Anda di halaman 1dari 3

ETOS KERJA DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN

BANGSA

Assalamu’alaikum warah matullahiwabarokatuh

Majelis hakim yang arif dan bijaksana hadirin sebangsa dan setanah air yang
kami banggakan.

Patut kita sadari, bahwa pengaruh globalisasi dalam semua sektor kehidupan suatu
bangsa sudah sangat terbuka lebar, termasuk Indonesia, seperti persaingan perdagangan
industri, teknologi informasi dan agresi Asing dalam semua lini, termasuk sumber daya
manusia/tenaga kerja, bahkan berbagai ekses negative pun tidak bisa terelakkan
diantaranya peradaran narkoba yang sudah sampai puncaknya, yaitu memasukkanya sabu
berton-ton, dengan sindikat jaringan, yang telah menggurita di tengah masyarakat kita.

Padahal sebenarnya Indonesia adalah negara besar yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak ke-4 di dunia. kekayaan alamnya yang bersumber dari daratan dan lautan,
memerlukan sumberdaya manusia yang cerdas dan kuat, untuk bisa mengeksplorasikan
beberapa sumber daya alam terbesar dunia ini.

Seseorang Sosiolog Islam ibnu khaldun dalam kitabnya Al-Muqaddimah


menyebutkan “Bangsa yang lemah akan menjadi penonton dan begantung pada
negara maju lainnya”.

Untuk itu pada kesempatan yang terhormat ini izinkan kami menyampaikan
syarahan alqur’an dengan Judul.

“ETOS KERJA DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA”

Sebagai landasannya mari kita simak firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 105:

Artinya: “dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu di beritakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan .

Majelis hakim yang arif dan bijaksana, Jama’ah syarhil Qur;an yang berbahagia

Firman Allah tersebut memberi penegasan kepada kita untuk giat bekerja,
berkarya dan berusaha , karena bekerja dan berusaha menjadikan bagian tuntutan
kehidupan dunia serta mempunyai nilai ibadah.
Jika ayat tersebut kita kaji lebih lanjut maka kalimat merupakan
sighat amar atau perintah . dalam kitab Al-musytasfa, min ‘ilmil ushul karangan Al-ghazaly,
di jelaskan dalam kaedah ushul fiqih.
pada dasarnya perintah itu menunjukkan suatu arti kewajiban.

Dalam tafsir kementrian agama RI jilid 4 Juz 11 hal 201-202 di jelaskan bahwa
yang di maksud dengan kalimat adalah amal sholeh yang di lakukan oleh
manusia dan disaksikan oleh Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan pada kalimat
sebagai jawaban bahwa Allah akan memberikan kepada mereka
balasan atas perbuatan dan pekerjaan yang mereka lakukan .

Seiring dengan tekad dan cita-cita bangsa Indonesia , untuk mewujudkan etos kerja
yang tangguh, di butuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing,
berwawasan luas dan berintegritas .

Dalam konsepsi islam perintah ibadah selalu di kaitkan dengan perintah bekerja, ini
artinya bahwa urgensi bekerja menjadi bagian yang melekat dalam sendi-sendi kehidupan.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-qur’an surah Al-Jumuah ayat 10:

Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Hadirin

Prof.DR.Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah volume 14 hal 231-232


menjelaskan bahwa kalimat yang berarti bertebaranlah, maksudnya
setelah melaksanakan sholat jum’at, di berikan kebebasan untuk mencari apa yang
dinginkannya, sesuai dengan tuntutan Allah.

Khalid Abdurrahman Al-Aki dalam kitabnya Sofwat Al-bayan Li Ma’anil Qur’an


menjelaskan :

Artinya: “jika kamu telah menunaikan shalat, maka berpencarlah bekerja untuk memenuhi
kebutuhannmu”.

Begitu juga dengan ungkapan Mujahid Islam yang mengandung spirit dan sugesti,
sebagaimana tertuang dalam kitab Al-Bidayah Wan Hinayah juz 7 karya Al-Hafiz Abu Fida
Ibnu Katsir yang berbunyi:
Artinya : “Jika malam bagaikan Rahib-Rahib yang taat beribadah, jikalau sang fajar
menyingsing, laksana serigala bersimbah keringat mencurahkan segenap potensi untuk
berkarya .”

Saudaraku…

Di era globalisasi saat ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas tinggi
yang mampu beradaptasi dan tanggap terhadap segala situasi terkini, tentunya dengan
berpegang teguh kepada nilai nilai qur’ani.

Siapa yang tak mau menambah ilmu pengetahuan , SILAHKAN TIDUR DALAM
KETERBELAKANGAN, siapa yang enggan meningkatkan skill atau keterampilannya ,
SIAP-SIAP MERATAPI DALAM PENGANGGURAN, siapa yang lemah etos kerjanya,
AKAN DIGILAS OLEH KEMAJUAN ZAMAN.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan

1. Berusaha dan meningkatkan etos kerja adalah menjadi kewajiban dalam


kehidupan, terutama bagi orang-orang yang beriman
2. Maju mundurnya pembangunan suatu bangsa, sangat tergantung pada kualitas
sumber daya manusia yang diukur dari etos kerjanya.

Sebuah syair lagu sebagai penutup syarahan kami


Bangkitkan etos kerjamu, menggapai negri yang maju
Sekarang tangung jawabmu, singsingkan lengan bajumu
Ayo bekerja, ayo berkarya dan berdo’a,
Satukan asa gapailah cita untuk membangun Indonesia.
Akhirnya …
Buah durian bunga selasih cukup sekian terimakasih
Billahitaufik walhidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai