Anda di halaman 1dari 4

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUH

Yang terhormat Dewan Hakim yang bijaksana


Kaum muslimin dan muslimat rohimakumullah

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT. Zat yang maha sempurna, yang telah
menciptakan sekaligus mengurus seluruh makhluk disiantero galaksi, termasuk kita sebagai
hambanya. Yang merupakan salah satu instrument terkecil dari kreasinya yang ia bentuk
sedemikian rupa. Pengabdian dan penghambaan adalah sikap dan cara yang paling tepat
untuk mengakui kebesaran dan keagunganya. Seraya berharap Allah Azzawajalla meridhoi
keberadaan kita pada saat ini, bersempena : Seleksi Musabaqah Syarhil Qur’an. Amin ya
rabbal alamin.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda alam Nabi
Muhammad SAW. Pembawa kebenaran,pejuang yang telah membangun akidah dari
keruntuhan dan keterpurukan. Sang moralis yang telah berupaya membangun etika dengan
pendekatan islam yang sebelumnya telah terbangun dalam sebuah system jahiliyah, yang
tidak tertulis dan menyimpang. Semoga saja kita termasuk umat-umatnya yang senantiasa
mengamalkan sunnah beliau, hingga akhir zaman,biqaulina :

Allhumma salli ala sayyidina Muhammaad


waala alihi sayyidina Muhammad

Bulan Rajab ke bulan Sya’ban


Setelah Sya’ban bulan Ramadhan
Kami sampaikan sebuah syarahan
Yang berpedoman pada Al-Qur’an
Dewan Hakim yang bijaksana
Kaum muslimin dan muslimat rohimakumullah.

Mengawali syarahan ini mari kita kutip pernyataan “Macintos dan Goldner”
seorang pakar wisatawan dunia menjelaskan bahwa, pariwisata adalah jumlah dari
fenomena dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, pemasok bisnis,
pemerintah tuan rumah dan masyarakat tuan rumah, dalam proses menarik wisatawan
dan pengunjung lainnya. Hal ini sejalan dengan undang-undang nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisatawan. Yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah. Disisi lain berdasarkan defenisi
organisasi pariwisata dunia, pariwisata atau tourisme adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk rekreasi atau liburan.

Banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek
kemudian mengaitkan nya dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam
pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan upaya menyiksa diri dan
mengharuskannya berjalan dimuka bumi serta membuat badan menjadi letih sebagai
hukuman atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk menghapuskan pemahaman
yang berlawanan dengan makna wisata tersebut. Maka pada kesempatan yang mulia ini
kami bertiga akan menyampaikan syarahan al-qur’an yang berjudul:

Anjuran Berwisata Dalam Al- Qur’an dan Implikasi Wisata


Ziarah Terhadap Pembenahan Akhlak Manusia
Sebagai landasan awal syarahan ini, mari kita simak firman Allah dalam Al-
Qur’an surah Al-Ankabut ayat 20 yang berbunyi:

Artinya : katakanlah : “berjalan dimuka bumi, maka perhatikanlah bagaimana


Allah menciptakan manusia dari pemulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

hal ini juga dijelaskan dalam gurindam 12 karangan Raja Ali Hajin yang
berbunyi:

Baghang siape mengenal yang tesebot


Tahu lah ie makna akan takot
Baghang siape mengenal dunie
Tahulah ie baghang yang tepedaye
Dewan Hakim yang bijaksana
Kaum muslimin dan muslimat rohimakumullah

Pakar tafsir fah aldin al razi yang dikutip oleh Muhammad Quraish Sihab dalam
tafsirnya almisbah jilid 10 halaman 469 beliau menjelaskan bahwa perjalanan wisata
mempunyai dampak yang sangat besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia.
Dengan perjalanan itu manusia dapat memperoleh kesulitan dan kesukaran yang dengannya
Jiwa Terdidik dan Terbina, Terarah dan Terasuh. ibnu katsir dalam tafsirnya ibnu katsir jilid
6 halaman 321 juga memberikan penafsiran tentang ayat ini yang menyatakan bahwa
arahan kepada manusia untuk mengambil pelajaran, dengan apa yang ada diufuk berupa
tanda-tanda yang dapat disaksikan melalui sesuatu yang diciptakan Allah SWT.

