Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

Dosen Pembimbing: BASREFNALDI, SE, M.Si

Disusun oleh:

NAMA : IKE ARDIANSIH

NIM: 042374685

MATA KULIAH : ADMINISTRASI KEUANGAN

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FHISIP)
UNIVERSITAS TERBUKA
UPJJ UT PADANG
Untuk Tugas 2 silahkan anda kerjakan dengan membuat tulisan mengenai :

1. Makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah! (Dengan berdasar
pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori dari sumber lain)
2. Berikan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah tersebut dan
bagaimana proses penyusunan anggaran di daerah tersebut.
3. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda bahwa penyusunan anggaran tersebut merupakan
anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis berdasarkan teori anggaran berbasis
kinerja) tersebut !

Jawab:

1. Dalam UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah


adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makna otonomi
daerah dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu pemerintah
daerahdiberikan kebebasan dalam mengelola keuangan agar pemerataan
pendapatan tercapai.
2. tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dijelaskan antara lain sebagai
berikut:
a. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun;
b. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dokumen perencanaan daerah
untuk periode 1 (satu) tahun;
c. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah rencana keuangan
tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah;
d. KUA (Kebijakan Umum APBD) adalah dokumen yang memuat kebijakan
bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun;
e. PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) adalah program prioritas
dan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada perangkat daerah untuk
setiap program dan kegiatan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja
dan anggaran satuan kerja perangkat daerah;
f. RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah)
adalah dokumen yang memuat rencana pendapatan dan belanja SKPD atau
dokumen yang memuat rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan SKPD
yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang digunakan sebagai
dasar penyusunan rancangan APBD;
g. DPA SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah)
adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja SKPD atau dokumen
yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan SKPD yang melaksanakan
fungsi bendahara umum daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pengguna anggaran;
h. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam negeri;
i. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi, bupati bagi daerah
kabupaten, atau wali kota bagi daerah kota;
j. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah;

Dalam melaksanakan kekuasaan, kepala daerah melimpahkan sebagian


atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta
pengawasan keuangan daerah kepada pejabat perangkat daerah. Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur
penunjang urusan pemerintahan pada pemerintah daerah yang melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala SKPKD yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum
daerah.
3 . Penyusunan APBD Berbasis Kinerja. Menurut saya ini bertujuan untuk menguji
secara empiris dan menganalisis apakah faktor komitmen dari seluruh komponen
organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup,
penghargaan yang jelas dan hukuman/ sanksi yang tegas berpengaruh terhadap APBD
berbasis kinerja di Kabupaten Siak. Untuk menguji hipotesis pengaruh komitmen dari
seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya
yang cukup, penghargaan yang jelas dan hukuman/sanksi yang tegas berpengaruh
terhadap APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi,
penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan yang
jelas dan hukuman/ sanksi yang tegas secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap APBD berbasis kinerja. Secara parsial variabel komitmen dari seluruh
komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup
tidak berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja, sedangkan variabel
reward and punishment berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis
kinerja.

(Sumber Referensi: BMP/ADPU4333/AdministrasiKeuangan/,


https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pusat/files/Gambaran%20Umum%20Pengelola
an%20Keuangan%20Daerah-BPKP.pdf,
https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=29
70:keuangan-negara-dan-keuangan-publik&catid=103&Itemid=184,
DanHasilAnalisisSertaPendapatSaya)

Anda mungkin juga menyukai