Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ILHAM RAMADHAN

KELAS : XI IPS
1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang ditunjukan untuk
memperbaiki kondisi perekonomian melalui pengeluaran dan penerimaan yang
didalamnya terdapat unsur perpajakan.

Sedangkan kebijakan anggaran adalah kebijakan untuk mengatur APBN dan


APBD agar sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dan pada
gilirannya akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja. 

2. Pada dasarnya kebijakan anggaran terbagi atas dua macam, yaitu kebijakan
anggaran berimbang dan kebijakan anggaran tidak berimbang.

 Kebijakan Anggaran Berimbang


Kebijakan anggaran berimbang ialah kebijakan anggaran yang jumlah
penerimaan (dari sektor migas, nonmigas, dan pajak) dengan pengeluaran
pemerintah sama besarnya. Indonesia selama Pembangunan Jangka
Panjang tahap I/PJP I (1969/1970–1994/1995) menerapkan anggaran
berimbang dinamis.

Dinamis berarti bahwa dalam penerimaan lebih mudah dari yang


direncanakan semula, pemerintah akan menyesuaikan pengeluaran agar
tetap terjaga keseimbangannya. Demikian pula dalam hal penerimaan
negara melebihi dari yang direncanakan, masih memungkinkan
dibentuknya cadangan yang akan dimanfaatkan pada saat penerimaan
negara tidak cukup untuk mendukung program yang direncanakan.

 Kebijakan Anggaran Tidak Berimbang


Anggaran tidak berimbang dibedakan atas anggaran defisit (deficit
budget) dan anggaran surplus (surplus budget). Pada tahun tertentu,
pemerintah pada umumnya mengalami surplus atau defisit dalam
anggarannya. Defisit anggaran terjadi jika pengeluaran melebihi
penerimaan dari pajak dan migas. Kebijakan anggaran defisit ditempuh
jika pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
dilakukan jika perekonomian dalam keadaan resesi. Defisit anggaran
bukan hal yang baru dalam kebijakan fiskal suatu negara. Pengoperasian
anggaran defisit merupakan alat kebijakan fiskal yang memungkinkan
pemerintah memengaruhi permintaan agregat dan lapangan kerja suatu
perekonomian

Kebijakan anggaran terbagi atas 4 macam

 Kebijakan anggaran Surplus, yaitu kebijakan anggaran dimana


penerimaan negara lebih besar daripada pengeluaran negara

 Kebijakan anggaran Defisit, yaitu kebijakan anggaran dimana


pengeluaran negara lebih besar daripada penerimaan negara

 Kebijakan anggaran Seimbang, yaitu kebijakan anggaran yang jumlah


penerimaan tolat negara seimbang/sama dengan jumlah pengeluaran total
negara

 Kebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran yang mana


pemerintah menetapkan anggaran yang selalu meningkat dari tahun
sebelumnya.

3. APBD adalah suatu rancangan keuangan tahunan daerah yang ditetapkan


berdasarkan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

Mekanisme penyusunan APBD mengacu pada UU No 32 tahun 2004 tentang


kewenangan pemerintah daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang menjelaskan, mekanisme penyusunan APBD
adalah sebagai berikut.

 APBD ditetapkan dengan perda paling lambat satu bulan setelah APBN
ditetapkan.
 Perubahan APBD ditetapkan dengan perda paling lambat tiga bulan
sebelum berakhirnya tahun anggaran.
 Perhitungasn APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
 Pedomman tentang penyusunan, perubahan, dan perhitungan APBD
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
 APBD yang telah ditetapkan dengan perda disampaikan kepada gubernur
bagi pemerintah kabupaten/kota dan kepada presiden melalui mendagri
bagi pemeritah provinsi.

4. UU No 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah


pusat dan daerah menjelaskan bahwa dalam rangka menyelenggarakan
pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan, APBD memiliki 3
fungsi yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi.

Fungsi distribusi dan stabilisasi pada umumnya lebih tepat jika dilakukan
pemerintah pusat. Adapun fungsi alokasi lebih tepat dilaksanakan pemerintah
daerah. Hal ini disebabkan pemerintah daerah lebih mengetahui dan memahami
kebutuhan dan standar pelayanan kepada masyarakatnya.

Tujuan disusunnya APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan


pengeluaran keuangan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan proses
pembangunan di daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

5. Dana dari pusat yang diberikan ke daerah disebut dana Perimbangan


Dana perimbangan sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
 Dana bagi hasil (DBH) ini dialokasikan kepada daerah dengan persentase
tertentu dari pajak dan sumber daya alam. Tujuannya ya untuk mendanai
kebutuhan daerah.
 Dana alokasi umum (DAU) itu tujuannya untuk pemerataan kemampuan
keuangan daerah.
 Dana alokasi khusus (DAK) bertujuan untuk mendanai kegiatan khusus
daerah yang sesuai dengan prioritas nasional.

Anda mungkin juga menyukai