Sesuai dengan aneka ragam istilah periwisata atau perjalanan dalam Al-Qur’an, baik
kata Al-Safar ataupun Rihlah, dapat pula ditemukan jenis-jenis pariwisata dalam hadis nabi
sebagai contoh kata ziarah, dengan kata lain wisata dalam islam tidak hanya bernilai kreatif
saja, tetapi juga bernilai imani yang terwujud dalam peradaban dan kebudayaan umat
manusia yang bermoral luhur dan berakhlakul karimah. Setelah melakukan perjalanan
wisata terutama wisata ziarah implikasi yang diharapakan adalah Pembenahan Akhlak
Seorang Manusia Menuju Kearah yang Lebih Baik dari Sebelumnya. Mengkaji lebih dalam
dimana akhlak merupakan pondasi utama seorang manusia dalam menapaki kehidupan
didunia, salah satunya dalam aspek social. Akhlakul karimah yang dimiliki oleh setiap umat
manusia dalam sebuah lingkungan akan membentuk tatanan masyarakat yang baik,
sehingga terbentuklah lingkungan yang harmonis dalam tatanan islami. Berkaitan dengan
hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 11 yang berbunyi:

Artinya : katakanlah “ berjalanlah dimuka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”

Dewan Hakim yang bijaksana


jama’ah syarhil qur’an yang dirahmati Allah SWT.

Sayyid Quthub mengartikan ayat ini yang digoreskan dalam tinta karayanya Tafsir
Fizilalil Qur’an jilid 4 halaman 33 bahwa berjalan dimuka bumi Allah memiliki arti untuk
melihat, mentadabburi serta untuk mengetahui hukum-hukum Allah SWT. Yang tergariskan
Alam atau peristiwa dan kejadian. Hadirin….! Berwisata diatas muka bumi Allah akan
manampakkan kepada jiwa manusia tentang perumpamaan, sejarah dan kondisi yang
mengandung banyak pelajaran, disana terlihat pintu-pintu yang menerangi dimana Al-
Qur’an akan mengarahkan manusia kepada penelitian tentang hukum-hukum yang
permanen, teratur langkah-langkah dan rotasinya sehingga manusia akan hidup dengan
hubungan yang tersambung dan wawasan yang luas tidak teisolasi, terpojok dan terputus.
Dewan Hakim yang bijaksana
jama’ah syarhil qur’an yang dirahmati Allah SWT.

Diakhir syarahan ini dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya berjalan dimuka bumi
Allah merupakan sarana yang paling tepat untuk kita merenungi dan berfikir tentang ciptaan
Allah juga bermanfat. Mengambil ibrah serta pelajaran dari umat terdahulu. Terdapat
persepsi negative tentang perjalanan wisata, namun hal itu akan menjadi lain ketika
perjalanan tersebut dikaitkan dengan tujuan ibadah. Seperti ibadah Haji, Umrah, Wisata
Ziarah dan perjalanan mulia lainnya. Hal itu akan mempunyai dampak yang sangat besar
dalam menyempurnakan akhlak manusia. Terutama ketiaka melihat kuburan atau makam
yang pada akhirnya akan melembutkan hati dan menyadarkan manusia akan akhir dari
perjalanan hidupnya. Itulah perjalanan luar biasa yang akan dipetik oleh manusia sehingga
terwujudlah generasi islam yang berakhlakul karimah.

Kalau hidup ingin tentram dan damai


Buanglah penyakit di dalam hati
Bersih hati bersihlah jiwa
Maka hidup aman dan sejahtera

Pak topic menjahit kopiah


kopiah dijahit baldu yang utuh
Wabillah hitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai