Anda di halaman 1dari 6

Daftar pertanyaan Manajemen Akuntansi Sektor Publik

1. Dalam pengelolaan keuangan daerah ada istilah otorisator, coba anda jelaskan maksud dari
istilah tersebut?
Otorisator adalah kewenangan untuk mengambil tindakan-tindakan yang mengakibatkan
adanya pengeluaran dan atau penerimaan daerah serta wewenang untuk menguji tagihan,
memerintahkan pembayaran dan atau penagihan sebagai akibat adanya tindakan
“Otorisator”.

2. Apa kendala yang dihadapi daerah dalam pelaksanaan belanja daerah?

Beberapa kendala yang umumnya dihadapi daerah sehingga pelaksanaan belanja daerah
tidak tepat waktu antara lain :
 Penetapan Perda APBD yang terlambat, menyebabkan terlambatnya pelaksanaan
kegiatan,
 Terjadinya gagal lelang, sehingga pemda harus mengulang proses lelang yang
pada akhirnya menghambat penyerapan anggaran dan pencapaian output.
 Belum selesainya persiapan pelaksanaan kegiatan, misalnya pembebasan tanah.

3. Bagaimana langkah pemerintah pusat untuk mempercepat penyerapan belanja daerah?

Dalam rangka percepatan pelaksanaan belanja di daerah, beberapa langkah kebijakan


yang diambil oleh Pemerintah Pusat antara lain:
a. Menerapkan kebijakan pelaksanaan transfer kedaerah berdasarkan kinerja
penyerapan anggaran dan output di daerah,
b. Melakukan monitoring posisi kas dan simpanan pemda di perbankan,
c. Memberlakukan sistem reward/punishment. Reward diberlakukan antara lain
melalui Dana Insentif Daerah yang diberikan kepada daerah berprestasi
berdasarkan beberapa criteria diantaranya adalah criteria kinerja keuangan daerah,

4. Apa yang dimaksud dengan defisit dan surplus APBD, dan bagaimana tindaklanjutnya?
Defisit APBD merupakan selisih kurang antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah
pada tahun anggaran yang sama. Defisit terjadi bila jumlah pendapatan lebih kecil daripada
jumlah belanja. Apabila APBD mengalami defisit, deficit tersebut dapat dibiayai dengan
penerimaan pembiayaan, termasuk dalam penerimaan pembiayaan tersebut misalnya Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) tahun sebelumnya, penggunaan cadangan,
penerimaan pinjaman, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan
kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. SiLPA merupakan dana milik daerah
yang bersangkutan, sehingga tidak menimbulkan risiko fiscal seperti halnya pinjaman.
Dalam halAPBD mengalami defisit, tidak ada pendanaan khusus yang disalurkandari
APBN kepada daerah untuk menutup deficit tersebut.

Surplus APBD merupakanselisihlebihantaraPendapatan Daerah dan Belanja Daerah pada


tahunanggaran yang sama. Surplus terjadi bila jumlah pendapatan lebih besar daripada
jumlah belanja. Apabila APBD mengalami surplus tidak selalu berarti daerah tersebut
memiliki kelebihan kas, namun hal tersebut terjadi karena anggaran pendapatan daerah lebih
besar dari anggaran belanja daerah. Surplus anggaran pendapatan tersebut dapat dianggarkan
oleh daerah untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian
pinjaman kepada pemerintah pusat/daerah lain, dan pembentukan dana cadangan (misalnya:
untuk dana Pilkada, untuk pembangunan infrastruktur).

5. Apa yang dimaksuddenganSimpananPemda di perbankan dan


dalambentukapasajasimpananpemda di perbankantersebut?

Simpananpemdadiperbankanmerupakanbagian yang normal


dalampengelolaankeuangandaerah. Simpananpemdadiperbankantersebutdigunakan oleh
pemdauntukmelakukantransaksikeuangandaerahmisalnyauntukpembayarankontrakdenga
nrekanan, pembayarangajipegawai, pembayaranataspengadaanbarang/jasa,
penghimpunanpendapatandaerah, dan lain sebagainya.
SetiappemdawajibmemilikiRekening Kas Umum Daerah (RKUD)
sebagaisaranatransaksikeuanganpemda.

