Anda di halaman 1dari 6

CONTOH

SALINAN

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


PERATURAN BERSAMA
DESA BODDIE DAN DESA BENTENG
NOMOR …. TAHUN 2017
NOMOR ….. TAHUN 2017

TENTANG

PELESTARIAN SUMBER MATA AIR SERTA


PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR
BERSIH.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA


ESA

KEPALA DESA BODDIE


DAN KEPALA DESA
BENTENG

Menimbang : a Bahwa Sumber Daya Air merupakan Potensi Kekayaan Alam


yang perlu dikelola dengan baik agar bermanfaat untuk hajat
hidup masyarakat sekitar;
b Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada hurup a maka dipandang perlu untuk membuat peraturan
Desa Bersama Desa Boddie dan Desa Benteng tentang
Pelestarian Sumber Mata Air serta Pengelolaan dan
Pemanfaatan Air Minum.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam hayati dan ekositemnya Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 3419);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5059);
3 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3889);
4 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2004
nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438 );
5 Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indoesia; Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

6 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan pelaksanaan undang- undang nomor
6 tahun 2014 tentang desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
1
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539).

2
7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Peraturan Desa;

8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014


tentang Pedoman Pembangunan Desa;

9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 tahun 2017 tentang


Tata Cara Kerja Sama Desa Di Bidang Pemerintahan Desa;
(Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1444);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA BODDIE DAN KEPALA


DESA BENTENG TENTANG PELESTARIAN SUMBER MATA AIR
SERTA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR BERSIH

BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan:


1. Kecamatan adalah kesatuan wilayah kerja Camat dalam susunan tata kerja perangkat daerah
kabupaten;
2. Camat adalah fasilitator pelaksanaan kerja sama antar Desa ataupun kerja sama Desa dengan
pihak ketiga;
3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
7. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis;
8. Musyawarah Antar Desa untuk selanjutnya disingkat MAD adalah Forum Musyawarah para
wakil desa yang ditetapkan sebagai anggota BKAD Kecamatan Teluk Pandan berkedudukan di
tingkat kecamatan dan atau antar-Desa, berperan sebagai lembaga tertinggi dalam setiap
pengambilan keputusan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam menetapkan arah
kebijakan pengelolaan kegiatan kerjasama antar Desa;
9. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
Desa;

BAB II
PENJAGAAN DAN PELESTARIAN
Bagian Kesatu
Penjagaan
Pasal 2

1. Sumber – sumber Mata air yang terdapat di wilayah Desa Benteng harus di jaga kelestarian
dari kerusakan, pencemaran yang diakibatkan oleh manusia ataupun yang lainnya.
2. Sumber – sumber Mata air tersebut tidak dapat dimiliki secara pribadi/ individu melainkan
menjadi milik masyarakat bersama untuk di manfaatkan bersama pula.
3. sumber-sumber Mata air ataupun saluran perpipaan yang sudah rusak diperbaiki secara gotong-
royong.

Bagian Kedua
Pelestarian
Pasal 3

1. Melestarikan sumber mata air menjadi tanggung-jawab seluruh komponen masyarakat Desa
Boddie dan masyarakat Desa Benteng.
2. Melestarikan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 1 diatas adalah mengawasi dari
pembakaran, penebangan hutan di sekitar mata air serta menanami kembali pohon-pohon
pelindung

Pasal 4
Pelayanan

1. Setiap warga Desa Boddie dan Desa Benteng mempunyai hak yang sama untuk dilayani
kebutuhan air minumnya sesuai dengan Debit air yang terdapat di wilayah Dusun masing-
masing.
2. Kelompok Pemakai Air / Badan pengelola dan Pemerintah Desa harus memberikan pelayanan
yang sama bagi segenap lapisan masyarakat terutama yang masuk anggota Pokmair.
3. Apabila ada kelompok, perorangan yang punya hajat keluarga / kematian dan ingin
menggunakan air minum yang butuh banyak, maka terlebih dahulu harus disampaikan ke
Pemerintah Desa untuk mengatur sistem pembagian.

Pasal 5

1. Pemakai sarana air minum tidak boleh mengadakan pengembangan jaringan tanpa adanya
persetujuan dari pengurus yang ditugaskan/ ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
2. Pengembangan dilaksanakan jika memenuhi persyaratan seperti :

a) Kemampuan / debit air memungkinkan untuk di kembangkan.


b) Anggota masyarakat yang betul-betul kesulitan tentang kebutuhan air minum dan tidak
memungkinkan membuat sumur gali.
c) Ada kesanggupan / kesiapan dana swadaya masyarakat.

3. Pemakai sarana air bersih baik orang / lembaga / kelompok tidak boleh melubangi pipa/
merusak pipa jaringan tersier.
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN
Pasal 6

1. Sistem pengelolaan sarana dan prasarana air bersih dilaksanakan oleh Lembaga Desa yaitu

2. Kelompok Pemakai Air ( Pokmair )


3. Lembaga ( Pokmair ) bernaung di bawah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM ).

4. Segala bentuk Administrasi dan bentuk keuangan dan lainnya langsung di kelola oleh Pengurus.
5. Pertanggungjawaban kaitannya dengan Pokmair akan dilaksanakan oleh Pengurus Kapada
Musyawarah Anggota pada setiap tahunnya.

BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 7

1. Kepengurusan Pokmair Desa BODDIE dan Desa BENTENG di bentuk berdasarkan / melalui
Musyawarah Antar Desa ( MAD ).
2. Masa jabatan Pengurus Pokmair berakhir selama 2 ( dua ) tahun dan dapat di pilih kembali
selama masih memenuhi persyaratan dan yang bersangkutan masih bersedia.

BAB V
SANKSI
Bagian Kesatu
Masyarakat
Pasal 8

1. Setiap orang / anggota masyarakat yang di lihat/ di jumpai berikut barang bukti melangggar
pasal 5 ayat 1 maka di kenakan denda sebesar Rp. 150.000 ( Seratus lima puluh ribu rupiah ).
2. Setiap orang / anggota masyarakat yang di lihat / di jumpai melakukan pelanggaran pasal 5
ayat 3 maka di kenakan denda sebesar Rp. 250.000 ( Dua Ratus lima Puluh ribu rupiah ).
3. Bagi orang / anggota Kelompok yang tidak ikut bergotong-royong dalam perbaikan jaringan
perpipaan akan di kenakan denda sebesar Rp. 25.000 ( Dua puluh lima ribu rupiah ).

Bagian Kedua
Pengurus
Pasal 9

1. Bagi orang / oknum yang termasuk di dalam Pemerintah Desa atau pengurus Badan pengelola /
Pokmair yang di dapati berikut barang bukti dan saksi-saksi menyalahgunakan wewenangnya
untuk melakukan pungutan, diskriminatif / membeda-bedakan di luar aturan maka akan di
berhentikan dari jabatannya.
2. Bagi orang / oknum yang di maksud pasal 9 ayat 1 diatas, tidak mentaati sanksi / denda maka
akan di proses melalui aturan yang berlaku.

BAB VI IURAN AIR


MINUM Pasal 10

1. Setiap anggota pokmair wajib membayar iuran air bersih sebesar Rp. 4000/bulan
2. Iuran yang dimaksud pasal 10 ayat 1 diserahkan kepada pekasih Dusun paling lambat tanggl 30
pada bulan yang bersangkutan.
3. Bagi yang tidak membayar sampai lewat 15 ( Lima belas ) hari maka akan dilakukan
pemutusan sementara jaringan ke rumah yang bersangkutan sampai pembayaran di lunasi.
4. Bagi Pekasih Dusun yang tidak menyetor iuran air minum dari masing-masing anggota berturut
turut selama 3 ( tiga ) bulan maka akan dilaksanakan pemutusan jaringan/ penutupan jaringan
ke Dusun tersebut.

BAB VII KETENTUAN


PENUTUP Pasal 11

Dengan berlakunya Peraturan Desa ini, maka semua ketentuan / peraturan mengenai pengelolahan dan
pemanfaatan Sumber Air Bersih yang bertentangan dengan Peraturan Bersama Kepala Desa ini di
nyatakan tidak berlaku.

Pasal 12

Hal - hal yang belum di atur dalam perdes ini sepanjang mengenai pelaksanaannya di tetapkan oleh
Peraturan Kepala Desa Boddie dan Peraturan kepala Desa Benteng

Pasal 13

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan, Agar setiap orang dapat mengetahui,
memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh
Sekretaris Desa.

Ditetapkan di : Boddie/Benteng
Pada Tanggal : ………………………..
1. Kepala Desa 2. Kepala Desa

BODDIE BENTENG

…………………… ……………………
…. ….

Diundangkan di : BODDIE Diundangkan : BENTENG


Pada Tanggal : ……………………… Pada Tanggal : …………………………
SEKRETARIS DESA BODDIE SEKRETARIS DESA BENTENG

Dto dto

………………… ………………….

Lembaran Desa Boddie Tahun 2017 Nomor …..


Lembaran Desa Benteng Tahun 2017 Nomor …..

Anda mungkin juga menyukai