KELOMPOK 2
1. Kharina Nadya
2. Fitria Sakinah
3. Julia Cantika C
4. M Nasrul
5. Haykal Dwi Rifkiyadi
Fungsi APBN
a. Fungsi Alokasi.
Fungsi alokasi adalah salah satu fungsi yang bertujuan untuk membagi proporsionalitas anggaran
dalam melakukan pengalokasian pembangunan dan pemerataan.
b. Fungsi Distribusi
Sesuai namanya, distribusi, fungsi ini bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat
berdasarkan alokasi yang sudah ditetapkan. Diharapkan, kebijakan dalam anggaran negara harus
lebih teliti terhadap rasa pantas dan keadilan.
c. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilitasi bermakna bahwa anggaran negara berfungsi untuk Menjaga keseimbangan antara
masyarakat melalui intervensi guna mencegah inflasi.
d. Fungsi Otoritas
Fungsi otoritas mengandung artian bahwa anggaran negara adalah tonggak atau pokok pelaksanaan
pendapatan dan belanja dalam setiap tahunnya.
e. Fungsi perencanaan
Perencanaan APBN berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan setiap tahunnya.
f. Fungsi regulasi
Fungsi regulasi APBN, digunakan untuk mendorong kebutuhan ekonomi suatu negara, dan bertujuan
jangka panjang untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Tujuan APBN
Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas
kenegaraan
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah Kepada DPR dan
masyarakat luas
Meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah
Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal
Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja
Mekanisme penyusunan APBN
Pemerintah menyusun rencana APBN dalam bentuk nota keuangan melalui rapat dengan
departemen dan lembaga teknis
Pengajuan RAPBN oleh Pemerintah kepada DPR
Pembahasan RAPBN oleh DPR dalam masa sidang
Persetujuan RAPBN oleh DPR menjadi APBN dengan undang-undang, jika tidak disetujui
pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya
APBN dilaksanakan dengan diperkuat oleh keputusan Presiden tentang Pelaksanaan APBN
Fungsi APBD
a. Fungsi otorisasi
APBD bisa melaksanakan pendapatan dan belanja daerah di tahun bersangkutan. Otorisasi berarti
pemberian kekuasaan pada pihak yang berwenang untuk melaksanakan anggaran, pendapatan,
belanja dan pembiayaan sesuai APBD yang dibuat.
b. Fungsi perencanaan
APBD menjadi sebuah pedoman bagi manajemen di aalam hal merencanakan sebuah aktivitas atau
kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan
APBD menjadi sebuah pedoman untuk bisa menilai apakah aktivitas penyelenggaraan pemerintah
daerah sesuai dengan Ketentuan yang ditetapkan.
D. Fungsi alokasi
APBD diarahkan untuk bisa menciptakan lapangan kerja maupun mengurangi pengangguran. Serta
meningkatkan efesiensi serta efektivitas perekonomian.
E. Fungsi distribusi
APBD adalah ‘uang rakyat’, maka penggunaannya pun Harus digunakan untuk memakmurkan dan
menyejahterakan rakyat di daerah yang bersangkutan. Penyusunan APBD ini harus bisa mendukung
berbagai aktivitas daerah yang menjadi contoh kegiatan memajukan Kesejahteraan umum daerah
yang bersangkutan.
Tujuan APBD
Membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal.
Meningkatkan pengaturan atau juga kordinasi tiap bagian yang berada di lingkungan
pemerintah daerah.
Menciptakan efisiesnsi terhadap penyediaan barang dan jasa.
Menciptakan prioritas belanja pemerintah daerah.
Komponen APBD
Komponan APBD terdiri atas Pendapatan dan belanja daerah.
Pendapatan terbagi atas pendapatan daerah yang terdiri atas pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan pendapatan daerah lain-lain yang sah
Belanja daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Fungsi Pajak
a. Fungsi Anggaran (budgetair)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran
rutin dan pembangunan sebagaimana tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
b. Fungsi Mengatur (regulerend)
Disebut juga fungsi tambahan yaitu suatu fungsi dalam mana pajak dipergunakan oleh
pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga memiliki fungsi stabilitas yang memainkan peranan penting dalam keseimbangan
perekonomian suatu negara seperti mengatasi inflasi maupun deflasi. Salah satu contoh
fungsi stabilitas terlihat ketika ketika nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap
dollar Amerika Serikat.
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Salah satu penjelasan yang sering dikaitkan dengan fungsi redistribusi adalah pemanfaatan
pajak untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan,
maka semakin banyak pula penyerapan tenaga kerja sehingga pendapatan masyarakat pun
dapat diperoleh secara merata.
