Disusun oleh :
Alfian khoirun nizam (202360195)
Devi eka indriyani (202360022)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Biografi dan teori belajar menurut B.F Skinner” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasihatas bantuan dari pihak
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentukmaupun menambah isi makalah agar menjadi
Oleh karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kamiyakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Dengan demikian, kamisangat mengharapkan saran dan kritikan yang
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………..………….……1
Daftar Isi…………………………………………………………………….2
BAB I: Pendahuluan
1. Latar Belakang………………………………………………………...3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………..4
1. Kesimpulan………………………………………………..………....16
2. Saran………………………………………………………...………..16
Daftar Pustaka……………………………………………………………14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.f Skinner merupakan pencetus atau pelopor dari teori behaviorisme. Tingkah laku manusia harus
dikontrol karena dengan berubahnya tingkah lakuodapat merubah kepribadian seseorang.
MenurutnyaPtingkah laku manusia memiliki kemampuan untuk mengontrol suatu kejadian yang akan
datang danpmenguji kemungkinan-kemungkinan tersebut.1 Hal utama dari teori Skinner yakni teori
belajar, dengan belajar maka individu dapat memiliki perubahan tingkah laku. Ditandai dengan memiliki
tingkah laku baru misalkan menjadi lebih mandiri. Menurut Skinner kepribadian dapat dipahami dan
dipelajari dengan cara mempertingkatkan hubungan tingkah laku dengan lingkungan yang terus menerus.
Cara yang paling efektif untuk mengubah tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan
(reinforcement), sebuah strategi yang membuat tingkah laku berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya di
masa mendatang. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons yang dapat berupa verbal atau
nonverbal. Reinforcement merupakanmbagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa. Tujuannya untukimemberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas
perbuatannya sebagai suatu koreksi.2 Terdapat 2 bentuk reinforcement yakni reinforcemen verbal dan non
verbal. Pertama, penguatan verbal diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Misal; betul; bagus; bagus sekali; pintar; ya, seratus buat kamu!.
Sedangkan menurut Moore dalam jurnal Mashabi, mengartikan penguatan verbal adalah suatu keterampilan
yang harus dimiliki guru dalam bentuk pujianryang diberikan kepada siswa. Pujian yang diberikan guru
tersebut termasuk dalam bentuk penguatan verbal. 3 Jadi, anak yang telah mendapatkan penguatan verbal
akan merasa bangga dan termotivasi untuk terus melakukan sikap mandirinya. Kedua, penguatan nonverbal
merupakan penyampaian pesan melalui isyarat seperti kontak mata, ekspresi wajah. Seperti tersenyum,
mengerutkan dahi atauhsikap tenang, melihat atau memalingkan muka, terlibat atau pasif, senang atau tidak
senang atau tidak senang terhadap siswa. Penguatan nonverbal sendiri dapat menjadi faktor pendorong atau
penghambat siswa.
3
2. Rumusan Masalah :
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. BIOGRAFI SKINNER
Nama lengkap, Burrhus Frederic Skinner lahir di Susquehanna, Pennsylvania pada 20 Maret 1904
dari pasangan Willian dan Grace Skinner. Dia wafat di Massachusetts pada 18 Agustus 1990. Dia
merupakan psikolog, penulis, penemu, dan ahli filsafat sosial. Dia
merupakan seorang profesor psikologi di Harvard University dari
1958 sampai pengunduran dirinya pada 1974. Ayahnya merupakan
seorang pengacara. Dia menjadi atheis setelah seorang guru
Agama Kristen yang merupakan penganut liberal mencoba
meredakan ketakutannya akan neraka yang diceritakan oleh
neneknya. Dia belajar di Hamilton College di New York dengan
niatan untuk menjadi seorang penulis dan mengikuti Kelompok
Lambda Chi Alpha. Dia menulis untuk paper sekolah, namun
karena atheis, dia dikritik berdasarkan sekolah tempatnya belajar.
Dia juga belajar di Harvard University setelah menerima gelar
B.A. untuk sastra Inggris pada 1926. Setelah kelulusan, dia
menghabiskan waktunya di rumah orang tuanya di Scranton,
mencoba untuk menjadi penulis fiksi. Dia mencoba untuk menjadi
penulis di Desa Greenwich namun dia kemudian kecewa akan
keterampilan menulisnya dan berkesimpulan bahwa dia hanya
memiliki sedikit pengalaman dan tidak ada prespektif pribadi yang
kuat untuk menulis. Pertemuannya dengan Behavorisme, hasil
karya John B. Watson
membawanya kepada untuk mempelajari bidang psikologi.
Skinner memperoleh gelar PhD dari Harverd pada 1931 dan merupakan seorang peneliti di sana
sampai 1936. Dia kemudian mengajar di Universitas Minnesota di Minneapolis dan kemudian berpindah
ke Universitas Indiana di mana dia memiliki kedudukan di departemen psikologi dari 1946-1947.
Kemudian, dia kembali ke Harvard menjabat sebagai profesor pada 1958. Dia kemudian menghabiskan
sisa hidupnya di Harvard. Pada 1973 Skinner merupakan salah satu penandatangan untuk Humanist
Manifesto II. Pada 1936, Skinner menikahi Yvonne Blue dan memiliki dua anak, Julie dan Deborah. Pada
saat dia menjadi salah seorang ketua behavioris, dia menjalankan kajian ke atas tikus dan burung merpati
dengan menggunakan Kotak Skinner. Skinner telah mengandaikan bahwa segala konsep berkaitan dengan
tingkah laku tikus dan burung merpati boleh diaplikasikan ke atas manusia.
Malah beliau pernah membesarkan anaknya, Debbie di dalam kotak Skinner. Skinner telah
mengandaikan bahwa segala konsep berkaitan dengan tingkah laku tikus dan burung merpati boleh
diaplikasikan ke atas manusia. Dia meninggal disebabkan oleh Leukimia pada 18 Agustus 1990 dan
dimakamkan di Mount Auburn Cemetery, Cambridge, Massachusetts. Sebagai sesosok figur yang
kontroversial, Skinner dilukiskan secara berbeda-beda, dia dipanggil jahat dan sesosok yang dibenci,
namun juga ramah dan antusias. Pada kenyataannya, dia merupakan orang yang sangat teliti dan terbuka,
namun emosional. Anugerah yang telah diperoleh sepanjang karier Skinner ialah National Medal of
Science from President Lyndon B. Johnson (1968), Gold Medal of the American Psychological
Foaudation (1971), Human of the Year Award (1972) dan Citation for Outstanding Lifetime Contribution
5
to Psychology.
Skinner adalah seorang Psikolog Amerika Serikat terkenal dengan aliran behaviorisme. Inti
pemikiran Beliau adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya.
Sistem
tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (operant conditioning), (Kompasiana, 2015).
6
2. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori
S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah
memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan),
purposive behavior (tingkah laku purposif) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk
menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan refleks bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R
tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau
konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu
mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson.
Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian
psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang
ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia
mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas
kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
Teori Operant Conditioning yang dikembangkan oleh B.F Skinner mengungkapkan bahwa
tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau
operant.
B.F. Skinner setuju dengan teori Pavlov, tetapi menyatakan bahwa perlakuan harus diperhatikan
dalam jangka masa yang panjang dan membentuk perlakuan yang kompleks daripada perlakuan yang
mudah. Skinner banyak menjalankan kajian dengan menggunakan binatang seperti tikus dan burung
merpati. Skinner telah menghasilkan “Skinner Box” di mana tingkah laku binatang dalam kotak tersebut
boleh dikawal dan gerak balasnya (respon) boleh diperhatikan dan direkam atau diukur. Skinner telah
menjalankan eksperimen-eksperimen untuk membuktikan hipotesisnya.
1. Eksperimen pertama.
a. Seekor tikus yang lapar diletakkan ke dalam
Kotak Skinner. Di dalam kotak tersebut,
terdapat sebuah mangkuk disambungkan
kepada alat penekan. Apabila alat penekan itu
dipijak atau terinjak, biji makanan akan
disalurkan ke dalam mangkuk tersebut. Di
dinding bagian atas pula dipasang sebiji
lampu untuk digunakan kajian selanjutnya.
b. Tikus yang lapar kelihatan berlari-lari
mondar-mandir di dalam Kotak Skinner untuk mencari makanan.
c. Apabila ia menginjak alat penekan, makanan disalurkan ke dalam mangkuk.
d. Tindakan yang berulang kali telah membawa kesadaran kepada tikus tersebut untuk memperoleh
makanan. Dan apabila tikus itu dikeluarkan dari Kotak Skinner kemudian di masukkan kembali
ke
dalam Kotak Skinner, ia terus menginjak alat penekan tersebut.
7
Pada peringkat ini, tikus tersebut telah belajar cara memperoleh makanan dengan menginjak alat
penekan tersebut. Cara pembelajaran ini dikenali oleh Skinner sebagai pembelajaran
melalui pengkondisian operan.
2. Eksperimen kedua.
a. Skinner memutuskan hubungan mangkuk dengan alat penekan. Jadi, apabila tikus menginjak alat
penekan dalam Kotak Skinner, makanan tidak dapat disalurkan ke dalam mangkuk.
b. Tikus mulai berulang kali bertindak seperti dalam eksperimen pertama, tetapi akhirnya berhenti
memijak alat penekan tersebut apabila mendapati makanan tidak akan dikeluarkan lagi.
Fenomena ini diuraikan oleh Skinner sebagai proses pemusnahan, yaitu makanan (ganjaran)
tidak lagi dikeluarkan, tikus pun berhenti menginjak alat penekan tersebut (gerak balas). Bagaimanapun,
fenomena ini didapati berlaku dalam kajian pengkondisian klasik.
3. Eksperimen ketiga.
a. Skinner menyambung hubungan lampu dengan alat penekan, di mana apabila tikus menginjak alat
penekan, lampu akan menyala dan makanan dikeluarkan secara serentak.
b. Jika lampu tidak menyala, makanan juga tidak akan keluar.
c. Proses ini diulang-ulang hingga kelihatan tikus hanya menginjak alat penekan apabila lampu
menyala saja.
Skinner menguraikan fenomena ini sebagai pembelajaran diskriminasi, yaitu tikus telah
belajar konsep diskriminasi dengan membedakan masa yang sesuai untuk memijak alat penekan untuk
memperolehi makanan. Fenomena ini juga didapati berlaku dalam kajian pelaziman klasik.
Prinsip dari Kajian yang dilakukan Skinner adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan
konsekuensi-konsekuensi segera dari perilaku tersebut. Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan
akan memperkuat perilaku sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
memperlemah perilaku. Dengan kata lain, konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
meningkatkan frekuensi seseorang melakukan perilaku serupa, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang
tidak menyenangkan akan menurunkan perilaku serupa.
8
Eksperimen kedua operant conditioning dilakukan Skinner dengan objek burung merpati. Seekor
burung merpati dimasukan ke dalam kotak Skinner (Skinner box); kotak kecil yang kedap, memisahkan
burung merpati dari lingkungan normal dan memungkinkan peneliti mengontrol seluruh variasi
lingkungan, mengontrol dan mencatat kejadian
stimulus dan respon terjadi. Merpati
lapar dihadapkan dengan stimulus
dinding kotak yang salah satu sisinya
ada bintik yang dapat mengeluarkan
cahaya merah. Setiap kali merpati
mematuk bintik itu, keluar makanan
dari lubang dibawah bintik tersebut.
