Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

ADPU4333 – Administrasi Keuangan

NAMA : MARNIATI
NIM : 043502087
1. Jelaskan makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah! (Dengan
berdasar pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori dari sumber lain)
2. Tentukan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah tersebut !
(Untuk dapat menjawab soal 3 di bawah ini, anda harus mengemukakan terlebih
dahulu siapa saja pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta
tugasnya, dengan berdasarkan dasar hukum. Selanjutnya, anda kemukakan contoh di
satu pemerintah daerah, kekuasaan pengelolaan keuangan daerah tersebut
dilaksanakan oleh jabatan yang mana)
3. Tentukan satu contoh pemerintah daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana
proses penyusunan anggaran di daerah tersebut. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda
bahwa penyusunan anggaran tersebut merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan
menganalisis berdasarkan teori anggaran berbasis kinerja)

Petunjuk dalam mengerjakan soal :


Dalam menjawab soal ini, silahkan pergunakan BMP ADPU 4333 Administrasi Keuangan,
teori dari sumber lain (buku atau jurnal) dan juga gunakan dasar hukum terkini dalam
Keuangan Daerah. Untuk selanjutnya dianalisis dengan contoh kasus dari pemerintah daerah.
Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah :
1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP ADPU 4333 Administrasi Keuangan,
dan juga teori dari sumber lain (buku atau jurnal)
2. Menggunakan dasar hukum terkini dalam Keuangan Daerah.
3. Mencantumkan contoh kasus
4. Analisis yang baik antara fenomena/kasus dengan teori dan dasar hukum
5. Apabila terdapat perbedaan antara BMP dan dasar hukum terkini, anda perlu
mengemukakan perbedaan tersebut.
6. Mencantumkan daftar pustaka.
7. Copy paste tidak akan diberikan penilaian

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa tugas
anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat
unggah tugas pada Tuton ini.

Salam sukses
TUGAS 1

ADPU4333 – Administrasi Keuangan

Oleh

MARNIATI

043502087

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UPBJJ - TARAKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
Jawaban
Assalamulaikum Warahmatullahi wabarakatuh………..
Salam hormat Dosen Tuton….

1. Otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah merujuk pada kewenangan yang
diberikan kepada pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) untuk mengelola
sumber daya keuangan mereka sendiri. Hal ini adalah konsep yang mendasari prinsip-
prinsip desentralisasi keuangan dalam sistem pemerintahan. Otonomi keuangan daerah
memiliki beberapa makna penting berdasarkan teori dan regulasi yang berlaku, termasuk
BMP (Buku Materi Pokok) yang menjadi dasar bagi pembelajaran di bidang keuangan
pemerintah daerah di Indonesia:

Pengaturan Pembiayaan:
Otonomi daerah memberikan pemerintah daerah kebijakan dan wewenang untuk mengatur
sumber-sumber pendapatan daerah mereka. Ini mencakup pengenalan, pengumpulan, dan
pengelolaan pendapatan asli daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan lainnya.
Pemerintah daerah dapat membuat kebijakan pajak dan retribusi yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan lokal.

Pengelolaan Anggaran:
Otonomi daerah juga melibatkan pemerintah daerah dalam penyusunan dan pengelolaan
anggaran mereka sendiri (APBD). Mereka memiliki wewenang untuk menentukan alokasi
sumber daya ke berbagai sektor dan program sesuai dengan prioritas pembangunan
daerah.

Penyusunan Peraturan Daerah:


Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peraturan daerah (Perda)
yang berkaitan dengan keuangan daerah, termasuk pengaturan pendapatan dan
pengeluaran. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengadaptasi aturan dan regulasi
keuangan sesuai dengan kebutuhan lokal.
Pemberian Dana Alokasi Umum (DAU):
Pemerintah pusat memberikan Dana Alokasi Umum (DAU) kepada pemerintah daerah.
DAU adalah sumber pendapatan transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
untuk mendukung otonomi daerah. Meskipun DAU merupakan sumber dana transfer,
pemerintah daerah memiliki otonomi dalam pengelolaan dan alokasi DAU sesuai dengan
kebutuhan lokal.

Akuntabilitas dan Transparansi:


Otonomi daerah juga memerlukan pemerintah daerah untuk meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah. Mereka harus memenuhi kewajiban
pelaporan kepada publik dan lembaga pengawas seperti Badan Pemeriksa Keuangan
Daerah (BPKD).
Otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan juga harus sejalan dengan regulasi dan
aturan nasional, seperti UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Hal ini untuk
memastikan bahwa pemerintah daerah tetap dalam kerangka hukum yang mengatur
pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

2. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah biasanya mencakup beberapa aktor


dan jabatan yang berperan dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Dasar hukum
yang mengatur hal ini biasanya adalah Undang-Undang Keuangan Negara dan Undang-
Undang Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan terkait. Berikut adalah
beberapa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta tugas-tugas mereka:

Gubernur atau Bupati/Wali Kota:


Gubernur sebagai kepala pemerintah provinsi dan Bupati/Wali Kota sebagai kepala
pemerintah kabupaten/kota memiliki peran utama dalam pengelolaan keuangan daerah.
Tugas utama mereka adalah menyusun dan mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD) kepada legislatif daerah, serta memastikan pelaksanaan
APBD sesuai dengan rencana.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD):


DPRD memiliki peran dalam pengawasan dan pengesahan APBD.
Tugas DPRD meliputi menelaah, memeriksa, dan memberikan persetujuan terhadap
RAPBD yang diajukan oleh kepala daerah. Mereka juga memantau pelaksanaan anggaran.
Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD):
BPKD adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan pengawasan
keuangan daerah.
Tugas BPKD meliputi pemeriksaan laporan keuangan daerah, evaluasi kepatuhan terhadap
aturan dan regulasi, serta memberikan rekomendasi perbaikan.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD):


BPKAD bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Tugas BPKAD mencakup pengelolaan kas daerah, administrasi perbendaharaan,
pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah, serta pengelolaan aset daerah.

Contoh:
Misalnya, dalam Pemerintah Kabupaten Kabupaten Bulungan di Indonesia, Gubernur
adalah Bupati, dan DPRD Kabupaten Bulungan memiliki wewenang untuk mengevaluasi
dan menyetujui RAPBD yang diajukan oleh Bupati. BPKD Kabupaten Bulungan
bertanggung jawab untuk memeriksa laporan keuangan daerah dan memberikan
rekomendasi kepada DPRD. Sementara itu, BPKAD Kabupaten Bulungan mengelola kas
daerah, melakukan administrasi perbendaharaan, dan mengelola pendapatan serta aset
daerah.

Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Bulungan


dilaksanakan oleh berbagai jabatan dan lembaga sesuai dengan peran dan tugas yang telah
dijelaskan di atas. Mereka harus beroperasi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan
daerah.

3. Contoh Pemerintah Daerah: Pemerintah Kabupaten Bulungan


Proses Penyusunan Anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan:
Penyusunan anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan mengikuti tahapan-tahapan
proses anggaran yang umumnya berlaku dalam anggaran berbasis kinerja. Berikut adalah
langkah-langkahnya:

Perencanaan Awal:
Pemerintah Kabupaten Bulungan memulai proses penyusunan anggaran dengan
perencanaan awal, termasuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan
daerah yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Pengidentifikasian Program dan Kegiatan:

Selanjutnya, pemerintah daerah mengidentifikasi program dan kegiatan yang akan


dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Program dan kegiatan
ini mencakup sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya.
Penyusunan RKA-K/L (Rencana Kerja dan Anggaran-Kegiatan/Lokasi):

Pemerintah Kabupaten Bulungan merinci program dan kegiatan tersebut dalam RKA-
K/L. RKA-K/L adalah dokumen perencanaan yang menyajikan indikator kinerja, target
capaian, alokasi anggaran, dan sumber pendanaan untuk masing-masing kegiatan.
Evaluasi Kinerja:

Evaluasi kinerja program dan kegiatan dilakukan berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Bulungan memantau pencapaian target kinerja dan
melibatkan stakeholders untuk memastikan efektivitas program.
Penyusunan RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah):

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan prioritas pembangunan, Pemerintah Kabupaten


Bulungan menyusun RAPBD yang mencakup alokasi anggaran untuk seluruh program
dan kegiatan. RAPBD harus disusun dengan mempertimbangkan sumber pendapatan
daerah, termasuk pajak daerah, retribusi daerah, dan Dana Alokasi Umum (DAU) dari
pemerintah pusat.
Pembahasan dan Persetujuan:
RAPBD diajukan kepada DPRD Kota Surabaya untuk pembahasan dan persetujuan.
DPRD memiliki peran penting dalam mengawasi dan menyetujui RAPBD sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan Anggaran:
Setelah anggaran disetujui oleh DPRD, pemerintah daerah melaksanakan program dan
kegiatan sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan.
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja:
Selama pelaksanaan anggaran, pemerintah daerah terus memantau dan mengevaluasi
kinerja program dan kegiatan untuk memastikan pencapaian target kinerja.

Anggaran Berbasis Kinerja dalam Pemerintah Kabupaten Bulungan:


Penyusunan anggaran di Pemerintah Kabupaten Bulungan dapat dianggap sebagai
anggaran berbasis kinerja dengan alasan sebagai berikut:
 Dalam proses penyusunan anggaran, terdapat perhatian yang kuat pada penentuan
indikator kinerja dan target yang jelas untuk setiap program dan kegiatan. Hal ini
mencerminkan fokus pada hasil yang diinginkan dari setiap alokasi anggaran.
 Evaluasi kinerja dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau pencapaian
target kinerja. Jika ada ketidaksesuaian antara hasil yang diharapkan dan hasil
yang dicapai, tindakan perbaikan dapat diambil untuk memastikan efektivitas
penggunaan anggaran.
 Anggaran disusun dengan mempertimbangkan prioritas pembangunan daerah dan
kebutuhan masyarakat, sehingga alokasi anggaran didasarkan pada urgensi dan
dampak positif yang diharapkan.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Bulungan menerapkan pendekatan anggaran


berbasis kinerja untuk memastikan bahwa alokasi sumber daya keuangan daerah
digunakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.

Referensi :
1. BMP ADPU4333 – Administrasi Keuangan, Rahman Mulyawan, Enceng,
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016
2. https://jdih.bulungan.go.id/resources/product/sistem-dan-prosedur-
1630396426.pdf
3. https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=460
4. https://jatim.bpk.go.id/wp-content/uploads/2019/11/1.-Tulisan-Hukum-
Wewenang-Keuda-Revisi-infokum.pdf
5. https://ejournal.ipdn.ac.id/JMP/article/view/446/271

Anda mungkin juga menyukai