Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lisa Safaira Wiliandini

NIM : A1C020131
Kelas/Jurusan : C/S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Tugas Rangkuman 2 : Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Setiap organisasi baik itu di sector privat maupun di sector public bahkan organisasi sekecil apapun
pasti memiliki perencanaan. Tetapi, jika perencanaan tidak dikuatkan dengan penganggaran akan
susah karena secara tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan yang akan dilakukan.
Pola hubungan pusat dan daerah
Di daerah terdapat dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), sementara di pemerintah
pusat ada APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Daerah mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengelolaan terhadap keuangannya, ada desentralisasi yang diberikan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Dalam Menyusun APBD, terdapat pelimpahan dana yang diberikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sumber pendapatan APBD ada yang dari PAD
(Pendapatan Asli Daerah) dan ada juga yang bersumber dari dana APBN. Dana APBN yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah berbentuk dana perimbangan. Dana
perimbangan adalah dana yang sumbernya dari pemerintah pusat. Isi APBD ada pendapatan
daerah, belanja daerah, surplus/deficit daerah dan pembiayaan daerah. Dana perimbangan adalah
dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana otonomi khusus dan dana
penyesuaian.
Belanja daerah
Dalam belanja daerah ada belanja operasional dan belanja modal.
1. Belanja operasional :
• Belanja pegawai
• Belanja barang dan jasa
• Belanja lainnya
2. Belanja modal :
Belanja modal sama dengan belanja asset tetap.
Pendapatan daerah dikurangi dengan belanja daerah sama dengan surplus/deficit daerah.
Pembiayaan daerah ada penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Contoh
pembiayaan yaitu, jika membeli motor secara kredit, terdapat pembiayaan dari SAF atau
perusahaan-perusahaan pembiayaan. Contoh penerimaan pembiayaan yaitu mendapat utang dari
pihak ketiga.
Terdapat dana APBN yang digunakan untuk daerah. Bagi pusat, dana yang diberikan kepada
daerah menjadi belanja, tetapi bagi daerah, karena dia menerima dari pusat itu menjadi pendapatan.
Belanja itu ada belanja untuk daerah dan belanja pusat di daerah. Belanja pusat di daerah
diturunkan kepada kementrian Lembaga bentuknya berupa dana dekosentrasi atau tugas
pembantuan dan ada dana vertical. Dana dekonsentrasi itu pelimpahan dari pusat kepada daerah
untuk diberikan ke desa.
Pola hubungan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan antar instansi terkait
DJPK (Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan) fungsinya untuk pengelolaan informasi,
evaluasi dan rekomendasi pendanaan, DJA (direktorat jenderal anggaran) fungsinya menelaah
RKA-K/L (rencana kegiatan anggaran), DJPB (direktorat jenderal perbendaharaan) fungsinya
pengesahan DIPA dan penerbitan SRAA, pencairan, sanksi, SAI dan pelaporan serta DJKN
(direktorat jenderal keuangan negara) fungsinya pelaporan BMN/D. Merupakan instansi vertikal
yang mengurusi anggaran, dana dekon dan tugas pembantu.
Siklus Pengelolaan Keuangan
1. Tahap perencanaan
Perencanaan dilakukan sampai APBD diketok palu oleh DPRD (Perencanaan didasarkan pada
RPJMD didasarkan pada RKPD) dan mengikuti pedoman umum APBD yang dikeluarkan oleh
mentri dalam negeri, daerah akan memperhatikan kebijakan umum anggaran.
RKA (rencana kerja anggaran OPD) RKA isinya program kegiatan yang nanti diikutkan
anggaran
2. Pelaksanaan
Ada rancangan DPA (Dokumen pelaksanaan anggaran) kalau sudah ada bisa di ajukan kepada
ppkd (BUD), dievaluasi lalu bila sudah disetujui maka keluarlah PERDA terhadap APBD.
3. Penatausahaan
Penatausaha ada 2
a. Penatausahaan pendapatan (bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaan ke rek. Kas
umum daerah paling lambat 1 hari kerja)
b. Penatausahaan belanja (menerbitkan SPM UP
• (uang persediaan) sama dengan kas kecil untuk mendanai oprasional
• GU (ganti uang),
• TU (tambahan uang),
• LS (Langsung) untuk mendanai pembayaran gaji pegawai, OPD melakukan kontrak
pada pihak ke-3
Kekayaan dan kewajiban daerah
- Kas umum
- Piutang
- Investasi
- Barang
- Dana cabang
- utang
4. Pertanggungjawaban
Harus menyusun laporan keuangan pmerintah daerah, Disusun dan disajikan sesuai SAP
- LRA (isinya pendapatan pembelanjaan) sama dengan laporan laba/rugi, basisnya cash
basis
- LO (Isinya pendapatan dan beban) basisnya Acrual dan cash basis
Lalu akan dievaluasi yang memenuhi standar
Pilihan standar
a. PSAK-IFSR
b. PSAK-ETAP
c. PSAK-SYARIAH
d. SAK-EMKM
e. SAP
RAPERDA PJ APBD akan meminta persetujuan (KHD + DPRD) Setelah 3 hari
5. Pemeriksaan
Pemeriksaan akan diperiksa oleh eksternal auditor dan internal auditor dan BPK.

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah


1. Kepala Daerah (GUBERNUR)
(pemegang kekuasaan dan pengelola keuangan daerah)
2. Sekertaris Daerah (SEKDA)
(koordinator pengelola keuangan daerah)
3. Penggunaan anggaran (kepala SKPD) – bendahara – kuasa PA
PPTK- PPK-SKPD
4. dan PPKD selaku BUD (kepala BPKAD)
Kuasa BUD

Anda mungkin juga menyukai