Anda di halaman 1dari 8

Penyusun

Nama : Anggria Vesty Wulandari

NIM : 202360184

1. Al-Qur’an Sebagai Pemimpin Kehidupan

Pada tahun 632 M,waktu itu bertepatan dengan bulan haji. di Arafah, Nabi Muhammad
tinggal di sebuah tenda kecil di lembah Arnah. Pada sore hari, beliau mengendarai unta
betinanya menyusuri setengah bagian lembah Arafah.

Di sini, beliau menyampaikan khutbah yang dikenal dengan khutbah Haji Wada’‘. Di atas
gunung, di ketinggian 200 kaki (61 m), Jabal Rohmah, Nabi Muhammad duduk di atas
punggung unta. Beliau menyampaikan khutbah kepada sekumpulan orang yang jumlahnya
diperkirakan mencapai 140 orang.
Isi khutbah Wada’‘ Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬di Padang Arafah pada Haji Wada’ sangat
penting dan memberikan pengajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Khutbah tersebut
menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, menjaga
kebersihan hati, memperhatikan hak-hak wanita, melarang riba, melarang perpecahan dan
tumpah darah dan memperhatikan hak-hak Allah SWT serta makhluk-Nya.

Khutbah tersebut juga menegaskan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Allah
SWT dan tidak ada perbedaan antara Arab dan non-Arab, kecuali dalam hal ketaqwaan.

Di dalam hadist shohih yang artinya ’’Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu
tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya’’. (Hadits Shahih Lighairihi, HR. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
Dalam hadist diatas bisa diartikan bahwa ,apabila kita mengikuti Al Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW, Maka kita tidak akan tersesat. Alquran juga hasrus dijadikan sebagai
hukum tertinggi dan sebagai pemimpin kehidupan kita. Al qur’an adalah kalam Allah
sehingga tidak ada keraguan didalamnya sedikitpun,logikanya itu seperti ini,Allah adalah
pencipta alam semesta ini,alam yang sangat besar ini, bahkan kita tidak tau dimana
ujungnya ,maka butuh petunjuk untuk mengelolanya yaitu dengan Al Qur’an .AL Qur’an
adalah kalam allah yang mana waktu diturunkanya ,masyarakat sedang mengagumi
syair,dimana orang yang mempunyai syair bagus,disitulah dia diagungkan dan
dihargai,sehingga turunlah alquan sebagai wahyu dari allah untuk nabi Muhammad SAW.
Orang2 terutama kaum qurays sangat kagum akan keindahan isi Al Qur’an. Sehingga banyak
orang masuk islam karena isi dalam Al Quran itu sendiri,tapi juga banyak orang yang
membuat syair untuk menandingi Al Qur’an seperti Musailamah Al Khadzab yang membuat
surat Al Fiil dan Al Kautsar palsu.sehingga turun ayat alquran yang menantang siapapun
yang ingin membuat Al Qur’an dalam surat Al Isra :88 “Katakanlah, “Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain.”

Mukjizat Al Qur’an

 Allah langsung yang menjaga

 Kitab yang luar biasa “Berdialog dengan dirinya sendiri”

 memberikan pertanyaan tetapi sekaligus memberikan jawabannya di dalam dirinya


(Penelitian doctor mesir di Prancis Universitas Sorbonne, menyimpulkan bahwa
sebetulnya Alquran itu bisa dibagi dua yang bagian pertama itu Alfatihah dan bagian
kedua ada sisanya jadi Alfatihah itu berdialog dengan surat al-baqarah sampai surat
an-nas )

 Satu-satunya Kitab Suci yang memulai dengan menyebutkan “Nama” ‫َّرْح َمِن‬I‫ِبْس ِم ِهَّللا ال‬
‫الَّر ِح ْيم‬

