Anda di halaman 1dari 13

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Selasa, 24 May 2011 08:55 | Ditulis oleh Administrator |


Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah diIndonesia
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah
dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan
BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja
dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.

Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Sedangkan Standar Pelayanan Minimum adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan
minimum yang diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan
dan kinerja kementerian Negara /lembaga /SKPD/ pemerintah daerah.
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLU
apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan
menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:

Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum

Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian


masyarakat atau layanan umum; dan/atau

Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan


kepada masyarakat.

Persyaratan teknis terpenuhi apabila:

kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan

kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan


dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:

pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat


bagi masyarakat;

pola tata kelola;

rencana strategis bisnis;

laporan keuangan pokok;

standar pelayanan minimum; dan

laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Pejabat pengelola BLU terdiri atas:


a. Pemimpin ;
b. Pejabat keuangan; dan
c. Pejabat teknis.
Pemimpin sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan BLU yang berkewajiban:
a. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
b. menyiapkan RBA tahunan;
c. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
d. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.
Pejabat keuangan BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan
yang berkewajiban :
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU;
g. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Pejabat teknis BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di
bidang masing-masing yang berkewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau tenaga
profesional nonpegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLU.

Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan
anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan
barang/jasa. Kepada BLU juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional
non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
Tetapi sebagai pengimbang, BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan
penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.
Dalam Peraturan Pemerintah ini, BLU wajib menghitung harga pokok dari layanannya dengan
kualitas dan kuantitas yang distandarkan oleh menteri teknis pembina. Demikian pula dalam
pertanggungjawabannya, BLU harus mampu menghitung dan menyajikan anggaran yang
digunakannya dalam kaitannya dengan layanan yang telah direalisasikan.
Oleh karena itu, BLU berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga induknya. Kedua
belah pihak menandatangani kontrak kinerja (a contractual performance agreement), dimana
menteri/pimpinan lembaga induk bertanggung jawab atas kebijakan layanan yang hendak
dihasilkan, dan BLU bertanggung jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.
Dengan sifat-sifat tersebut, BLU tetap menjadi instansi pemerintah yang tidak dipisahkan. Dan
karenanya, seluruh pendapatan yang diperolehnya dari non APBN/APBD dilaporkan dan
dikonsolidasikan dalam pertanggungjawaban APBN/APBD.
Sehubungan dengan privilese yang diberikan dan tuntutan khusus yang diharapkan dari BLU,
keberadaannya harus diseleksi dengan tata kelola khusus. Untuk itu, menteri/pimpinan
lembaga/satuan kerja dinas terkait diberi kewajiban untuk membina aspek teknis BLU,
sementara Menteri Keuangan/PPKD berfungsi sebagai pembina di bidang pengelolaan keuangan.
Pola BLU tersedia untuk diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara fungsional
menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Instansi dimaksud dapat berasal dari dan
berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non eselon. Sehubungan dengan itu, organisasi
dan struktur instansi pemerintah yang berkehendak menerapkan PPK-BLU kemungkinan
memerlukan penyesuaian dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Dengan demikian, BLU diharapkan tidak sekedar sebagai format baru dalam pengelolaan
APBN/APBD, tetapi BLU diharapkan untuk menyuburkan pewadahan baru bagi pembaharuan
manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat.
Asas BLU yang lainnya adalah:

Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada


pimpinan instansi induk,

BLU tidak mencari laba,

Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah,

Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

Puskesmas sebagai BLU, diberikan kebebasan dalam meningkatkan pelayanannya ke


masyarakat. Puskesmas akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa memiliki ketergantungan ke
Pemkot seperti yang terjadi selama ini

Gagasan untuk menjadi BLUD sudah jelas secara institusional menjadi badan layan umum.
Dalam hal ini, layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi
sumber daya manusia (SDM) hingga penganggaran.
Demi memberikan pelayanan yang yang lebih maksimal terhadap masyarakat, maka perubahan
puskesmas menjadi BLUD bukan tidak mungkin untuk diwujudkan.
Sumber:

PP RI No.23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Wikipedia Bahasa Indonesia

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

Kulonprogo Siapkan 21 Puskesmas Jadi BLUD


Jum'at, 08 Maret 2013 | 07:47 WIB

MI/Adam Dwi/vg
TERKAIT

Empat Kecamatan di Mamuju Minta Didirikan Puskesmas

Puskemas di Gunungkidul Kekurangan Dokter

Tunggakan PBB Kulonprogo Capai Rp600 juta

Kulonprogo Kekurangan Guru SD

Karyawan PT Telkom Bangun Puskesmas untuk Korban Gempa Mentawai 2010

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo akan menjadikan 21


Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Dengan status sebagai BLUD, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, Bambang
Haryanto, Kamis (7/3), puskesmas bisa memberikan pelayanan rawat inap.
Hal itu, lanjutnya, untuk mendekatkan masyarakat pada layanan kesehatan yang lebih lengkap
dan juga mengurangi beban pada RSUD. "RSUD Wates sendiri sering kewalahan menghadapi
meninkatnya jumlah pasien yang harus ditangani," katanya.
Menurut dia, Puskesmas dalam menangani pasien banyak yang kemudian merujuk ke RSUD.
Namun, kata Bambang, jumlah bed di RSUD terbatas sehingga sering asien justru tidak
tertangani.
Dengan meningkatkan Puskesmas menjadi BLUD, katanya, maka pasien bisa ditangani tanpa
harus dirujuk.
Pada tahap pertama, jelas Bambang, akan dikembangkan enam Puskesmas yang bisa melakukan
layanan rawat inap. Enam Puskesmas itu adalah Temon I, Girimulyo II, Sentolo I, Samigaluh I,
Galur II dan Panjatan II.
Ia menyebutkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo kini tengah mempersiapkan
infrastruktur pendukung baik bangunan maupun peralatannya.
"Yang masih kurang memang SDM-nya. Karena memang berbeda dengan Puskesmas yang
biasanya," katanya.
Ditambahkan untuk Puskesmas yang melayani rawat inap ini diperlukan sekurangnya tiga dokter
dan 12 perawat serta beberapa tenaga administrasi dan pendukung lainnya. (Agus Utantoro/Adf)

ABSTRAK
Untuk dapat memaksimalkan peran Puskesmas didalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat diwilayahnya, saat ini seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar telah menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Namun demikian
dalam penerapannya Puskesmas masih menemui banyak kendala.. Dari mulai kualitas pelayanan,
keterbatasan dana serta aspek manajemen dan operasional Puskesmas lainnya. Oleh karenanya,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan program BLUD, serta
peluang dan ancaman yang mungkin muncul dalam pelaksanaannya di Puskesmas dan
selanjutnya dapat merumuskan rencana strategis dalam pengembangan pelaksanaan BLUD di
Puskesmas di Kabupaten Gianyar. Rancangan penelitian ini adalah rancangan deskriptif
kualitatif yang berlokasi di seluruh Puskesmas di Kabupaten Gianyar. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh manajemen Puskesmas. Sampel penelitian adalah 13 kepala puskesmas dan 7
orang dari instansi terkait untuk mengkonfirmasi data khususnya yang berkaitan dengan
lingkungan eksternal yaitu Kepala Bidang pada Dinas Kesehatan, Kepala Bagian Dinas
Keuangan, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa saat ini kekuatan
didalam pelaksanaan PPK-BLUD di Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar ditunjukkan oleh hampir
semua indikator variable internal dengan total rating 53,231, baik itu variable SDM, Operasional,
Keuangan maupun Pemasaran. Sedangkan faktor Kelemahannya hanya ditunjukan oleh
kuantitas, kualitas dan kualifikasi tenaga kerja non medis serta anggaran pendapatan dan belanja
puskesmas yang menunjukan nilai rating yang masih dibawah standar yang ditetapkan. Namun
demikian di masa yang akan datang hampir semua variable internal menunjukan rating yang baik
dengan total rating 73,385 yang merupakan kekuatan yang potensial dalam pengembangan PPKBLUD di Puskesmas. Selanjutnya, hasil analisis terhadap peluang dan ancaman dari penerapan
PPK-BLUD di Puskesmas menunjukan bahwa mayoritas indikator variable lingkungan eksternal
pada saat ini merupakan peluang yang sangat baik, dengan nilai rating 45,167. Hanya beberapa
indikator peluang yang perlu mendapat perhatian sehingga tidak berkembang menjadi ancaman,

seperti jumlah penduduk yang terus berkembang, perilaku masyarakat terhadap lingkungan serta
perkembangan tehnologi komunikasi dewasa ini. Selanjutnya Rencana strategis yang dapat
dirumuskan dalam pengembangan pelaksanaan PPK-BLUD di Puskesmas adalah
mengembangkan produk baru dan menambah kualitas produk dan jasa sejalan dengan posisi
strategis Puskesmas pada posisi grow and develop. Adapun alternatif dari rencana strategis
dalam pengembangan PPK-BLUD di Puskesmas antara lain pengembangan produk dan
kualitasnya antara lain melalui pengembangan Puskesmas Keliling, sanitasis sehat disetiap
rumah tangga, rawat inap bagi pasien, sertasarana dan prasarana Puskesmas. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa variable ekonomi, hukum sosial budaya dan teknologi
merupakan kekuatan sekaligus peluang yang sangat bagus dalam penerapan PPK-BLUD di
Puskesmas. Namun demikian kelemahan dari variabel tersebut perlu diperhatikan sehingga tidak
menjadi ancaman dalam penerapan dan pengembangannya seperti halnya tenaga non medis dan
anggaran pendapatan dan belanja Puskesmas. Sehingga rencana strategik yang tepat sangat
diperlukan dalam pengembangan Puskesmas dimasa mendatang.

Mewujudkan Puskesmas Sebagai BLUD


by admin on November 26th, 2011 at 10:00
Posted In: Beranda

Bak gayung bersambut, misi untuk meningkatkan kualitas layanan


Puskesmas di kabupaten Klungkung mendapat dukungan. Dukungan ini datang dari Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bersedia membantu memberikan kajian
pengembangan Puskesmas-Puskesmas di kabupaten Klungkungan untuk menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Untuk bahan kajian ini, BPKP telah meminta 19 jenis data tiga tahun
terakhir yaitu dari tahun 2008 hingga 2010. Pengembangan puskesmas sebagai BLUD ini
merupakan jawaban atas tuntutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas kepada
masyarakat. Harus diakui, selama ini banyak pihak mengeluhkan pelayanan di puskesmas kurang
lancar, karena permasalahan dana operasional.

Kursus Singkat Pengelolaan Keuangan Puskesmas BLUD di


Puskesmas Tebet Jakarta Selatan
16 Apr

BLUD merupakan instansi lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk


memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktifitas.
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disebut PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang
diatur dalam peraturan pemerintah (PP), sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan Negara pada umumnya.
Untuk dapat mengelola BLUD, kaka instansi pemerintah harus memenuhi syarat subtansial,
teknis dan administratife, yang terdiri dari:
Persayaratan subtansial:
1. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum.

