Anda di halaman 1dari 18

BADAN USAHA MILIK PEMERINTAH

DAN BADAN USAHA LAYANAN UMUM


KELOMPOK
MELATI LESTARI
APRILI YANI HANDAYANI
(2262201071) (2262201073)

APRILIA AYU NOVITA


SANTIKA SARI NDAHA
(2262201075) (2262201079)
BUMN DAN BUMD
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dar kekayaan negara yang dipisahkan. Penyertaan
modal negara dalam BUMN bersumber dari APBN, kapitalisasi cadangan, dan
sumber lainnya.
Sementara itu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan
badan usaha milik pemerintah daerah yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan pemerintah yang dipisahkan. Penyertaan modal
pemerintah daerah dalam BUMD bersumber dari APBD, kapitalisasi cadangan,
dan sumber lainnya. Pengelolaan BUMN dan BUMD didasarkan pada prinsip-
prinsip perusahaan (korporasi) dengan sistem manajemen dan akuntansi bisnis.
Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN dan BUMD

a. BUMN/BUMD diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan


kepada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah serta
membantu penerimaan keuangan negara/daerah
b. Untuk mengejar keuntungan.
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan jasa yangbermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak. d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha
yang belum dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi padahal
sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
d. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golonganekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Bentuk BUMN
Berdasarkan ketentuan dalam UU No. 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
terdapat dua bentuk BUMN, yaitu:
a. Persero
b. Perusahaan Umum (Perum)

Sebelum dikeluarkan UU No. 19 Tahun 2003,


terdapat tiga bentuk BUMN yaitu Persero,
Perum, dan Perusahaan Jawatan (Perjan). Saat
ini sudah tidak terdapat lagi BUMN dalam
bentuk Perusahaan Jawatan. BUMN yang
sebelumnya berbentuk perusahaan jawatan
harus diubah menjadi persero, perusahaan
umum, atau Badan Layanan Umum (BLU)
BUMN Pelaksana PSO (Public Service Obligation)
o PT Kereta Api Indonesia o PT Merpati Nusantara Airlines
o PT Pelayaran Nasional o Perum DAMRI
Indonesia (PELNI) o PT Askes
o PT Pos Indonesia o PT PERTAMINA
o PT Perusahaan Listrik Negara o PT Sang Hyang Seri
(PLN) o PT Pertani
o PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) o Perum Jasa Tirta I dan II
Holding o Perum Perumnas
o Perum Badan Urusan Logistik
(Bulog)
o PT Angkutan Sungai, Danau
dan Penyeberangan (ASDP)
BADAN LAYANAN UMUM (BLU) DAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH(BLUD)
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalamrangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa denganmemberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi danproduktivitas, dan penerapan praktek bisnis
yang sehat.
Pelaksanaan Badan Layanan Umum diatur dalam UU No. 17 Tahun
2003, UU No. 01 Tahun 2004, PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Keuangan Badan Layanan Umum, dan PMK No. 7 Tahun 2006
tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan
Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
Karakteristik Badan Layanan Umum

• BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/ lembaga/ pemerintah


daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induknya
• Keuangan BLU bukan merupakan kekayaan negara/daerah yang dipisahkan,
tetapi merupakan bagian dari sistem APBN/APBD
• Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas seperti
korporasi
• BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan
• BLU berperan sebagai agen pencapaian tujuan kementerian negara/ lembaga/
pemerintah daerah sebagai instansi induk
• Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/
SKPD/ pemerintah daerah
Karakteristik Badan Layanan Umum

• BLU bukan sebagai badan hukum tersendiri. Status hukum BLU tidak terpisah
dari kementerian Negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk
• Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara
langsung
• Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil

Berdasarkan jenis kegiatannya, Badan Layanan Umum terbagi menjadi 3


kelompok, yaitu :

1. BLU kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit,


lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan sebagainya
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan khusus meliputi
otoritapengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu (Kapet); dan
3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana
bergulir,dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.
Persyaratan Pembentukan BLU
Persyaratan Substantif

• Penyediaan barang dan/atau jasa, misalnya pelayanan bidang kesehatan,


penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengujian
• Pengelolaan dana khusus, misalnya pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan
menengah, pengelola penerusan pinjaman, dan pengelola tabungan perumahan,
• Pengelolaan kawasan atau wilayah secara otonom, misalnya Otorita dan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu.

Persyaratan Teknis

• Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya;
• Kinerja keuangan satker yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukkan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.
Persyaratan Pembentukan BLU
Persyaratan Administratif

• Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan


manfaat bagi masyarakat;
• Pola Tata Kelola
• Rencana Strategis Bisnis
• Laporan Keuangan Pokok
• Standar Pelayanan Minimal (SPM)
• Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia untuk Diaudit

Status BLU bertahap berlaku paling lama 3 tahun. Penerapan BLU berakhir
apabila:

1. dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/ bupati/ walikota sesuai kewenangannya.


2. dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota berdasarkan usul dari
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai kewenangannya.
3. berubah statusnya menjadi badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan.
Pengelolaan Keuangan BLU
a. BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan
ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit
layanan atau hasil per investasi dana. Namun demikian, tariff layanan yang
ditetapkan harus mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan,
daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, serta kompetisi yang sehat.
b. Pendapatan BLU dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU, tanpa
terlebih dahulu disetorkan ke Rekening Kas Negara/Daerah. Namun demikian,
pendapatan operasional, pendapatan hibah dan pendapatan dari hasil kerja sama
merupakan PNBP, sehingga wajib dilaporkan sebagai pendapatan negara bukan
pajak kementerian/lembaga atau pendapatan bukan pajak pemerintah daerah.
c. Adanya fleksibilitas pengelolaan belanja. Belanja BLU diselenggarakan secara
fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan
jumlah pengeluaran, mengikuti praktik bisnis yang sehat. Dalam hal terjadi
kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan anggaran dari
APBN/APBD kepada Menteri Keuangan/PPKD melalui menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya.
Pengelolaan Keuangan BLU
d. BLU dapat mengelola utang dan piutang, sepanjang dikelola dan diselesaikan
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab serta
memberikan nilai tambah, sesuai praktik bisnis yang sehat dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. BLU dapat melakukan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Khusus
investasi jangka panjang, harus mendapat persetujuan Menteri
Keuangan/Gubernur/ Bupati/Walikota.
f. BLU dapat melakukan pengadaan barang/jasa BLU berdasarkan prinsip ekonomi
danefisiensi serta sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
g. Sistem akuntansi BLU mengacu pada sistem akuntansi bisnis dan standar
akuntansi yang diikuti adalah standar akuntansi keuangan (SAK) yang berlaku.
h. BLU dapat memperkerjakan tenaga professional. Tenaga professional bisa PNS
maupun non PNS.
Pengelolaan Keuangan BLU
i. Pejabat pengelola, dewan pengawas, dan pegawai BLU dapat diberikan
remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme
yang diperlukan, setelah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/ walikota atas usulan menteri/pimpinan lembaga/kepala
Satuan Kerja PemerintahDaerah sesuai kewenangannya.

j. Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali
atas perintah Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan
kewenangannya, disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas Negara/Daerah
dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLU..
AKUNTANSI PADA BUMN/BUMD DAN
BLU/BLUD
Akuntansi BUMN/BUMD

Karena modal BUMN dan BUMD berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan pengelolannya serta keduanya merupakan suatu badan hukum yang
terpisah dari pemeritah maka akuntansi pada BUMN dan BUMD tidak mengikuti
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tetapi mengikuti Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatari Akuntan Indonesia. Namun
demikian, meskipun BUMN dan BUMD beroperasi seperti perusahaan bisnis
umumnya, tetapi BUMN dan BUMD merupakan bagian dari keuangan
negara/daerah sehingga laporan keuangannya harus disampaikan kepada
pemerintah selaku pemilik perusahaan dan diaudit oleh BPK serta auditor internal
pemerintah.
AKUNTANSI PADA BUMN/BUMD DAN
BLU/BLUD
Akuntansi BLU/BLUD

BLU/BLUD dalam hubungannya dengan akuntansi pemerintahan


dikategorikan sebagai entitas pelaporan sehingga harus membuat laporan keuangan
BLU/BLUD secara terpisah. BLU/BLUD memiliki karakteristik khusus meskipun
merupakan bagian dari pemerintah yang dimaksudkan untuk penyediaan pelayanan
umum tetapi operasionalnya dilaksanakan seperti organisasi bisnis. Sehingga
BLU/BLUD memiliki fleksibilitas dalam mengembangkan kebijakan, sistem dan prosedur
akuntansi untuk Pengelolaan Keuangan. Dalam mengembangkan sistem akuntansinya,
BLU mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku sesuai jenis
layanannya atau mengembangkan kebijakan akuntansi, jika belum ada SAK yang
sesuai jenis industrinya dapat ditetapkan oleh menteri pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya.
ANY QUESTION?
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai