Anda di halaman 1dari 25

Kelompok

Badan Layanan
Umum
Akuntansi Sektor Publik
Kelompok
Anggota :
1
1. Amaliah Febrianti_A1C020016

2. Ayu Azhari_A1C020028

3. Ainul Khufiati Zuhro_A1C021001

4. Denda Yupita Husni_A1C021005

5. Komang Artrilens Astiti_A1C021016

6. Nurul Laili Nursanti_A1C021025


Pengertian Dasar Hukum
Badan Layanan Umum (BLU) (bahasa Inggris: Dasar hukum BLU adalah pasal
Public Service Agency) adalah instansi di 68 dan 69 Undang-Undang
lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk Nomor 1 Tahun 2004 tentang
memberikan pelayanan kepada masyarakat Perbendaharaan Negara yang
berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual kemudian ditindaklanjuti
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dengan Peraturan Pemerintah
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada Nomor 23 Tahun 2005 tentang
prinsip efisiensi dan produktivitas Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
Karakteristik BLU
• Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang
dipisahkan);
• Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik;
• Tidak bertujuan mencari keuntungan;
• Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi;
• Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi
induk;
• Pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung;
• Pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS;
• Bukan sebagai subjek pajak.
Asas BLU
PERTAMA KEDUA KETIGA
BLU beroperasi sebagai unit
kerja kementerian
negara/lembaga/pemerintah BLU merupakan bagian perangkat Menteri/pimpinan
daerah untuk tujuan pencapaian tujuan kementerian lembaga/gubernur/bupati/walikota
negara/lembaga/pemerintah daerah dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemberian layanan umum
karenanya status hukum BLU tidak kebijakan penyelenggaraan pelayanan
yang pengelolaannya terpisah dari kementerian umum yang didelegasikannya kepada
berdasarkan kewenangan negara/lembaga/pemerintah daerah BLU dari segi manfaat layanan yang
yang didelegasikan oleh sebagai instansi induk. dihasilkan.

instansi induk yang


bersangkutan;
Asas BLU
PERTAMA KEDUA KETIGA
BLU beroperasi sebagai unit
kerja kementerian
negara/lembaga/pemerintah BLU merupakan bagian perangkat Menteri/pimpinan
daerah untuk tujuan pencapaian tujuan kementerian lembaga/gubernur/bupati/walikota
negara/lembaga/pemerintah daerah dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemberian layanan umum
karenanya status hukum BLU tidak kebijakan penyelenggaraan pelayanan
yang pengelolaannya terpisah dari kementerian umum yang didelegasikannya kepada
berdasarkan kewenangan negara/lembaga/pemerintah daerah BLU dari segi manfaat layanan yang
yang didelegasikan oleh sebagai instansi induk. dihasilkan.

instansi induk yang


bersangkutan;
Pola Pengelolaan Keuangan BLU
Item 5
Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola 10
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat Item 4
10
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.

Item 3
20
Komponen Laporan
Keuangan BLU
Berdasarkan PSAP No 13 komponen Laporan
Keuangan BLU terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
C. Neraca
d. Laporan Operasional
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan Atas Laporan Keuangan
Contoh Laporan
Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran BLU menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja,
surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLU paling kurang

mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA;

b. Belanja;

c. Surplus/defisit-LRA;
Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos- pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;
e.Saldo Anggaran Lebih Akhir.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Investasi jangka pendek;
c. piutang dari kegiatan BLU;
d. persediaan;
e. Investasi jangka panjang;

f.aset tetap;
g. aset lainnya;

h. kewajiban jangka pendek;


i.kewajiban jangka panjang; dan
Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO;
b. Beban;
C. Surplus/Defisit dari kegiatan operasional;
d. Kegiatan nonoperasional;
e. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas, dan setara kas selama satu
periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kaspada tanggal
pelaporan pada BLU.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikanberdasarkan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Laporan Perubahan Ekuitas
pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos sebagai berikut:
a. Ekuitas awal;
b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi

ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif

yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan

koreksi kesalahan mendasar, misalnya:

1). koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang


Surplus dan Defisit
BLU
Pengertian Surplus Pengertian Defisit
Surplus anggaran BLU adalah selisih lebih
Defisit anggaran BLU adalah selisih kurang
antara pendapatan dengan belanja BLU
antara pendapatan dengan belanja BLU
yang dihitung berdasarkan laporan
yang dihitung berdasarkan laporan
keuangan operasional berbasis akrual pada
keuangan operasional berbasis akrual pada
suatu periode anggaran. Estimasi surplus
suatu periode anggaran.
dalam tahun anggaran berjalan
diperhitungkan dalam RBA tahun anggaran
berikut untuk disetujui penggunaannya.
Tata Kelola
PEJABAT KEPEGAWAIAN & DEWAN
KELEMBAGAAN
PENGELOLA PENGAWAS
Pengelolaan Keuangan BLU
dapat diterapkan oleh setiap Pejabat pengelola dan pegawai BLU dapat
instansi pemerintah yang secara Rencana kerja dan anggaran serta laporan terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS)
fungsional menyelenggarakan keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai
dan disajikan sebagai bagian yang tidak dengan kebutuhan BLU. Sedangkan
kegiatan yang bersifat terpisahkan dari Rencana kerja dan anggota dewan pengawas terdiri dari unsur-
operasional. Instansi dimaksud anggaran serta laporan keuangan dan unsur pejabat dari kementerian
dapat berasal dari dan kinerja kementerian negara/ negara/lembaga teknis yang bersangkutan,
lembaga/SKPD/pemerintah daerah. Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli
berkedudukan pada berbagai
yang sesuai dengan kegiatan BLU.
jenjang eselon atau non eselon
pada kementerian/lembaga.
Penilaian & Penetapan
Pengertian Tugas tim penilai
Dalam rangka penilaian usulan PK-BLU, Menteri
Keuangan dapat membentuk Tim Penilai yang terdiri dari -Merumuskan kriteria yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penilaian.
unsur di lingkungan Kementerian Keuangan yang terkait
-Melakukan identifikasi dan klarifikasi terhadap usulan
dengan kegiatan satker BLU yang diusulkan, antara lain
penerapan PK-BLU
Ditjen Perbendaharaan, Sekretariat Jenderal Kementerian -Melakukan koordinasi dengan unit/instansi terkait.
Keuangan, dan Ditjen Anggaran. -Melakukan penilaian atas usulan penerapan PK-BLU
Menteri Keuangan memberi keputusan penetapan atau surat yang disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga.
penolakan terhadap usulan penetapan BLU paling lambat -Menyampaikan rekomendasi hasil penilaian atas
tiga bulan sejak dokumen persyaratan diterima secara usulan penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah
lengkap dari menteri/pimpinan lembaga. untuk menerapkan PK-BLU kepada Menteri
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai, Keuangan.
usulan penetapan BLU dapat ditolak atau ditetapkan -Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
penilaian usulan penetapan instansi PK-BLU.
dengan status BLU penuh maupun BLU bertahap.
Tarif & Biaya Satuan
TARIF
BIAYA SATUAN
Tarif layanan diusulkan oleh BLU bersangkutan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, kemudian
Menteri/Pimpinan Lembaga mengajukan usulan Dalam rangka penyusunan biaya satuan per unit layanan,
tarif tersebut kepada Menteri Keuangan untuk maka perlu diperhitungkan biaya-biaya yang timbul, yaitu:
biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya variabel, dan
ditetapkan. Dalam penetapan tarif dimaksud, biaya tetap.
Menteri Keuangan dibantu oleh suatu tim dan
dapat menggunakan narasumber yang berasal
dari sektor terkait.
Perencanaan & Penganggaran
1.) Rencana strategis bisnis
BLU menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
(Renstra K/L).
2.) Penyusunan rencana bisnis dan anggaran rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU antara lain:
-Kondisi kinerja BLU tahun berjalan;
-Asumsi makro dan mikro;
-Target kinerja (output yang terukur);
-Analisis dan perkiraan biaya per output dan agregat;
-Perkiraan harga dan anggaran;
-Prognosa laporan keuangan.
3.) Pengintegrasian rencana bisnis dan anggaran dalam RKA-K/L
BLU sebagai satuan kerja merupakan bagian dari kementerian negara/lembaga. Oleh karena itu pengintegrasian RBA BLU ke
dalam RKA-K/L dilakukan oleh kementerian negara/lembaga bersangkutan. Tata cara pengintegrasian RBA kedalam RKA-
K/L berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Pelaksanaan Anggaran
1.) Dokumen pelaksanaan anggaran
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran memuat :
-Seluruh pendapatan dan belanja BLU;
proyeksi arus kas;
-Jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang dihasilkan;
-Rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN;
-Besaran persentase ambang batas sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.

2.) Pengelolaan PNBP


Pengelolaan PNBP pada BLU mengikuti pedoman sbb :
-Penggunaan PNBP pada BLU penuh, dan BLU bertahap
-Pertanggungjawaban Pengunaan PNBP oleh BLU
Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban

AKUNTANSI PELAPORAN PERTANGUNGJAWABAN


BLU menyelenggarakan
akuntansi sesuai dengan standar
Menteri/pimpinan lembaga bertanggung
akuntansi keuangan yang BLU menyelenggarakan akuntansi sesuai
jawab atas keberhasilan pencapaian sasaran
dengan standar akuntansi keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntan
program berupa hasil (political
accountability), sedangkan pimpinan BLU
akuntan Indonesia, jika tidak ada Indonesia, jika tidak ada standar
bertanggung jawab atas keberhasilan
standar akuntansi BLU yang akuntansi BLU yang bersangkutan dapat
pencapaian sasaran kegiatan berupa
menerapkan standar akuntansi industri
bersangkutan dapat menerapkan keluaran (operational accountability) dan
yang spesifik setelah mendapat
standar akuntansi industri yang terhadap kinerja BLU sesuai dengan tolok
persetujuan Menteri Keuangan.
ukur yang ditetapkan dalam RBA.
spesifik setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
Pembinaan, Pengawasan dan Pemeriksaan

PEMBINAAN PENGAWASAN PEMERIKSAAN

Dalam rangka pelaksanaan pembinaan


Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan oleh
BLU dapat dibentuk dewan pengawas.
Pembinaan teknis BLU dilakukan satuan pemeriksaan intern (SPI) yang
Pembentukan dewan pengawas hanya
oleh menteri/pimpinan lembaga, merupakan unit kerja dan berkedudukan
berlaku pada BLU yang memiliki realisasi
langsung di bawah pemimpin BLU,
sedangkan pembinaan di bidang nilai omzet tahunan (menurut laporan
sedangkan pemeriksaan ekstern
realisasi anggaran) atau nilai aset
keuangan dilakukan oleh Menteri dilaksanakan oleh lembaga pemeriksa
(menurut neraca) memenuhi syarat
Keuangan. minimum yang ditetapkan oleh Menteri
ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Keuangan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai