PENDAHULUAN
Berbagai fakta yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter bagi pelajar
Indonesia sangat penting. Pelajar termasuk dalam masa remaja adalah masa transisi dari masa
anak-anak ke masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun sampai usia
21 tahun. Pada masa itu remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena itu, remaja
harus mendapat pendidikan karakter agar dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan-
kegiatan positif.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai
dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan
inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat,
dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga
memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga
mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi
perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-
hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta
dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya
dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
2
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school
life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku
warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai
sebagai berikut:
“character education is the deliberate effort to help people understand, care about,
and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our
children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about
what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from
without and temptation from within”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,
cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.
3
Kalanga Remaja_annisasyam.htm/, karekter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari dapat dipercaya, rasa
hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani,
tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Walaupun manusia memiliki karakter
dasar yang baik, tetapi manusia tidak bisa begitu saja memiliki karakter-karakter tersebut.
Seperti yag telah dikatakan sebelumnya bahwa karakter itu perlu dibangu tidak seperti
kepribadian yang merupakan anugerah sejak lahir seperti quotation word Helen Keller bahwa
“Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah. Dengan mengalami ujian dan
penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi dijernihkan, dan sukses diraih.”
Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu
pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi
bagaimana dengan pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat
menekan pengaruh yang tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.
4
Seorang remaja bisa mendapatkan pendidikan dasar karakter dari rumah yaitu dengan
keluarga. Jika seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya,
anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun, banyak orang tua yang lebih
mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Banyak orang tua
gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya karena kesibukan atau justru karena lebih
mementingkan aspek kognitif saja. Tidaknya hanya dari keluarga melainkan seorang anak
juga akan mendapatkan pendidikan karakter dari sekolah dengan mata pelajaran Pendidikan
Kewanganegaan. Dari sekolah anak juga dibekali ilmu mengenai pendidikan karakter yang
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Mengapa
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Karena Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Peraturan-peraturan yang dibuat, nilai social, nilai keagamaan, nilai keadilan,
nilai kejujuran dibuat berdasarkan Pancasila. Sehingga seorang anak seharusnya bisa
menyerap apa yang dipelajari dari Pancasila tersebut dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.
5
terapkan oleh guru melalui proses pembelajaran yang di dalamnya membentuk sebuah
kelompok diskusi, kelompok belajar dan lain sebagainya.
3. Kemampuan bergaul
Seorang remaja harus di bangun karakternya agar mempunyai kemampuan dalam
bergaul yang baik di dalam lingkungannya. Kemampuan bergaul adalah kepandaian
seseorang dalam menjalin hubungan sosial dengan siapa saja. Kemampuan bergaul ini
berhubungan dengan sikap ramah terhadap orang lain dan memperlakukan orang lain sebaik
mungkin.
4. Kemampuan berempati
Kemampuan berempati sangat perlu dimiki oleh seorang pelajar atau remaja agar
memiliki kedekatan terhadap orang lain. Kedekatan tersebut terjalin karena adanya sikap
tenggang rasa, ringan dalam mempberikan bantuan terhadap orang lain dan saling membantu
antar sesama. Kemampuan berepati dapat di bangun atas dasar memahami kesedihan orang
lain yang terkena musibah. Misalnya saja seorang pelajar atau remaja diajak untuk
menjenguk orang yang sakit, orang yang terkkena bencana dan diajak untuk memberikan
bantuan yang dapat berupa tenaga, bantuan dan uang.
5. Kemampuan berkomunikasi
Manusia termasuk makhluk sosial, sebagai makhluk sosial kita harus memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi digunakan untuk menjalin
kedekatan dengan orang lain dan untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain. Namun,
pada kenyataannya masih banyak orang yang belum mampu berkomunikasi dengan baik,
sehingga banyak terjadi konflik dalam berhubungan dengan orang lain.
Konflik tersebut berupa terjadinya percekcokkan antar individu, bahkan perkelahian antar
warga masyarakat hanya gara-gara tidak memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang
baik. Bahkan dalam dunia remaja, banyak terjadi tawuran antar pelajar akibat omongan-
omongan yang sifatnya menyinggung perasaan di antara mereka.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti kita ketahui bersama, apa yang telah terjadi pada moral remaja bangsa
Indonesia. Disana-sini terjadi berbagai kasus yang menyimpang dari nilai-nilai moral yang
ada pada masyarakat kita. Misalya saja yang terjadi di kalangan remaja yaitu pergaulan
bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, kekerasan diantara remaja, kebut-kebutan di jalan
dan lain sebagainya. Hal tersebut memperlihatkan betapa buruknya moral para remaja
bangsa Indonesia. Bukankah remaja adalah salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa untuk
memajukan bangsa di masa mendatang? Dari kasus-kasus yang terjadi tersebut menandakan
betapa pentingnya perbaikan terhadap karakter dan kepribadian para remaja. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan karakter untuk para remaja.
Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu
pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi
bagaimana dengan pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat
menekan pengaruh yang tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.
3.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta
dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada
masa anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini.
Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak.
Sehingga diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam
rangka memajukan bangsa dan negara.
Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan
Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang
baik di lingkngan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar
tercipta manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang
7
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bnn.go.id
http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-narkotika.html
http://www.anneahira.com/narkotika.htm
http://e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=350&uniq=34
55
mediabelajaronline.blogspot.com