Anda di halaman 1dari 41

BUPATI TAKALAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN


PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020

TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN PENYALURAN DAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI TAKALAR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan


Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir
kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tentang Dana Desa Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Bupati menetapkan rincian Dana Desa untuk setiap
Desa;
b. bahwa untuk mengurangi dampak sosial dan
ekonomi masyarakat serta terhambatnya
pembangunan desa akibat pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) perlu melakukan adaptasi
kebiasaaan baru di desa dan untuk menghadapi
ancaman yang membahayakan sistem perekonomian
negara dan/atau stabilitas sistem keuangan perlu
perlu melaksanakan kebijakan keuangan negara dan
stabilitas sistem keuangan untuk penanganan
pandemi Corona Virus Diseasee 2019 (COVID-19)
termasuk didalamx Dana Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan
Peraturan Bupati Takalar tentang Tata Cara
Pembagian dan Prioritas Penggunaan Dana Desa di
Kabupaten Takalar Tahun Anggaran 2021.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan daerah tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1Tahun 2020 tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitasi Sistem Keuangan
untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558), sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1037);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
10. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1035);
12. Peraturan Bupati Takalar Nomor 02 Tahun 2019
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Berita
Daerah Kabupaten Takalar Tahun 2019 Nomor );

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA
PEMBAGIAN PENYALURAN DAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2021

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Bupati adalah Bupati Takalar.
2. Daerah adalah Kabupaten Takalar.
3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
8. Kaur Keuangan Desa adalah Perangkat Desa yang ditunjuk oleh Kepala
Desa yang menjalankan fungsi kebendaharaan, untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, membayarkan dan
mempertanggungjawabkan keuangan Desa dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
9. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah unsur pembantu
Bupati dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
10. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
11. Dana Desa Minimal yang selanjutnya disingkat DDM adalah pembagian
Dana Desa secara merata setiap Desa.
12. Dana Desa Proporsional yang selanjutnya disingkat DDP adalah
pembagian Dana Desa yang diterima oleh Desa berdasarkan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan
geografis yang bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah yang di
bahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
15. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD adalah
rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
16. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disingkat RKD adalah rekening
tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh
penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
Desa pada bank yang ditetapkan.
17. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya
disingkat RPJMDesa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk
jangka waktu 6 (enam) Tahun.
18. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disingkat RKPDesa
adalah penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) Tahun.
19. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUMDesa adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
20. Sisa Dana Desa adalah Dana Desa yang disalurkan oleh Pemerintah
Daerah kepada Desa yang tidak habis digunakan oleh Desa sampai akhir
tahun anggaran dan menjadi bagian dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran APBDesa.
21. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan program dan kegiatan
yang didahulukan dan diutamakan dari pada pilihan kegiatan lainnya
untuk dibiayai dengan Dana Desa.
22. Kewenangan lokal bereskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa, mampu dan efektif dijalankan oleh Desa, atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.
23. Tipologi Desa adalah merupakan fakta, karakteristik dan kondisi nyata
yang khas keadaan terkini di Desa maupun keadaan yang berubah
berkembang dan diharapkan terjadi di masa depan (visi Desa).
24. Desa Mandiri adalah Desa maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup
dan kehidupan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Desa
dengan ketahanan ekonomi dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan.
25. Desa Maju adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan
menanggulangi kemiskinan.
26. Desa Berkembang adalah Desa potensial menjadi Desa Maju yang
memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi tetapi belum
mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi
kemiskinan.
27. Desa Tertinggal adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi dan ekologi tetapi belum atau kurang mengelolanya dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia
serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
28. Desa Sangat Tertinggal adalah Desa yang mengalami kerentanan karena
masalah bencana alam, goncangan ekonomi dan konflik sosial sehingga
tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi dan
ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.yang
bersifat marginal.
29. Padat Karya Tunai Desa yang selanjutnya di singkat PKTD adalah
kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya yang miskin dan
marginal, yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan
sumberdaya, tenaga kerja , dan teknologi lokal yang memberikan
tambahan upah/pendapatan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat
30. Produk Unggulan Desa dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan adalah
upaya membentuk, memperkuat dan memperluas usaha-usaha ekonomi
yang difokuskan pada satu produk unggulan di wilayah Desa atau di
wilayah antar-Desa yang dikelola melalui kerjasama antar Desa.
31. Jaring Komunitas Wira Desa adalah suatu upaya mengarusutamakan
penguatan kapasitas dan kapabilitas manusia sebagai intisari
pembangunan Desa sehingga masyarakat Desa menjadi subyek yang
berdaulat atas pilihan-pilihan yang diputuskan secara mandiri.
32. Lumbung Ekonomi Desa adalah upaya mengoptimalkan sumberdaya
Desa secara mandiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan Desa.
33. Pandemi COVID-19 adalah bencana yang disebabkan oleh faktor
nonalam yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat Desa,
sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia serta dampak sosial,
ekonomi, kesehatan dan kejiwaan atau psikologis manusia.
34. Desa Aman COVID-19 adalah kondisi kehidupan Desa yang tetap
produktif di tengah Pandemi COVID-19 dengan kedisiplinan warga
menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga
jarak fisik, dan cuci tangan.
35. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa adalah kegiatan pemberian
bantuan langsung berupa dana tunai yang bersumber dari Dana Desa
kepada keluarga penerima manfaat dengan kriteria yang disepakati dan
diputuskan melalui musyawarah Desa yang selanjutnya disingkat BLT-
DD
36. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan
dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan,
Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan,
Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian
Tujuan Pembangunan

BAB II
MAKSUD TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
Pengaturan Prioritas Dana Desa bertujuan untuk:
a. Pedoman umum pelaksanaan penggunaan dana desa Tahun 2021
b. Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat dalam pemantauan dan
evaluasi penggunaan Dana Desa;
c. Memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam
memfasilitasi peggunaan Dana Desa melalui pendampingan masyarakat
Desa;
d. Memberikan acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam membina dan
memfasilitasi penggunaan Dana Desa; dan
e. Memberikan acuan bagi Desa dalam menyelenggarakan Kewenangan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang dibiayai Dana
Desa;
Pasal 3
Prioritas penggunaan Dana di dasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Kemanusiaan;
b. Keadilan;
c. Kebhinekaan;
d. Keseimbangan alam; dan
e. Kepentingan nasional;

BAB III
PENETAPAN RINCIAN DANA DESA

Pasal 4
Rincian Dana Desa setiap Desa Tahun Anggaran 2021 dialokasikan secara
merata dan berkeadilan berdasarkan:

a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi;
c. Alokasi Kinerja; dan
d. Alokasi Formula.

Pasal 5
Alokasi dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,
dihitung berdasarkan alokasi dasar per Kabupaten dibagi jumlah Desa
sebesar 65 % (enam puluh lima persen), berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.
Pasal 6
(1) Alokasi afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b diberikan kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggalyang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.

(2) Besaran alokasi afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.

Pasal 7

Alokasi kinerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c, dibagi kepada


Desa dengan kinerja terbaik dalam pengelolaan keuangan Desa, pengelolaan
Dana Desa, capaian keluaran (output) Dana Desa dan capaian hasil
(outcome) pembangunan Desa.