Alquran itu adalah kitab yang sistematis dan holistic, itu sebabnya Kenapa kita ber Islam itu
harus Kaffah kita harus melihatnya secara komprehensif dari ayat ke ayat dari awal Ke akhir
bagaimana ini sebagai satu keutuhan pesan . contoh Al Qur’an itu sistematis adalah tentang
diharamkanya khomer (minuman keras) awalnya khomer diperbolehkan,kemudian disuruh
untuk mejauh dari khomer karena madorotnya lebih banyak daripada keuntunganya
kemudian melarang minum khomer diwaktu tertentu dan membolehkan diwaktu
tertentu,kemudian khomer diharamkan dengan tegas
2. MAKSUD KEHIDUPAN DI DUNIA

Adanya kehidupan yang diberikan Allah SWT pada kita membuat kita seringkali berpikir
tentang apa tujuan hidup kita? Mengapa kita diciptakan? Mengapa kita ada di dunia ini?

Allah sudah menjelaskan dengan ayat- ayatnya tentang tujuan hidup manusia yaitu dalam Q.S
ad-dzariyat ayat 56 yang artinya ” Dan aku tidak ciptakan manusia dan jin keculi untuk
beribadah kepadaku” jadi tujuan utama allah menciptakan manusia yaitu untuk menghamba
kepada Allah. Di ayat yang lain allah menciptakan manusia sebagai kholifah (2:30-
35) ,sebagai penuntut ilmu (96:1-5),sebagai manusia sosial (49:13),untuk bersyukur akan
nikmat allah (16:78) ,untuk menjadi manusia yang beriman dan berilmu (58:11),dan menjadi
manusia yang berbuat slalu berbuat kebaikan ( 2:286). Menurut ajaran Islam, tujuan atau
maksud kehidupan di dunia memiliki dimensi spiritual dan praktis. Beberapa konsep utama
yang menggambarkan makna kehidupan dalam Islam adalah:

1. Beribadah kepada Allah:


 Tujuan utama kehidupan dalam Islam adalah untuk beribadah kepada Allah. Manusia
diciptakan agar mengakui keesaan Allah, mengabdi kepada-Nya, dan mengikuti
ajaran-Nya sepanjang hidup mereka.
2. Ujian dan Persiapan untuk Akhirat:
 Kehidupan di dunia dianggap sebagai ujian dan kesempatan untuk manusia
membuktikan kepatuhan dan kesetiaan mereka kepada Allah. Tindakan dan pilihan
hidup akan dinilai di akhirat, dan kehidupan ini merupakan waktu untuk
mempersiapkan amal perbuatan yang baik.
3. Mengembangkan Akhlak yang Baik:
 Islam menekankan pentingnya mengembangkan akhlak yang baik dan perilaku etis.
Manusia dianggap sebagai khalifah (pemimpin atau wakil) di bumi, dan tugasnya
adalah menjaga keadilan, kasih sayang, dan integritas dalam interaksi dengan sesama
manusia dan alam.
4. Mencari Ilmu dan Pengetahuan:
 Islam mendorong pencarian ilmu dan pengetahuan sebagai bentuk ibadah. Ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sarana untuk lebih memahami ciptaan Allah dan untuk
memberdayakan diri dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada
manusia.
5. Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat:
 Islam mengajarkan perlunya menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.
Meskipun mencari keberhasilan dunia adalah sah, tindakan tersebut harus dilakukan
dengan mematuhi aturan-aturan Allah dan tanpa melupakan kewajiban spiritual dan
moral.
6. Kasih Sayang dan Keadilan:
 Kehidupan di dunia ini juga dipandang sebagai kesempatan untuk mempraktikkan
nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan empati. Manusia diharapkan untuk bersikap
adil, memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, dan berkontribusi positif
terhadap masyarakat.

Dalam Islam, kehidupan di dunia dianggap sebagai bagian dari perjalanan rohaniah menuju
akhirat. Oleh karena itu, setiap tindakan dan keputusan di dunia ini memiliki dampak pada
kehidupan akhirat, dan Islam memberikan pedoman dan nilai-nilai untuk membimbing
manusia dalam menjalani kehidupan ini sesuai dengan kehendak Allah.

