Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

PENDIDIKAN AGAMAN ISLAM

JAWABAN
1. Ibadah Mahdlah Ibadah Ghairu Mahdlah
Ibadah mahdlah adalah ibadah yang memiliki tuntunan dan ketentuan yang
jelas dalam agama. Ibadah ini telah diatur secara rinci dalam Al-Qur'an dan
hadis, sehingga umat Muslim harus melaksanakannya sesuai dengan petunjuk
yang telah ditetapkan. Sedangkan Ibadah ghairu mahdlah adalah ibadah yang
tidak memiliki tuntunan dan ketentuan yang jelas dalam agama. Ibadah ini
tidak diatur secara rinci dalam Al-Qur'an dan hadis, sehingga umat Muslim
memiliki kebebasan dalam melaksanakannya.
Contoh ibadah mahdlah antara lain:

 Shalat: Shalat lima waktu (subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya)


merupakan ibadah mahdlah yang diwajibkan kepada umat Muslim.
 Puasa: Puasa pada bulan Ramadan adalah ibadah mahdlah yang
diwajibkan kepada umat Muslim.
 Zakat: Memberikan zakat kepada yang berhak menerima adalah ibadah
mahdlah yang diwajibkan kepada umat Muslim.
Contoh ibadah ghairu mahdlah antara lain:

 Dzikir: Dzikir merupakan ibadah ghairu mahdlah yang dapat dilakukan


kapan saja dan di mana saja, tanpa adanya ketentuan yang khusus.
 I'tikaf: I'tikaf adalah ibadah ghairu mahdlah yang dilakukan dengan
mengisolasi diri di dalam masjid untuk beribadah dan berdoa.
 Qiyamul Lail: Qiyamul Lail atau tahajjud adalah ibadah ghairu
mahdlah yang dilakukan dengan bangun di tengah malam untuk
melaksanakan shalat sunnah.

2. Al-Quran Surat As-Sajdah Ayat 7-8 Dan surat Al-Mukminun: 12-14

‫اَّلِذ ي َأْح َس َن ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلَقُهۖ َو َبَد َأ َخ ْلَق اِإْل ْنَس اِن ِم ْن ِط يٍن‬
Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah: 7-8).

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِم ْن ُس اَل َلٍة ِم ْن ِط يٍن‬


Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun:12).

Allah SWT menjelaskan secara rinci tahapan - tahapan penciptaan manusia,


menurut Al-Quran sebagai berikut:
a) Fase Tanah
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah ..." (QS Al-mu'minun: 12)
Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Nabi
Adam adalah bukti nyata. Setelah penciptaannya, keturunan Adam
diciptakan dari substansi bumi. Esensi tanah ditemukan pada pria dan
wanita. Inti dari tanah kemudian menjadi Nutfah.
b) Fase Nuthfah
"Kemudian Kami menjadikan sari pati itu air mani (nuthfah) (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh." (QS Al-mu'minun: 13)
Nuthfah yang dimaksud adalah Nuthfah Amsyaj, yang terdiri dari
unsur Nuthfah laki-laki dan perempuan. Seorang laki-laki mengeluarkan
Nuthfah dari tubuhnya agar keturunannya dapat bertahan setelah
kematiannya, dan hal yang sama berlaku untuk seorang wanita.
c) Fase 'Alaqah
Ibnul Jauzi dalam Zad Al-Masir berpendapat bahwa Alaqah adalah
sejenis darah yang menggumpal dan mengental. Ini juga dikenal sebagai
basah dan tergantung pada lamanya waktu yang dilaluinya.
d) Fase Mudhgah
Mudhgah adalah segumpal daging tempat janin terbentuk. Fase ini
dimulai sekitar minggu keempat. Pada minggu ketiga, ketika kapsul janin
(embrio) telah terbentuk menjadi tiga lapisan, ciri-ciri pertama dari sistem
saraf dan sirkulasi darah mulai terlihat.
e) Fase Tulang dan Daging
Pembentukan tulang biasanya dimulai pada tahap itu dan perbedaan
Mudhgah adalah pada tahap sebelumnya yang terlihat seperti sepotong
daging sama sekali, pada tahap selanjutnya tulang ditutupi dengan otot.
f) Fase Penciptaan Mahluk yang Berbentuk Lain
"... Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka
Mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik." (QS Al-Mu'minun: 14)
Tahap ini merupakan tahap pemeliharaan dan pertumbuhan janin yang
diciptakan. Penafsiran "berada dalam bentuk lain" adalah menghirup ruh,
karena melalui menghirup ruh itu, "berada dalam bentuk lain" menjadi
manusia.

3. Di dalam Al-Qur‘an penyebutan manusia dengan empat istilah yaitu


Basyar, Ins, Insan, dan nas.
a) Manusia sebagai Basyar
Manusia sebagai basyar ini lebih diartikan kepada
biologis,fisik,jasmaniah atau jasadiahnya. Basyar juga mengandung
pengertian bahwa manusia akan berketurunan yaitu mengalami proses
reproduksi seksual, dan kata basyar juga mengindikasikan bahwa manusia
itu hidup itu berproses untuk mencapai pada tahap dewasa. Pada level
Basyar ini yang membuat Iblis memprotes Allah, karena telah
menciptakan Adam. Seperti yang terdapat pada QS. Al-Hijr ayat 33 “aku
tidak akan bersujud pada Basyar (Adam) yang diciptakan dari tanah
lempung yang dibentuk”.
b) Manusia sebagai Ins
penyebutan Ins merupakan salah satu karakter fitrah manusia, oleh
karena itu jika manusia tidak mau jinak atau taat kepada Tuhannya. Maka
manusia tersebut belum kembali pada fitrahnya. Kata Ins di dalam Al-
Qur‘an kurang lebih dalam 17 surat, ins dalam Al-Qur‘an disandingkan
dengan jin. Kata ins di sandingkan dengan jin karena terdapat perbedaan,
ins atau manusia itu sejatinya tampak atau kelihatan. Sedangkan jin dalam
bahasa berarti samar,tidak terlihat atau tertutup, dan jin fitrahnya adalah
tidak nampak.
c) Manusia Sebagai Insan
Insan disebut dalam Al-Qur‘an sebanyak 65 kali dan tersebar dalam 43
surat, insan memiliki arti lupa. Ibnu Mandzur dalam bukunya; yang
bernama Lisan Al-‘Arab yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata
“Sesungguhnya manusia dinamakan al-insan, karena ia diamanatkan
kemudian ia melupakannya”. Sedangkan menurut Thalehah Hasan; insan
dipakai untuk menyebutkan manusia dalam konteks manusia yang
memiliki kelebihan-kelebihan. Pertama sebagai makhluk yang berfikir.
Kedua makhluk pembawa amanah, ketiga makhluk yang bertanggung
jawab pada apa yang diperbuat.
d) Manusia sebagai Nas
Dalam al-Qur‘an kata nas disebutkan sebanyak 240 kali, tersebar
dalam 53 surat. Maksudnya nas itu menunjukkan pada manusia baik sudah
beriman maupun belum. Kata nas juga menunjukkan bahwa manusia itu
membutuhkan orang lain. Dalam al-Qur‘an juga menyebut manusia
sebagai nas karena manusia tidak memiliki keimanan yang kuat, yang
kadangkala beriman dan kadangkala pula munafik.

4. Sebagai Khalifah di bumi, manusia memunyai peranan penting yang,


diantaranya :

 Memakmurkan Bumi (al-'imarah)


Pembangunan materi, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang
telah disediakan Allah di muka bumi tercinta ini dengan arahan dan
syariat yang lurus. Khalifah jugaharus berupaya untuk menjadikan
manusia pada zamannya memiliki peradaban yang baik.

 Memelihara Bumi (ar-ri'ayah)


Khalifah menjaga bumi dari kerusakan atau kehancuran alam, baik
itu yang disebabkan alam sendiri maupun oleh tangan-tangan jahil para
manusia.

 Perlindungan (al-hifdh)
Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya,
yang terkandung atas lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah),
jiwa manusia, harta kekayaan, akal pikiran, dan keturunan
(kehormatan).
Melihat betapa besarnya peran manusia diatas, maka para Malaikat
bersujud kepada Nabi Adam sebagai penghormatan betapa besarnya
peranan dari makhluk baru yang diciptakan oleh Allah swt, sujud yang
menandakan betapa besarnya jati diri manusia itu dari para malaikat, sujud
yang menandakan betapa identitas manusia itu sangat dimuliakan oleh
Allah swt.

5. Etika Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan


yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Rangkaian ajaran yang
meliputi berbagai bidang, seperti hukum agama (fikih), keimanan (tauhid),
etika (akhlaq, seringkali disempitkan oleh masyarakat hingga menjadi
hanya kesusilaan belaka) dan sikap hidup, menampilkan kepedulian yang
sangat besar kepada unsur-unsur utama dari kemanusiaan al-insaniyah.
Adapun prinsip yang untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera antara lain:
 Demokratis: adanya kesantunan yang terjadi pada pola hubungan
interaksi yang terjadi dan dilakukan tanpa melihat latar belakang
suku, ras, atau agama.
 Toleransi: adanya sikap saling menghormati dan saling menghargai
adanya perbedaan yang ada di tengah kehidupan masyarakat.
 Pluralisme: adanya keragaman yang ada pada masyarakat sehingga
anggota masyarakat tidak bersifat homogen.
 Keadilan sosial: adanya kesamaan pada hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh masing-masing individu.
Sumber
Dahsyatnya Shalat Tasbih. (N.D.). (N.P.): Penerbit Agromedia Pustaka.
Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Dahsyatnya_Shalat_Tasbih/Jarom
1p6qnac?Hl=Id&Gbpv=0
Luthifah, H., Fauzia, S. H., Fatira, V., & Ardi, A. (2023). PROSES
PENCIPTAAN MANUSIA DALAM AL QUR’AN DAN RELEVANSINYA
DENGAN ILMU SAINS. Al-Alam: Islamic Natural Science Education
Journal, 2(2), 45-51.
Shihab, M. Q. (1996). Wawasan Alquran. Indonesia:
Mizan.Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Wawasan_Al_Quran/TN5t2
bXmqZ4C?Hl=Id&Gbpv=0
Nasoetion, A. H. (1986). Manusia, Khalifah Di Bumi. Indonesia: Litera
Antarnusa.Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Manusia_Khalifah_Di_
Bumi/Tggxaaaaiaaj?Hl=Id&Gbpv=0&Bsq=Khalifah
Azra, A. (1999). Menuju Masyarakat Madani: Gagasan, Fakta, Dan
Tantangan. Indonesia: Remaja Rosdakarya.
Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Menuju_Masyarakat_Madani/Y02
OAAAAMAAJ?Hl=Id&Gbpv=0&Bsq=Prinsip%20masyarakat%20yang
%20beradab%20dan%20sejahtera%20madani

Anda mungkin juga menyukai