Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan PEMBIAYAAN DAERAH
SILPA
Kebijakan Penerimaan Pendapatan PAD
• Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari
PAD memperhatikan hal-hal sebag
1. Melihat Kondisi perekonomian (baik masa lalu atau
sekarang)
2. Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.
3. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dan/atau telah dibatalkan.
4. Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir masuk dalam
pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah
5. Penerimaan bunga dari dana cadangan masuk dalam Lain-
lain PAD Yang Sah
Kebijakan Dana Perimbangan
• Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana
perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penganggaran DBH, baik DBH-Pajak maupun DBH-Sumber Daya Alam
berpedoman pada Permenkeu mengenai perkiraan alokasi DBH Tahun
Anggaran 2013.
2. Penganggaran DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) untuk
kabupaten/kota dan provinsi dialokasikan sesuai keputusan gubernur
dengan mempedomani Permenkeu tentang Alokasi Sementara DBH-CHT.
3. Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH) minyak/gas/ pertambangan lainnya
mempedomani Permenkeu mengenai alokasi DBH
minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun Anggaran 2013.
4. Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat dianggarkan sebagai pendapatan
daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam Permenkeu tentang Alokasi
DAK Tahun Anggaran 2013.
Kebijakan Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
• Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Alokasi dana penyesuaian dianggarkan sebagai pendapatan daerah pada
kelompok Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sepanjang telah ditetapkan
dalam Permenkeu tentang Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2013.
2. Penganggaran Dana Otsus dan Dana BOS didasarkan pada Permenkeu
tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Dana BOS
Tahun Anggaran 2013.
3. Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari BHP yang
diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja bagi hasil
pajak dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2013.
4. Penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah
daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, dianggarkan dalam APBD
setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud.
Kebijakan Belanja Tidak Langsung
• Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Bunga
3. Belanja Subsidi (Subsidi kepada perusahaan/lembaga tertentu)
4. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial (disesuaikan dengan
peraturan KDH)
5. Belanja Bagi Hasil (sesuaikan dengan UU No 28 tahun 2009)
6. Belanja Bantuan Keuangan (bantuan kepada desa dan bantuan
kepada parpol)
7. Belanja Tidak Terduga (bencana alam dan sosial)
Kebijakan Belanja Langsung