Anda di halaman 1dari 21

Pajak

-----------------
APBD & APBN
Pelajaran Ekonomi
01 02
-Pengertian pajak -Pengertian APBD & ABPN

- Ciri-ciri pajak -Fungsi APBN & APBD

-Manfaat pajak -Prinsip APBN & APBD

-Fungsi pajak -Struktur APBN & APBD

-Jenis Pajak

-Tarif pajak
Pajak itu apa sih?
Secara umum, pengertian pajak adalah
iuran atau kontribusi wajib dari rakyat, baik
perseorangan atau badan usaha, kepada
negara yang diatur dalam undang-undang.
Pajak menjadi satu di antara sumber
pendapatan negara yang penting, sehingga
dapat dipaksakan pemungutannya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
Ciri-ciri pajak:
• Pajak merupakan iuran sebagian kekayaan individu atau badan
usaha untuk kas negara yang diatur dalam undang-undang
• Pemungutan pajak bersifat memaksa, terus-menerus, dan rakyat
tidak mendapatkan imbalan secara langsung
• Penerimaan pajak digunakan negara untuk membiayai pengeluaran
negara dalam melayani kepentingan rakyat
Manfaat pajak:
• Membiayai pengeluaran umum negara. Misalnya dalam pembangunan fasilitas
umum yang bermanfaat bagi rakyat.
• Membiayai pengeluaran self liquiditing negara yang bersifat memberikan
keuntungan. Misalnya dalam proyek produktif barang ekspor.
• Membiayai pengeluaran produktif negara. Misalnya dalam penyaluran bantuan
kepada petani.
• Membiayai pengeluaran tidak produktif negara. Misalnya dalam pembelian
pesawat tempur untuk TNI Angkatan Udara.
Fungsi Pajak
Sebagai salah satu sumber pendapatan negara selain
minyak bumi dan gas alam, pajak memiliki fungsi penting
dalam sebuah negara. Beberapa fungsi utama pajak adalah
sebagai berikut:

- Fungsi Anggaran
- Fungsi Regulasi
- Fungsi Pemerataan (Distribusi)
- Fungsi Akolokasi
- Fungsi Anggaran
Berfungsi sebagai sumber pendapatan kas negara yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
negara atau pembangunan nasional. Dalam fungsi yang pertama ini, pajak ditujukan agar posisi
anggaran pendapatan dan pengeluaran negara seimbang (balance budget).
- Fungsi Regulasi
Berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara di bidang ekonomi dan
sosial. Fungsi mengatur atau regulasi ini adalah sebagai berikut:
•Memberi perlindungan terhadap barang produksi dalam negeri. Contohnya adalah Pajak Pertambahan
Nilai (PPN).
•Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi atau kemerosotan nilai uang (kertas).
•Pajak digunakan sebagai alat pendorong ekspor. Contohnya adalah pajak ekspor barang 0%.
•Pajak berfungsi untuk menarik dan mengatur investasi modal yang dapat menunjang perekonomian
negara yang produktif.
- Fungsi Distribusi
Berfungsi dalam penyeimbangan dan penyesuaian antara pembagian pendapatan dengan kesejahteraan
rakyat. Dalam hal ini, pajak berfungsi untuk pemerataan pendapatan rakyat seperti yang tercantum
dalam Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
- Fungsi Akolokasi
Berfungsi untuk mendanai atau menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Contohnya adalah dalam pembangunan sarana dan prasarana atau dalam membangun infrastruktur
negara.
Jenis-jenis pajak
Pajak yang berlaku di Indonesia dapat digolongkan berdasarkan
tiga hal, yaitu:
-Berdasarkan cara pemungutannya
Dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
-Pajak Langsung merupakan pajak yang dibebankan harus
ditanggung oleh wajib pajak sendiri, tidak boleh dilimpahkan ke
orang lain. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan,
pajak kekayaan, pajak perseroan, pajak dividen, dan pajak bunga
deposito.

-Pajak Tidak Langsung


Berkebalikan dengan pajak langsung, pajak tidak langsung
merupakan pajak yang pemungutannya dapat dialihkan ke orang
lain. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak tontonan, pajak
penjualan, bea masuk, bea materai, cukai, bea balik nama, dan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
-Berdasarkan Lembaga yang Memungutnya
Dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

-Pajak Negara merupakan pajak yang dipungut oleh


pemerintah pusat melalui aparat negara, yaitu Direktorat
Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ataupun
Kantor Inspeksi Pajak yang tersebar di seluruh Indonesia.

-Pajak Daerah (Lokal) merupakan pajak yang dipungut


oleh pemerintah daerah, yang kewajiban pajaknya hanya
terbatas pada rakyat daerah tersebut. Pajak daerah atau
lokal ini dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat I atau
Pemerintah Daerah Tingkat II.
-Berdasarkan Objek yang Dikenakan
Dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

-Pajak Subjektif merupakan pajak yang jumlah pungutan


pajaknya berdasarkan keadaan subjeknya atau orangnya. Contoh
dari pajak subjektif ini adalah pajak kekayaan dan pajak
penghasilan.

-Pajak Objektif merupakan pajak yang pemungutannya


berdasarkan objek. Contoh dari pajak objektif adalah bea
materai, bea masuk, pajak kekayaan, pajak impor, Pajak Bumi dan
Bangunan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Tarif Pajak
Di Indonesia tarif pajak dilakukan berdasarkan 4 cara, yaitu:
-Tarif Pajak Proporsional (Sebanding)
Adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan persentase yang
tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak. Contohnya: Bila
Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp10.000.000,00 dan
persentase kena pajaknya adalah 10%, maka besar pajak
progresifnya adalah Rp1.000.000,00.

-Tarif Pajak Degresif (Menurun)


Adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan persentase yang
menurun untuk setiap dasar pengenaan pajak. Contohnya: Bila
Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp5.000.000,00 dan
persentase kena pajaknya adalah 30%, maka besar pajak
degresifnya adalah Rp1.500.000,00. Namun, Bila Pendapatan
Kena Pajak (PKP) adalah Rp10.000.000,00 dan persentase kena
pajaknya adalah 10%, maka besar pajak degresifnya adalah
Rp1.000.000,00.
-Tarif Pajak Konstan
Adalah tarif pajak yang tarifnya tetap untuk setiap dasar pengenaan pajak. Jadi, dalam
tarif pajak konstan, besaran pajak yang dibayarkan jumlahnya tetap. Contohnya: Bila
Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp5.000.000,00, besar pajak konstannya adalah
Rp1.500.000,00. Begitu juga pada Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah
Rp10.000.000,00, besar pajak konstannya adalah Rp1.000.000,00.
-Tarif Pajak Progresif (Meningkat)
Tarif pajak progresif atau meningkat adalah tarif pajak yang dipungut berdasarkan
persentase yang semakin meningkat untuk setiap dasar pengenaan pajaknya. Contoh:
Bila Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp5.000.000,00 dan persentase kena pajak
progresifnya adalah 10%, maka besar pajak progresifnya adalah Rp500.000,00.

Sementara bila Pendapatan Kena Pajak (PKP) adalah Rp10.000.000,00 dan persentase
kena pajaknya adalah 20%, maka besar pajak degresifnya adalah Rp2.000.000,00. Contoh
penggunaan tarif pajak progresif ini adalah pada tarif pengenaan pajak kendaraan, yang
persentase pajaknya meningkat dalam setiap dasar objek pajaknya.
Apa itu APBD?
Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD),
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan
Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi
masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan, (Pendapatan Asli Daerah (PAD),
yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah, dan Penerimaan lainnya), Bagian Dana Perimbangan,
yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus serta Pendapatan lain-lain yang sah seperti Dana
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus,
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dan
Pendapatan Lain-Lain.
Fungsi APBD adalah…
Fungsi Otorisasi Fungsi Perencanaan Fungsi Pengawasan
-Anggaran daerah tersebut -Anggaran daerah tersebut -Anggaran daerah tersebut
menjadi dasar untuk dapat menjadi suatu pedoman menjadi suatu pedoman
melaksanakan pendapatan bagi manajemen didalam untuk dapat menilai
serta belanja daerah merencanakan suatu apakah kegiatan atau
ditahun bersangkutan kegiatan pada tahun yang aktivitas penyelenggaraan
bersangkutan. pemerintah daerah tersebut
Fungsi Akolokasi sesuai dengan ketentuan
Fungsi Stabilisasi yang ditetapkan
-Anggaran daerah tersebut
harus diarahkan untuk dapat -Anggaran daerah tersebut
menciptakan lapangan kerja menjadi alat untuk dapat Fungsi Distribusi
atau juga mengurangi memelihara serta
-Anggaran daerah
pengangguran serta mengupayakan
tersebut harus
pemborosan sumber daya, dan keseimbangan fundamental
memperhatikan pada
juga meningkatkan efisiensi & perekonomian suatu
rasa keadilan dan juga
efektivitas perekonomian. daerah.
kepatutan.
Apa itu APBN?
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN,
perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap
tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Dijabarkan dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara, yang dimaksud dengan APBN adalah:
•Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
DPR (Pasal 1, Ayat 7).
•Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
(Pasal 11, Ayat 2).
•Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember (Pasal 4).
•Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11 Ayat 1).
•Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi (Pasal 3, Ayat 4).
Fungsi APBN adalah…
Fungsi Akolokasi
Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi Otorisasi
Menyiratkan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja untuk tahun ini,
dengan demikian, pengeluaran atau pendapatan bertanggung jawab kepada rakyat. Perencanaan fungsi,
menyiratkan bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan untuk
tahun ini.
Ketika pengeluaran pra-direncanakan, maka negara dapat membuat rencana untuk mendukung belanja ini.
Sebagai contoh, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai
sekian miliar. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut
agar berjalan lancar.

