Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1:

KETUA:IRMA AKMALIA
WAKIL:MARITZA DWI ARIANI
NARASUMBER:HARJO UPATE
MODERATOR:ENOS ARIP
KAMBALY
APBD
(Anggaran Pendapatan,Dan
Belanja Daerah)
A.Pengertian APBD

Anggaran pendapatan,dan belanja Daerah


(APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di indonesia yang disetujui oleh
dewan perwakilan rakyat Daerah.APBD ditetapkan
dengan peraturan Daerah.Tahun anggaran APBD
meliputi masa satu tahun,mulai dari tanggal 1 januari
sampai dengan tanggal 31 Desember.
Fungsi APBD
Menurut Ateng Syafruddin,fungsi dan kedudukan APBD yaitu: sebagai dasar kebijakan menjalankan
keuangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk masa tertentu yaitu satu tahun Anggaran.
Pada peraturan mentri dalam negeri no 13 tahun 2006 mengatakan bahwa APBD mempunyai beberapa fungsi
antara lain sebagai berikut:
 Fungsi Otorisasi – Anggaran daerah tersebut menjadi dasar untuk dapat melaksanakan pendapatan serta
belanja daerah ditahun bersangkutan
 Fungsi perencanaan – Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman bagi manajemen didalam
merencanakan suatu kegiatan pada tahun yang bersangkutan
 Fungsi Pengawasan – Anggaran daerah tersebut menjadi suatu pedoman untuk dapat menilai apakah
kegiatan atau aktivitas penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut sesuaidengan ketentuan yang
ditetapkan
 Fungsi Alokasi – Anggaran daerah tersebut harus diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan kerja atau
juga mengurangi pengangguran serta pemborosan sumber daya, dan juga meningkatkan efisiensi &
efektivitas perekonomian
 Fungsi Distribusi – Anggaran daerah tersebut harus memperhatikan pada rasa keadilan dan juga kepatutan.
 Fungsi stabilisasi – Anggaran daerah tersebut menjadi alat untuk dapat memelihara serta mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian suatu daerah..
Prinsip Prinsip APBD
Prinsip prinsip dasar (azas) yang berlaku
dibidang pengolahan anggaran daerah yang
berlaku juga dalam pengolahan anggaran negara
atau daerah sebagaimana bunyi penjelasan
dalam undang undang no 17 tahun 2003 tentang
keuangan negara dan undang undan no 1 tahun
2004 tentang perbendaharaan Negara,yaitu:
perbendaharaan Negara,yaitu:
1.)Kesatuan : Azas ini menghendai agar semua pendapatan dan belanja
Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen Anggaran.
2.Universalitas : azas ini mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan
secara utuh dalam dokumen anggaran
3.Tahunan : Azas ini membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun
tertentu.
4.Spesialitas : Azas ini mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci
secara jelas peruntukannya
5.Akrual : Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran dibebani untuk
pengeluaran yang seharusnya dibayar,atau menguntungkan anggaran untuk
penerimaan yang seharusnya diterima,walaupun sebenarnya belum dibayar atau
belum diterima pada kas.
6.Kas : Azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran
dibebani pada saat terjadi pengeluaran atau penerimaan uang
dari atau ke kas daerah.

Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan


belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
angka 13,14,15 dan 16 dalam UU Nomor 17 tahun 2003,
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual belum dilaksanakan,digunakan pengakuan dan
pengukuran berbasis kas.
Struktur APBD
Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah,belanja daerah, dan pembiayaan
daerah.keterkaitan ketiga struktur APBD sebagai berikut:
-Penganggaran pendapatan dan belanja
Anggaran ini disajikan terlebih dahulu sebelum anggaran belanja.pendapatan
daerah dikurangi dengan belanja daerah.hasil yang didapat bisa surplus atau defisit.
Jika surplus yang didapat berarti pendapatan lebih besar dari pada
belanja .sedangkan defisit berarti belanja lebih besar dibandingkan pendapatan.
-Penggaran pembiayaan
Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.selanjutnya,penerimaan dikurangi dengan pengeluaran yang kemudian
disebut dengan pembiayaan neto.
Kemudian,pembiayaan neto ditambah dengan surplus atau defisit.hasil penjumlahan
tersebut disebut dengan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA).
Siklus APBD
Siklus APBD
5.pelaksanaan APBD
3.Penatausahaan APBD
Perencanaa anggaran daerah secara keseluruhan mencakup penyusunan kebijakan
umum APBD sampai dengan disusunnya Rancangan APBD terdiri dari beberapa tahapan
proses perencanaan anggaran daerah

1.Perencanaan dan Penyusunan


4.Pertanggungjawaban keuangan daerah
Disusun oleh
-Kalia Nisrina
-Fuad Nugraha
-Ajiraksa
-Samahita

Kedua auditorr internal dan eksternal pemerintahan yaitu BPK dan BPKP
bertanggung jawab terhadap pemerintah pusat, maka peran kedua badan tersebutcukup
disoroti oleh masyarakat.Dalam hal ini BPK dan BPKP dalam pelaksanaan tugas tidak
berjalan sendiri sendiri.seperti layaknya auditor eksternal dan internal.BPKP merupakan
patner bagi BPK. BPKP melakukan proses audit kepada pemerintah pusat,kemudian dari
hasi tersebutdiberikan presiden.dan dari presiden akan diserahkan laporan audit tersebut ke
BPK untuk diperiksa. Maka hasil audit BPKP menjadi “Second Opinion” bagi BPK dalam
melakukan proses audit.
Kedua auditorr internal dan eksternal pemerintahan yaitu BPK dan BPKP
bertanggung jawab terhadap pemerintah pusat, maka peran kedua badan
tersebutcukup disoroti oleh masyarakat.Dalam hal ini BPK dan BPKP dalam
pelaksanaan tugas tidak berjalan sendiri sendiri.seperti layaknya auditor eksternal dan
internal.BPKP merupakan patner bagi BPK. BPKP melakukan proses audit kepada
pemerintah pusat,kemudian dari hasi tersebutdiberikan presiden.dan dari presiden
akan diserahkan laporan audit tersebut ke BPK untuk diperiksa. Maka hasil audit
BPKP menjadi “Second Opinion” bagi BPK dalam melakukan proses audit
daerah memberikan kebijakan APBD = DPRD membahas kebijakan
umum APBD = Pemerintah daerah dan DPD membuat prioritas dan
plafon untuk dijadikan acuan sementara bagi SKPD = RKA SKPD
disampaikan kepada DPRD = pemerintah daerah mengajukan
rencana perda = pengambilan keputusan oleh DPRD

Design by Dori Siraly for Prezi

1.Pertanggungjawaban penggunaan data


2.Penetapan raperda pertanggungjawaban pelaksanaan apbd
3.Evaluasi raperda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan apbd dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan
apbd

pengguna anggaran/kuasa
penggunaanggaran,bendaharapenerimaan,bendahara
pengeluaran dan orang atau badan yang menerima

Anda mungkin juga menyukai