Pasal 8

Penghitungan alokasi kinerja setiap Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal


7 dilakukan dengan menggunakan bobot sebagai berikut:

a. Pengelolaan keuangan Desa dengan bobot 20%;


b. Pengelolaan Dana Desa dengan bobot 20%;
c. Capaian keluaran (output) Dana Desa dengan bobot 25%; dan
d. Capaian hasil (outcome) pembangunan Desa dengan bobot 35%.
Pasal 9
(1) Pengelolaan keuangan Desa sebagaimana pada pasal 8 huruf a dinilai
dari perubahan rasio PADes terhadap total pendapatan APBDes dan
rasio belanja bidang pembangunan dan pemberdayaan terhadap bidang
APBDes.
(2) Pengeloaan Dana Desa sebagaiman pada pasal 8 huruf b dinilai dari
persentase kesesuaian bidang pembangunan dan pemberdayaan sebagai
prioritas Dana Desa terhadap total Dana Desa dan persentase
pengadaan barang jasa Dana Desa secara swakelola.
(3) Capaian keluaran (output) Dana Desa sebagaimana pada pasal 8 huruf c
dinilai dari persentase realisasi anggaran Dana Desa dan persentase
capaian output Dana Desa.
(4) Capaian hasil (outcome) pembangunan Desa sebagaimana pada pasal 8
huruf d dinilai dari perubahan skor IDM, perubahan status Desa, status
Desa terakhir, dan perbaikan jumlah penduduk miskin.
Pasal 10

Alokasi formula sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf d, dihitung


berdasarkan data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan
indeks kesulitan geografis yang bersumber dari kementerian yang
berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik.
Pasal 11
Penghitungan alokasi formula setiap Desa sebagaimana dimaksud pada
Pasal 10 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

AF Desa = {(0,10 * Z1) + (0,50 * Z2) + (0,15 * Z3) + (0,25 * Z4)} * AF Kab/Kota

Keterangan:

AF Desa = Alokasi Formula setiap Desa

Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total


penduduk Desa Kabupaten Takalar

Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total


penduduk miskin Desa Kabupaten Takalar

Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap total luas


wilayahDesa Kabupaten Takalar

Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap IKG Desa Kabupaten


Takalar

AF Kab/Kota = Alokasi Formula Kabupaten Takalar

Pasal 12

Penetapan Rincian Dana Desa untuk setiap Desa Tahun Anggaran 2021
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV
PENYALURAN DANA DESA

Pasal 13

(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dari Rekening Kas Umum Negara ke
Rekening Kas Desa melalui REKENING Kas Umum Daerah.

(2) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD dilaksanakan dengan


pemindah bukuan dari KPPN selaku KPA penyaluran Dana Desa dengan
Tahapan :

a. Tahap I sebesar 40% (empat puluh persen)


b. Tahap II Sebesar 40% (empat Puluh persen)
c. Tahap III sebesar 20% (dua puluh persen)

(3) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
setelah Bupati mengajukan peraturan Bupati tentang tata cara
pembagian Dana Desa dan prioritas Dana Desa setiap Desa, Peraturan
Desa mengenai APBDes dari Kepala Desa yang telah di verifikasi oleh
Camat, Peraturan Desa tentang RKP Desa Tahun Anggaran 2021, surat
kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati dan telah memenuhi
persyaratan lainnya.
(4) Surat Kuasa Pemindahbukuan sebagai mana di maksud pada ayat (3) di
tanda tangani oleh Bupati atau wakil Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(5) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD tahap II sebagai mana
dimaksud ayat (2) huruf (b) dilaksanakan setelah Bupati menerima
laporan realisasi penyerapan menunjukkan paling sedikit 50% (lima
puluh persen) dan capaian output Dana Desa tahap I rata rata 35% (tiga
puluh lima persen) dari Kepala Desa.
(6) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD tahap III sebagai mana
dimaksud ayat (2) huruf (c) dilaksanakan setelah Bupati Takalar
menerima laporan realisasi penyerapan paling sedikit 90% (sembilan
puluh persen) dan capaian output Dana Desa rata rata 75% (tujuh puluh
lima persen) sampai dengan tahap II dari Kepala Desa serta laporan
konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran
sebelumnya.
(7) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6)
dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian output dari seluruh
kegiatan.
(8) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian output
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dilakukan sesuai
dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian
output, volume output, cara pengadaan dan capaian output.
(9) Dalam hal tabel referensi data sebagaimana dimaksudpada ayat (8)
belum memenuhi kebutuhan input data Kepala Desa dapat
memutakhirkan tabel referensi data dengan mengacu pada peraturan
yang diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga terkait.
(10) Laporan realisasi dan capaian output Dana Desa di verifikasi oleh
Camat.
(11) Dokumen sebagai mana di maksud pada ayat (3) ayat (5) dan ayat (6)
dalam bentuk dokumen fisik (hard copy) dan dokumen elektronik
(softcopy).
(12) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana di maksud pada pasal (11)
diolah melalui aplikasi yang di sediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Negara.

BAB V

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

Pasal 14
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) huruf a diatur dan diurus oleh Desa berdasarkan kewenangan
Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian
SDGs Desa melalui:
a. pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;
b. program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa;dan
c. adaptasi kebiasaan baru Desa.
Pasal 15

(1) Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai


kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
huruf a diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa:

a. pembentukan, pengembangan, dan revitalisasi badan usaha milik


Desa/badan usaha milik Desa bersama untuk pertumbuhan ekonomi
Desa merata;
b. penyediaan listrik Desa untuk mewujudkan Desa berenergi bersih
dan terbarukan; dan
c. pengembangan usaha ekonomi produktif yang diutamakan
dikelola badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa bersama
untuk mewujudkan konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.
(2) Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai
kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
huruf b diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa:
a. pendataan Desa, pemetaan potensi dan sumber daya, dan
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya
memperluas kemitraan untuk pembangunan Desa;
b. pengembangan Desa wisata untuk pertumbuhan ekonomi
Desa merata;
c. penguatan ketahanan pangan dan pencegahan stunting di Desa
untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan; dan
d. Desa inklusif untuk meningkatkan keterlibatan perempuan
Desa, Desa damai berkeadilan, serta mewujudkan kelembagaan
Desa dinamis dan budayaDesa adaptif.
(3) Penggunaan Dana Desa untuk adaptasi kebiasaan baru Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c diprioritaskan
untuk pencapaian SDGs Desa:
a. mewujudkan Desa sehat dan sejahtera melalui Desa Aman
COVID-19; dan
b. mewujudkan Desa tanpa kemiskinan melalui Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa.
(4) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang
undangan.
(5) Prioritas penggunaaan Dana Desa sebagaimana dimaksud wajib
dipublikasikan oleh Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa di ruang
publik yang dapat diakses masyarakat Desa.
Pasal 16

(1) Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.


(2) Pemerintah Daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan
Dana Desa.
Pasal 17

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14


sampai dengan Pasal 15 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 18

(1) Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 ayat (3) huruf b dibahas dan disepakati melalui Musyawarah
Desa.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan
kesepakatan mengenai Prioritas Penggunaan Dana Desa yang dituangkan
dalam berita acara.
(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi pedoman
Pemerintah Desa dalam penyusunan Peraturan Desa yang mengatur
mengenai RKP Desa.
(4) Dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mengikuti tahapan perencanaan
pembangunan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pedoman umum pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 19

(1) Pelaksanaan program dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 15 ayat (2) dilakukan melalui swakelola dengan mendayagunakan
sumber daya lokal Desa.
(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan
menggunakan pola PKTD.
(3) Pendanaan Padat Karya Tunai Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dialokasikan untuk upah pekerja paling sedikit 50% (lima puluh
persen) dari dana kegiatan PKTD.
(4) Dana Desa yang digunakan untuk mendanai pengembangan
kapasitas masyarakat dilakukan melalui swakelola oleh Desa atau badan
kerja sama antar-Desa.
(5) Swakelola oleh badan kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 20

(1) Pelaksanaan program dan/atau kegiatan melalui swakelola sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dapat dilakukan dengan cara kerja
sama antar desa dan/atau kerja sama desa dengan pihak ketiga
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal dibutuhkan adanya kerjasama antara desa dengan
kelurahan untuk melaksanakan program dan/atau kegiatan melalui
swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

(1) Masyarakat Desa berpartisipasi dalam penetapan Prioritas Penggunaan


Dana Desa.
(2) Partisipasi masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara:

a. terlibat aktif dalam setiap tahapan penyusunan Prioritas


Penggunaan Dana Desa;
b. menyampaikan usulan program dan/atau kegiatan;
c. memastikan prioritas penggunaan Dana Desa ditetapkan
dalam dokumen RKP Desa dan APB Desa; dan
d. ikut serta mensosialisasikan Prioritas Penggunaan Dana Desa.
(3) Pemerintah Desa berkewajiban untuk melibatkan masyarakat
dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.

Pasal 22

(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa menjadi bagian dari RKP Desa.
(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berdasarkan:
a. data yang disediakan oleh Kementerian; dan
b. aspirasi masyarakat Desa.
(3) RKP Desa yang memuat Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan APB Desa.
BAB VI
PUBLIKASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Publikasi
Pasal 23

(1) Pemerintah Desa wajib mempublikasikan penetapan Prioritas


Penggunaan Dana Desa.
(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. hasil Musyawarah Desa; dan
b. data Desa, peta potensi dan sumber daya pembangunan,
dokumen RPJM Desa, dokumen RKP Desa, Prioritas Penggunaan
Dana Desa, dan dokumen APB Desa.
(3) Publikasi APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling
sedikit memuat nama kegiatan, lokasi kegiatan, dan besaran anggaran.
Pasal 24
(1) Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dilakukan di ruang publik
yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.
(2) Publikasi penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan secara
swakelola dan partisipatif.
(3) Dalam hal Pemerintah Desa tidak mempublikasikan penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa di ruang publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) badan permusyawaratan Desa menyampaikan teguran lisan
dan/atau tertulis.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 25
(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penetapan prioritas
penggunaan Dana Desa kepada Bupati.
(2) Laporan Penetapan prioritas pengunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

a. berita acara hasil kesepakatan tentang prioritas penggunaan Dana


Desa;dan
b. daftar prioritas usulan penggunaan Dana Desa.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat disampaikan dalam
bentuk dokumen digital menggunakan aplikasi daring berbasis
elektronik melalui Sistem Informasi PembangunanDesa.
(4) Bupati menyampaikan laporan konsolidasi/rekapitulasi penetapan
prioritas penggunaan Dana Desa disertai dengan soft copy kertas kerja
(5) berdasar APBDesa setiap Desa kepada Menteri Dalam Negeri c.q.
Direktorat Jendral Bina Pemerintahan Desa.
(6) Kepala Desa yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi administratif sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pasal 26

(1) Laporan Penetapan prioritas pengunaan Dana Desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) disusun sesuai dengan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
(2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) difasilitasi
oleh Tenaga Pendamping Profesional.
(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah penetapan prioritas penggunaan
Dana Desa.
(4) Organisasi Perangkat Daerah yang menangani bidang Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa mengolah dan mengevaluasi laporan
penetapan prioritas penggunaan DanaDesa.
BAB VII
PENGELOLAAN KEUANGAN DANA DESA
Pasal 27
Pengelolaan keuangan Dana Desa merupakan satu kesatuan dengan APBDesa
yang dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dalam
masa 1 (satu) Tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari 2021 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2021.
Pasal 28
(1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah.
(2) Bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul
dari penggunaan bukti.
(3) Pengeluaran Kas Desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat
dilakukan sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
BAB VIII
PELAKSANAAN
Pasal 29
(1) Semua penerimaan dan pengeluaran Desa dalam rangka pelaksanaan
kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas Desa.
(2) Semua penerimaan dan pengeluaran Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
Pasal 30
(1) Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA ) yang terdiri dari Rencana Kegiatan dan
Anggaran Desa, Rencana Kerja Kegiatan Desa dan Rencana Anggaran
Biaya;
(2) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang terdiri dari Rencana
Kegiatan dan Anggaran Desa, Rencana Kerja Kegiatan Desa dan Rencana
Anggaran Biaya; Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh
Sekretaris Desa dan disahkan oleh Kepala Desa;
Pasal 31

(1) Berdasarkan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) rencana anggaran


biaya, pelaksana kegiatan ( Kaur dan Kasi ) mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa;
(2) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk belanja barang dan/atau
jasa dilakukan berupa SPP panjar untuk belanja barang/jasa yang masih
dalam proses pengadaan atau pekerjaan, atau barang dan/atau jasa
belum diterima dan/ atau SPP defenitif untuk belanja barang dan/atau
jasa diterima.
(3) Kaur dan kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP
sebagaimana yang dimaksud point satu (1) dalam setiap pelaksanaan
kegiatan anggaran sesuai dengan periode yang tercamtum dalam DPA
dengan nominal sama besar atau kurang dari yang tertera dalam DPA

(4) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
didasarkan pada tata cara pengadaan barang dan jasa yaitu :
a. Pengadaan melalui swakelola dan atau
b. Melalui penyedia barang dan Jasa
(5) Pencairan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Point a yang melalu
penyedian barang dan Jasa dilampiri dokumen sebagai berikut:
a. Surat Permintaaan Pembayaran (SPP)
b. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
(6) Pencairan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Point b yang melalu
penyedian barang dan Jasa dilampiri dokumen sebagai berikut:
c. Surat Perintah Pembayaran (SPP)
d. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
e. pernyataan tanggung jawab belanja; dan
f. lampiran bukti Penerimaan Barang dan Jasa
(7) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan
pengadaan barang dan jasa secara swakelola penggunaanya tidak lebih
dari sepuluh ( 10 ) hari kerja
(8) Dalam hal penggunaan anggaran belum dilakukan dalam waktu sepuluh
(10) hari kerja Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan wajib mengembalikan
dana kepada Kaur Keuangan untuk disimpan dalam kas Desa
(9) Dalam hal pencairan dana sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat
(5) kaur keuangan mencatat dalam buku kas umum dan buku pembantu
panjar
(10) Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
Pasal 32
(1) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Sekretaris Desa berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran diajukan oleh
pelaksana kegiatan;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang
tercantum dalam permintaan pembayaran;
c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
d. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan
apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan
e. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi Sekretaris Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menyetujui permintaan
pembayaran dan Kaur Keuangan melakukan pembayaran;
(2) Pembayaran yang telah dilakukan sebagaimana pada ayat (2) selanjutnya
Kaur Keuangan melakukan pencatatan pengeluaran.
Pasal 33
Kaur Keuangan Desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB IX
PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN DANA DESA
Pasal 34
(1) Penatausahaan dilakukan oleh Kaur Keuangan Desa;
(2) Kaur Keuangan Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara
tertib;
(3) Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), menggunakan sistem pengelolaan keuangan Desa.
(4) Sistem pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pasal (3) di
laksanakan oleh pengelola keuangan Desa yang memberikan informasi
tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa yang akuntabel dan
sesuai peraturan perundang undangan.
Pasal 35
Apabila kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana anggaran
dan biaya, dan/atau terjadi selisih kurang lebih, maka selisih kurang lebih
tersebut dikembalikan ke Kas Desa.
Pasal 36
(1) Kepala Desa melalui Camat menyampaikan laporan realisasi penyerapan
dan capaian output Dana Desa semester I dan semester II kepada Bupati
cq. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah dengan tembusan Dinas Sosial Pemberdayaan
Masyarakat Desa dan Inspektorat Kabupaten.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:
a. Semester I paling lambat minggu kedua bulan Juli Tahun berjalan;
b. Semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari Tahun
berikutnya.
BAB X
SANKSI
Pasal 37
(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa, dalam hal:
a. Bupati belum menerima dokumen APBDesa dan/atau laporan
realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa semester
sebelumnya;
b. Terdapat Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih
dari 30% (tiga puluh persen); dan/atau
c. terdapat rekomendasi dari aparat pengawas fungsional Daerah.
(2) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan terhadap penyaluran Dana Desa tahap I tahun
anggaran berjalan sebesar Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran
sebelumnya.
(3) Dalam hal Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih
besar dari jumlah Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap I,
penyaluran Dana Desa tahap I tidak dilakukan
(4) Dalam hal sampai dengan minggu pertama bulan Juli tahun anggaran
berjalan sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya masih lebih
besar dari 30% (tiga puluh persen), penyaluran Dana Desa yang ditunda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan dan menjadi
sisa Dana Desa di RKUN.
(5) Bupati melaporkan Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) kepada Kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(6) Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.
(7) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disampaikan
oleh aparat pengawas fungsional di daerah dalam hal terdapat potensi
atau telah terjadi penyimpangan penyaluran dan/atau penggunaan Dana
Desa.
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan kepada
Bupati dengan tembusan kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa sebelum batas waktu tahapan penyaluran.
Pasal 38
(1) Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda dalam hal:
a. dokumen APBDesa dan/atau laporan realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa semester sebelumnya telah diterima;
b. sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya kurang dari atau
sama dengan 30%; dan
c. terdapat tindak lanjut atas rekomendasi dari aparat pengawas
fungsional daerah.
(2) Dalam hal penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (1) huruf a dan huruf c berlangsung sampai dengan
berakhirnya Tahun anggaran Dana Desa tidak dapat disalurkan lagi ke
RKD dan menjadi sisa Dana Desa di RKUN.
(3) Bupati melaporkan sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
(4) Bupati menyampaikan kepada Kepala Desa yang bersangkutan mengenai
Dana Desa yang ditunda penyalurannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling lambat akhir bulan November tahun anggaran berjalan dan
agar dianggarkan kembali dalam rancangan APBDesa tahun anggaran
berikutnya.
(5) Dalam hal Desa telah memenuhi persyaratan penyaluran sebelum minggu
pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan, Bupati menyampaikan
permintaan penyaluran sisa Dana Desa tahap I yang belum disalurkan
dari RKUN ke RKD kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
anggaran berjalan.
Pasal 39
(1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal setelah
dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) huruf b, masih terdapat sisa Dana
Desa di RKD lebih dari 30% (tiga puluh persen).
(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
(3) Bupati melaporkan pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa.

BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 41
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
membina dan mengawasi penetapan prioritas penggunaan Dana Desa.
(2) Dalam rangka pembinaan penggunaan Dana Desa Bupati
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa.
(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada
ayat (2) bupati mendelegasikan kepada Camat.
(4) Camat melakukan tugas pembinaan, pengawasan dan monitoring dalam
penggunaan Dana Desa.
(5) Pemerintah Desa dan BPD melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi
penggunaan Dana Desa dibahas dalam Musyawarah Desa, disesuaikan
dengan format laporan Desa yang berlaku secara berkala.
(6) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh Camat yang berwenang dan disampaikan kepada Bupati
Cq. Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan di tembuskan
ke Inspektorat Kabupaten melalui sistem pelaporan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Takalar.

Ditetapkan di Takalar
pada tanggal, 29 Desember 2020

BUPATI TAKALAR

SYAMSARI

Diundangkan di Takalar
pada tanggal, 29 Desember 2020
Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar

ARSYAD
BERITA DAERAH KABUPATEN TAKALAR TAHUN 2020 NOMOR 37
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PRIORITAS PENGGUNAAN
DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2021

PAGU DANA DESA KABUPATEN TAKALAR TAHUN ANGGARAN 2021

(dalam ribuan rupiah)

Klasifikasi Alokasi Alokasi Pagu Dana Desa


Kecamatan Nama Desa Klaster Alokasi Dasar Desil Alokasi Formula
No. Desa IDM Afirmasi Kinerja per-Desa
JP JPM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Mappakasunggu Patani 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 247.665.000 889.239.000
2 Mappakasunggu Soreang 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 279.958.000 921.532.000
3 Mappakasunggu Pa'Batangang 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 260.890.000 902.464.000
4 Mangarabombang Lengkese 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 504.176.000 1.145.750.000
5 Mangarabombang Topejawa 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 612.324.000 1.253.898.000
6 Mangarabombang Lakatong 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 452.259.000 1.093.833.000
7 Mangarabombang Laikang 4 721.575.000 BERKEMBANG 10 - - 955.409.000 1.676.984.000
8 Mangarabombang Panyangkalang 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 556.211.000 1.197.785.000
9 Mangarabombang Banggae 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 522.661.000 1.164.235.000
10 Mangarabombang Bontomanai 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 645.407.000 1.286.981.000
11 Mangarabombang Bontoparang 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 396.535.000 1.038.109.000
12 Mangarabombang Pattopakang 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 599.153.000 1.240.727.000
13 Mangarabombang Punaga 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 671.819.000 1.313.393.000
14 Mangarabombang Cikoang 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - 288.153.000 615.863.000 1.545.590.000
15 Polombangkeng Selatan Moncongkomba 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - 288.153.000 503.811.000 1.433.538.000
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
16 Polombangkeng Selatan Cakura 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 442.645.000 1.084.219.000
17 Polombangkeng Selatan Lantang 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 667.416.000 1.308.990.000
18 Polombangkeng Selatan Su'Rulangi 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 345.388.000 986.962.000
19 Polombangkeng Utara Lassang 3 641.574.000 BERKEMBANG 6 - - 238.395.000 879.969.000
20 Polombangkeng Utara Kampung Beru 3 641.574.000 TERTINGGAL 8 171.591.000 - 374.548.000 1.187.713.000
21 Polombangkeng Utara Pa'Rappunganta 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 324.143.000 965.717.000
22 Polombangkeng Utara Towata 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - 288.153.000 544.985.000 1.474.712.000
23 Polombangkeng Utara Barugaya 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 1.410.185.000 2.051.759.000
24 Polombangkeng Utara Ko'Mara 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 546.394.000 1.187.968.000
25 Polombangkeng Utara Timbuseng 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 479.639.000 1.121.213.000
26 Polombangkeng Utara Massamaturu 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - 288.153.000 270.137.000 1.199.864.000
27 Polombangkeng Utara Parang Baddo 3 641.574.000 BERKEMBANG 5 - - 288.387.000 929.961.000
28 Polombangkeng Utara Lassang Barat 3 641.574.000 BERKEMBANG 6 - - 327.683.000 969.257.000
29 Polombangkeng Utara Balangtanaya 3 641.574.000 TERTINGGAL 9 171.591.000 - 481.524.000 1.294.689.000
30 Polombangkeng Utara Kale Ko'Mara 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 729.410.000 1.370.984.000
31 Galesong Selatan Bonto Kanang 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 509.140.000 1.150.714.000
32 Galesong Selatan Bontomarannu 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 315.411.000 956.985.000
33 Galesong Selatan Mangindara 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 349.619.000 991.193.000
34 Galesong Selatan Bontokassi 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 309.756.000 951.330.000
35 Galesong Selatan Bentang 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 192.857.000 834.431.000
36 Galesong Selatan Barangmamase 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 342.156.000 983.730.000
37 Galesong Selatan Sawakong 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 469.289.000 1.110.863.000
38 Galesong Selatan Popo 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 392.055.000 1.033.629.000
39 Galesong Selatan Tarowang 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 345.045.000 986.619.000
40 Galesong Selatan Kalukubodo 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 314.924.000 956.498.000
41 Galesong Selatan Kadatong 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 271.415.000 912.989.000
42 Galesong Selatan Kale Bentang 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 242.368.000 883.942.000
43 Galesong Utara Pakkabba 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 246.038.000 887.612.000
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
44 Galesong Utara Bontolanra 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 326.920.000 968.494.000
45 Galesong Utara Aeng Batu Batu 4 721.575.000 BERKEMBANG 10 - - 572.798.000 1.294.373.000
46 Galesong Utara Tamalate 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 418.694.000 1.060.268.000
47 Galesong Utara Tamasaju 4 721.575.000 BERKEMBANG 9 - - 356.605.000 1.078.180.000
48 Galesong Utara Bontosunggu 4 721.575.000 BERKEMBANG 10 - - 463.676.000 1.185.251.000
49 Galesong Utara Aeng Towa 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 275.002.000 916.576.000
50 Galesong Utara Bontokaddopepe 3 641.574.000 BERKEMBANG 6 - - 179.545.000 821.119.000
51 Galesong Utara Sampulungan 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 324.288.000 965.862.000
52 Sanrobone Laguruda 3 641.574.000 TERTINGGAL 8 171.591.000 - 350.950.000 1.164.115.000
53 Sanrobone Banyuanyara 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 428.177.000 1.069.751.000
54 Sanrobone Sanrobone 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 430.057.000 1.071.631.000
55 Sanrobone Paddinging 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 295.685.000 937.259.000
56 Sanrobone Ujung Baji 3 641.574.000 TERTINGGAL 10 171.591.000 - 524.057.000 1.337.222.000
57 Sanrobone Tonasa 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 491.759.000 1.133.333.000
58 Galesong Galesong Baru 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 480.229.000 1.121.803.000
59 Galesong Galesong Kota 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - 288.153.000 355.419.000 1.285.146.000
60 Galesong Bontoloe 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 306.195.000 947.769.000
61 Galesong Boddia 3 641.574.000 BERKEMBANG 10 - - 567.087.000 1.208.661.000
62 Galesong Bontomangape 3 641.574.000 BERKEMBANG 7 - - 191.575.000 833.149.000
63 Galesong Parangmata 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 251.170.000 892.744.000
64 Galesong Parambambe 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 410.465.000 1.052.039.000
65 Galesong Pa'Rasangang Beru 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 320.222.000 961.796.000
66 Galesong Pa'Lalakkang 4 721.575.000 BERKEMBANG 10 - - 687.634.000 1.409.209.000
67 Galesong Pattinoang 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 308.747.000 950.321.000
68 Galesong Kalenna Bontongape 3 641.574.000 BERKEMBANG 6 - - 261.988.000 903.562.000
69 Galesong Kalukuang 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - - 413.005.000 1.054.579.000
70 Galesong Mappakalompo 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 356.278.000 997.852.000
71 Galesong Campagaya 3 641.574.000 BERKEMBANG 5 - - 221.121.000 862.695.000
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
72 Kepulauan Tanakeke Mattiro Baji 2 561.574.000 TERTINGGAL 8 171.591.000 - 450.346.000 1.183.511.000
73 Kepulauan Tanakeke Maccini Baji 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - 288.153.000 345.165.000 1.274.892.000
74 Kepulauan Tanakeke Balangdatu 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - 288.153.000 434.378.000 1.364.105.000
75 Kepulauan Tanakeke Tompo Tanah 3 641.574.000 BERKEMBANG 8 - - 366.244.000 1.007.818.000
76 Kepulauan Tanakeke Rewataya 3 641.574.000 BERKEMBANG 9 - 288.153.000 484.721.000 1.414.448.000
Total 49.079.629.000 857.955.000 2.305.224.000 84.488.103.000

Ditetapkan di Takalar
Pada Tanggal, 29 Desember 2020

BUPATI TAKALAR

SYAMSARI
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN ANGGARAN 2021

PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menimbulkan korban
jiwa, dan kerugian material yang semakin besar, sehingga berimplikasi
pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan
Dana Desa Tahun 2020 telah diprioritaskan untuk penanganan COVID-19.
Kegiatannya berupa Desa tanggap Covid 19, Padat Karya Tunai Desa, dan
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa. Selanjutnya, untuk memperkuat
adaptasi kebiasaan baru dan pemulihan ekonomi di Desa, penggunaan
Dana Desa Tahun 2020 juga difokuskan untuk membiayai Desa Aman
COVID-19 dan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) untuk pemberdayaan
ekonomi Desa melalui badan usaha milik desa.
Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 tetap diarahkan pada jaring
pengaman sosial, Desa Aman COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional
yang mencakup sektor strategis nasional. Sektor strategis nasional
meliputi:
1 . sarana/prasarana energi;
2 . sarana/prasarana komunikasi;
3 . sarana/prasarana pariwisata;
4 . pencegahan stunting; dan
5 . pengembangan Desa inklusif.

B . Tujuan
1 . Memberikan arah Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021
untuk pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan
adaptasi kebiasaan baru untuk mendukung pencapaian SDGs Desa.
2 . Mengatur Prioritas Penggunaan Dana Desa, Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa, publikasi dan pelaporan, serta pembinaan,
pemantauan, dan evaluasi Prioritas Penggunaan Dana Desa.

C . Prinsip-Prinsip
Prioritas Penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip:
1 . Kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat
dan martabat manusia;
2 . Keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan
kepentingan seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;
3 . Kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan
terhadap keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai
pembentuk kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan
universal;
4 . Keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang
lestari untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan
5 . Kepentingan nasional adalah pengutamaan pelaksanaan
kebijakan strategis nasional untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
BAB II
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

A. SDGs Desa
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan
Desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan
berkelanjutan adalah pembangunan Desa untuk pemenuhan kebutuhan
saat ini dilakukan tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
Desa di masa depan.
Untuk mengoperasionalkan tujuan pembangunan Desa yang
dimandatkan oleh Undang-Undang Desa, maka penggunaan Dana Desa
diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan) tipologi Desa dan 18
(delapan belas) tujuan SDGs Desa sebagai berikut:
1. Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan
SDGs Desa 1: Desa tanpa kemiskinan; dan
SDGs Desa 2: Desa tanpa kelaparan.
2. Desa ekonomi tumbuh merata
SDGs Desa 3: pertumbuhan ekonomi Desa merata;
SDGs Desa 4: infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;
SDGs Desa 5: desa tanpa kesenjangan; dan
SDGs Desa 6: konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.
3. Desa peduli kesehatan
SDGs Desa 7: Desa sehat dan sejahtera;
SDGs Desa 8: Desa layak air bersih dan sanitasi; dan
SDGs Desa 9: kawasan permukiman Desa aman dan nyaman.
4. Desa peduli lingkungan
SDGs Desa 10: Desa berenergi bersih dan terbarukan;
SDGs Desa 11: Desa tanggap perubahan iklim;
SDGs Desa 12: Desa peduli lingkungan laut; dan
SDGs Desa 13: Desa peduli lingkungan darat.
5. Desa peduli pendidikan
SDGs Desa 14: pendidikan Desa berkualitas.
6. Desa ramah perempuan
SDGs Desa 15: keterlibatan perempuan Desa.
7. Desa berjejaring
SDGs Desa 16: kemitraan untuk pembangunan Desa.
8. Desa tanggap budaya
SDGs Desa 17: Desa damai berkeadilan; dan
SDGs Desa 18: kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Upaya pencapaian SDGs Desa dalam situasi dan kondisi Pandemi


COVID-19 tidaklah mudah, karena itulah, penggunaan Dana Desa 2021
diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang mendukung pencapaian 10
(sepuluh) SDGs Desa yang berkaitan dengan kegiatan pemulihan ekonomi
nasional; program prioritas nasional; dan adaptasi kebiasaan baru Desa.
10 (sepuluh) SGDs Desa tersebut adalah:
1) Desa tanpa kemiskinan;
2) Desa tanpa kelaparan;
3) Desa sehat sejahtera;
4) keterlibatan perempuan Desa;
5) Desa berenergi bersih dan terbarukan;
6) pertumbuhan ekonomi Desa merata;
7) konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan;
8) Desa damai berkeadilan;
9) kemitraan untuk pembangunan Desa; dan
10) kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif.

B. Pemulihan Ekonomi Nasional Sesuai Kewenangan Desa


Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi
nasional sesuai kewenangan Desa meliputi:
1. Pembentukan, pengembangan, dan revitalisasi badan usaha milik
Desa/badan usaha milik Desa bersama dan meliputi:
a. pendirian badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik
Desa bersama;
b. penyertaan modal badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha
milik Desa bersama;
c. penguatan permodalan badan usaha milik Desa dan/atau badan
usaha milik Desa bersama; dan
d. pengembangan usaha badan usaha milik Desa dan/atau badan
usaha milik Desa bersama yang difokuskan kepada
pembentukandan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
1) pengelolaan produk pertanian Peternakan dan Perikanan
Desa;
2) pengelolaan adat;
3) pengelolaan air minum;
4) pengelolaan pariwisata Desa;
5) pengololaan Industri Kerajinan masyarakat;
6) pengelolaan wisata hutan mangrove (tracking, jelajah
mangrove dan wisata edukasi);
7) pelatihan pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat;
8) pelatihan pembenihan ;
9) pelatihan usaha pemasaran dan distribusi produk
perikanan,pertanian dan industri rumah tangga;dan
10) pengolahan sampah.
e. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pembentukan,
pengembangan, dan revitalisasi badan usaha milik Desa dan/atau
badan usaha milik Desa bersama yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.
2. Penyediaan listrikDesa
a. pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b. pembangkit listrik tenaga biodiesel;
c. pembangkit listrik tenaga matahari;
d. pembangkit listrik tenaga angin;
e. instalasi biogas;
f. jaringan distribusi tenaga listrik (bukan dari Perusahaan
Listrik Negara); dan
g. kegiatan lainnya untuk mewujudkan penyediaan listrik Desa
yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
Musyawarah Desa.
3. Pengembangan usaha ekonomi produktif
a. pembangunan usaha berskala produktif di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan/atau perikanan yang difokuskan pada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
perdesaan;
b. pengembangan jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri
rumahan yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau perdesaan;
c. penyediaan dan pengelolaan sarana/prasarana pemasaran produk
unggulan Desa dan/atau perdesaan;
d. pendayagunaan potensi ekonomi sosial;
e. pendayagunaan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;
f. investasi usaha ekonomi produktif yang ramah lingkungan; dan
g. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pengembangan usaha
ekonomi produktif ramah lingkungan yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.

C. Program Prioritas Nasional Sesuai Kewenangan Desa


Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional
sesuai kewenangan Desa meliputi:
1. Pendataan Desa
a. pendataan potensi dan sumberdaya pembangunan Desa;
b. pendataan pada tingkat rukun tetangga;
b. pendataan pada tingkat keluarga;
c. pemutakhiran data Desa termasuk data kemiskinan; dan
d. kegiatan pendataan Desa lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.
2. Pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan Desa
a. penyusunan peta potensi dan sumber daya pembangunan Desa;
b. pemutakhiran peta potensi dan sumber daya pembangunan Desa;
c. kegiatan pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan
Desa lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan
dalam Musyawarah Desa.
3. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
a. pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian sistem
administrasi keuangan dan aset Desa dengan aplikasi digital yang
disediakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi;
b. pengembangan keterbukaan informasi pembangunan Desa berbasis
aplikasi digital; dan
c. pengadaan sarana/prasarana teknologi informasi dan komunikasi
berbasis aplikasi digital meliputi
1) tower untuk jaringan internet;
2) pengadaan komputer;
3) Smartphone; dan
4) langganan internet.
d. kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian teknologi
informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa yang diputuskan dalam Musyawarah Desa.
4. Pengembangan Desa wisata
a. pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Desa wisata;
b. promosi Desa wisata diutamakan melalui gelar budaya dan berbasis
digital;
c. pelatihan pengelolaan Desa wisata;
d. pengelolaan Desa wisata;
e. kerjasama dengan pihak ketiga untuk investasi Desa wisata; dan
f. kegiatan pengembangan Desa wisata lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa yang diputuskan dalam Musyawarah Desa.

5. Penguatan ketahanan pangan


a. pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan,
peternakan dan/atau perikanan untuk ketahanan pangan;
b. pembangunan lumbung pangan Desa;
c. pengolahan pasca panen; dan
d. kegiatan penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.
6. Pencegahan stunting di Desa
a. pengelolaan advokasi konvergensi pencegahan stunting di Desa
dengan menggunakan aplikasi digital electronic-Human Development
Worker (e-HDW);
b. pemberian insentif untuk Kader Pembangunan Manusia (KPM),
kader posyandu dan pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
c. tindakan promotif dan preventif untuk pencegahan stunting melalui
rumah Desa sehat;
d. memberikan layanan peningkatan layanan kesehatan, peningkatan
gizi dan pengasuhan anak melalui kegiatan:
1) kesehatan ibu dan anak;
2) konseling gizi;
3) air bersih dan sanitasi;
4) perlindungan sosial untuk peningkatan askes ibu hamil dan
menyusui serta balita terhadap jaminan kesehatan dan
administrasi kependudukan;
5) pendidikan tentang pengasuhan anak melalui Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD);
6) pengasuhan anak di keluarga termasuk pencegahan
perkawinan anak; dan
7) pendayagunaan lahan pekarangan keluarga dan tanah kas
Desa untuk pembangunan Kandang, Kolam dan Kebun (3K)
dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan bergizi
untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah.
7. Pengembangan Desa inklusif
a. kegiatan pelayanan dasar untuk kelompok marginal dan rentan
yaitu: perempuan, anak, lanjut usia, suku dan masyarakat adat
terpencil, penghayat kepercayaan, disabilitas, kelompok
masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya;
b. penyelenggaraan forum warga untuk penyusunan usulan
kelompok marginal dan rentan;
c. pemberian bantuan hukum bagi kelompok marginal dan rentan;
d. penguatan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk
membentuk kesalehan sosial di Desa; dan
e. kegiatan lainnya untuk mewujudkan Desa inklusif yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
Musyawarah Desa.

D. Adaptasi Kebiasaan Baru Desa


Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk adaptasi kebiasaan baru
Desa meliputi:
1. Desa Aman COVID-19
a. Agenda aksi Desa Aman COVID-19 diantaranya:
1) menerapkan secara ketat adaptasi kebiasaan baru:
a) seluruh warga Desa memakai masker ketika ke luar rumah;
b) terdapat tempat cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
yang siap pakai di setiap tempat umum, antara lain di
depan warung, toko, dan los pasar, di tempat ibadah,
tempat pelayanan umum seperti balai Desa, poskesdes, dan
lain-lain; dan
c) senantiasa jaga jarak dalam setiap aktivitas di ruang
umum dan di dalam ruangan.
2) merawat sebagian ruang isolasi Desa agar sewaktu-waktu
siap digunakan ketika dibutuhkan.
3) mempertahankan pos jaga Desa guna:
a) mendata dan memeriksa tamu yang masuk Desa;
b) mendata dan memeriksa kondisi kesehatan warga yang
keluar masuk Desa;
c) mendata dan memeriksa warga yang baru datang dari
rantau; dan
d) merekomendasikan warga Desa dari rantau atau warga
Desa yang kurang sehat untuk karantina mandiri.
b. Transformasi relawan Desa lawan COVID-19 menjadi relawan
Desa Aman COVID-19 dengan struktur sebagai berikut:
1) ketua: kepala Desa
2) wakil: ketua badan permusyawaratan Desa
3) anggota:
a) perangkat Desa;
b) anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
c) kepala dusun atau yang setara;
d) ketua rukun warga;
e) ketua rukun tetangga;
f) pendamping lokal Desa;
g) pendamping Program Keluarga Harapan (PKH);
h) pendamping Desa sehat;
i) pendamping lainya yang berdomisili di Desa;
j) bidan Desa;
k) tokoh agama;
l) tokoh adat;
m) tokoh masyarakat;
n) karang taruna;
o) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK);dan
p) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
4) mitra:
a) bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban
masyarakat (Babinkamtibmas);
b) bintara pembina Desa (Babinsa); dan
c) pendamping Desa.
5) Tugas relawan Desa aman COVID-19:
a) melakukan sosialisasi tentang adaptasi kebiasaan baru di
Desa untuk berdisiplin menjalankan protokol kesehatan
yaitu: memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan;
b) mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua,
balita, serta orang yang memiliki penyakit menahun,
penyakit tetap, dan penyakit kronis lainnya, serta mendata
keluarga yang berhak mendapat manfaat atas berbagai
kebijakan terkait jaring pengamanan sosial dari
Pemerintah Pusat maupun daerah, baik yang telah
maupun yang belum menerima; dan
c) melakukan penyemprotan disinfektan jika
diperlukan, menyediakan tempat cuci tangan dan/atau
cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di tempat umum.
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

A. Kewenangan Desa
1. Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan berdasarkan peraturan
Desa mengatur mengenai Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
2. Apabila Desa tidak memiliki peraturan Desa mengatur mengenai
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa, maka dasar penentuan Prioritas Penggunaan Dana
Desa adalah peraturan bupati/wali kota tentang daftar Kewenangan
Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Apabila tidak memiliki peraturan bupati/wali kota Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa,
maka Desa tetap dapat menentukan Prioritas Penggunaan Dana Desa
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini.

B. Swakelola
1. Program dan/atau kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus
dilaksanakan secara swakelola oleh Desa sesuai ketentuan Peraturan
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Desa dalam melaksanakan swakelola penggunaan Dana Desa dapat
melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa di Desa.
3. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat Desa misalnya: studi
banding, pelatihan pra-tugas kepala Desa, pengembangan kapasitas
badan pemberdayaan Desa yang didanai Dana Desa dilaksanakan
secara swakelola oleh Desa atau badan kerjasama antar-Desa, dan
dilarang dikerjakan oleh pihak ketiga.

