• BLU bukan sebagai badan hukum tersendiri. Status hukum BLU tidak terpisah
dari kementerian Negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk
• Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara
langsung
• Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil
Persyaratan Teknis
• Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya;
• Kinerja keuangan satker yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukkan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.
Persyaratan Pembentukan BLU
Persyaratan Administratif
Status BLU bertahap berlaku paling lama 3 tahun. Penerapan BLU berakhir
apabila:
j. Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali
atas perintah Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan
kewenangannya, disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas Negara/Daerah
dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLU..
AKUNTANSI PADA BUMN/BUMD DAN
BLU/BLUD
Akuntansi BUMN/BUMD
Karena modal BUMN dan BUMD berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan pengelolannya serta keduanya merupakan suatu badan hukum yang
terpisah dari pemeritah maka akuntansi pada BUMN dan BUMD tidak mengikuti
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tetapi mengikuti Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatari Akuntan Indonesia. Namun
demikian, meskipun BUMN dan BUMD beroperasi seperti perusahaan bisnis
umumnya, tetapi BUMN dan BUMD merupakan bagian dari keuangan
negara/daerah sehingga laporan keuangannya harus disampaikan kepada
pemerintah selaku pemilik perusahaan dan diaudit oleh BPK serta auditor internal
pemerintah.
AKUNTANSI PADA BUMN/BUMD DAN
BLU/BLUD
Akuntansi BLU/BLUD