Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUN REVOLUSI MENTAL PEMUDA PERSPEKTIF

AL-QUR’AN

Munculnya gagasan revolusi mental di Indonesia dilandasi oleh cita-cita luhur bangsa
ini, untuk menjadi bangsa yang tangguh dan berkarakter. Hal ini ditujukan untuk
menggembleng masyarakat Indonesia menjadi manusia yang baru, yang berhati putih,
berkemauan baja, bersemangat elang rajawali dan berjiwa api yang menyala-nyala.
Namun hadirin, hanya perilaku negatif sajalah yang tumbuh subur hingga kini, mulai
dari korupsi, masalah intoleransi, dan sikap ingin menang sendiri menjadi tantangan bangsa
ini. Kemajuan teknologi yang seharusnya digunakan untuk membangun negeri ini justru
digunakan sebagai alat untuk saling menjatuhkan bahkan saling menghancurkan karna
egoisme dan kepentingan pribadi atau kelompok, Hadirin, untuk mewujudkan revolusi mental
diperlukan adanya keseimbangan antara ideologi dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu, pada
kesempatan yang mulia ini, izinkanlah kami menyampaikan syarahan Al-Qur`an yang
berjudul“ MEMBANGUN REVOLUSI MENTAL PEMUDA PERSPEKTIF AL-QUR`AN”
yang akan kami uraikan dengan berlandaskan Al-Qur`anul Karim surat Ibrahim ayat 1 yang
berbunyi :

Artinya : “ Alif Laam Raa, (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad)
agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa,
Maha Terpuji”.

Majelis hakim yang arif dan bijaksana,


Hadirin wal hadirat rakhimakumullah.
Menurut Prof. Dr. Muhammad Quraisy Syihab dalam tafsirnya Al-Misbah dijelaskan
bahwa pada ayat ini terdapat lafazh menunjukkan bentuk jamak, sedangkan

pada lafazh menunjukkan bentuk tunggal, hal ini mengisyaratkan bahwa kegelapan
bermacam-macam dan timbul dari berbagai sumber, penyebutan lafazh juga
lebih didahulukan daripada lafazh bukan saja karena gelap lebih dulu datang daripada
terang, tetapi hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa hendaknya manusia selalu menuju
kearah perubahan yang positif.

Hadirin, dari ayat tadi dapat kita ketahui bahwa sejak dulu Allah SWT telah
memerintahkan kepada kita untuk senantiasa memperbaiki diri. Lantas bagaimana kondisi
bangsa saat ini ? bagaimana pula dengan pemuda Indonesia ? tambah membaik atau bahkan
terpuruk ? Masih terngiang di benak kita sepenggal kalimat ikrar yang menjadi bukti tekad
dan semangat para pemuda dalam mempersatukan visi kemerdekaan Indonesia yang berbunyi
:
“ Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia “
ikrar tersebut hadirin menjadi saksi semangat para pemuda dalam melawan para penjajah
untuk memerdekakan Indonesia, melalui pemikiran-pemikiran mereka yang revolusioner.
Ayo pemuda Indonesia revolusimu belum selesai !
“Merah putih berkibar begitu gagah
Cerminan akan bangsa yang perkasa
Kuhormati dengan rasa bangga
Indonesiaku bersatu s’panjang masa”
Mari kita dengarkan firman Allah dalam Al-Qur’anul Karim surat Al-Anfal ayat 53
yang berbunyi :

Artinya : “ Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu
nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. ”
Majelis hakim yang arif dan bijaksana,
Hadirin wal hadirat rakhimakumullah.
Dalam tafsir Al-Muraghi Juz 10, Syaikh Ahmad Mustafa Al-Muraghi menjelaskan
bahwa siksaan atau nikmat yang telah diturunkan oleh Allah terhadap suatu kaum tergantung
dengan amalan apa yang dikerjakan oleh kaum tersebut. Hali ini bermakna bahwa bencana
demi bencana yang terjadi di negeri ini merupakan akibat dari ulah manusia yang senantiasa
mengingkari nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Dari uraian demi uraian yang telah dijelaskan tadi, dapatlah kita simpulkan. Pertama,
sejak dulu Allah telah memerintahkan kepada kita untuk memperbaiki diri. Dan yang kedua,
untuk menuju Indonesia yang maju, pemuda harus mengambil perannya dalam revolusi
mental untuk memajukan bangsa.
“Sungguh sedap air kelapa muda
Di tambah isi makin sedapnya rasa
Kemajuan bangsa ditangan pemuda
Karena pemuda asetnya bangsa”

Akhirul kalam, billahi taufiq wal hidayah

Anda mungkin juga menyukai