TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN PENYALURAN DAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2021
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA
PEMBAGIAN PENYALURAN DAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2021
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
Pengaturan Prioritas Dana Desa bertujuan untuk:
a. Pedoman umum pelaksanaan penggunaan dana desa Tahun 2021
b. Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat dalam pemantauan dan
evaluasi penggunaan Dana Desa;
c. Memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam
memfasilitasi peggunaan Dana Desa melalui pendampingan masyarakat
Desa;
d. Memberikan acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam membina dan
memfasilitasi penggunaan Dana Desa; dan
e. Memberikan acuan bagi Desa dalam menyelenggarakan Kewenangan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang dibiayai Dana
Desa;
Pasal 3
Prioritas penggunaan Dana di dasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Kemanusiaan;
b. Keadilan;
c. Kebhinekaan;
d. Keseimbangan alam; dan
e. Kepentingan nasional;
BAB III
PENETAPAN RINCIAN DANA DESA
Pasal 4
Rincian Dana Desa setiap Desa Tahun Anggaran 2021 dialokasikan secara
merata dan berkeadilan berdasarkan:
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi;
c. Alokasi Kinerja; dan
d. Alokasi Formula.
Pasal 5
Alokasi dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,
dihitung berdasarkan alokasi dasar per Kabupaten dibagi jumlah Desa
sebesar 65 % (enam puluh lima persen), berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.
Pasal 6
(1) Alokasi afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b diberikan kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggalyang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
(2) Besaran alokasi afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.
Pasal 7
Pasal 8
AF Desa = {(0,10 * Z1) + (0,50 * Z2) + (0,15 * Z3) + (0,25 * Z4)} * AF Kab/Kota
Keterangan:
Pasal 12
Penetapan Rincian Dana Desa untuk setiap Desa Tahun Anggaran 2021
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IV
PENYALURAN DANA DESA
Pasal 13
(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dari Rekening Kas Umum Negara ke
Rekening Kas Desa melalui REKENING Kas Umum Daerah.
(3) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
setelah Bupati mengajukan peraturan Bupati tentang tata cara
pembagian Dana Desa dan prioritas Dana Desa setiap Desa, Peraturan
Desa mengenai APBDes dari Kepala Desa yang telah di verifikasi oleh
Camat, Peraturan Desa tentang RKP Desa Tahun Anggaran 2021, surat
kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati dan telah memenuhi
persyaratan lainnya.
(4) Surat Kuasa Pemindahbukuan sebagai mana di maksud pada ayat (3) di
tanda tangani oleh Bupati atau wakil Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(5) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD tahap II sebagai mana
dimaksud ayat (2) huruf (b) dilaksanakan setelah Bupati menerima
laporan realisasi penyerapan menunjukkan paling sedikit 50% (lima
puluh persen) dan capaian output Dana Desa tahap I rata rata 35% (tiga
puluh lima persen) dari Kepala Desa.
(6) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD tahap III sebagai mana
dimaksud ayat (2) huruf (c) dilaksanakan setelah Bupati Takalar
menerima laporan realisasi penyerapan paling sedikit 90% (sembilan
puluh persen) dan capaian output Dana Desa rata rata 75% (tujuh puluh
lima persen) sampai dengan tahap II dari Kepala Desa serta laporan
konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran
sebelumnya.
(7) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6)
dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian output dari seluruh
kegiatan.
(8) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian output
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dilakukan sesuai
dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian
output, volume output, cara pengadaan dan capaian output.
(9) Dalam hal tabel referensi data sebagaimana dimaksudpada ayat (8)
belum memenuhi kebutuhan input data Kepala Desa dapat
memutakhirkan tabel referensi data dengan mengacu pada peraturan
yang diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga terkait.
(10) Laporan realisasi dan capaian output Dana Desa di verifikasi oleh
Camat.
(11) Dokumen sebagai mana di maksud pada ayat (3) ayat (5) dan ayat (6)
dalam bentuk dokumen fisik (hard copy) dan dokumen elektronik
(softcopy).
(12) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana di maksud pada pasal (11)
diolah melalui aplikasi yang di sediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Negara.
BAB V
Pasal 14
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) huruf a diatur dan diurus oleh Desa berdasarkan kewenangan
Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian
SDGs Desa melalui:
a. pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;
b. program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa;dan
c. adaptasi kebiasaan baru Desa.
Pasal 15
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa menjadi bagian dari RKP Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berdasarkan:
a. data yang disediakan oleh Kementerian; dan
b. aspirasi masyarakat Desa.
(3) RKP Desa yang memuat Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan APB Desa.
BAB VI
PUBLIKASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Publikasi
Pasal 23
(4) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
didasarkan pada tata cara pengadaan barang dan jasa yaitu :
a. Pengadaan melalui swakelola dan atau
b. Melalui penyedia barang dan Jasa
(5) Pencairan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Point a yang melalu
penyedian barang dan Jasa dilampiri dokumen sebagai berikut:
a. Surat Permintaaan Pembayaran (SPP)
b. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
(6) Pencairan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Point b yang melalu
penyedian barang dan Jasa dilampiri dokumen sebagai berikut:
c. Surat Perintah Pembayaran (SPP)
d. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
e. pernyataan tanggung jawab belanja; dan
f. lampiran bukti Penerimaan Barang dan Jasa
(7) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan
pengadaan barang dan jasa secara swakelola penggunaanya tidak lebih
dari sepuluh ( 10 ) hari kerja
(8) Dalam hal penggunaan anggaran belum dilakukan dalam waktu sepuluh
(10) hari kerja Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan wajib mengembalikan
dana kepada Kaur Keuangan untuk disimpan dalam kas Desa
(9) Dalam hal pencairan dana sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat
(5) kaur keuangan mencatat dalam buku kas umum dan buku pembantu
panjar
(10) Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
Pasal 32
(1) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Sekretaris Desa berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran diajukan oleh
pelaksana kegiatan;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang
tercantum dalam permintaan pembayaran;
c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
d. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan
apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan
e. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi Sekretaris Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menyetujui permintaan
pembayaran dan Kaur Keuangan melakukan pembayaran;
(2) Pembayaran yang telah dilakukan sebagaimana pada ayat (2) selanjutnya
Kaur Keuangan melakukan pencatatan pengeluaran.
Pasal 33
Kaur Keuangan Desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB IX
PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN DANA DESA
Pasal 34
(1) Penatausahaan dilakukan oleh Kaur Keuangan Desa;
(2) Kaur Keuangan Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara
tertib;
(3) Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menggunakan sistem pengelolaan keuangan Desa.
(4) Sistem pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pasal (3) di
laksanakan oleh pengelola keuangan Desa yang memberikan informasi
tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa yang akuntabel dan
sesuai peraturan perundang undangan.
Pasal 35
Apabila kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana anggaran
dan biaya, dan/atau terjadi selisih kurang lebih, maka selisih kurang lebih
tersebut dikembalikan ke Kas Desa.
Pasal 36
(1) Kepala Desa melalui Camat menyampaikan laporan realisasi penyerapan
dan capaian output Dana Desa semester I dan semester II kepada Bupati
cq. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah dengan tembusan Dinas Sosial Pemberdayaan
Masyarakat Desa dan Inspektorat Kabupaten.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:
a. Semester I paling lambat minggu kedua bulan Juli Tahun berjalan;
b. Semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari Tahun
berikutnya.
BAB X
SANKSI
Pasal 37
(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa, dalam hal:
a. Bupati belum menerima dokumen APBDesa dan/atau laporan
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa semester
sebelumnya;
b. Terdapat Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih
dari 30% (tiga puluh persen); dan/atau
c. terdapat rekomendasi dari aparat pengawas fungsional Daerah.
(2) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan terhadap penyaluran Dana Desa tahap I tahun
anggaran berjalan sebesar Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran
sebelumnya.
(3) Dalam hal Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih
besar dari jumlah Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap I,
penyaluran Dana Desa tahap I tidak dilakukan
(4) Dalam hal sampai dengan minggu pertama bulan Juli tahun anggaran
berjalan sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya masih lebih
besar dari 30% (tiga puluh persen), penyaluran Dana Desa yang ditunda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan dan menjadi
sisa Dana Desa di RKUN.
(5) Bupati melaporkan Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) kepada Kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(6) Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.
(7) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disampaikan
oleh aparat pengawas fungsional di daerah dalam hal terdapat potensi
atau telah terjadi penyimpangan penyaluran dan/atau penggunaan Dana
Desa.