Manfaat Pajak
Pembangunan sarana umum seperti fasilitas dan infrastruktur
Pertahanan dan keamanan
Subsidi pangan dan bahan bakar minyak
Kelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa
Dana pemilu, transportasi, dan lain-lain
Tarif Pajak
Tarif pajak digunakan untuk menentukan besarnya pajak terutang. Tarif pajak dibagi menjadi empat
jenis yaitu,
a. Tarif Progresif
Dimana dalam tarif progresif, saat pemungutan pajaknya, atas persentasenya akan naik
sebanding dengan jumlah dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia sendiri, jenis tarif pajak
inilah yang diterapkan sebagai metode pengenaan pajak penghasilan orang pribadi.
b. Tarif Degresif
Kebalikan dengan pajak progresif, persentase pajak dengan tarif degresif yang dipungut akan
lebih kecil saat dasar pengenaan pajaknya meningkat. Dengan kata lain, persentase atas tarif
pajak akan semakin rendah atau menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin besar.
c. Tarif Proporsional
Tidak seperti tarif progresif dan tarif degresif, tarif proporsional saat pemungutan pajaknya
atas persentasenya akan tetap dan tidak terjadi perubahan terhadap keseluruhan dasar
pengenaan pajaknya. jadi bisa dibilang bahwa sebesar apapun jumlah objek pajak yang
dikenakan dalam pajak penghasilannya, persentasenya pun akan tetap sama.
d. Tarif Regresif (tarif tetap)
Saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap tanpa melihat jumlah dari keseluruhan
dasar pengenaan pajaknya. Tarif akan selalu sama dan sesuai dengan peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintahan seperti contoh bea meterai dengan nilai yang sudah
ditentukan oleh pemerintahan.
a. Pajak langsung
yaitu pajak yang dipungut setahun sekali berdasarkan surat ketetapan pajak (kohir) dan tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB).
b. Pajak tidak langsung
yaitu pajak yang dipungut setiap terjadi transaksi tanpa adanya surat ketetapan pajak dan
dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Balik Nama (BBN).
a. Pajak pusat
yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Pajak) yang
pengelolaannya dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Misalnya, PPh dan PPN.
b. Pajak daerah
yaitu pajak yang dipungut pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah
kabupaten/kota.
Contohnya, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Restoran.
b. Objek Pajak
UU No 36 Tahun 2008 pasal 4 menyebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apa pun.
c. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Peraturan Meteri Keuangan (PMK) Nomor 101/PMK.010/2016, besarnya PTKP yang
berlaku sejak 27 Juni 2016 adalah sebagai berikut.
1) Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi:
2) Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang
menikah;
3) Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami;
4) Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
a. Objek Pajak
1) Pajak pertambahan nilai dikenakan atas, penyerahan barang kena pajak di dalam daerah
pabean yang dilakukan oleh pengusaha, impor barang kena pajak, penyerahan jasa kena pajak di
dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, pemanfaatan barang kena pajak tidak
berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean, pemanfaatan jasa kena pajak dari luar
daerah pabean di dalam daerah pabean, ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena
pajak, ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak, dan ekspor jasa kena
pajak oleh pengusaha kena pajak.
b. Tarif Pajak
UU No 42 tahun 2009 Bab IV Pasal 7 dan 8 menjelaskan sebagai berikut.
1) Tarif pajak pertambahan nilai adalah 10%. 2) Tarif pajak pertambahan nilai sebesar 0%
diterapkan atas, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor barang kena pajak tidak berwujud, dan
ekspor jasa kena pajak.
2) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan
paling tinggi 15 % yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3) Tarif pajak penjualan atas barang mewah ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.
4) Ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenai pajak 0%.
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Hal-hal yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah
sebagai berikut.
Objek PBB adalah bumi dan bangunan. Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan
tubuh bumi, termasuk kandungan di dalam permukaan bumi. Bangunan adalah konstruksi teknik
yang ditanam dan diletakkan secara tetap di dalam tanah atau perairan.
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai dan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas
Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea Materai
Bea materai adalah pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang menurut Undang-Undang Bea
Materai menjadi objek bea materai.
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai
alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
2. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya.
4. Surat yang memuat jumlah uang
5. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek.
6. Dokumen yang dikenakan bea materai juga terhadap dokumen yang akan digunakan sebagai
alat pembuktian di muka pengadilan
Surat Perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai
alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat pendata.
Akta-akta Notaris termasuk salinannya.
Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep selama nominalnya lebih dan
Rp1.000.000,00.
Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.
2) Untuk dokumen yang menyatakan nominal uang dengan batasan sebagai berikut,
4) Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp
1.000.000,- dikenakan bea materai Rp 3.000, sedangkan yang mempunyai harga nominal lebih dari
Rp1.000.000, dikenakan bea materai Rp6.000.-.
Teori perdagangan internasional meliputi teori klasik (teori keunggulan mutlak dan teori
keunggulan kompratif) dan teori modern.
Neraca perdagangan merupakan catatan yang berisi nilai barang-barang yang di ekspor maupun
di impor oleh suatu negara.
Devisa adalah sejumlah valuta asing yang dimiliki pemerintah atau swasta dan digunakan untuk
membiayai transaksi perdagangan internasional.
Tujuan
Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan barang/jasa
Memperluas pasar hasil produksi barang dan jasa atau memajukan perdagangan dunia
Mendorong peningkatan produktivitas hasil produksi
Memperluas lapangan kerja
Menambah devisa negara
Mendistribusikan manfaat sumber daya
Mengurangi ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang
Mempercepat pembangunan ekonomi dunia
Meningkatkan kualitas hidup bangsa-bangsa di dunia
Manfaat
Memperkuat dan meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara
para anggota
Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta
menciptakan suatu sistem perdagangan yang transparan dan mempermudah investasi
Menggali bidang-bidang kerja sama yang baru dan mengembangkan kebijakan yang tepat
dalam rangka kerja sama ekonomi di antara para anggota
Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota, dan menjembatani
kesenjangan pembangunan ekonomi di antara para anggota