Fungsi Stabilisasi
Memiliki makna anggaran pemerintah menjadi alat kontrasepsi memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
Fungsi Perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana
untuk mendukung pembelanjaan tersebut. menyiratkan bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman
bagi negara untuk merencanakan kegiatan untuk tahun ini.
Ketika belanja pra-direncanakan, maka negara dapat membuat rencana untuk mendukung pengeluaran.
Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan untuk membangun proyek pembangunan jalan senilai sekian
miliar. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek berjalan
lancar.

Fungsi Distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara
untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Prinsip APBN
Prinsip Anggaran Dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran
dinamis relatif. Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun
ke tahun terus meningkat. Anggaran bersifat dinamis relatif apabila persentase kenaikan TP (DTP)
terus meningkat atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar
negeri terus menurun.

Prinsip Anggaran Fungsional


Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan atau pinjaman LN
hanya berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan
untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan atau pinjaman luar
negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.

Prinsip Anggaran Fungsional


Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan :
1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber pembiayaan.
2) Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN (bersih)
Struktur APBN
-Belanja Negara Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
Kebutuhan penyelenggaraan negara. Risiko bencana alam dan dampak krisi global. Asumsi dasar
makro ekonomi. Kebijakan pembangunan. Kondisi akan kebijakan lainnya. Belanja pemerintah pusat,
adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik
yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah.
Belanja pemerintah pusat dapat dikelompokkan menjadi: belanja pegawai, belanja barang, belanja
modal, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan subsidi non-BBM, belanja hibah, belanja
sosial(termasuk penanggulangan bencana), dan belanja lainnya.
-Pembiayaan Negara Besaran pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni asumsi
dasar makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi dan kebijakan lainnya.
Pembiayaan negara terbagi menjadi 2 jenis pembiayaan, yakni pembiayaan dalam negeri dan luar negeri.
Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan dalam negeri dan pembiayaan non perbankan
dalam negeri (hasil pengelolaan aset, pinjaman dalam negeri neto, kewajiban penjaminan, surat
berharga negara neto, dan dana investasi pemerintah).

Sedangkan pembiayaan luar negeri meliputi penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas Pinjaman
Program dan Pinjaman Proyek, penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
yang terdiri atas jatuh tempo dan moratorium.
-Pendapatan Pajak Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak
penghasilan (PPh), Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah, Pendapatan pajak bumi dan bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak lainnya.
Selanjutnya Pendapatan Pajak Internasional pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.

-Pendapatan Negara Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan


penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan
cukai, penerimaan pajak, dan hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari APBN.
Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap tahunnya. Penerimaan
pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya yang ada dalam APBN.
Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara juga didapat melalui penerimaan
negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU),Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara
dan hibah yang didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
•Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
•Kebijakan pendapatan negara
•Kebijakan pembangunan ekonomi
•Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
•Kondisi dan kebijakan lainnya
-Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Berasal dari Penerimaan sumber daya alam
dan gas bumi (SDA migas), penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non
migas), Pendapatan bagian laba BUMN, pendapatan laba BUMN perbankan, pendapatan laba BUMN
non perbankan, PNBP lainnya, pendapatan dari pengelolaan BMN, pendapatan jasa pendapatan
bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi dan lain-lain.

-Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu:
(1) pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari sampai dengan
pertengahan bulan Agustus
(2) Pengajuan pembahasan dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan Agustus sampai dengan
bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara singkat kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN
tersebut.

Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini diawali dengan beberapa kali
pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan
APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi
penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran.
Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan Pidato Presiden sebagai
pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri
Keuangan dengan Panitia Anggaran.
“Masa depan Anda diciptakan dari yang Anda lakukan sekarang, bukan
besok.”
-Robert T Kiyosaki-

Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai