Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan ke -9

Mata Kuliah Keuangan Negara dan Daerah


Dosen Pengasuh: Dwi Mirani, S.IP
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) adalah daftar sistematis yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran daerah
dalam satu tahun

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember


1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain

2. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana
Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokasi Khusus

3. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana
hibah atau dana darurat, bantuan provinsi/kab
/kota lain diwilayah propinsi

1. Anggaran belanja, yang digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah.

2. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya.


Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran
daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan dan belanja pada tahun
bersangkutan. Tanpa dianggarkan dalam APBD
sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk
dilaksanakan.

Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran
daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.

Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa
anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Fungsi alokasi mengandung makna bahwa
anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran, dan pemborosan sumberdaya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perekonomian daerah.

Fungsi distribusi memiliki makna bahwa
kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah
harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan

Fungsi stabilitasi memiliki makna bahwa
anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
(BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor
3 Tahun 2007 : 273) :

1 Menentukan jumlah pajak yang dibebankan
kepada rakyat daerah yang bersangkutan.

2. Merupakan suatu sarana mewujudkan
otonomi daerah. Dalam era otonomi daerah
kemampuan financial yang berasal dari
sumber sendiri sangat menentukan
kemampuan kemandirian suatu daerah.
3. Memberi isi dan arti tanggung jawab
pemerintah daerah kepada mesyarakatnya
karena Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) menggambarkan seluruh
kebijakan pemerintah daerah. .

4. Merupakan suatu sarana untuk
melaksanakan pengawasan terhadap
daerah.

5. Memberikan data tentang anggaran yang telah
dijalankan pada periode sebelumnya untuk
dievaluasi guna penyusunan anggaran yang
lebih baik pada tahun berikutnya.

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang baik dapat menunjukkan
ketimpangan yang terjadi antara pos
pendapatan dengan pos pengeluaran sehingga
dapat dicegah terjadinya kebocoran anggaran.

7. Sebagai alat untuk pengambilan keputusan
public menyangkut kepentingan taraf hidup
masyarakat didaerah tersebut.

Ilustrasikan Gambar berikut ini!
Pendapatan
daerah
merupakan
perkiraan
yang
terukur
secara
rasional
yang dapat
dicapai
untuk
setiap
sumber
pendapatan
Dalam
menyusun
APBD,
penganggar
an
pengeluara
n harus
didukung
dengan
adanya
kepastian
tersedianya
penerimaan
dalam
jumlah
yang cukup
Pendapatan,
belanja dan
pembiayaan
daerah yang
dianggarkan
dalam APBD
harus
berdasarkan
pada
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
Seluruh
pendapatan
daerah,
belanja
daerah, dan
pembiayaan
daerah
dianggarkan
secara bruto
dalam APBD
APBD
merupakan
dasar
pengelolaan
keuangan
daerah dalam
masa 1 (satu)
tahun
anggaran
terhitung
mulai tanggal
1 Januari
sampai dengan
tanggal
31Desember
Pendapatan
Belanja
- Belanja Tidak Langsung
- Belanja Langsung
______________ ()

Surplus / Defisit
Pembiayaan
- Penerimaan
- Pengeluaran ______________ ()

Pembiayaan Neto
_______________ ()
SILPA Tahun Berjalan
Surplus anggaran terjadi bila anggaran
pendapatan daerah diperkirakan lebih besar
dari anggaran belanja daerah.

Surplus, dapat dimanfaatkan untuk
pembayaran cicilan pokok utang yang jauh
tempo, pembelian kembali obligasi daerah,
penyertaan modal (investasi) daerah,
pemberian pinjaman daerah, transfer ke
rekening dana cadangan dan dianggarkan
pada pengeluaran pembiayaan.
Defisit anggaran terjadi bila anggaran
pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil
dari anggaran belanja daerah.

Apabila defisit, meliputi sisi lebih perhitungan
anggaran tahun lalu, transfer dari rekening
dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daerah dan obligasi daerah,
penerimaan piutang daerah dan dianggarkan
pada penerimaan pembiayaan.

APBD Sumsel tahun 2008 hanya sebesar Rp.2,72
triliun dan setahun kemudian menjadi Rp.2,98
triliun.

Sementara pada tahun 2010, APBD Sumsel
kembali meningkat menjadi Rp.3,52 triliun dan
2011 sebesar Rp.4,15 triliun, jelasnya.

APBD Sumsel tahun 2012 kembali meningkat
menjadi Rp.5,50 triliun dan 2013 tercatat
Rp.6,05 triliun.

Anda mungkin juga menyukai