SimpananPemda di perbankanbiasanyadalambentukgiro, tabungan, dan deposito.


SimpananPemda di perbankantidakselaluberartidaerahmemiliki dana idle. Dana idle
terjadiapabilasimpanantersebutmencapaijumlah yang tidakwajar.
6. Apa yang dimaksuddengandaerah yang memiliki uang kas dan/atausimpanan di bank
dalamjumlahtidakwajar? dan apakahlangkahapa yang dilakukanPemerintah Pusat
untukmengatasisimpananpemda di perbankan yang tidakwajar?

SesuaiPeraturan Menteri Keuangannomor: PMK-18/PMK.07/2017


tentangKonversiPenyaluran DBH dan/atau AU dalamBentuk Non Tunai, daerah yang
memiliki uang kas dan/atausimpanan di bank dalamjumlahtidakwajaradalahdaerah yang
memilikiposisi kas saldopositifsetelahdikurangiperkiraanBelanjaOperasi, Belanja Modal,
Transfer Bagi Hasil pendapatan, dan Transfer BantuanKeuanganuntukkurunwaktu 3
(tiga) bulanberikutnya.

Untukmengatasiadanyasimpananpemda di perbankan yang tidakwajar, langkah yang


dilakukanpemerintah:
a. Pemerintahdapatmelakukankonversipenyaluran DAU dan/atau DBH kedalam
SBN bagidaerah yang memilikiposisi kas tidakwajar (sesuaiketentuan PMK
Nomor 18/PMK.07/2017 tentangKonversiPenyaluran DBH dan /atau DAU
DalamBentuk Non Tunai).
Dengandemikianygdilakukanpemerintahbukanmemotong,
namunmengkonversipenyaluran DBH dan/atau DAU kedalamnontunai.
Kebijakankonversipenyaluran DBH dan/atau DAU dilakukan agar
Pemdadapatsegeramemulaimelaksanakankegiatan/proyekfisikdarisejakawaltahun,
sehinggarealisasianggaranmeningkat dan posisi dana simpananPemda di
perbankan juga turun.
b. Menerapkankebijakanpenyaluran TKDD berdasarkankinerjapenyerapan dana dan
capaian output kegiatan di daerah (sesuaiketentuan PMK No. 50/PMK.07/2017
sebagaimanatelahdirevisidengan PMK No. 112/PMK.07/1017 tentangPengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa).

7. Apa yang dimaksuddengan dana dekonsentrasi? Dan bagaimanapenyaluran dana


dekonsentrasitersebut?

Menurut PP No. 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi Dan TugasPembantuan,


DekonsentrasiadalahpelimpahanwewenangdariPemerintahkepadaGubernursebagai wakil
Pemerintah dan/ataukepadaInstansiVertikal di wilayah tertentu.

Dana Dekonsentrasiadalah dana pelimpahanwewenangdariPemerintah Pusat


kepadaGubernuruntukmendukungpelaksanaankegiatandekonsentrasi yang berasaldari
APBN dan tidaktermasuk dana yang dialokasikanuntukinstansivertikalpusat di daerah.
Kegiatandekonsentrasi yang dibiayaiadalahbersifatnonfisik dan
mendukungpenguatanpemberdayaanGubernurselaku wakil Pemerintah Pusat.
Penyaluran dana dekonsentrasidilakukan oleh Kementerian/Lembaga
teknismelaluiRekening Kas Umum Negara (RKUN). Pertanggungjawaban dana
dekonsentrasidilakukan oleh provinsikepada Kementerian/Lembaga yang menugaskan.

8. Apa yang dimaksuddengan dana TugasPembantuan? Dan bagaimanapenyaluran dana


tugaspembantuan?

