAHUN 2019 NOMOR……..

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA DESA TAMARUPA
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG :
KEPALA DESA TAMARUPA

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD)


Nomor : / /

TENTANG
PEMBERIAN HIBAH PEMERINTAH DESA TAMARUPA
KEPADA ………………….
TAHUN ANGGARAN 2019

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan November tahun Dua Ribu
Sembilan Belas, yang bertandatangan di bawah ini :

I. Nama : Hj. ROSDIANA


Jabatan : KEPALA DESA TAMARUPA
Alamat : Enrekeng RT 002/RW 001 Desa Tamarupa
Kecamatan Mandalle

bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Desa Tamarupa sebagai


pemberi hibah yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU
II. Nama : ...........................
Jabatan : ...........................
Alamat : ...........................

yang bertindak untuk dan atas nama sebagai penerima hibah selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Hibah Daerah


dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DASAR HUKUM

(1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 465);
(4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
(5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 611);
(6) Peraturan Desa Tamarupa Nomor …. Tahun 2019 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran ….. (Lembaran Desa
Tamarupa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun ….. Nomor …..;
(7) Peraturan Bupati Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Nomor 1 Tahun
2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari
Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Berita Daerah
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2012 Nomor 1)
sebagaimana telah diubah KESATU dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Nomor 37 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari Pemerintah
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Berita Daerah Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2015 Nomor 37); KEDUA dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Nomor 62
Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari
Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Berita Daerah
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2018 Nomor 62);

Pasal 2
JENIS BARANG DAN TUJUAN PEMBERIAN HIBAH

(1) PIHAK KESATU memberikan hibah daerah kepada PIHAK KEDUA,


berupa …….................................. yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tamarupa Tahun Anggaran 2019
sebanyak ……. unit
(2) Barang sebagaimana dimaksud ayat (1) dipergunakan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas operasional
…..........................…. sebagaimana Proposal/Usulan terlampir yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari NPHD ini;

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK KEDUA bertanggungjawab secara formal dan material atas


penggunaan barang hibah yang diterima;
(2) PIHAK KEDUA menyampaikan laporan penggunaan barang hibah
kepada PIHAK KESATU;
(3) PIHAK KESATU melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian
barang hibah;
(4) Barang hibah yang diserahkan oleh PIHAK KESATU dicatat dalam daftar
inventaris milik PIHAK KEDUA;
(5) PIHAK KEDUA wajib melakukan pemeliharaan terhadap barang hibah
yang diterima;
Pasal 4
PENYERAHAN BARANG HIBAH

(1) Penyerahan barang hibah dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA
dilakukan setelah penandatanganan NPHD.
(2) Penyerahan barang hibah sebagaimana dimaksud ayat (1) dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima Hibah Barang.

Pasal 5
KETENTUAN PENUTUP

(1) Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) ini, dibuat dalam rangkap 2
(dua), masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan
hukum sama.
(2) Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam perjanjian ini
akan diatur kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) yang
merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini atas dasar kesepakatan
kedua belah pihak.
(3)
PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,
KETUA .............. KEPALA DESA TAMARUPA

.................................... ....................................

Anda mungkin juga menyukai