3. HAKIKAT ILMU

Mengutip dari hadist Riwayat Bukhori

“Tidak ada seorang nabi pun melainkan ia telah diberi tanda-tanda(mukjizat) atau yang
semisalnya,karenanya manusia menjadi beriman ,dan yang diberikan kepadaku adalah wahyu
yang allah azza wajalla wahyukan kepadaku,dan aku berharap menjadi nabi yang paling
banyak pengikutnya dihari kiamat (H.R Bukhori dari Abu Hurairoh)

Setiap nabi diberi mukjizat allah dari apa yang sedang terjadi diwaktu itu,seperti nabi musa
dikasih mukjizat oleh allah menjadikan tongkatnya bisa berubah menjadi ular,karena zaman
itu ilmu sihir sedang diunggulkan,sehingga orang yang bisa sihir dianggap orang yang hebat
dan mempunyai pengikut yang banyak. Nabi Muhammad SAW pun sama,allah mewahyukan
Al Qur’an kepada beliau,karena waktu itu orang- orang dimasa itu sedang mengagung
agungkan syair,orang yang pandai bersyair dan syairnya bagus menjadi orang yang
terpandang,dan banyak pengikutya.

Allah menurunkan Al Qur’an ingin menjelaskan tentang hakikat dunia ini,orang yang
mempelajari ilmu agama terutama Al Qur’an maka orang itu akan menjadi orang yang
terpandang,orang yang dikagumi,orang yang mempunyai banyak pengikut.bukan hanya
itu ,ilmu yang kita terima seperti matematika,ilmu alam,ilmu sosial,ilmu tentang apapun tapi
hakikatnya adalah untuk mengetahui dan siapa sang pencipta alam semesta ini. Sehingga jika
kita mengetahui bahwa Allah yang menciptakan alam semesta ini,kita bakal tau tentang
hakikat ilmu sebenarnya.

Dalam buku karya Abu Hamid Muhammad Al – Ghazali hakikat ilmu sebagai berikut.

1. Menambah rasa takut kita kepada allah

2. Berusaha meminimalisasi cinta kita kepada dunia

3. Kita semakin menyadari aib-aib yang telah kita lakukan

4. Bertambah makrifat kita kepada allah dengan semakin banyak beribadah kepadanya

5. Slalu dijauhkan dari tipu daya setan

6. Menambah ridnu dan cinta kita kepada amal akhirat

7. Mengoreksi perbuatan yang tercela dan berusaha menghindari perbuatan tersebut

4. SEJARAH DAN PRINSIP SCIENCE

Science secara singkat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang didasarkan pada bukti-bukti
yang mengkonfirmasi ,mendukung suatu kesimpulan.atau juga sistem pengetahuan yang ada
tanda-tandanya,bukan sesuatu yang hanya angan-ngan yang abstrak,namun walaupun abstrak
tetep ada wujudnya ada sesuatu yang terjadi ,dan ada tandanya.

Science itu bukan didasari dari tahayul,cerita turun temurun tanpa ada catatan atau orang
yang dipercaya,bukan pula dari sumber yang tidak jelas juga,dan juga bukan dari hanya
spekulasi ataupun praduga,karena ilmu scinece membutuhkan data akurat dan penelitian yang
baik dan benar. Banyak ilmuan yang meneliti berbagai ilmu,sehingga bisa dijadikan pedoman
untuk generasi selnjutnya,salah satu ilmuan muslim yang terkenal adalah Ibnu Al
Haytham ,beliau lahir tanggal 1 Juli 965 M.beliau adalah seorang ilmuwan yang ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula
melakukan penelitian mengenai cahaya, dan telah memberikan banyak inspirasi pada ahli
sains barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.

Seseorng yang menjadi ilmuan atau orang yang berilmu harus mempunyai sikap yang
baik.punya sifat rendah hati sehingga tidak membodohkan orang lain,dan menganggap bahwa
dialah yang paling bisa dan pintar. Punya data yang akurat jika ingin menyampaikan sesuatu
tentang ilmu,kebiasaan yang teliti dan detil.tidak mudah percaya dengan orang lain.semua itu
harus dimiliki oleh sciencetis.

5. Ilmu Nfs

Ilmu nafs, atau psikologi dalam konteks Islam, adalah cabang ilmu yang mempelajari
dimensi-dimensi psikologis dan spiritual manusia. Dalam konsep ini, nafs merujuk pada jiwa
atau psikologi individu. Terdapat berbagai konsep yang menggambarkan lapisan-lapisan jiwa
dalam tradisi Islam, dan ini dapat berbeda-beda di antara ahli-ahli spiritual atau ulama.

Beberapa konsep yang umumnya ditemui dalam diskusi tentang lapisan jiwa dalam ilmu nafs
adalah:

1. Nafs Ammara: Ini adalah lapisan jiwa yang cenderung kepada kejahatan. Nafs ammara
mendorong individu untuk mengikuti hawa nafsu dan keinginan negatif.
2. Nafs Lawwama: Nafs ini sering dianggap sebagai "jiwa yang bersaksi." Nafs lawwama
mencerminkan keadaan ketika seseorang mulai merasa bersalah atau menyesal atas
perbuatannya. Ini merupakan langkah awal menuju introspeksi dan perbaikan diri.
3. Nafs Mutmainnah: Ini adalah lapisan jiwa yang mencapai ketenangan dan kedamaian. Nafs
mutmainnah adalah hasil dari usaha individu untuk mengendalikan hawa nafsu dan mencapai
kepatuhan kepada Allah. Orang dengan nafs mutmainnah diharapkan memiliki keadaan batin
yang tenang dan penuh kedamaian.
Konsep ini terkait erat dengan konsep tazkiyah an-nafs, yang berarti membersihkan jiwa atau
pembinaan diri. Proses ini melibatkan upaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang negatif,
memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam beberapa literatur, konsep-konsep ini sering dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an
dan hadis-hadis yang membahas tentang perjalanan spiritual dan pengembangan diri. Namun,
penting untuk diingat bahwa interpretasi terhadap konsep-konsep ini dapat bervariasi di
antara pemikir dan tradisi Islam.
Surah Ash-Shams (‫ )الشمس‬adalah surah ke-91 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 15 ayat
dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah
sebelum Hijrah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ke Madinah. Berikut adalah tafsir singkat Surah
Ash-Shams:

1. Ayat 1-3:
 Allah bersumpah dengan berbagai ciptaan-Nya yang menunjukkan kebesaran dan
ketertiban-Nya. Dalam sumpah ini, matahari menjadi pusat perhatian karena
keberadaannya yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.
2. Ayat 4-5:
 Allah menciptakan jiwa dan memberikan akal serta kemampuan untuk membedakan
antara kebaikan dan keburukan kepada manusia. Ayat ini menunjukkan bahwa
manusia memiliki potensi baik, tetapi juga dapat terjerumus dalam keburukan.
3. Ayat 6-10:
 Allah menyebutkan dua kemungkinan jalan yang bisa diambil oleh manusia, yaitu
jalan kebaikan dan keburukan. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih, dan
keputusan tersebut akan memengaruhi nasibnya di dunia dan akhirat.
4. Ayat 11-14:
 Surah Ash-Shams menunjukkan kisah beberapa kaum terdahulu yang mendustakan
rasul-rasul Allah. Kisah-kisah ini dimaksudkan sebagai pelajaran bagi manusia agar
tidak mengulangi kesalahan yang sama.
5. Ayat 15:
 Surah ini mengakhiri dengan menyebutkan bahwa keberuntungan atau kecelakaan
seseorang tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan materi atau kekuasaan, tetapi
lebih kepada bagaimana seseorang mengejar kebenaran dan menjauhi kejahatan.
Tafsir Surah Ash-Shams dapat ditemukan dalam berbagai kitab tafsir Islam yang
menguraikan makna-makna ayat-ayat Al-Qur'an. Tafsir Ibnu Kathir, Tafsir al-Jalalayn, dan
Tafsir al-Mazhari adalah beberapa contoh tafsir yang dapat memberikan pemahaman
mendalam tentang Surah Ash-Shams.

Anda mungkin juga menyukai