Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat adalah factor penting yang mendukung keberhasilan perkembangan suatu


Negara. Yang dimaksud adalah masyarakat yang memunyai karakter untuk mendukung
kemajuan negaranya. Hal ini berarti masyarakat yang dimiliki harus terdiri dari orang-orang
atau manusia yang berkarakter. Generasi muda dalam suatu masyarakat dapat menjadi
indicator penting apakah kualitas masyarakatnya berkarakter atau tidak. Misalnya apakah
tingkat kebersamaan dan solidaritasnya tinggi, saling memercayai dan memunyai tingkat
konflik yang rendah. Nilai-nilai karakter tersebut berasal dari individu yang menjunjung nilai
kejujuran, kebersamaan, siap kerja keras dan sadar akan kewajibannya.

Berbagai fakta yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter bagi pelajar
Indonesia sangat penting. Pelajar termasuk dalam masa remaja adalah masa transisi dari masa
anak-anak ke masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun sampai usia
21 tahun. Pada masa itu remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena itu, remaja
harus mendapat pendidikan karakter agar dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan-
kegiatan positif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan karakter?


2. Apa perbedaan karakter dan kepribadian?
3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
4. Mengapa pendidikan karakter penting bagi remaja?
5. Bagaimana pengaruh pendidikan karakter terhadap remaja?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakter Menurut Para Ahli


Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun
berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut
Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang
yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter
mulia.

Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai
dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan
inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat,
dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga
memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga
mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi
perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).

Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-
hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta
dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya
dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

2
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school
life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku
warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai
sebagai berikut:

“character education is the deliberate effort to help people understand, care about,
and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our
children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about
what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from
without and temptation from within”.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,
cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.

2.2 Pengertian Karakter


Karakter berasal dari bahasa Yunani yang arti dalam bahasa Inggrisnya adalah “to
mark” yaitu menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku
jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam http:///C:/Users/Public/ Documents/


Pendidikan Karakter untuk Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba di

3
Kalanga Remaja_annisasyam.htm/, karekter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.

2.3 Perbedaan Karakter dengan Kepribadian


Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda.
Kepribadian merupakan hal yang bisa dikatakan permanen dan merupakan anugerah dari
lahir yang sulit untuk dirubah karena merupakan tanda unik dari masing-masing orang
sedangkan karakter dapat dibangun dan menurut para ahli psikolog, ada beberapa nilai
karakter dasar manusia yaitu cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya),
tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri,
kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah
hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan.

Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari dapat dipercaya, rasa
hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani,
tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Walaupun manusia memiliki karakter
dasar yang baik, tetapi manusia tidak bisa begitu saja memiliki karakter-karakter tersebut.
Seperti yag telah dikatakan sebelumnya bahwa karakter itu perlu dibangu tidak seperti
kepribadian yang merupakan anugerah sejak lahir seperti quotation word Helen Keller bahwa
“Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah. Dengan mengalami ujian dan
penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi dijernihkan, dan sukses diraih.”

2.4 Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Remaja


Remaja mengalami gejolak emosi karena perubahan berat dan tinggi badan yang
berpengaruh juga terhadap perkembangan psikisnya. Pada masa gejolak itu merupakan masa
sulit sehingga remaja memerlukan pengendalian diri yang kuat ketika berada di sekolah, di
rumah, di lingkungan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, remaja membutuhkan orang
dewasa untuk mengarahkan dirinya. Untuk itu, agar tidak terjurumus pada hal-hal negatif,
remaja harus mempunyai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu
pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi
bagaimana dengan pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat
menekan pengaruh yang tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.

4
Seorang remaja bisa mendapatkan pendidikan dasar karakter dari rumah yaitu dengan
keluarga. Jika seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya,
anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun, banyak orang tua yang lebih
mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Banyak orang tua
gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya karena kesibukan atau justru karena lebih
mementingkan aspek kognitif saja. Tidaknya hanya dari keluarga melainkan seorang anak
juga akan mendapatkan pendidikan karakter dari sekolah dengan mata pelajaran Pendidikan
Kewanganegaan. Dari sekolah anak juga dibekali ilmu mengenai pendidikan karakter yang
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Mengapa
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Karena Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Peraturan-peraturan yang dibuat, nilai social, nilai keagamaan, nilai keadilan,
nilai kejujuran dibuat berdasarkan Pancasila. Sehingga seorang anak seharusnya bisa
menyerap apa yang dipelajari dari Pancasila tersebut dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.

2.5 Manfaat Pendidikan Karakter Sejak Dini


Pendidikan karakter sendiri saat ini sudah banyak diterapkan. Tidak hanya pada
institusi pendidikan saja menlainkan pada perusahaan perkantoran, dan organisasi. Berikut
akan dipaparkan manfaat pendidikan karakter sejak dini :

1. Rasa percaya diri


Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebaiknya seorang remaja di bangun agar
mempunyai rasa percaya diri yang baik dan kuat. Rasa percaya diri ini dapat membuat anak
dapat mengembangkan potensi/bakat yang dimilikinya secara optimal.seperti kita ketahui,
setiap orang di dunia ini diberikan anugrah oleh Tuhan memiliki kelebihan masing-masing.
Kelebihan tersebut hendaknya kita kembangkan agar nantinya kelebihan yang dimiliki oleh
remaja dapat bermanfaat bagi orang lain. Disinilah seharusnya seorang guru jeli untuk
membuat peserta didik atau remaja agar memiliki rasa percaya diri agar dapat memunculkan
potensi dan bakat yang ada dalam diri peserta didik tersebut.
2. Kemampuan bekerja sama
Salah satu jalan untuk membangun karakter pada remaja adalah dengan cara
memunculkan kemampuan kerja sama diantara mereka. Dengan mempunyai sikap kerja sama
seorang remaja dapat mencapai keberhasilan dalam belajar, baim di sekolah ataupun nantinya
setelah lulus. Menjalin kemampuan kerja sama antara remaja dan orang lain ini dapat di

5
terapkan oleh guru melalui proses pembelajaran yang di dalamnya membentuk sebuah
kelompok diskusi, kelompok belajar dan lain sebagainya.
3. Kemampuan bergaul
Seorang remaja harus di bangun karakternya agar mempunyai kemampuan dalam
bergaul yang baik di dalam lingkungannya. Kemampuan bergaul adalah kepandaian
seseorang dalam menjalin hubungan sosial dengan siapa saja. Kemampuan bergaul ini
berhubungan dengan sikap ramah terhadap orang lain dan memperlakukan orang lain sebaik
mungkin.
4. Kemampuan berempati
Kemampuan berempati sangat perlu dimiki oleh seorang pelajar atau remaja agar
memiliki kedekatan terhadap orang lain. Kedekatan tersebut terjalin karena adanya sikap
tenggang rasa, ringan dalam mempberikan bantuan terhadap orang lain dan saling membantu
antar sesama. Kemampuan berepati dapat di bangun atas dasar memahami kesedihan orang
lain yang terkena musibah. Misalnya saja seorang pelajar atau remaja diajak untuk
menjenguk orang yang sakit, orang yang terkkena bencana dan diajak untuk memberikan
bantuan yang dapat berupa tenaga, bantuan dan uang.
5. Kemampuan berkomunikasi
Manusia termasuk makhluk sosial, sebagai makhluk sosial kita harus memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi digunakan untuk menjalin
kedekatan dengan orang lain dan untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain. Namun,
pada kenyataannya masih banyak orang yang belum mampu berkomunikasi dengan baik,
sehingga banyak terjadi konflik dalam berhubungan dengan orang lain.
Konflik tersebut berupa terjadinya percekcokkan antar individu, bahkan perkelahian antar
warga masyarakat hanya gara-gara tidak memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang
baik. Bahkan dalam dunia remaja, banyak terjadi tawuran antar pelajar akibat omongan-
omongan yang sifatnya menyinggung perasaan di antara mereka.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seperti kita ketahui bersama, apa yang telah terjadi pada moral remaja bangsa
Indonesia. Disana-sini terjadi berbagai kasus yang menyimpang dari nilai-nilai moral yang
ada pada masyarakat kita. Misalya saja yang terjadi di kalangan remaja yaitu pergaulan
bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba, kekerasan diantara remaja, kebut-kebutan di jalan
dan lain sebagainya. Hal tersebut memperlihatkan betapa buruknya moral para remaja
bangsa Indonesia. Bukankah remaja adalah salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa untuk
memajukan bangsa di masa mendatang? Dari kasus-kasus yang terjadi tersebut menandakan
betapa pentingnya perbaikan terhadap karakter dan kepribadian para remaja. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan karakter untuk para remaja.

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu
pengaruh baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi
bagaimana dengan pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat
menekan pengaruh yang tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.

3.2 Saran

Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta
dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada
masa anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini.
Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak.
Sehingga diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam
rangka memajukan bangsa dan negara.

Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan
Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang
baik di lingkngan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar
tercipta manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bnn.go.id

http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-narkotika.html

http://www.anneahira.com/narkotika.htm

http://e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=350&uniq=34
55

mediabelajaronline.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai