DOSEN PEMBIMBING :
SUPRIADI TAKWIM, ST., M. Eng
DISUSUN OLEH :
ADIMAS GILANG PRASETYO
F 231 21 034
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar dari 0, menerima DAU
sebesar alokasi dasar ditambah celah fiskal.
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan 0, menerima DAU
sebesar alokasi dasar.
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih
kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah
diperhitungkan nilai celah fiskal.
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama
atau lebih besar dari alokasi dasar, tidak menerima DAU.
Secara umum DAU terdiri dari:
1. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi
2. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota
Rumusan Formulasi DAU
Persentase Pembagian DAU antara Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah 10%
dari total DAU Nasional dialokasikan kepada Provinsi dan 90% dari total DAU
Nasional dialokasikan kepada Kabupaten/Kota. Perhitungan besaran DAU secara
nasional adalah minimal 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Netto (PDN
Netto). PDN Netto adalah Pendapatan Dalam Negeri dikurangi dengan Bagi Hasil
yang diberikan Pusat kepada Daerah. Besaran alokasi DAU per daerah dihitung
menggunakan rumus/formulasi yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005.
Jenis DAK
Dana Alokasi Khusus dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Dana Alokasi Khusus Fisik
Petunjuk teknis pengelolaan DAK Fisik diatur dalam Perpres No. 141 tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik.
2. Dana Alokasi Khusus Non Fisik
Petunjuk teknis pengelolaan DAK Non Fisik diatur dalam Permenkeu No.
48/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik.