Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTUKTUR

Nama : TIHAJAR
Nim : 210210008
Kelas : IV-A Administrasi Publik
Mk : Keuangan Negara
Tugas : UAS

Pertanyaan:
1. Jelaskan kedudukan Administrasi Keuangan Negara dalam bingkai Ilmu Administrasi
Negara!
2. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan Anggaran (APBD/APBN) untuk apa tujuan
dibentuk dan apa fungsinya!
3. Jelaskan secara ringkas Proses Penyusunan APBD mulai dari tahap Preparasi sampai
Pengesahan!
4. Jelaskan Perbedaaan Struktur APBD Provinsi atau Kabupaten/Kota di Aceh
dibandingkan dengan daerah lainnya yang tidak mendapatkan Status Otonomi Khusus!
5. Jelaskan Hubungan antara APBDes, APBD dan APBN dalam perencanaan anggaran dan
pelaksanaanya!

Jawaban:

1. Seperti yang diketahui Administrasi keuangan negara adalah proses dan sistem
pengelolaan keuangan negara mulai dari perencanaan, pengalokasian, pelaporan,
pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan negara. Dan kedudukan Administrasi
Negara dalam suatu negara sangatlah penting, baik bagi administrasi negara maupun
masyarakat luas. Dengan adanya Hukum Administrasi Negara, pihak administrasi negara
diharapkan dapat mengetahui batas dan hakekat kekuasaannya, tujuan dan sifat daripada
kewajiban, juga bagaimana bentuk sanksinya bilamana mereka melakukan pelanggaran
hukum. Sedangkan di bagian yang lain, yakni bagi masyarakat, Hukum Administrasi
Negara merupakan perangkat norma yang dapat digunakan untuk melindungi kepentingan
serta hak-hak mereka. Selain itu kedudukan administrasi keuangan negara dalam ilmu
administrasi negara sebagai suatu proses dari administrasi negara yang setara dengan
proses dan sistem lainnya, seperti administrasi kepegawaian dan kependudukan. Diakses
dari Https://sg.docworkspace.com/l/slHakxJHVAbmf0aQG. & Handoyo, Hestu Cipto,
Hukum Tata Negara Indonesia. Universitas Atma Jaya (Yogyakarta: 2009, h. 20 2Ibid, h.
21).

2. -Yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ialah rencana
penerimaan dan pengeluaran pada pemerintah daerah selama satu tahun anggaran yang di
tetapakan dengan peraturan daerah. APBD ini disusun oleh kepala Daerah dan dibantu
oleh Tim Anggran Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh sekretarias daerah. Sedangkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dikatakan
tahunan karena APBN ditetapkan setiap tahun oleh undang-undang dengan masa
keberlakuan satu tahun, dalam rangka menyelenggarkan fungsi pemerintahan yaitu
kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara.
-Tujuan dari di bentuk APBD& APBN:
APBD bertujuan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah selama satu tahun anggaran, selain itu tujuannya APBD juga untuk
mendukung pemerintah daerah dalam melakukan kebijakan fiskal, mewujudkan efisiensi
pendapatan dan pengeluaran, menetapkan prioritas belanja daerah dalam satu tahun
tertentu serta untuk menjadi bentuk transaparan dan akuntabilitas antara pemerintah
daerah, DPRD dan masyarakat. Sedangkan tujuan dari di bentuknya APBN adalah untuk
mengatur pendapatan dan pembelanjaan negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan
untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat, selain itu tujuan APBN dibentuk
untuk meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah, membantu
pemerintah mencapai tujuan fiskal dalam mengatasi inflasi serta memungkinkan
pemerintah memenuhi prioritas belanja.
-Fungsi APBD&APBN: dalam Pasal 3 Ayat 4 UU No 7 Tahun 2003, menyebutkan:
1. Fungsi Otoritas: dalam hal ini fungsi APBD&APBN menjadi pondasi ketika ingin
melaksanakan pendapatan dan belanja pada masa berlakunya.
2. Fungsi Perencanaa: anggran APBD&APBN menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengawasan: disini APBD&APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketetuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi: fungsi ini terkait dengan bagaimana APBN&APBD disalurkan,
biasanya penyaluran dana APBN&APBD ditujukan untuk mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan.
5. Fungsi Distribusi: fungsi ini ditujukan agar kebijakan mengenai anggaran negara dan
daerah mesti mengedepankan keadilan serta kepatutan.
6. Fungsi Stabilitas: ini berkaitan dengan APBD&APBN sebagai alat yang digunakan
untuk menstabilkan fundamental perekonomian negara. Diakses dari
https://bpkad.asahankab.go.id/detailpost/apa-pengertian-tujuan-serta-fungsi-aobd-dan-
apbd,https://bpkad.kuningankab.go.id/detai/mengenal/anggaran-pendapatan-dan-
belanja-daerah-apbd. 17 juni 2023.

3. APBD adalah instrumen kebijakan yang penting dalam menjalankan pemerintahan daerah
dan digunakan untuk mengatur penggunaan dana publik untuk membiayai berbagai
kegiatan dan program di tingkat lokal. Adapun Proses penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
 Tahap Preparasi/persiapan: APBD dirancang dan diajukan oleh pemerintah daerah kepada
DPRD dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung. Tahap ini berlangsung di tahun
sebelum penetapan anggaran.
 Tahap Pembahasan: pada tahap ini DPRD melakukan pembahsan terdahap rancangan
APBD yang diajukan oleh pemerintah daerah, dan terjadi dialog dan kajian yang
mendalam terkait kebijakan dan anggran yang diusulkan.
 Tahap Pelaksanaan: pada tahap ini setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah,
ketentuan lebih detail soal pelaksanaannya lebih lanjut akan dituangkan melalui keputusan
gubernur/walikota/bupati.
 Tahap pengesahan: pada tahap ini terjadi persetujuan final terhadap rencana pendapatan
dan belanja yang diusulkan, dan APBD yang telah disahkan kemudian diimplentasikan
oleh pemerintah. Diakses dari Https://tirto.id/bagaimana-mekanisme-penyusunan-apbn-
dan-apbd-serta-tahapannya-ga6x. 22 Juni 2023.

4. Perbedaan Struktur APBD Provinsi Aceh dengan daerah yang tidak mendapatkan status
otonomi khusus. -Bagi provinsi Aceh, Dana Otonomi Khusus pada prinsipnya merupakan
bagian dari kebijakan desentralisasi asimetris yang baru dikenal pasca disahkannya UU 18
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam status kekhususan daerah tersebut dalam mengelola
struktur apbd, Aceh sendiri merupakan salah satu daerah dengan status istimewa dan
khusus sekaligus yang mendapat Dana Otonomi Khusus di samping Papua dan Papua
Barat yang hanya berstatus khusus. Sebelumnya, konsep Dana Otonomi Khusus ini
mendapat perlawanan dari kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonsia. -Sedangkan daerah lain
mengenai struktur apbd yang tidak mendapatkan status daerah otonomi khusus contohnya
seperti salah satu provinsi yang ada di pulau sumatra yang mana regulasi peraturan terkait
APBD masih di tentukan dan di atur oleh pemerintah pusat, meskipun berada dalam satu
pulau yang sama dengan nangroe aceh darussalam, yakni pulau sumatra, akan tetapi sumut
atau sumatra utara masih menjadi provinsi dengan peraturan APBD yang di tetapkan oleh
pemerintah pusat. Yang artinya kewenangan atau hak tidak dapat di atur sendiri oleh
pemerintah daerah sumatra utara lain hal nya dengan provinsi nangroe aceh darussalam,
dimana seluruh anggaran APBD di aceh dapat pemerintah daerah yang mengatur nya
sendiri. Diakses dari
https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/719/129/2387. 24 Juni 2023.

5. Hubungan antara APBDes, APBD dan APBN dalam perencanaan anggaran dan
pelaksanaanya yaitu; Dalam menjalan tugas dan fungsinya, setiap tahunnya, baik
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun Desa atau desat adat atau yang
disebut dengan nama lain, menyusun anggaran pendapatan dan belanja. Jika dipusat
disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di Provinsi maupun
Kabupaten/Kota disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara di
tingkat Desa dinamakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Namun dapat
di simpulkan bahwa serangkaian hubungan yang mengatur anggaran di atas ialah sama
sama berperan penting dalam suatu tugas dengan tujuan yang sama dalam mengatur
anggaran, mulai dari pemerintah pusat sampai ke aparatur desa. Diakses dari
https://ppid.bengkaliskab.go.id/web/detailberita/818/2018/08/14/“angka-angka-dalam-
apbn,-apbd-dan-apbdes,-sifatnya-hanya-perkiraan”. 24 Juni 2023.
Analisis Laporan Realisasi APBD Kabutapen Aceh Utara Tahun 2021

Tihajar (210210008)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Email: tihajar255@gmail.com

ABSTRAK:

Pemekaran kabupaten atau kota yang saat ini banyak sedang terjadi di seluruh indonesia,
yang mana salah satunya di wilayah Aceh Utara yang berada di provinsi kabupaten/kota,
sebagai daerah otonomi yang memiliki kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri. Riset
ini bermaksud untuk mengetahui laporan realisasi APBD pada Kabupaten Aceh Utara. Dan
metode yang digunakan ialah proses penyelidikan terhadap laporan APBD Kabupaten Aceh
Utara. Hasil analisis menunjukkan bahwa laporan realisasi APBD kabupaten Aceh Utara
mulai dari tahun 2019 sampai 2021 dapat dikatakan bahwa tidak normal yang mana setiap
tahun anggaran yang terdata pada tabel masih terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah
anggaran pertahunnya mulai dari jumlah pendapatan sampai dengan belanja.

PENDAHULUAN:

Pemerintah daerah merupakan pelaksana sekaligus peanggung jawab dari berbagai


urusan pemerintah berdasarkan otonomi dan prinsip yang diatur dalam Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Fungsi dari pemerintahan daerah itu sendiri untuk
mengatur pemanfaatan dan sumber daya daerah serta perimbangan keuangan yang bersumber
dari pemerintah pusat maupun daerah dengan tujuan pemerintah daerah diharapkan dapat
menerapkan sistem keuangan yang baik.

Terkait dengan Standar Akuntansi Pemerintah, laporan keuangan disusun untuk


menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas. Laporan Realisasi Anggaran menjelaskan bahwa kegiatan
keuangan pemerintah daerah menunjukkan ketaatan terhadap APBD. Dan meyajikan
penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu
periode pelaporan. Salah satu daerah hasil dari pemekaran wilayah adalah Kabupaten Aceh
utara Provinsi Nanggroe aceh darussalam. Dampak dari pemekaran, telah banyak terbentuk
kecamatan dan kelurahan/desa definitif yang baru. Tujuannya adalah agar pelayanan
pemerintah kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien. Dengan demikian pemerintah
daerah perlu memprioritaskan pemerataan anggaran di seluruh kabupaten/kota Aceh Utara.

Pada dasarnya keuangan daerah yang tertuang dalam APBD kabupaten aceh utara
merupakan aset milik masyarakat Aceh Utara dalam rangka untuk memenuhi prinsip
akuntabilitas daerah. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menerbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah. Dengan
penetapatan tersebut, pemerintah mengharapkan agar pengelolaan keuangan daerah maupun
APBD supaya mencapai tujuan yang ditetapkan dan dapat memenuhi kebutuhan anggaran
yang terkait dalam pengambilan keputusan, seperti yang tersebut dalam tabel Realisasi
Anggaran Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2021.

Tabel 1. Realisasi Anggaran Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2021.

Tahun
No Uraian 2019 2020 2021
A Pendapatan 2.606.115.300.596,06 2.582.874.013.125,36 2.477.857.489.834,59
1 Pendapatan Asli Daerah 279.567.720.149,97 226.828.863.805,90 178.917.308.912,59
2 Pendapatan Tranfers 2.259.315.124.045,09 2.209.316.008.598,00 2,179.189.257.722,00
3 Lain-lain Pendapatan Daerah 67.232.456.401,00 146.729.140.721,46 119.750.923.200,00
B Belanja 1.883.897.843.008,98 1.721.970.962.755,00 1.667.740.248.475,10
1 Belanja Operasi 1.463.198.994.590,00 1.391.864.733.083,00 1.374.343.542.969,62
2 Belanja Modal 420.688.048.415,98 323.257.582.981,00 293.105.705.505,48
3 Belanja Tak Terduga 10.800.003,00 6.848.646.691,00 291.000.000,00
4 Transfer 752.996.547.436,00 729.489.071.291,00 730.599.579.713,00
Surplus/(defisit) 72.221.745.758.708 86.090.305.073.036 81.011.724.135.889
Sumber: DPPKAD Kabupaten Aceh Utara (Data Diolah) 2021

Berdasar pada tabel di atas, diketahui bahwa realisasi anggaran kabupaten Aceh utara
tahun 2019- 2021 secara pertahun tentunya mengalami peningkatan dan penurunan, dimna
pada tahun 2020 terjadi peningkatan dan sebalik nya di tahun 2019 dan 2021 terjadi
penurunan yang mengakibatkan terjadi defisit anggaran pada tahun 2019 senilai Rp
72.221.745.758.708, dan di tahun 2021 senilai Rp 81.011.724.135.889. Pendapatan daerah
kabupaten Aceh utara didominasi oleh pendapatan yang bersumber dari pendapatan transfer,
sedangkan lain lain Pendapatan Daerah dan pendapatan asli daerah (PAD) relatif masih
sangat kecil terhadap seluruh total pendapatan. Selanjutnya di lihat dari segi belanja daerah
yang terdiri atas belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga, belanja operasi
memiliki jumlah anggaran yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan belanja modal dan
belanja tak terduga, realisasi ketiga belanja tersebut cenderung terjadinya peningkatan setiap
tahunnya.

TINJAUAN PUSTAKA:

-Laporan keuangan Pemerintah Daerah

Sesuai peraturan pemerintah No. 24 Tahun 2005 laporan keuangan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan yang dilakukan selama satu
periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk membandian realisasi pendapatan,
belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Laporan Realisasi
Anggaran menjelaskan bahwa kegiatan keuangan pemerintah daerah menunjukkan ketaatan
terhadap APBD, serta menjelaskan dan menyajikan ikhtisar sumbermdan penggunaan sumber
daya ekonomi yang di kelola oleh pemerintah selama satu periode. Dalam permendagrin 59
Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, disebutkan unsur yang
mencakup dalam Laporan Realisasi Anggaran yaitu terdiri dari:

1. Pendapatan
Pendapatan adalah segala jenis penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas
dana dalam satu periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak milik
Pemerintah Daerah.
2. Belanja
Belanja adalah segala pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam
satu periode tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh
pemerintah daerah.
3. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran selanjutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutupi defisit atau
memanfaatkan suplus anggaran.
-Laporan Analisis APBD Pemerintah Daerah Aceh Utara

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah adalah dengan
melakukan analisis keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Analisis keuangan merupakan kegiatan mengidentifikasi kriteia keuangan berdasarkan
laporan keuanagan yang tersedia. Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja keuangan suatu
daerah salah satunya yaitu dengan menggunakan beberapa Rasio yang digunakan berdasarkan
data yang bersumber dari APBD Kabupaten Aceh Utara diantaranya:

1. Rasio Kemandirian Daerah

Pada rasio ini menunjukkan kemampuan suatu pemerintah daerah dalam membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan restribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio
Kemandirian Daerah ini ditunjukkan oleh besarnya Pendapatan Asli Daerah dibandingkan
dengan Pendapatan Daerah yang berasal dari sumber lain (Pendapatan Transfer) dengan
PAD
rumus: RKKD= x 100 %
Pendapatan Transfer

Dengan Kriteria:
Rendah Sekali : 0%-25%
Rendah : 25%-50%
Sedang : 50%-75%
Tinggi : 75%-100%
2. Rasio Efektivitas
Rasio ini adalah rasio yang menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
meealisasikan Pendapatan Asli Daerah yang dikarenakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan realisasi rill daerah. Dengan Rumus sebagai berikut:

Realisasi PAD
Rasio Efektifitas= X 100 %
Anggaran PAD

Dengan Kriteria:
Sangat Efektif : >100%
Efektif : 100%
Cukup Efektif : 90%-99%
Kurang Efektif : 75%-89%
Tidak Efektif : <75%
3. Rasio Aktivitas
Pada rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskanalokasi
dananya pada Belanja Operasi dan Belanja Modal secara optimal. Semakin tinggi persentase
dana yang dialokasikan untuk belanja operasi maka persentasi modal yang digunakan
cenderung semakin kecil. Dengan rumus sebagai berikut:

A. Rasio Belanja Operasi:


Total Belanja Operasi
Rasio BelanjaOperasi= x 100 %
Total Belanja Daerah
B. Rasio Belanja Modal:
Total Belanja Modal
Rasio Belanja Modal = x 100 %
Total Belanja Daerah

Dengan Kriteria:

Tidak Baik : 0%-50%


Baik : 50%-100%
4. Rasio Pertumbuhan
Rasio ini adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah
dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang dicapai dari periode ke
periode berikutnya. Rasio ini dikatakan baik apabila stiap tahun mengalami pertumbuhan
yang meningkat. Dengan rumus sebaga berikut:

RpXn−RpXn−1
Rasio Pertumbuhan= x 100 %
RpXn−1

Keteranga:

RpXn-Xn-1= Realisasi tahun yang dikurangi tahun sebelumnya.


RpXn-1 = Realisasi penerimaan tahun sebelumnya.
Dengan Kriteria:
Rendah : 0%-25%
Sedang : 25%-50%
Tinggi : 50%-100%
1. Rasio Kemandirian Daerah
Sebagai Kerangka Analisis APBD
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh
Utara
2. Rasio Efektivitas
3. Rasio Aktivitas, dan
4. Rasio Pertumbuhan

PEMBAHASAN:

Dari menganalisis laporan realisasi APBD Kabupaten Aceh Utara menunjukkan proses
penilaian terkait dengan tingkat kemajuan pencapaian pelaksanaan kegiatan pemerintah
daerah kabupaten aceh utara di bidang tertentu untuk kurun waktu tahun sebelumnya sampai
tahun 2021. Oleh karena itu, rasio yang digunakan dalam menganalisis laporan APBD
Kabupaten Aceh Utara yaitu sebagai berikut.

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah.


Tabel 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Aceh Utara Tahun 2019-2021

Tahu PAD (Rp) Pendapatan RKKD (%) Keterangan


n Transfer

2019 279.567.720.149,97 2.259.315.124.045,09 12, 3% Rendah Sekali

2020 226.828.863.805,90 2.209.316.008.598,00 10,2% Rendah Sekali

2021 178.917.308.912,59 2,179.189.257.722,00 8, 22% Rendah Sekali

Sumber: DPPKAD Kabupaten Aceh Utara (Data Diolah) 2021

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, menunjukkan bahwa PAD Kabupaten
Aceh Utara dari tahun 2019 sampai tahun 2021 mengalami penurunan dan terjadi
peningkatan pada tahun 2019 dengan RKKD sebesar 12,3% dan pada 2020 sebesar 10,2%.
Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah di Kabupaten aceh utara tergolong
sangat rendah dalam kategori kemampuan keuangan daerah masih kurang, dan peranan
pemerintah pusat lebih dominan daripada pemerintah daerah yang tidak mampu
melaksanakan otonomi daerah sendiri. Jadi kemandirian keuangan daerah di kabupaten aceh
utara dapat dikatakan sangat rendah dikarenakan tingkat ketergantungan daerah terhadap
sumber dana masih sangat tinggi.

2. Rasio PAD Pemerintah Daerah


Tabel 3. Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2021
Tahun Anggaran PAD Realisasi PAD (Rp) Rasio Keterangan
(Rp) Efektivitas

2019 304.917.348.272,0 279.567.720.149,97 919, 1% Sangat Efektif


0

2020 276.367.099.827.0 226.828.863.805,90 82,1 % Kurang Efektif


0

2021 185.217.662.031,0 178.917.308.912,59 96,6 Cukup Efektif


0

Sumber: DPPKAD Kabupaten Aceh Utara (Data Diolah) 2021


Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa anggaran Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Aceh Utara cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Dan
berdasarkan hasil perhitungan Rasio Efektivitas PAD keuangan pemerintah daerah Aceh
Utara pada tahun 2019 dengan nilai Rasio efektfifitas dapat dikatakan sangat efektif,
sedangkan pada tahun 2020 kurang efektif karena rasio efektivitasnya masih dibawah 100%
dan pada tahun 2021 nilai rasionya cukup efektif tetapi masih dibawah rata-rata. Dari urain
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan daerah kabupaten aceh utara dapat
dikatakan masih dibawah rata-rata dikarenakan masih terjadi penurunan pada tahun
sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dalam penerimaan anggaran daerah
masih melebihi dari tahun sebelumnya.

3. Rasio Aktivitas
Tabel 4. Rasio Belanja Operasi Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2021

Tahun Total Belanja (Rp) Belanja Operasi RBO (Rp) keterangan


(Rp)

2019 1.883.897.843.008,98 1.463.198.994.590,00 77% Baik

2020 1.721.970.962.755,00 1.391.864.733.083,00 80% Baik

2021 1.667.740.248.475,10 1.374.343.542.969,62 82% Baik

Sumber: DPPKAD Kabupaten Aceh Utara (Data Diolah) 2021


Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio pada Belanja Operasi
pemerintah daerah kabupaten aceh utara mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu
pada tahun 2021 dengan nilai sebesar 82% dengan kategoi rasionya Baik. Dan pada tahun
2019 rasio belanja operasi juga termasuk kategori Baik dengan nilai sebesar 77%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pemerintah kabupaten aceh utara terkait dengan Belanja
Operasi daerah tersebut telah diperhatikan.

Tabel 5. Rasio Belanja Modal Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2021

Tahun Total Belanja (Rp) Belanja Modal (Rp) RBM Keterangan


(Rp)

2019 1.883.897.843.008,98 420.688.048.415,98 22% Tidak Baik

2020 1.721.970.962.755,00 323.257.582.981,00 18% Tidak Baik

2021 1.667.740.248.475,10 293.105.705.505,48 17% Tidak Baik

Sumber: DPPKAD Kabupaten Aceh Utara (Data Diolah) 2021


Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa Rasio Belanja Modal di
Kabupaten Aceh Utara cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun
2019 nilai rasio belanja modal bernilai sebesar 22% dengan kategori nilai rasionya Tidak
Baik, hingga tahun 2020 sampai dengan 2021 juga mengalami penurunan dengan kategori
rasio belanja modal Tidak Baik.
Dari urain tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar dana yang dimiliki oleh
pemerintah daerah masih diutamakan untuk kebutuhan belanja operasi, sehingga kebutuhan
belanja modal cenderung lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah
kabupaten aceh utara lebih memperhatikan pengeluaran rutin untuk pemenuhan aktivitas
pemerintah, seperti pemenuhan belanja pegawai untuk mambayar gaji PNS, sehingga Belanja
Modal Pemerintah Daerah kurang terpeneuhi atau tidak memperihatinkan di Kabupaten Aceh
Utara.

4. Rasio Pertumbuhan
Rasio Pertumbuhan adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan
pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah di
capai dari periode berikutnya. Rasio Pertembuhan ini juga bermanfaat untuk mengetahui
apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode
anggaran mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif dan negatif.
Rasio Pertumbuhan di Kabupaten Aceh Utara dilihat pada Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di tahun 2020 memiliki Rasio Pertumbuhan senilai (0,19%), sementara pada tahun
2021 Kabupaten Aceh Utara nilai Rasio Pertumbuhan yang di capai hanya (-5, 89%), kedua
tahun tersebut Pertumbuhan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Aceh Utara tergolong
dengan kategori yang rendah. Hal ini menununjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Utara terhadap sumber-sumber pendapatan, seperti Pendapatan Asli Daerah dan pajak
daerah belum sepenuhnya di kelola dengan optimal.

KESIMPULAN:

Dalam uraian di atas dapat simpulkan bahwa berdasarkan data realisasi anggaran
keuangan daerah, kususnya di Kabupaten Aceh Utara tahun 2021 dapat di simpulkan bahwa
realisasi anggaran kabupaten aceh utara mulai dari tahun 2019 sampai 2021 dapat dikatakan
bahwa tidak normal, dimana setiap tahun anggaran yang terdata pada tabel tersebut masih
terjadi nya peningkatan dan penurunan jumlah anggaran pertahun nya, mulai dari jumlah
pendapatan sampai dengan belanja. Dan juga dilihat berdasarkan data yang telah dianalisis
tersebut mulai dari Rasio Kemandirian keuangan daerah mulai tahun 2019-2021 mengalami
penurunan dan terjadi peningkatan pada tahun 2019 dengan RKKD sebesar 12,3%. Pada
Rasio Efektivitas PAD keuangan pemerintah daerah Aceh Utara pada tahun 2019 dengan
kategori sangat efektif. Dilihat pada Rasio Belanja Operasi mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2021, sedangkan pada Rasio Modal cenderung
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dan pada Rasio Pertumbuhan Kabupaten Aceh
Utara termasuk kategori sangat rendah, dimana pengelolaan keuangan daerah belum
sepenuhnya optimal.
SARAN:

Adapun saran saya yaitu yang lebih utama yang perlu di perhatikan ialah pengelolaan
keuangan dalam suatu daerah dapat menerapka mekanisme akuntabilitas yang lebih kuat,
memperkuat pengawasan terhadap tindak pidana korupsi, mengoptimalka penerimaan
keuangan daerah dan mengelola belanja daerah yang lebih efesien. Hal ini semua bertujuan
supaya mekanisme yang ingin di gapai agar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pertahun
untuk menghindari akan terjadinya penurunan anggaran pertahun, agar lebih optimal dalam
mengelola keuangan daerah kususnya kabupaten aceh utara, maka pemerintah daerah lebih
memperhatikan dalam mengelola anggaran keuangan setiap dekade pertahun baik itu di
lakukan dengan mengevaluasi data awal untuk meningkatkan penganggaran di tahun
selajutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Said, M. Umar. 2022. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Induk Dengan
Pemerintah Daerah Pemekaran. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Vol
7, No 1. 2022.

Susanti, Susi. 2023. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Gampong Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 2, No.
1. 2023.

Zulkarnaini, M. Astuti, Y. K. Mukarramah. 20220. Perbandingan Kinerja Keuangan


Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.
https://Journal.feb.unmul.ac.id/index.php./AKUNTABEL. Diakses pada 27 Juli
2023.

Https://www.acehutara.go.id/media/2022.11/laporan_acut_2021. Dakses pada 23 Juni 2023.

Http://www.acehutara.go.id/halaman/laporan-realisasi-anggaran-31-Desember-2020. Diakses
pada 23 Juni 2023.

Undang-Undang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2019.

Sebagai Kerangka Analisis APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara

Anda mungkin juga menyukai