Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN

KEPADA DESA TAHUN ANGGARAN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pembangunan Desa sejatinya merupakan pembangunan dari, untuk dan oleh
Masyarakat Desa bersama - sama dengan Pemerintah Desa dan berbagai pihak
terkait Desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
mengamanatkan bahwa Pembangunan Desa adalah upaya untuk
menanggulangi kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar –besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Dalam rangka
melaksanakan amanat tersebut, Perecanaan Pembangunan tersebut sejalan
dengan visi misi Kabupaten Tasikmalaya dalam hal membangun Desa
berdasar pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa.

II. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan Pedoman Umum Pelaksanaan Teknis Bantuan Keuangan
Kabupaten kepada Desa TA 2020 di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai
pedoman bagi Pemerintah Desa dalam pelaksanaan Pembangunan yang
bersumber dari Bantuan Keuangan Kabupaten di Desa berdasarkan regulasi yang
berlaku.
III. RUANG LINGKUP
A. Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Pembinaan dan Pengawasan
Kegiatan
B. PENGANGGARAN
1. Komposisi penggunaan anggaran meliputi komponen :
a) Belanja Modal
b) Belanja Barang dan Jasa.
c) Komponen belanja dimaksud telah diperhitungkan dengan
pengenaan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Dalam pelaksanaan Bantuan Keuangan Pemerintah Desa dapat
memperhitungkan Biaya Umum atau sebutan lain untuk proses
perencanaan kegiatan dan Operasional TPK/Pelaksana Kegiatan seperti

1
: ATK, Dokumentasi, Pelaporan, Transport, Biaya Rapat dan
Operasional untuk Pelaksana Kegiatan/TPK menjadi bagian dari biaya
operasional kegiatan dengan mengacu pada Keputusan Bupati
Tasikmalaya yang mengatur tentang Standar Belanja Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya;
3. Dalam pelaksanaan Penganggaran Bantuan Keuangan Kabupaten
kepada Desa, Pemerintah Desa mengusulkan permohonan Bantuan
Keuangan Kepada Bupati Tasikmalaya.
4. Permohonan bantuan keuangan tersebut dilaksanakan pada :
a. Untuk Anggaran penyusunan diusulkan setelah Pemerintah Desa
menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) untuk
tahun berikutnya atau sebelum APBDesa tahun berikutnya
ditetapkan.
b. Untuk Anggaran perubahan diusulkan paling lambat pada bulan Mei
tahun anggaran berjalan dan menjadi dasar dalam penganggaran
APBDesa perubahan.

5. Besaran penganggaran dan Penetapan Desa penerima Bantuan


Keuangan Kabupaten kepada Desa dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan keuangan Daerah dengan pertimbangan dari Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.

BAB II
PELAKSANAAN
PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN KEPADA DESA
1. Ketentuan Umum
a. Usulan Bantuan Keuangan Kabupaten Kepada Desa merupakan hasil
musyawarah Desa berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes), dengan contoh usulan kegiatan
sebagaimana tercantum pada lampiran juknis.
b. Pemerintah Desa dapat mengembangkan usulan yang belum
tercantum pada lampiran juknis, dengan ketentuan usulan dimaksud
sangat diperlukan dan merupakan usulan dari masyarakat yang
disepakati dalam musyawarah Desa.
c. Dalam hal Bantuan keuangan Kabupaten kepada Desa, serta hibah
dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa disalurkan

2
setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang APBDesa, dan diatur
dengan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APBDesa.
d. Kegiatan dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan yang terdiri dari
Kasi/Kaur sesuai dengan bidangnya dan dapat dibantu Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK), yang mempunyai tugas sebagai pelaksana kegiatan
dilapangan dan sebagai pelaksana pengadaan Barang dan jasa, TPK
dimaksud terdiri dari unsur masyarakat dan Perangkat Desa.
e. Penyaluran Bantuan Keuangan Kabupaten kepada Desa dilakukan
melalui pemindah bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya ke Rekening Kas Desa melalui
Bank Pemerintah Daerah. Dengan proses dan ketentuan sebagai
berikut:
1. Penyaluran dilaksanakan setelah Bupati menerima laporan
Realisasi Penggunaan Bantuan Keuangan Kabupaten/laporan
pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Keuangan
Kabupaten Tahun Anggaran sebelumnya yang disampaikan
melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
2. Laporan Penetapan Prioritas Penggunaan Bantuan Keuangan
Kabupaten Kepada Desa tahun 2020 yang telah ditandatangani
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dan dilaporkan ke
Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak cq. Bidang Kepala Bidang
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Desa;

3. Surat Setoran Pajak tahun anggaran sebelumnya atau tahun 2019.


4. Usulan Bantuan dari masing-masing kegiatan dibuat dalam 1
(satu) Proposal.
5. Pendamping Desa bersama Camat/Kasi PMD melaksanakan
Verifikasi Usulan, kelengkapan Dokumen serta keabsahan
Dokumen.
6. Proposal Usulan Kegiatan wajib dilengkapi dilengkapi Nomor
Register Kecamatan setelah diparaf oleh kasi PMD dan disertai
Lembar Verifikasi dari Pendamping Desa.
7. Setelah kelengkapan Proposal terpenuhi Pemerintah Kecamatan
merekomendasikan permohonan Usulan Bantuan Keuangan
Kabupaten dari Kepala Desa yang selanjutnya disampaikan kepada
3
Bupati melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
8. Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak kemudian memfasilitasi
permohonan pencairan kepada Bupati melalui Badan Pengelola
Keuangan dan Pendapatan Daerah.
2. Proposal Usulan dilengkapi :
1. Surat Permohonan Bantuan yang ditandatangani Kepala Desa dengan
Mengetahui Camat dan diparaf oleh Kasi PMD, ditujukan Kepada
Bupati Tasikmalaya dengan tembusan kepada Kepala Dinas Sosial
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) setiap Kegiatan dan jadwal kalender
kegiatan.
3. Photo Lokasi Kegiatan 0 % setiap item Kegiatan Infrastruktur.
4. Desain Gambar Rencana Kegiatan.
5. Untuk bidang Pemberdayaan Masyarakat, untuk kegiatan Pelatihan
Peningkatan Kapasitas, harus disertakan dengan daftar Peserta
Pelatihan. rencana Narasumber, Jadwal Pelaksanaan, matrix
pelatihan yang memuat Materi Pelatihan dan capaian tujuan kegiatan
yang diharapkan.
6. Untuk Bantuan Permodalan melampirkan :
a. Pengembangan dan/atau Penyertaan Modal BUMDES
melampirkan :
1. Analisa kelayakan usaha.
2. Perdes Pembentukan BUMDES dan Keputusan Kepala Desa
tentang Pengangkatan Pengurus BUMDES.
3. Bagi BUMDES yang telah berjalan melampirkan Laporan
Keuangan atau Neraca BUMDES.
4. Rencana Anggaran dan Biaya
7. Proposal dimaksud dibuat Rangkap 2 (dua) dengan tandatangan Asli
dan Stampel Basah.
8. Program/Kegiatan yang diusulkan harus sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

4
3. Pencairan Bantuan Keuangan Kabupaten
a. Surat Permohonan Pencairan ditujukan kepada Kepala Badan
Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten
Tasikmalaya diajukan oleh Kepala Desa dan diketahui Camat
setelah diparaf oleh kasi PMD dengan tembusan disampaikan
Kepada Kepala Dinas Sosial PMDP3A.
b. Photo Copy Rekening Desa rangkap 2 (dua).
c. Rencana Anggaran Biaya usulan kegiatan rangkap 2 (dua)
d. Kwitansi rangkap 4 (empat) stempel asli, 1 (satu) bermaterai 6000.
e. Fakta Integritas rangkap 4 ( empat ) stampel asli 1 (satu) bermaterai
6000.
f. Photocopy KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa.
g. Photocopy NPWP Bendahara Desa.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN DI DESA


1. Perencanaan
1. Pemerintah Desa bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan
kegiatan pembangunan.
2. Pelaksanaan dimaksud dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan
(TPK) yang dipilih melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
3. Sebelum pelaksanaan, Kepala Desa/Pemerintah Desa memfasilitasi
rapat persiapan pelaksanaan kegiatan bersama TPK, lembaga tingkat
desa, dan masyarakat pemanfaat langsung untuk membahas
kebutuhan terkait pelaksanaan :
• Sosialisasi target volume, waktu, desain kontruksi dan anggaran
kegiatan yang telah ditetapkan.
• Swadaya dan gotong royong
• Pengadaan barang-jasa tenaga kerja yang disediakan atau dibeli
dari masyarakat setempat
• Rencana pengadaan barang dan jasa oleh penyedia (suplier)
• Lokasi pemasangan papan proyek
• Papan kegiatan/papan proyek yang mencantumkan nama proyek
pembangunan, lokasi, volume, sumber biaya dan tahun
pelaksanaan.

5
• Bantuan Keuangan Kabupatensifatnya stimulan kepada
Pemerintah Desa oleh karena itu Pelaksana kegiatan mengajak
masyarakat untuk ikut gotong royong menyediakan bahan
material, tenaga, maupun sumbangan biaya sebagai bagian dari
Swadaya Masyarakat Desa.
4. Pembuatan/Penyusunan RAB (Rencana Anggaran dan Biaya)
1. Penyusunan RAB diawali dengan survey teknis untuk
mendapatkan data teknis kegiatan dan sebagai dasar dari
penentuan jenis konstruksi, pembuatan Gambar Rencana dan
perhitungan volume.
2. Harga satuan barang dan jasa berdasarkan survey harga pasar
setempat atau harga pasar terdekat. Hasil Survey harga tersebut
kemudian ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dengan
mengacu kepada Peraturan Bupati Tasikmalaya yang mengatur
tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa.
3. Keputusan Kepala Desa dimaksud untuk Belanja Modal dan
Barang Jasa yang diperlukan dalam kegiatan/usulan.
4. Harga satuan barang dalam RAB adalah harga berdasarkan hasil
survey dan/atau musyawarah, dan harga satuan sudah termasuk
pajak.
5. Pengitungan pengenaan pajak sebagaimana dimaksud diatas
mengacu pada undang-undang perpajakan yang berlaku.
6. Penyusunan RAB harus mengacu kepada analisa harga satuan
pekerjaan pekerjaan yang sah dan referensi lain yang bisa
dipertanggungjawabkan.
7. Proses penyusunan RAB :
a. Survey Lapangan/Survey Teknis dilakukan untuk
mendapatkan :
- Data lapangan (kondisi asli)
- Data keadaan sekitarnya
- Data geografi dan topografi
- Data kondisi dan antisipasi masalah (misalnya ganti rugi
atau tanah bergerak)
- Potensi yang ada
- Dokumentasi kondisi existing ( 0% )
- Penentuan jenis konstruksi dan pemilihan bahan

6
b. Gambar Rencana, sebagai dasar perhitungan volume dan acuan
dalam pelaksanaan, mencakup :
- Gambar Peta Desa (Menunjukan Lokasi Kegiatan)
- Gambar Denah/Lokasi
- Gambar Tampak (Depan, Samping, Belakang)
- Gambar Potongan (Memanjang, Melintang/Potongan
bangunan)
- Gambar Detail
Gambar rencana wajib diperiksa dan disetujui oleh
dinas/intansi terkait atau tenaga pendamping profesional
Desa (Pendamping Teknik Infrastruktur).
c. Perhitungan volume
d. Analisa koefisien
e. Survey Harga
f. Rencana Anggaran biaya
g. Pelaksanaan pekerjaan wajib mengacu kepada Gambar
Rencana dan RAB, kecuali bila terjadi revisi pada pelaksanaan
kegiatan, berdasarkan pada hasil keputusan musyawarah
mufakat.
8. Setiap lokasi kegiatan harus memasang Papan Proyek dan
Prasasti.
5. Proses Pengadaan Barang dan Jasa
1. Sebelum melaksanakan kegiatan Tim Pengelola Kegiatan wajib
melaksanakan penetapan pihak yang akan menyediakan
kebutuhan bahan dan/atau jasa melalui proses pengadaan barang
dan jasa.
2. Pada prinsip nya kegiatan dilakukan secara swakelola dengan
memperhatikan :
▪ Memaksimalkan penggunaan material/bahan yang disediakan
masyarakat di wilayah setempat
▪ Dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan
partisipasi masyarakat setempat untuk memperluas
kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat
Bila tidak dapat dilaksanakan secara swakelola pengadaan
barang/jasa dapat dilaksanakan oleh penyedia (suplier)
barang/jasa yang dianggap mampu.

7
3. Pengadaan melalui penyedia dilakukan dengan cara :
a. Pembelian langsung
b. Permintaan Penawaran
c. Lelang
Dalam pelaksanaan pengadaan melalui penyedia mengacu pada
Peraturan Bupati yang mengatur tentang Tata cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa.
2. Pelaksanaan
1. Pengeluaran Kas Desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak
dapat dilakukan sebelum rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
ditetapkan menjadi peraturan Desa.
2. Bendahara Desa wajib mencatat setiap terjadi penerimaan atas
pendapatan desa maupun pengeluaran desa melalui rekening desa
pada Buku Kas Umum (BKU) Desa dan Buku Bank Desa. Setiap
pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah dengan pengesahan oleh Sekretaris Desa
atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti tersebut.
3. Bendahara Desa sebagai wajib pungut pajak, wajib menyetorkan
seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutya ke Rekening
Kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan.
Setiap penarikan dan penyetoran pajak tersebut dicatat pada BKU
Desa dan Buku Bantu Pajak.
4. BKU Desa dan Buku Bank Desa ditutup setiap akhir bulan dan
ditandatangani oleh Bendahara Desa dan disetujui oleh Kepala Desa.
5. Penatausahaan dimaksud mengacu pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
6. Bantuan Keuangan Kabupaten wajib disimpan di Rekening Kas Desa,
Pelaksana Kegiatan/TPK mengajukan pencairan dana kepada
bendahara desa dengan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) dan lampirannya. SPP sifatnya untuk membayar bukan
membeli, artinya sebelum mengajukan SPP maka barang yang
dibutuhkan harus sudah tersedia lebih dahulu di lokasi kegiatan,
kecuali untuk barang/material/sewa alat yang tidak dapat
didatangkan terlebih dahulu, untuk hal tersebut dapat menggunakan
panjar.