2. Pengelolaan wilayah kasawan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekenomian


masyarakat atau layanan umum
3. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan layanan kepada
masyarakat.
Persayaratan teknis :
1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsi layak ditingkatkan pencapaiannya
melalui BLUD sebagai rekomendasi dari pihak berwenang.
2. Kinerja keuangan instansi bersangkutan adalah sehat yang ditunjukan dalam dokumen
usulan penetapan BLUD.
Persayaratan administratife :
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat
bagi masyarakat
2. Pola tata kelola
3. Rencana strategis bisni
4. Laporan keuangan pokok
5. Standar pelayanan minimum dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen
Puskesmas Tebet Jakarta Selatan merupakan salah satu instansi pemerintah yang menerapkan
BLUD bidang pelayanan kesehatan sejak tahun 2006, sistem penganggaran yang sudah berjalan
yaitu sumber anggaran subsidi untuk program serta gaji PNS yang diusulkan langsung oleh
kepala SKPD (pimpinan puskesmas) kepada Bappedako dan dituangkan dalam bentuk DPA
(Dokumen Pelaksanaan Anggaran) dan sumber anggaran BLUD yang didapatkan dari biaya/jasa
pelayanan kesehatan yang telah diatur dalam peraturan daerah (Perda) retribusi.
Dalam pengelolaan BLUD telah diatur dengan SK Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dimana pokok pikiran yang sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan di Kabupaten
Bintan yaitu sistem pengelolaan keuangan retribusi yang disetor 100% ke kas daerah tidak perlu
disetor dan dapat dikelola/digunakan untuk kebutuhan yang dianggap penting dan kebutuhan ini
diatur dalam SK tersebut, antara lain:
1. Biaya BLUD terdiri dari biaya operasional 35% dan non operasional 65%.
2. Biaya operasional merupakan biaya pelayanan dan biaya umum serta administrasi.
3. Biaya pelayanan terdiri dari : biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa pelayanan, biaya
pemeliharaan, biaya barang dan jasa serta biaya lain-lain.
4. Biaya umum dan administrasi terdiri dari : biaya pegawai, biaya administrasi, biaya
pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya promosi, biaya umum dan administrasi
lainnya.
5. Biaya non operasional yaitu biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya kerugian
penjualan asset tetapm dan penurunan nilai serta biaya operasional lainnya.
Biaya operasional dan non operasional dapat dikelola langsung oleh puskesmas tanpa harus
disetor ke kas daerah. Hal ini memudahkan puskesmas sebagai BLUD dalam meningkatkan
kualitas pelayanan serta pemeliharaan sarana pelayanan.

About these ads

Tenaga Medis Honorer DKI akan diangkat menjadi tenaga


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Posted on February 26, 2013 by LOWONGAN CPNS
Sahabat pembaca setia info cpns tahun 2013 yang berbahagia, tahukah anda bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan mengangkat tenaga medis honorer menjadi tenaga Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) DKI. Hal itu dilakukan karena membludaknya pasien di puskesmas dan rumah sakit akibat Kartu
Jakarta Sehat (KJS). Berikut ini berita selengkapnya yang bersumber dari Kompas.

Basuki Janji Angkat Tenaga Medis Honorer

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan mengangkat
tenaga medis honorer menjadi tenaga Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) DKI. Hal itu dilakukan karena
membludaknya pasien di puskesmas dan rumah sakit akibat Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Ya, diangkat. Tapi, kita enggak akan angkat mereka jadi PNS karena harus ikut tes, kata Basuki di Balaikota
Jakarta, Senin (25/2/2013).
Basuki mengatakan, ia tidak ingin lagi ada karyawan atau pekerja di Ibu Kota yang mendapat bayaran di bawah Upah
Minimum Provinsi (UMP) DKI, yaitu Rp 2,2 juta. Pemprov DKI juga mengupayakan penghapusan outsourcing yang
dilakukan oleh pihak ketiga dan akan diambil alih oleh Pemprov DKI.
Kita juga mulai menghapus outsourcing-outsourcingyang dilakukan pihak ketiga yang saat mengajukan anggaran
kepada kami, tender dengan UMP. Pada praktiknya, karyawannya diteken di bawah UMP. Nah, mereka itu akan kami
ambil alih, kata Basuki.

Basuki pun mengatakan, terdapat tiga komponen penghasilan dalam pembayaran gaji tenaga medis honorer itu. Tiga
komponen itu adalah standar Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Rp 2,2 juta, kedua adalah penanganan kasus, dan
yang ketiga berdasarkan kompetensi.
Apakah dia bisa atau tidak dia mendeteksi orang berpenyakit jantung. Tapi, tentu yang operasi jantung bukan dia,
itu wilayahnya dokter spesialis. Tapi dokter spesialis itu akan tertolong dengan adanya pendidikan dokter spesialis
juga. Maka tentu, dia akan diberikan juga ada kompensasi penghasilan dan insentif. Ya, ini penting supaya mereka
juga merasa dihargai. Kami akan mulai tahun depan, ujar Basuki.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati mengatakan akan mengubah status tenaga medis honorer
menjadi tenaga tetap Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) DKI. Dengan itu, para tenaga honorer akan memiliki
kejelasan status.
Sementara itu untuk menanggulangi membludaknya pasien akibat KJS, ia akan menambahkan kuantitas dokter di
Puskesmas. Gaji nya pun akan disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI 2013. Sejak Senin lalu,
dokter spesialis pun sudah diturunkan di Puskesmas Kecamatan Koja, Puskesmas Kecamatan Cilincing, Puskesmas
Tambora dan Puskesmas Tanah Abang beserta delapan puskesmas kelurahan lainnya.
Selain itu, juga ada penambahan tenaga non-PNS di masing-masing puskesmas kecamatan dan kelurahan yang
kunjungan pasiennya terus bertambah, kata Dien.

Editor :

Ana Shofiana Syatiri

Sambil menunggu

perkembangan kabar penerimaan CPNS Tahun 2013 selanjutnya, ada baiknya anda

mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian TKD dan TKB mulai dari sekarang. Anda harus mempersiapkan
diri agar dapat lolos dari seleksi ambang batas nilai yang merupakan kunci sukses lolos CPNS jalur umum
dan honorer tahun 2013. Kabarnya untuk tes mulai tahun ini pemerintah akan menggunakan metode baru
berupa Computer Assissted Test (CAT). Sesuai Inpres No. 1/2013,Presiden juga memerintahkan Badan
Kepegawaian

Negara

(BKN)

bersama-sama

Kementerian/Lembaga

dan

Pemerintah

Daerah

agar

mengembangkan sistem Selsksi CPNS/PNS dengan menggunakan Computer Helped Test (CAT).Pada tahap
awal tahun 2013 ini, Presiden memerintahkan BKN untuk bisa menerapkan rekrutmen berbasis CAT untuk
18 instansi pemerintah.

Nah, untuk anda yang belum terbiasa dengan komputer dan ingin menjadi CPNS,
mungkin ada baiknya anda mempersiapkan diri mulai sekarang. Bagi yang sudah
terbiasa mengikuti ujian dengan komputer mungkin ujian seperti diatas dengan
menggunakan CAT bukan suatu masalah yang serius, namun untuk yang belum
terbiasa dengan komputer ada baiknya anda membiasakan diri mengerjakan soal-soal

latihan pada komputer. Salahsatu alternatif yang bisa anda coba adalah software yang
dapat anda download dari latihansoal.com.

Keunggulan software ini dibanding ebook pdf adalah dapat digunakan tanpa internet /
offline, dapat di update, ada waktu pengerjaaan, interaktif, ada nilai score latihan,
dapat mereview kembali hasil latihan, otomatis dapat tahu kunci jawaban setelah
menjawab, dapat mengacak soal (sehingga anda dapat mengulang kembali), dapat
mengacak jawaban (sehingga anda dapat mengulang kembali). Software ini dapat juga
dijalankan di perangkat ipad dan android.

Namun bagi anda yang suka belajar dengan ebook, anda dapat juga mendownload
materi latihan soal cpns, anda dapat mendownloadnya di cpnsonline.com. 12 seri ebook
cpnsonline merupakan sebuah paket informasi dalam format file PDF sebanyak lebih
kurang10.000 Total halaman, berisi materi materi bahan utama soal ujian seleksi CPNS 2013-2014
dan juga soal-soal CPNS tahun lalu beserta penjelasannya. Anda tidak perlu ragu dan bimbang
menghadapi ujian CPNS tahun ini karena keterbatasan waktu ataupun ujian lowongan kerja yang
mensyaratkan untuk mengikuti ujian tes TPA, Tes Bakat Skolastik, TOEFL, GMAT, GRES, dan
Wawancara. Karena ebook ini diharapkan dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan
Anda. CPNSONLINE sangat menyadari apa yang diperlukan dan dibutuhkan untuk persiapan Ujian
seleksi CPNS.

Badan layanan umum daerah


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Badan Layanan Umum Daerah)
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah
di Indonesia yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah
dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan
BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja
dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.
Contoh dari SKPD dengan status BLUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Unit kerja
seperti puskesmas atau tempat rekreasi tidak tertutup kemungkinan ditingkatkan statusnya
sebagai BLUD.

Anda mungkin juga menyukai