Anda di halaman 1dari 2

Nama: JURINA ARTATI

NIM : 044417851

Tugas: Administrasi Keuangan

Otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah merujuk pada kemampuan dan
kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola keuangan mereka sendiri, termasuk
pengumpulan, alokasi, dan penggunaan dana secara mandiri. Otonomi daerah merupakan prinsip
fundamental dalam desentralisasi pemerintahan yang memberikan pemerintah daerah
kewenangan lebih besar dalam mengambil keputusan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik lokal mereka. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dengan merujuk pada teori dan
sumber lain:

1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tugasnya berdasarkan


Dasar Hukum:
o Pemerintah Daerah: Pemegang utama kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
adalah pemerintah daerah itu sendiri, seperti pemerintah provinsi, kabupaten, atau
kota. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menyusun APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan mengelola keuangan sesuai
dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.
o Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD): DPRD memiliki peran penting dalam
proses penyusunan APBD. Mereka bertugas mengesahkan APBD yang diajukan
oleh pemerintah daerah, serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan
anggaran.
2. Contoh Kasus Pemerintah Daerah dan Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah:
Sebagai contoh, kita bisa merujuk ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki kewenangan otonomi dalam
mengelola keuangan daerah mereka. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, mereka memiliki hak untuk:
o Menyusun dan mengesahkan APBD Provinsi.
o Menentukan kebijakan pendapatan daerah, termasuk pajak dan retribusi daerah.
o Mengalokasikan dana untuk berbagai program dan proyek pembangunan sesuai
dengan prioritas daerah.
o Mengelola dan melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Proses Penyusunan Anggaran yang Berbasis Kinerja: Proses penyusunan APBD di
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah mencerminkan pendekatan berbasis kinerja.
Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses penyusunan anggaran yang berbasis
kinerja:
o Penetapan Visi, Misi, dan Program Prioritas: Pemerintah daerah menetapkan visi,
misi, dan program prioritas yang akan dicapai dalam APBD, yang sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
o Penyusunan Indikator Kinerja: Setiap program dan kegiatan dalam APBD harus
memiliki indikator kinerja yang terukur, yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan dan hasil.
o Alokasi Anggaran Berdasarkan Kinerja: Dana dialokasikan berdasarkan kinerja
yang diharapkan dari setiap program dan kegiatan, sehingga alokasi anggaran
didasarkan pada upaya pencapaian hasil yang lebih baik.
o Monitoring dan Evaluasi: Selama pelaksanaan APBD, pemerintah daerah Provinsi
Jawa Tengah terus memantau dan mengevaluasi kinerja program dan kegiatan
untuk memastikan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.

Dalam kasus ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah memadukan prinsip otonomi daerah
dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja untuk mencapai hasil yang lebih baik dan efisien
dalam pengelolaan keuangan daerah. Pendekatan ini juga sesuai dengan dasar hukum terkini,
termasuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan
terkait lainnya yang mengatur keuangan daerah.

Anda mungkin juga menyukai