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan kepada
Bupati dengan tembusan kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa sebelum batas waktu tahapan penyaluran.
Pasal 38
(1) Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda dalam hal:
a. dokumen APBDesa dan/atau laporan realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa semester sebelumnya telah diterima;
b. sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya kurang dari atau
sama dengan 30%; dan
c. terdapat tindak lanjut atas rekomendasi dari aparat pengawas
fungsional daerah.
(2) Dalam hal penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (1) huruf a dan huruf c berlangsung sampai dengan
berakhirnya Tahun anggaran Dana Desa tidak dapat disalurkan lagi ke
RKD dan menjadi sisa Dana Desa di RKUN.
(3) Bupati melaporkan sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
(4) Bupati menyampaikan kepada Kepala Desa yang bersangkutan mengenai
Dana Desa yang ditunda penyalurannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling lambat akhir bulan November tahun anggaran berjalan dan
agar dianggarkan kembali dalam rancangan APBDesa tahun anggaran
berikutnya.
(5) Dalam hal Desa telah memenuhi persyaratan penyaluran sebelum minggu
pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan, Bupati menyampaikan
permintaan penyaluran sisa Dana Desa tahap I yang belum disalurkan
dari RKUN ke RKD kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
anggaran berjalan.
Pasal 39
(1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal setelah
dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) huruf b, masih terdapat sisa Dana
Desa di RKD lebih dari 30% (tiga puluh persen).
(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
(3) Bupati melaporkan pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 41
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
membina dan mengawasi penetapan prioritas penggunaan Dana Desa.
(2) Dalam rangka pembinaan penggunaan Dana Desa Bupati
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa.
(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada
ayat (2) bupati mendelegasikan kepada Camat.
(4) Camat melakukan tugas pembinaan, pengawasan dan monitoring dalam
penggunaan Dana Desa.
(5) Pemerintah Desa dan BPD melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi
penggunaan Dana Desa dibahas dalam Musyawarah Desa, disesuaikan
dengan format laporan Desa yang berlaku secara berkala.
(6) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh Camat yang berwenang dan disampaikan kepada Bupati
Cq. Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan di tembuskan
ke Inspektorat Kabupaten melalui sistem pelaporan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Takalar.
Ditetapkan di Takalar
pada tanggal, 29 Desember 2020
BUPATI TAKALAR
SYAMSARI
Diundangkan di Takalar
pada tanggal, 29 Desember 2020
Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar
ARSYAD
BERITA DAERAH KABUPATEN TAKALAR TAHUN 2020 NOMOR 37
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PRIORITAS PENGGUNAAN
DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2021
Ditetapkan di Takalar
Pada Tanggal, 29 Desember 2020
BUPATI TAKALAR
SYAMSARI
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN ANGGARAN 2021
PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021
BAB I PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menimbulkan korban
jiwa, dan kerugian material yang semakin besar, sehingga berimplikasi
pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan
Dana Desa Tahun 2020 telah diprioritaskan untuk penanganan COVID-19.
Kegiatannya berupa Desa tanggap Covid 19, Padat Karya Tunai Desa, dan
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa. Selanjutnya, untuk memperkuat
adaptasi kebiasaan baru dan pemulihan ekonomi di Desa, penggunaan
Dana Desa Tahun 2020 juga difokuskan untuk membiayai Desa Aman
COVID-19 dan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) untuk pemberdayaan
ekonomi Desa melalui badan usaha milik desa.
Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 tetap diarahkan pada jaring
pengaman sosial, Desa Aman COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional
yang mencakup sektor strategis nasional. Sektor strategis nasional
meliputi:
1 . sarana/prasarana energi;
2 . sarana/prasarana komunikasi;
3 . sarana/prasarana pariwisata;
4 . pencegahan stunting; dan
5 . pengembangan Desa inklusif.
B . Tujuan
1 . Memberikan arah Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021
untuk pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan
adaptasi kebiasaan baru untuk mendukung pencapaian SDGs Desa.
2 . Mengatur Prioritas Penggunaan Dana Desa, Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa, publikasi dan pelaporan, serta pembinaan,
pemantauan, dan evaluasi Prioritas Penggunaan Dana Desa.
C . Prinsip-Prinsip
Prioritas Penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip:
1 . Kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat
dan martabat manusia;
2 . Keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan
kepentingan seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;
3 . Kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan
terhadap keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai
pembentuk kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan
universal;
4 . Keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang
lestari untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan
5 . Kepentingan nasional adalah pengutamaan pelaksanaan
kebijakan strategis nasional untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
BAB II
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
A. SDGs Desa
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan
Desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan
berkelanjutan adalah pembangunan Desa untuk pemenuhan kebutuhan
saat ini dilakukan tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
Desa di masa depan.
Untuk mengoperasionalkan tujuan pembangunan Desa yang
dimandatkan oleh Undang-Undang Desa, maka penggunaan Dana Desa
diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan) tipologi Desa dan 18
(delapan belas) tujuan SDGs Desa sebagai berikut:
1. Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan
SDGs Desa 1: Desa tanpa kemiskinan; dan
SDGs Desa 2: Desa tanpa kelaparan.
2. Desa ekonomi tumbuh merata
SDGs Desa 3: pertumbuhan ekonomi Desa merata;
SDGs Desa 4: infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;
SDGs Desa 5: desa tanpa kesenjangan; dan
SDGs Desa 6: konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.
3. Desa peduli kesehatan
SDGs Desa 7: Desa sehat dan sejahtera;
SDGs Desa 8: Desa layak air bersih dan sanitasi; dan
SDGs Desa 9: kawasan permukiman Desa aman dan nyaman.
4. Desa peduli lingkungan
SDGs Desa 10: Desa berenergi bersih dan terbarukan;
SDGs Desa 11: Desa tanggap perubahan iklim;
SDGs Desa 12: Desa peduli lingkungan laut; dan
SDGs Desa 13: Desa peduli lingkungan darat.
5. Desa peduli pendidikan
SDGs Desa 14: pendidikan Desa berkualitas.
6. Desa ramah perempuan
SDGs Desa 15: keterlibatan perempuan Desa.
7. Desa berjejaring
SDGs Desa 16: kemitraan untuk pembangunan Desa.
8. Desa tanggap budaya
SDGs Desa 17: Desa damai berkeadilan; dan
SDGs Desa 18: kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
A. Kewenangan Desa
1. Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan berdasarkan peraturan
Desa mengatur mengenai Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
2. Apabila Desa tidak memiliki peraturan Desa mengatur mengenai
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa, maka dasar penentuan Prioritas Penggunaan Dana
Desa adalah peraturan bupati/wali kota tentang daftar Kewenangan
Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Apabila tidak memiliki peraturan bupati/wali kota Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa,
maka Desa tetap dapat menentukan Prioritas Penggunaan Dana Desa
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini.
B. Swakelola
1. Program dan/atau kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus
dilaksanakan secara swakelola oleh Desa sesuai ketentuan Peraturan
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Desa dalam melaksanakan swakelola penggunaan Dana Desa dapat
melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa di Desa.
3. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat Desa misalnya: studi
banding, pelatihan pra-tugas kepala Desa, pengembangan kapasitas
badan pemberdayaan Desa yang didanai Dana Desa dilaksanakan
secara swakelola oleh Desa atau badan kerjasama antar-Desa, dan
dilarang dikerjakan oleh pihak ketiga.
SYAMSARI
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN ANGGARAN 2021
02.03.09 Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Desa
02.03.10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Lingkungan Permukiman (Dipilih)
02.03.11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Usaha Tani (Dipilih)
02.03.12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jembatan Milik Desa (Dipilih)
02.03.13 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana
Jalan Desa (Gorong, selokan dll)
02.03.14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai
Desa/Balai Kemasyarakatan (Dipilih)
02.03.15 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pemakaman
Milik Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan
02.03.16 Pembuatan/Pemutakhiran Peta Wilayah dan Sosial
Desa (Dipilih)
02.03.17 Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Desa
02.06.05 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana & Prasarana Transportasi Desa (dipilih)
02.07. Sub Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
02.07.01 Pemeiliharaan Sarana dan Prasarana Energi Alternatif
Desa
02.07.02 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana &
Prasarana Energi Alternatif Desa
02.07.03 Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa
BUPATI TAKALAR
SYAMSARI