Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwinan Manurun Palebangan

NIM : 043631085
Tugas 2
Soal !!!
1. Jelaskan makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah!
(Dengan berdasar pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori dari
sumber lain)
2. Tentukan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan
bagaimana kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah
tersebut !
(Untuk dapat menjawab soal 4 ini, anda harus mengemukakan terlebih dahulu
siapa saja pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta
tugasnya, dengan berdasarkan dasar hukum. Selanjutnya, anda kemukakan
contoh di satu pemerintah daerah, kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
tersebut dilaksanakan oleh jabatan yang mana)
3. Tentukan satu contoh pemerintah daerah, lalu silahkan anda kemukakan
bagaimana proses penyusunan anggaran di daerah tersebut. Selanjutnya,
kemukakan oleh Anda bahwa penyusunan anggaran tersebut merupakan
anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis berdasarkan teori anggaran
berbasis kinerja)
Jawaban:
1. Makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah (Dengan
berdasar pada teori)
Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat (5), pengertian otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Suparmoko,
otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
Otonomi membuat daerah leluasa untuk menyelenggarakan kewenangan
pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta hidup,
tumbuh, dan berkembang di daerah. Sedangkan otonomi yang bertanggung
jawab adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian
hak dan kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul
oleh daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, yaitu peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan
kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan
yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
Dalam implementasinya, penetapan dan pelaksanaan peraturan dan instrument
baru yang dibuat oleh pemerintah daerah dapat menimbulkan dampak, baik
berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan akan
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung, pada semua segmen
dan lapisan masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rentan
terhadap adanya perubahan kebijakan, yaitu masyarakat miskin dan kelompok
usaha kecil. Kemungkinan munculnya dampak negatif perlu mendapat perhatian
lebih besar, karena hal tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan penerapan
otonomi daerah itu sendiri.
2. Satu contoh Pemerintah Daerah, dan bagaimana kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah di pemerintah daerah tersebut
Contoh yang saya ambil adalah Pemerintah Daerah pada Provinsi Jawa Barat.
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai
kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh:
a. kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku PPKD;
b. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah.
c. Dalam pelaksanaan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
sekretaris daerah bertindak selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.
d. Pelimpahan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berpedoman pada
peraturan perundangundangan.

Proses penyusunan anggaran pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah


sebagai berikut:
a. Penetapan rencana kerja didasarkan pada peraturan Gubernur Jawa Barat
nomor 43 tahun 2016 tentang perubahan peraturan Gubernur Jawa Barat
nomor 24 tahun 2016 tentang rencana kerja Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat tahun 2017.
b. Menyusun rancangan kebijakan umum APBD dan rancangan PPAS untuk
disampaikan kepada DPRD, dan dilakukan pembahasan bersama antara
TAPD dan Badan Anggaran DPRD.
c. Hasil pembahasan dituangkan dalam dokumen persetujuan DPRD terhadap
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD menjadi Peraturan Daerah
tentang APBD
d. Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disetujui DPRD,
disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk dievaluasi selama 15
hari kerja. Hasil evaluasi ditetapkan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri.
e. Hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri terhadap Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD, dijadikan dasar penyempurnaan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang
penjabaran APBD yang dilaksanakan melalui pembahasan antara DPRD
dengan TAPD.
f. Sekertaris Daerah mengesahkan DPA SKPD
g. DPA SKPD Disampaikan kepada Perangkat Daerah, dan Biro sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh Kepala Perangkat Daerah, Biro selaku pengguna
anggaran dan pengguna barang.
3. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda bahwa penyusunan anggaran tersebut
merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis berdasarkan
teori anggaran berbasis kinerja)
Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi
manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam
kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi
dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut
dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Sedangkan bagaimana
tujuan itu dicapai, dituangkan dalam program yang diikuti dengan pembiayaan
pada setiap tingkat pencapaian tujuan.
Aktivitas utama penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah mendapatkan data
kuantitatif dan membuat keputusan penganggarannya. Di Pemerintah Provinsi
Jawa Barat sebelum membuat ABK terlebih dahulu ditetapkan rencana anggaran
didasarkan hukum. Lalu untuk proses pengambilan keutusan melibatkan setiap
level dari manajemen pemerintahan seperti DPRD, Perangkat daerah dan Biro.

Sumber/referensi:
BMP ADPU 4333 Administrasi Keuangan
Jurnal Ilmu Hukum, Pengelolaan Keuangan Daerah di Era Otonomi Daerah, Dhils
Noviades.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
https://bandung.bisnis.com/read/20170106/549/1098943/ini-proses-panjang-apbd-
jabar-2017-sebelum-jadi-dpa diakses tanggal 5 November 2022 Pukul 15.30WIB

Terima kasih,

Anda mungkin juga menyukai