8
7. Proses pengajuan pencairan dana oleh TPK sebagai berikut :
a. Atas barang material yang telah diadakan atau dikirim pihak
penyedia (suplier), atau dapat juga volume kegiatan yang telah
dilaksanakan, TPK melakukan pencairan dana kepada
bendahara desa dengan mengajukan :
• Surat permintaan Pembayaran (SPP) yang memuat per item
barang atau transaksi.
• Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB)
• Bukti-bukti sesuai pengajuan SPP seperti nota pembelian,
nota pengiriman, daftar hadir tenaga kerja, bukti sertifikasi
oleh pemeriksa bahan dan lain-lain.
b. Sekretaris desa sebelum menandatangani SPP wajib
memverifikasi atau memeriksa kelengkapan administrasi
pengajuan TPK serta sertifikasi kesesuaian SPP yang diajukan
dengan kondisi real di lapangan dalam hal volume barang
terkirim atau volume pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh tim
pemeriksa.
c. Jika SPP telah ditandatangani oleh TPK, Sekdes, Bendahara
dengan menyetujui Kepala Desa maka bendahara melakukan
pengeluaran sesuai dengan pengajuan SPP kepada Ketua TPK.
Bendahara dapat melakukan pemotongan langsung untuk
pembayaran pajak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
d. Teknis Pembayaran kepada Penyedia Barang dan Jasa dapat
dilakukan melalui transaksi tunai dan transfer dari Rekening
Pemerintah Desa ke Rekening Penyedia Barang dan Jasa, dengan
persetujuan Kepala Desa.
e. Bukti atas transaksi tunai tersebut adalah kwitansi pencairan
dari bendahara kepada TPK, yang telah dipotong pajak dan
kwitansi pembayaran kepada penyedia barang atau jasa dan
untuk bukti transaksi melalui transfer/setoran adalah slip
transfer/setoran.
f. Kwitansi dimaksud ditandatangani Oleh Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK), dibayar lunas oleh Bendahara TPK dengan
mengetahui Kepala Desa dan Penerima Pembayaran (Penyedia
Barang dan Jasa).

9
g. Untuk pembayaran 250 ribu s.d 1 Juta menggunakan kwitansi
bermaterai 3000, untuk pembayaran lebih dari 1 juta
menggunakan kwitansi bermaterai 6000. Biaya materai
dibebankan kepada penyedia (suplier)
h. Bendahara Desa mencatat proses transaksi per item barang pada
BKU Desa, Buku Bank dan khusus untuk pajak ( bukti
pembayaran ) dicatat pada Buku Bantu Pajak. Untuk
kepentingan administrasi, Bendahara wajib mengamankan
bukti-bukti transaksi.
i. TPK mencatat semua transaksi tersebut pada Buku Kas
Pembantu Kegiatan dengan dilengkapi bukti-bukti transaksi.
8. Untuk Penyertaan Modal Bumdes dilaksanakan melalui mekanisme
pemindahbukuan dari Rekening Kas Desa ke Rekening Bumdes paling
lambat 7 hari kerja setelah Bantuan Keuangan Kabupaten masuk ke
Rekening Kas Desa dengan dilengkapi Berita Acara Serah Terima
Anggaran dari Pemerintah Desa ke Pengelola Bumdes.
9. Proses pengajuan dana akan berulang sampai pekerjaan selesai 100%
dan anggaran kegiatan terserap 100%.
10. Pelaksanaan kegiatan harus mengacu kepada RAB dan gambar
rencana, apabila terjadi perubahan dengan teknis maka harus
dikoordinasikan dengan dinas terkait melalui camat serta membuat
Berita Acara Perubahan, dan di musyawarahkan dengan
menghadirkan kepala desa, wakil masyarakat dan Tim Pengelola
Kegiatan.
11. Perubahan kegiatan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
ketentuan:
a. penambahan nilai pagu dana kegiatan yang ditetapkan dalam APB
Desa dilakukan melalui swadaya masyarakat, bantuan pihak
ketiga, dan/atau bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah
provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
b. kenaikan harga yang tidak wajar;
c. kelangkaan bahan material; dan/atau
d. terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam, kebakaran, banjir
dan/atau kerusuhan sosial.
e. tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa;
dan

10
f. tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan
kegiatan disetujui oleh kepala Desa.
12. Kepala Desa menghentikan proses pelaksanaan kegiatan dalam hal
pelaksana kegiatan tidak mentaati ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf (f).
13. Jika terjadi permasalahan yang mengganggu pekerjaan, TPK dapat
mengajukan rapat/musyawarah penyelesaian masalah untuk
difasilitasi oleh kepala desa/pemerintah desa dan apabila tidak
dimungkinkan selesai di tingkat Desa maka diselesaikan dengan cara
berjenjang.
14. Setiap rapat/musyawarah yang dilakukan harus dilengkapi Berita
Acara, daftar hadir peserta serta wajib diarsipkan oleh TPK.
15. TPK wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
dana.
16. Jika pekerjaan telah selesai 100%, TPK menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan dan melaporkan kepada pemerintah desa untuk
ditindaklanjuti dengan memfasilitasi rapat/musyawarah penyelesaian
kegiatan dengan menghadirkan perwakilan masyarakat dan pihak
terkait, untuk membahas :
a. Sosialisasi capaian target volume pekerjaan
b. Sosialisasi Realisasi penggunaan anggaran
c. Masalah dan penyelesaian yang timbul selama pekerjaan
d. Pemasangan dan penandatanganan prasasti
III. PELAPORAN, PEMBINAAN, PELESTARIAN DAN PENGAWASAN
1. Pelaporan
1. Pelaksana Kegiatan/TPK menyampaikan Laporan Pelaksanaan
kegiatan kepada Kepala Desa dengan menyertakan bukti transaksi.
2. Laporan bantuan keuangan disampaikan oleh pemerintah Desa
Kepada Bupati melalui Camat dengan tembusan disampaikan kepada
Perangkat Daerah yang menangani Urusan Desa, 1 (satu) bulan
setelah selesai kegiatan atau paling lambat pada bulan Januari tahun
anggaran berikutnya.
3. Kepala Desa menyampaikan laporan Realisasi anggaran ke Kabupaten
berupa :
a. Laporan realisasi anggaran Bantuan Keuangan Kabupaten.

11
b. capaian output penggunaan Bantuan Keuangan Kabupatenberupa
softcopy dan hardcopy beserta softcopy foto kegiatan terbaru.
2. Mekanisme Penyampaian Laporan adalah :
1. Mekanisme penyampaian laporan realisasi anggaran dilaksanakan
dengan cara Kepala Desa menyampaikan laporan kepada Camat
setempat, untuk selanjutnya diteruskan kepada Dinas Sosial
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Tasikmalaya dengan tembusan kepada
Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten
Tasikmalaya, Inspektorat Kabupaten Tasikmalaya, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
2. Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan oleh Pelaksana
Kegiatan/TPK disampaikan Kepada Kepala Desa dengan tembusan
disampaikan Kepada Camat.
3. Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan oleh Pelaksana
Kegiatan/TPK sebagaimana dimaksud dituangkan dalam format
laporan hasil pelaksanaan kegiatan antara lain :

a. Surat Pengantar dan Pengesahan Camat

b. Kata Pengantar

c. Daftar Tabel

d. Daftar Isi

e. Pendahuluan

f. Pelaksanaan Pembangunan Desa

g. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

h. Realisasi Biaya :

- Surat Permintaan Pembayaran

- Buku Kas Umum

- Buku Kas Bantu

- Realisasi Anggaran dan Biaya

Bukti transaksi :

- Kwitansi Penerimaan/Pembelanjaan

12
- Nota Pembelian

- Tanda Terima Honor Narasumber (Pelatihan)

- Tanda Bukti Pembayaran HOK

i. Bukti Penerimaan Bahan/Material

j. Buku Material

k. Penanganan Pengaduan Masyarakat

l. Penyelesaian Permasalahan, Kendala dan Hambatan

m. Penyelesaian Permasalahan

n. Penyelesaian Kendala dan Hambatan

o. Perubahan Kegiatan

p. Sertifikasi Kegiatan

q. Berita acara serah terima hasil kegiatan

r. Kesimpulan

s. Lampiran

- Foto Kegiatan

- Materi Pelatihan

- Jadwal Kegiatan Pelatihan

- Matrix Pelatihan ( Sasaran Pelatihan,Peserta, Output


hasil kegiatan )
4. Format laporan dilampiri dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan
pembangunan Desa yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. realisasi biaya beserta lampiran bukti-bukti pembayaran;


b. foto kegiatan infrastruktur Desa kondisi 0%, 40%, 80% dan 100%
yang diambil dari sudut pengambilan yang sama;
c. foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja dan/atau
melakukan kegiatan secara gotong royong;
d. foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pembangunan Desa;
e. foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung
kepada tenaga kerja kegiatan pembangunan Desa; dan
13
f. gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur Desa.
g. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah
Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa.
h. Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada huruf (g)
diselenggarakan setiap semester yaitu pada bulan Juni dan bulan
Desember tahun anggaran berikutnya.
5. Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan
kegiatan dengan cara:
a. menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada
kepala Desa; dan
b. menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima kepala
Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan
unsur masyarakat Desa.
c. Kepala Desa menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan
Desa tentang laporan pelaksanaan pembangunan Desa
berdasarkan laporan akhir pelaksana kegiatan.
3. Pembinaan dan Pengawasan
1. Bupati berwenang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap SiLPA
Bantuan Keuangan Kabupatensetiap tahun.
2. Tim Kerja Kabupaten melaksanakan Pembinaan dan Monitoring terhadap
penggunaan Dana dan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan dan monitoring kegiatan di Desa dilaksanakan oleh Camat
dibantu Pendamping Desa mulai pada perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan dan pelaporan.
4. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa melaksanakan tugas
pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana, dibahas dalam musyawarah
Desa, dan dibuatkan laporan sesuai dengan format laporan Desa yang
berlaku secara berkala.
5. Apabila terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan, Kepala Desa
beserta Lembaga Desa berkoordinasi dengan Camat dan pihak terkait
dan/atau Pendamping Desa untuk penyelesaian permasalahan, dan
diselesaikan dengan cara berjenjang.
6. Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian
Pemerintah Desa, Bupati melalui Camat melakukan:
a. menerbitkan surat peringatan kepada Kepala Desa;

14
b. membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal proses
perencanaan pembangunan desa untuk memastikan perencanaan
pembangunan desa berjalan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal mempercepat
pelaksanaan pembangunan Desa untuk memastikan penyerapan APB
Desa sesuai peraturan perundang-undangan.
d. Melakukan Koordinasi dengan Lembaga yang ada di Desa untuk
melaksanakan Musyawarah Desa dalam rangka penyelesaian
permasalahan dimaksud.
7. Apabila terjadi penyalahgunaan wewenang dan/atau penyelewengan
Bantuan Keuangan Kabupaten sehingga menyebabkan kerugian Negara,
maka akan diserahkan Kepada Pihak yang Berwenang.
4. Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan
1. Pelestarian dan pemanfaatan hasil pembangunan desa dilaksanakan
dalam rangka memanfaatkan dan menjaga hasil kegiatan pembangunan
Desa.
2. Pelestarian dan pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan cara:

a. melakukan pendataan hasil kegiatan pembangunan yang perlu


dilestarikan dan dikelola pemanfaatannya;

b. membentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok pelestarian dan


pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan Desa; dan

c. pengalokasian biaya pelestarian dan pemanfaatan hasil pelaksanaan


kegiatan pembangunan Desa.

3. Ketentuan pelestarian dan pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada


huruf (a) ditetapkan dengan peraturan Desa.
4. Kepala Desa membentuk kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil
kegiatan pembangunan Desa.
5. Pembentukan kelompok sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan
keputusan kepala Desa.

15
BAB III
SANKSI
1. Bupati menunda penyaluran, dalam hal :
a) Kepala Desa tidak menyampaikan laporan realisasi penggunaan
Bantuan Keuangan Kabupaten/ Laporan Pertanggungjawaban Bantuan
Keuangan Kabupaten tahun sebelumnya.
b) Terdapat SiLPA Bantuan Keuangan Kabupatenlebih dari 30% (tiga
puluh perseratus) pada akhir tahun anggaran sebelumnya, dan/atau
c) Terdapat hasil pemeriksaan dari aparat pengawas fungsional daerah.
d) Terdapat permasalahan terkait pelaksanaan Bantuan Keuangan yang
mengakibatkan terhambatnya penyelesaian kegiatan Bantuan
Keuangan;
2. Penyaluran Bantuan Keuangan Kabupaten yang ditunda, dilakukan
setelah Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa mengenai APBDesa
dan realisasi penggunaan dan Laporan Pertanggungjawaban Bantuan
Keuangan Kabupaten tahun sebelumnya kepada Bupati.

BAB IV
PENUTUP
Demikian Pedoman Umum Pelaksanaan Teknis Bantuan Keuangan
Kabupaten agar dapat menjadi pedoman dan panduan dalam pelaksanaan
kegiatan di tingkat Desa.

KEPALA DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DAN DESA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN TASIKMALAYA

Drs. RONI A SAHRONI,M.M


Pembina Utama Muda
NIP. 19681008 198803 1 003

16
LAMPIRAN I
PRIORITAS USULAN BANTUAN KEUANGAN KABUPATEN

1. Prioritas Bidang Pemerintahan Desa

Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana kantor Desa :
1) Pembangunan / Pemeliharaan kantor Pemerintah Desa.
2) Pengadaan Sarana Prasarana Kelengkapan Kantor Desa.

2. Prioritas Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana Desa :
1) Pembangunan / Rehab / Perbaikan Sarana dan Prasarana Keagamaan.
2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana lingkungan pemukiman atau kebutuhan masyarakat, antara
lain:
a) pembangunan dan/atau perbaikan rumah sehat untuk fakir miskin;
b) penerangan lingkungan pemukiman;
c) pedestrian;
d) drainase;
e) selokan;
f) tempat pembuangan sampah;
g) gerobak sampah;
h) kendaraan pengangkut sampah;
i) mesin pengolah sampah; dan

j) sarana prasarana lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan


kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana transportasi, antara lain:
a) tambatan perahu;
b) jalan pemukiman;
c) jalan poros Desa;
d) jalan Desa antara permukiman ke wilayah pertanian;
e) jalan Desa antara permukiman ke lokasi wisata;
f) jembatan Desa;
g) gorong-gorong;
h) terminal Desa; dan

17
i) sarana prasarana transportasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana energi, antara lain:
a) pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b) pembangkit listrik tenaga diesel;
c) pembangkit listrik tenaga matahari;
d) instalasi biogas;
e) jaringan distribusi tenaga listrik; dan
f) sarana prasarana energi lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana informasi dan komunikasi, antara lain:
a) jaringan internet untuk warga Desa;
b) website Desa;
c) peralatan pengeras suara (loudspeaker);
d) telepon umum;
e) radio Single Side Band (SSB); dan
f) sarana prasarana komunikasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
b. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan, antara lain:
a) air bersih berskala Desa;
b) sanitasi lingkungan;
c) jambanisasi;
d) mandi, cuci, kakus (MCK);
e) mobil/kapal motor untuk ambulance Desa;
f) alat bantu penyandang disabilitas;
g) panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
h) balai pengobatan;
i) posyandu;
j) poskesdes/polindes;
k) posbindu;
l) reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan; dan