Menurut PP No. 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi dan TugasPembantuan,


TugasPembantuanadalahpenugasandariPemerintahkepadadaerah dan/ataudesa,
daripemerintahprovinsikepadakabupaten, ataukota dan/ataudesa,
sertadaripemerintahkabupaten,
ataukotakepadadesauntukmelaksanakantugastertentudengankewajibanmelaporkan dan
mempertanggungjawabkanpelaksanaannyakepada yang menugaskan.

Dana TugasPembantuanadalah dana yang berasaldari APBN dan digunakan


olehGubernur/Walikota/BupatitermasukKepalaDesauntukmembiayaikegiatanfisikdengan
kewajibanmelaporkan dan mempertanggungjawabkanpelaksanaankepada yang
menugaskan.

Penyaluran dana tugaspembantuandilakukan oleh Kementerian/Lembaga


teknismelaluiRekening Kas Umum Negara (RKUN). Pertanggungjawaban dana
dekonsentrasidilakukan oleh pemerintahdaerah (provinsi/kab/kota yang
menerimatugaspembantuan) kepada Kementerian/Lembaga yang menugaskan.

9. Kalo kita membicarakan tenatang Dana Belanja daerah. Maka kita tidak lepas dari Dana
desa. Apaitu dana desa, dan bagaimana alokasinya?

Dana desa adalah dana yang bersumberdari APBN yang diperuntukkanbagidesa yang
ditransfer melalui anggaran belanja daerah kabupaten/kota. Dana ini digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Sedangkan alokasi dana desa adalah merupakan bagian dari dana perimbagan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh daerah/kabupaten untuk desa paling sedikit 10 persen
yang pembagiannya untuk desa secara proporsional dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah setelah dikurang dana alokasi khusus. Maka intinya, alokasi dana desa adalah bagian
keuangan desa yang diperoleh dari hasil bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa yang
dibagikan secara proporsional.

Pemerintah saat ini memang sedang memfokuskan untuk pembangunan infranstruktur dan
daerah tertinggal, yang tidak lain adalah desa sebagai prioritas pembangunan, berpayung UU
No.64 tahun 2014 tentang desa.

Tujuannya untuk mendorong desa menjadi desa sejahtera dengan kekuatan swadaya maka
pemerintah lantas mengucurkan dana desa dengan jumlah lebih besar dan memberikan
kewenangan penuh pada desa dalam hal pengelolaan dana desa.

10. Dari slide 14 tadi Akuntabilitas publik atas belanja daerah ada 4 bisa dijelaskan ?

Akuntabilitas hukum mengandung arti bahwa setiap belanja daerah harus ada dasar
hukumnya, yaitu Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD.
Pemerintah daerah tidak boleh melakukan pengeluaran yang tidak dianggarkan. Belanja
daerah harus memenuhi prinsip akuntabilitas finansial yaitu setiap rupiah yang dibelanjakan
harus dapat dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam laporan keuangan pemda. Jika
belanja daerah yang dikeluarkan terkait dengan pelaksanaan program, maka selain
memenuhi prinsip akuntabilitas hukum dan finansial juga harus memenuhi prinsip
akuntabilitas program. Program yang dibiayai dengan APBD harus dapat
dipertanggungjawabkan melalui laporan kinerja program. Secara kelembagaan, belanja
daerah juga harus memenuhi prinsip akuntabilitas manajerial artinya manajer publik yang
terlibat dalam proses pengeluaran belanja daerah harus bertanggungjawab atas terjadinya
pengeluaran tersebut.
1. Dalam pengelolaan keuangan daerah ada istilah otorisator, coba anda jelaskan
maksud dari istilah tersebut?
2. Apa kendala yang dihadapi daerah dalam pelaksanaan belanja daerah?
3. Bagaimana langkah pemerintah pusat untuk mempercepat penyerapan belanja
daerah?
4. Apa yang dimaksud dengan defisit dan surplus APBD, dan bagaimana
tindaklanjutnya?
5.

Anda mungkin juga menyukai