C. Padat Karya Tunai Desa


1. Penggunaan Dana Desa diutamakan untuk dilaksanakan dengan pola
Padat Karya Tunai Desa (PKTD);
2. pekerja diprioritaskan bagi penganggur, setengah penganggur,
Perempuan Kepala keluarga (PEKKA), anggota keluarga miskin, serta
anggota masyarakat marginal lainnya;
3. besaran anggaran upah kerja paling sedikit 50% (lima puluh persen)
dari total biaya per kegiatan yang dilakukan menggunakan pola PKTD;
4. pembayaran upah kerja diberikan setiap hari;
5. pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dikelola dengan
menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga para pekerja dari
COVID-19, meliputi: menggunakan masker, menerapkan jarak aman
antara satu pekerja dengan pekerja lainnya minimum 2 (dua) meter,
dan warga Desa yang sakit dilarang ikut bekerja di PKTD; dan
6. jenis kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) meliputi antara lain:
a. pertanian dan perkebunan untuk ketahanan pangan
1) pemanfaatan lahan kosong milik Desa untuk tanaman pangan
dan perkebunan;
2) pemanfaatan lahan kosong milik warga untuk penanaman
sayuran dan lain-lain; dan
3) penanaman tumpang sari tanaman pokok di lahan-
lahan perkebunan.
b. restoran dan wisata Desa
1) kebersihan tempat wisata yang dikelola badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama;
2) kebersihan tempat kuliner yang dikelola badan usaha milik
Desa dan/atau badan usaha milik Desa bersama; dan
3) membuka partisipasi warga untuk berusaha di lokasi-lokasi
wisata.
c. perdagangan logistik pangan
1) pemeliharaan bangunan pasar;
2) badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa
bersama berperan sebagai aggregator untuk membeli komoditas
Desa untuk dijual kembali di pasar yang lebih luas;
3) badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa
bersama memberikan talangan kepada petani dan pengusaha
kecil untuk melakukan produksi; dan
4) tambahan penyertaan modal badan usaha milik Desa dan/atau
badan usaha milik Desa bersama kepada produksi yang
menguntungkan di Desa.
d. Perikanan
1) pemasangan atau perawatan karamba bersama;
2) bagi hasil budidaya melalui badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama; dan
3) membersihkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tempat
penjualan ikan lainnya yang dikelola badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama.
e. Peternakan
1) membersihkan kandang ternak milik badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama;
2) penggemukan ternak bersama dengan sistem bagi hasil yang
dikelola badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik
Desa bersama; dan
3) kerja sama badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha
milik Desa bersama dan peternak dalam pemanfaatan kotoran
ternak untuk pupuk organik.
f. industri pengolahan dan pergudangan untuk pangan
1) perawatan gudang milik badan usaha milik Desa dan/atau
badan usaha milik Desa bersama;
2) perawatan alat penggilingan padi milik badan usaha milik
Desa dan/atau badan usaha milik Desa bersama; dan
3) penyewaan gudang secara murah yang sebagian dibayar melalui
dana Desa.

D. Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa


Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan melalui
penilaian terhadap daftar program/kegiatan pembangunan Desa untuk
difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi nasional, program prioritas
nasional, dan adaptasi kebiasaan baru Desa yang mendukung SDGs Desa.
Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan Prioritas Penggunaan Dana
Desa adalah sebagai berikut:
1. berdasarkan permasalahan dan potensi penyelesaian masalah yang
ada di Desa dipilih program/kegiatan yang paling dibutuhkan
masyarakat Desa dan yang paling besar kemanfaatannya untuk
masyarakat Desa, sehingga Dana Desa dilarang untuk dibagi rata;
2. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus lebih banyak
melibatkan masyarakat Desa khususnya Padat Karya Tunai Desa
(PKTD);
3. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dilaksanakan
secara swakelola dengan menggunakan sumberdaya yang ada di Desa;
4. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dipastikan
adanya keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang; dan
5. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dikelola secara
partisipatif, transparan dan akuntabel.

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilaksanakan melalui


aplikasi digital yang disediakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

E. Pengembangan kegiatan di luar Prioritas Penggunaan Dana Desa


Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 diprioritaskan untuk
menjalankan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitasi Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang
membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan menjadi Undang-Undang, maka pembangunan kantor kepala
Desa, balai Desa dan/atau tempat ibadah tidak diperbolehkan.

F. Tahapan Perencanaan Penggunaan Dana Desa


1. Keterbukaan informasi pembangunan Desa Desa menginformasikan
secara terbuka kepada masyarakat Desa hal- hal sebagai berikut:
a. data Desa serta peta potensi dan sumber daya pembangunan Desa;
b. dokumen RPJMDesa;
c. program/proyek masuk Desa;
d. besaran anggaran Desa dan sumber pembiayaan pembangunan
Desa; dan
e. kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan
ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan adaptasi
kebiasaan baru Desa yang mendukung SDGs Desa.
2. Musyawarah dusun/kelompok
a. warga Desa mendiskusikan rencana Prioritas Penggunaan Dana
Desa berdasarkan data dan informasi yang diberikan oleh Desa
melalui berbagai forum diskusi.
b. tim penyusunan RPJMDesa atau tim penyusunan RKP Desa
menyelenggarakan musyawarah dusun/kelompok untuk
mendiskusikan rencana Prioritas Penggunaan Dana.
c. masyarakat Desa merumuskan usulan program dan kegiatan yang
diprioritaskan untuk didanai dengan Dana Desa; dan
d. hasil Musyawarah dusun/kelompok menjadi usulan warga dalam
Musyawarah Desa.
3. Musyawarah Desa
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dibahas dan
disepakati dalam Musyawarah Desa. Masyarakat Desa wajib mengawal
usulan Prioritas Penggunaan Dana Desa agar dibahas dan disepakati
dalam Musyawarah Desa. Berita acara Musyawarah Desa menjadi
pedoman dalam penyusunan dokumen RPJMDesa, RKP Desa, dan APB
Desa.
BUPATI TAKALAR

SYAMSARI
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR : 37 TAHUN 2020
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN ANGGARAN 2021

DAFTAR KEGIATAN BIDANG DAN SUB BIDANG KEGIATAN

02. BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA


02.01 Sub Bidang Pendidikan
02.01.01 Penyelenggaran PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah
NonFormal Milik Desa (Honor, Pakaian dll)
02.01.02 Dukungan Penyelenggaran PAUD (APE, Sarana PAUD
dst)
02.01.03 Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan Bagi Masyarakat

02.01.04 Pemeliharaan Sarana Prasarana Perpustakaan/Taman


Bacaan/Sanggar Belajar Milik Desa
02.01.05 Pemeliharaan Sarana Prasarana
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Nonformal Milik
Desa
02.01.06 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat Peraga PAUD/
TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Nonformal
02.01.07 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Sarana/Prasarana Perpustakaan/Taman Bacaan
Desa/ Sanggar Belajar Milik Desa
02.01.08 Pengelolaan Perpustakaan Milik Desa (Pengadaan
Buku, Honor, Taman Baca)
02.01.09 Pengembangan dan Pembinaan Sanggar Seni dan
Belajar
02.01.10 Dukungan Pendidikan bagi Siswa Miskin/Berprestasi

02.02 Sub Bidang Kesehatan


02.02.01 Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa/Polindes Milik
Desa (obat, Insentif, KB, dsb)
02.02.02 Penyelenggaraan Posyandu (Mkn Tambahan, Kls
Bumil, Lamsia, Insentif)
02.02.03 Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan (Untuk
Masy, Tenaga dan Kader Kesehatan dll)
02.02.04 Penyelenggaraan Desa Siaga Kesehatan

02.02.05 Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) Tingkat Desa

02.02.06 Pengasuhan Bersama atau Bina Keluarga Balita (BKB)

02.02.07 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan


Tradisional
02.02.08 Pemeliharaan Sarana Prasarana
Posyandu/Polindes/PKD
02.02.09 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana Posyandu/Polindes/PKD **
02.03 Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
02.03.01 Pemeliharaan Jalan Desa
02.03.02 Pemeliharaan Jalan Lingkungan Pemukiman/Gang

02.03.03 Pemeliharaan Jalan Usaha Tani

02.03.04 Pemeliharaan Jembatan Desa

02.03.05 Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa (Gorong-


gorong/Selokan/Parit/Drainase dll)
02.03.06 Pemeliharaan Pemakaman /Situs Bersejarah/Petilasan
Milik Desa
02.03.07 Pemeliharaan Embung Milik Desa

02.03.08 Pemelharaan Monumen/Gapura/Batas Desa

02.03.09 Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Desa
02.03.10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Lingkungan Permukiman (Dipilih)
02.03.11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jalan Usaha Tani (Dipilih)
02.03.12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan
Jembatan Milik Desa (Dipilih)
02.03.13 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana
Jalan Desa (Gorong, selokan dll)
02.03.14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai
Desa/Balai Kemasyarakatan (Dipilih)
02.03.15 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pemakaman
Milik Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan
02.03.16 Pembuatan/Pemutakhiran Peta Wilayah dan Sosial
Desa (Dipilih)
02.03.17 Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Desa

02.03.18 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Embung Desa


(Dipilih)
02.03.19 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Monumen/Gapura/Batas Desa (Dipilih)
02.04 Sub Bidang Kawasan Pemukiman

02.04.01 Dukungan Pelaksanaan Program Pembangunan/Rehab


Rumah Tidak Layak Huni GAKIN
02.04.02 Pemeliharaan Sumur Resapan Milik Desa

02.04.01 Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata Air,


Penampung Air, Sumur Bor dll)
02.04.03 Pemeliharaan Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga
(Pipanisasi dll)
02.04.04 Pemeliharaan Sanitasi Pemukiman (Gorong-gorong,
Selokan, Parit diluar Prasarana Jalan))
02.04.05 Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK Umum dll
02.04.06 Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa
(Penampungan, Bank Sampah, dll)
02.04.07 Pemeliharaan Sistem Pembuangan Air Limbah
(Drainase, Air limbah Rumah Tangga)
02.04.08 Pemeliharaan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa

02.04.09 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur


Resapan (Dipilih)
02.04.10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air
Bersih Milik Desa (Dipilih)
02.04.11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sambungan
Air Bersih ke Rumah Tangga (Dipilih)
02.04.12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sanitasi
Permukiman (Dipilih)
02.04.13 Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas
Jamban Umum/MCK umum, dll (Dipilih)
02.04.14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas
Pengelolaan Sampah (Dipilih)
01. 02.04.15 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sistem
Pembuangan Air Limbah (Dipilih)
02. 02.04.16 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa (dipilih)
02.05 Sub Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup

02.05.01 Pengelolaan Hutan Milik Desa

02.05.02 Pengelolaan Lingkungan Hidup Milik Desa

02.05.03 Pelatihan/Sosialisasi/Penyuluhan/Penyadaran tentang


LH dan Kehutanan (Dipilih)
02.06. Sub Bidang Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
02.06.01 Pembuatan Rambu-rambu di Jalan Desa
02.06.02 Penyelenggaraan Informasi Publik Desa (Poster, Baliho
Dll)
02.06.03 Pembuatan dan Pengelolaan Jaringan/Instalasi
Komunikasi dan Informasi Lokal Desa
02.06.004 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Transportasi Desa

02.06.05 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana & Prasarana Transportasi Desa (dipilih)
02.07. Sub Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
02.07.01 Pemeiliharaan Sarana dan Prasarana Energi Alternatif
Desa
02.07.02 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana &
Prasarana Energi Alternatif Desa
02.07.03 Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa

02.08 Sub Bidang Pariwisata


02.08.01 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pariwisata Milik
Desa
02.08.02 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pariwisata Milik (Dipilih)
02.08.03 Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa
03. BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
03.01 Sub Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat
03.01.01 Pengadaan/Penyelenggaran Pos Keamanan Desa
03.01.02 Penguatan & Peningkatan Kapasitas Tenaga
Keamanan/Ketertiban oleh Pemdes
03.01.03 Koordinasi Pembinaan Keamanan, Ketertiban &
Perlindungan Masy. Skala Lokal Desa
03.01.04 Persiapan Kesiapsiagaan/Tanggap Bencana Skala
Lokal Desa
03.01.05 Penyediaan Pos Kesiapsiagaan Bencana Skala Lokal
Desa
03.01.06 Bantuan Hukum Untuk Aparatur Desa dan
Masyarakat Miskin
03.01.07 Pelatihan/Penyuluhan/Sosialisasi kepada Masy. di Bid.
Hukum & Pelindungan Masy.
03.02 Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan
03.02.01 Pembinaan Group Kesenian dan Kebudayaan Tingkat
Desa
03.02.02 Pengiriman Kontingen Group Kesenian & Kebudayaan
(Wakil Desa tkt. Kec/Kab/Kot)
03.02.03 Penyelenggaran Festival Kesenian, Adat/Kebudayaan,
dan Kegamaan (HUT RI, Raya Keagamaan dll)
03.02.04 Pemeliharaan Sarana Prasarana Kebudayaan, Rumah
Adat dan Kegamaan Milik Desa
03.02.05 Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Prasarana
Kebudayaan/Rumah Adat/Kegamaan Milik Desa
(Dipilih)
03.03 Sub Bidang Kepemudaan dan Olahraga
03.03.01 Pengiriman Kontingen Kepemudaan & Olahraga
Sebagai Wakil Desa tkt Kec/Kab/Kota
03.03.02 Penyelenggaraan Pelatihan Kepemudaan Tingkat Desa

03.03.03 Penyelenggaraan Festival/Lomba Kepemudaan dan


Olaraga Tingkat Desa
03.03.04 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan
Olahraga Milik Desa
03.03.05 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kepemudaan & Olahraga Milik Desa
03.03.06 Pembinaan Karangtaruna/Klub Kepemudaan/Olahraga
Tingkat Desa
03.04 Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
03.04.01 Pembinaan Lembaga Adat
03.04.02 Pembinaan LKMD/LPM/LPMD

03.04.03 Pembinaan PKK

03.04.04 Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

04 BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


04.01 Sub Bidang Kelautan dan Perikanan
04.01.01 Pemeliharaan Karamba/Kolam Perikanan Darat Milik
Desa
04.01.02 Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik
Desa
04.01.03 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
Karamba/Kolam Perikanan Darat Milik Desa
04.01.04 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan
Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa
04.01.05 Bantuan Perikanan (Bibit/Pakan/dll)

04.01.06 Bimtek/Pelatihan/Pengenalan TTG untuk Perikanan


Darat/Nelayan (Dipilih)
 04.02 Sub Bidang Pertanian dan Peternakan
04.02.01 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (alat
produksi/pengelolaan/penggilingan)
04.02.02 Peningkatan Produksi Peternakan (alat
produksi/pengelolaan/kandang)
04.02.03 Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung
Desa dll)
04.02.04 Pemeliharaan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana

04.02.05 Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna


untuk Pertanian/Peternakan
04.02.06 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Saluran
Irigasi Tersier/Sederhana
04.03 Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa
04.03.01 Peningkatan Kapasitas Kepala Desa
04.03.02 Peningkatan Kapatitas Perangkat Desa
04.03.03 Peningkatan Kapasitas BPD
04.04 Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga
04.04.01 Pelatihan dan Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan
04.04.02 Pelatihan dan Penyuluhan Perlindungan Anak
04.04.03 Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difable
(Penyandang Disabilitas)
04.05 Sub Bidang Koperasi, Usaha Micro Kecil dan
Menengah (UMKM)
04.05.01 Pelatihan Manajemen Koperasi/KUD/UMKM
Pengembangan Sarana Prasarana Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi
04.05.02 Pengadaan Teknologi Tepat Guna Untuk
Pengembangan Ekonomi Pedesaan Non Pertanian
04.06 Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal

04.06.01 Pembentukan BUM Desa (Persiapan dan Pembentukan


Awal BUMDesa)
04.06.01 Pelatihan Pengelolaan BUM Desa (Pelatihan yg
dilaksanakan oleh Pemdes)
04.07 Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian
04.07.01 Pemeliharaan Pasar Desa/Kios Milik Desa
04.07.02 Pembangunan/Rehab Pasar Desa/Kios Milik Desa
04.07.03 Pengembangan Industri Kecil Tingkat Desa
04.07.04 Pembentukan/Fasilitasi/Pelatihan/Pendampingan
kelompok usaha ekonomi produktif
05 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA, DARURAT
DAN MENDESAK DESA
05.01 Sub Bidang Penanggulangan Bencana
05.01.01 Penanggulanan Bencana
05.02 Sub Bidang Keadaan Darurat
05.02.01 Penanganan Keadaan Darurat
05.03 Sub Bidang Keadaan Mendesak
05.0301 Penanganan Keadaan Mendesak

BUPATI TAKALAR

SYAMSARI

Anda mungkin juga menyukai