18
m) sarana prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a) taman bacaan masyarakat;
b) bangunan Pendidikan Aanak Usia Dini;
c) buku dan peralatan belajar Pendidikan Aanak Usia Dini lainnya;
d) wahana permainan anak di Pendidikan Aanak Usia Dini;
e) taman belajar keagamaan;
f) bangunan perpustakaan Desa;
g) buku/bahan bacaan;
h) balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
i) sanggar seni;
j) film dokumenter;
k) peralatan kesenian; dan
l) sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana usaha ekonomi Desa
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha
pertanian berskala produktif yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) bendungan berskala kecil;
b) pembangunan atau perbaikan embung;
c) irigasi Desa;
d) percetakan lahan pertanian;
e) kolam ikan;
f) kapal penangkap ikan;
g) tempat pendaratan kapal penangkap ikan;
h) tambak garam;
i) kandang ternak;
j) mesin pakan ternak;
k) gudang penyimpanan sarana produksi pertanian (saprotan); dan

19
l) sarana prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengolahan hasil pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha
pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a) pengeringan hasil pertanian seperti: lantai jemur gabah, jagung, kopi,
coklat, kopra, dan tempat penjemuran ikan;
b) lumbung Desa;
c) gudang pendingin (cold storage); dan
d) sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana jasa dan industri kecil yang difokuskan kepada pembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) mesin jahit;
b) peralatan bengkel kendaraan bermotor;
c) mesin bubut untuk mebeler; dan
d) sarana dan prasarana jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) pasar Desa;
b) pasar sayur;
c) pasar hewan;
d) tempat pelelangan ikan;
e) toko online;
f) gudang barang; dan
g) sarana dan prasarana pemasaran lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
5) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Desa Wisata, antara lain:

20
a) pondok wisata;
b) panggung hiburan;
c) kios cenderamata;
d) kios warung makan;
e) wahana permainan anak;
f) wahana permainan outbound;
g) taman rekreasi;
h) tempat penjualan tiket;
i) rumah penginapan;
j) angkutan wisata; dan
k) sarana dan prasarana Desa Wisata lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan ekonomi yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) penggilingan padi;
b) peraut kelapa;
c) penepung biji-bijian;
d) pencacah pakan ternak;
e) sangrai kopi;
f) pemotong/pengiris buah dan sayuran;
g) pompa air;
h) traktor mini; dan
i) sarana dan prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) pembuatan terasering;
2) kolam untuk mata air;
3) plesengan sungai;
4) pencegahan abrasi pantai; dan
5) sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana untuk penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian luar
biasa lainnya yang meliputi:
21
1) pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung berapi;
2) pembangunan gedung pengungsian;
3) pembersihan lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;
4) rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam; dan
5) sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang lainnya sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
f. kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.

3. Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.


a. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1) pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
a) penyediaan air bersih;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) kampanye dan promosi hidup sehat guna mencegah penyakit seperti
penyakit menular, penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberkulosis,
hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa;;
d) bantuan insentif untuk kader kesehatan masyarakat;
e) pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk
peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;
f) kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak
dan perlindungan Anak;
g) pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;
h) perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas
dan menyusui;
i) pengobatan untuk lansia;
j) keluarga berencana;
k) pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas;
l) pelatihan kader kesehatan masyarakat;
m) pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan
perlindungan Anak;
n) pelatihan pangan yang sehat dan aman;
o) pelatihan kader Desa untuk pangan yang sehat dan aman; dan
p) kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat Desa lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
22
2) pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a) bantuan insentif guru PAUD;
b) bantuan insentif guru taman belajar keagamaan;
c) penyelenggaraan pelatihan kerja;
d) penyelengaraan kursus seni budaya;
e) bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
f) pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
g) kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
b. Pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan berdasarkan kemampuan
teknis dan sumber daya lokal yang tersedia
1) pengelolaan lingkungan perumahan Desa, antara lain:
a) pengelolaan sampah berskala rumah tangga;
b) pengelolaan sarana pengolahan air limbah; dan
c) pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) pengelolaan transportasi Desa, antara lain:
a) pengelolaan terminal Desa;
b) pengelolaan tambatan perahu; dan
c) pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) pengembangan energi terbarukan, antara lain:
a) pengolahan limbah peternakan untuk energi biogas;
b) pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
c) pengolahan minyak goreng bekas menjadi biodiesel;
d) pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin; dan
e) Pengembangan energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) pengelolaan informasi dan komunikasi, antara lain:
a) sistem informasi Desa;
b) koran Desa;
c) website Desa;
d) radio komunitas; dan
e) pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

23
c. pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan
prasarana ekonomi
1) pengelolaan produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) pembibitan tanaman pangan;
b) pembibitan tanaman keras;
c) pengadaan pupuk;
d) pembenihan ikan air tawar;
e) pengelolaan usaha hutan Desa;
f) pengelolaan usaha hutan sosial;
g) pengadaan bibit/induk ternak;
h) inseminasi buatan;
i) pengadaan pakan ternak; dan
j) sarana dan prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) pengolahan hasil produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) tepung tapioka;
b) kerupuk;
c) keripik jamur;
d) keripik jagung;
e) ikan asin;
f) abon sapi;
g) susu sapi;
h) kopi;
i) coklat;
j) karet; dan

k) pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai dengan kewenangan


Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
3) pengelolaan usaha jasa dan industri kecil yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) meubelair kayu dan rotan,
24
b) alat-alat rumah tangga,
c) pakaian jadi/konveksi
d) kerajinan tangan;
e) kain tenun;
f) kain batik;
g) bengkel kendaraan bermotor;
h) pedagang di pasar;
i) pedagang pengepul; dan
j) pengelolaan jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) pendirian dan pengembangan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama,
antara lain:
a) pendirian BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
b) penyertaan modal BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
c) penguatan permodalan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama; dan
d) kegiatan pengembangan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa diputuskan dalam
musyawarah Desa.
5) pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a) pengelolaan hutan Desa;
b) pengelolaan hutan Adat;
c) industri air minum;
d) industri pariwisata Desa;
e) industri pengolahan ikan; dan
f) produk unggulan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan pada pengembangan usaha layanan jasa, antara lain:
a) pembangunan dan penyewaan sarana prasarana olahraga;
b) pengadaan dan penyewaan alat transportasi;
c) pengadaan dan penyewaan peralatan pesta; dan
d) pengadaan atau pembangunan sarana prasarana lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

25
7) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan/atau
koperasi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a) hutan kemasyarakatan;
b) hutan tanaman rakyat;
c) kemitraan kehutanan;
d) pembentukan usaha ekonomi masyarakat;
e) bantuan sarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk usaha
ekonomi masyarakat; dan
f) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
8) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk
kemajuan ekonomi yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) sosialisasi TTG;
b) pos pelayanan teknologi Desa (Posyantekdes) dan/atau antar Desa
c) percontohan TTG untuk produksi pertanian, pengembangan sumber
energi perDesaan, pengembangan sarana transportasi dan komunikasi
serta pengembangan jasa dan industri kecil; dan
d) pengembangan dan pemanfaatan TTG lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
9) pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUM Desa dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a) penyediaan informasi harga/pasar;
b) pameran hasil usaha BUM Desa, usaha ekonomi masyarakat dan/atau
koperasi;
c) kerjasama perdagangan antar Desa;
d) kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga; dan
e) pengelolaan pemasaran lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
yang diputuskan dalam musyawarah Desa.

26
d. penguatan kesiapsiagaan masyarakat Desa dalam menghadapi bencana
serta kejadian luar biasa lainnya yang meliputi:
1) penyediaan layanan informasi tentang bencana alam;
2) pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam;
3) pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan bencana alam; dan
4) penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya sesuai dengan
kewenangan Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
e. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) pembibitan pohon langka;
2) reboisasi;
3) rehabilitasi lahan gambut;
4) pembersihan daerah aliran sungai;
5) pemeliharaan hutan bakau;
6) perlindungan terumbu karang; dan
7) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.

f. Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat tata kelola Desa


yang demokratis dan berkeadilan sosial
1) mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan
Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa, antara lain:
a) pengembangan sistem informasi Desa;
b) pengembangan pusat kemasyarakatan Desa dan/atau balai rakyat;
dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara
berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang ada di Desa, antara lain:
a) penyusunan arah pengembangan Desa;
b) penyusunan rancangan program/kegiatan pembangunan Desa yang
berkelanjutan; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
3) menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas,
potensi, dan nilai kearifan lokal, antara lain:
a) pendataan potensi dan aset Desa;
27
b) penyusunan profil Desa/data Desa;
c) penyusunan peta aset Desa; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.
4) menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada
kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal, antara lain:
a) sosialisasi penggunaan dana Desa;
b) penyelenggaraan musyawarah kelompok warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
c) penyusunan usulan kelompok warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
5) mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, antara
lain:
a) pengembangan sistem administrasi keuangan dan aset Desa berbasis
data digital;
b) pengembangan laporan keuangan dan aset Desa yang terbuka untuk
publik;
c) pengembangan sistem informasi Desa; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6) mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa
yang dilakukan melalui musyawarah Desa, antara lain :
a) penyebarluasan informasi kepada masyarakat Desa perihal hal-hal
strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Desa;
b) penyelenggaraan musyawarah Desa; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
7) melakukan pendampingan masyarakat Desa melalui pembentukan dan
pelatihan kader pemberdayaan masyarakat Desa yang diselenggarakan di
Desa.
8) menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya
manusia masyarakat Desa untuk pengembangan Lumbung Ekonomi Desa
28
yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
a) pelatihan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil dan
perdagangan;
b) pelatihan teknologi tepat guna;
c) pelatihan kerja dan ketrampilan bagi masyarakat Desa sesuai kondisi
Desa; dan
d) kegiatan peningkatan kapasitas lainnya untuk mendukung
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
9) melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh
masyarakat Desa, antara lain:
a) pemantauan berbasis komunitas;
b) audit berbasis komunitas;
c) pengembangan unit pengaduan di Desa;
d) pengembangan bantuan hukum dan paralegal Desa untuk
penyelesaian masalah secara mandiri oleh Desa;
e) pengembangan kapasitas paralegal Desa;
f) penyelenggaraan musyawarah Desa untuk pertanggungjawaban dan
serah terima hasil pembangunan Desa; dan
10) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.

KEPALA DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DAN DESA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN TASIKMALAYA

Drs. RONI A SAHRONI,M.M


Pembina Utama Muda
NIP. 19681008 198803 1 003

29

Anda mungkin juga menyukai