Untuk membuat merpati mematuk
cahaya merah, peneliti perlu
membentuk tingkah laku itu karena
mematuk cahaya bukan bagian dari
tingkah laku normal merpati. Oleh
karena itu, Skinner mulai dengan
memperkuat tingkah laku yang semakin
mendekati mematuk cahaya (pertama
merpati dilatih makan dari lubang
makanan, dan kemudian makanan
hanya diberikan ke merpati
kalau merpati berdiri di dekat bintik cahaya). Kemudian makanan hanya diberikan kalau merpati menatap
ke bintik cahaya dan akhirnya makanan akan segera diberikan kalau merpati mematuk cahayanya. Sejak
itu merpati semakin sering mematuk cahaya karena patukan akan mendapat hadiah atau reinforcement
makanan. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 1.
Mengajar merpati memiliki repertoire tingkah laku baru (mematuk cahaya merah) untuk
mendapatkan makanan dengan pembentukkan (shaping) tingkah laku. Teknik yang dipakai dinamakan
dengan pendekatan berangsur (successive approximation). Tingkah laku yang sudah dimiliki juga dapat
dihilangkan atau dipadamkan (extinction). Umumnya pemadaman dikenakan untuk tingkah laku yang
tidak diinginkan. Cara yang paling efektif mengganti tingkah laku yang tidak diinginkan adalah
dengan
mengkondisikan tingkah laku yang baru (yang dikehendaki) menggunakan penguatan positif. Repertoire
juga dapat dihilangkan dengan memberikan hukuman.
Menurut skinner, pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama (Asori, 2007: 9), Skinner
menyimpulkan hasil eksperimen yang dilakukan kepada tikus dan burung merpati sebagai prinsip-prinsip
operant conditioning” sebagai berikut:
9
a) Dari segi jenisnya, reinforcement dibagi menjadi dua kategori yaitu, reinforcemen primer dan
reinforcemen sekunder.
10
1. Reinforcement primer adalah reinforcement berupa kebutuhan dasar manusia seperti,
makanan, air, keamanan, kehangatan, dan lain sebagainya.
2. Reinforcement sekunder adalah reinforcement yang diasosiasikan dengan reinforcement
primer. Misalnya, uang tidak mempunyai nilai bagi seorang anak sampai anak itu
mengetahui
bahwa uang itu dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang merupakan penguat primer
atau
sekunder. Nilai tes mempunyai nilai kecil bagi anak kecuali orang tuanya menghargai anak
itu atas nilainya. Uang dan nilai merupakan contoh penguatan sekunder karena keduanya
tidak memiliki nilai sampai keduanya dikaitkan dengan penguat primer atau sekunder lain
yang diterima baik atau mapan sebagai penguat. Terdapat tiga kategori penguat sekunder,
yaitu penguat sosial, seperti penghargaan, senyuman, pelukan, perhatian; penguat aktivitas,
seperti diperbolehkan menonton tv; penguat simbolik, seperti uang, nilai, dan tanda jasa.
b) Dari segi bentuknya, reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negatif.
1. Reinforcement positif adalah konsekuen yang diberikan untuk menguatkan atau
meningkatkan perilaku seperti hadiah, pujian, kelulusan dan lain sebagainya. (Penguatan
Positif + Stimulus
=> Perilaku baik).
2. Reinforcement negatif adalah menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk
menguatkan tingkah laku. Misalnya, guru yang membebaskan muridnya dari tugas
membersihkan kamar mandi jika muridnya dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya (PR).
(Penguatan Negatif – Stimulus => Perilaku baik)
c) Waktu pemberian reinforcement, keefektifan reinforcement dalam perilaku tergantung pada berbagai
faktor, salah satu diantaranya adalah frekuensi atau jadwal pemberian reinforcement. Ada empat
macam pemberian jadwal reinforcement, yaitu:
Fixed ratio atau Rasio tetap merupakan suatu penguatan yang diberikan setelah
sejumlah perilaku tetap. Salah satu bentuk umum dari penjadwalan rasio-tetap adalah
dimana setiap satu perilaku diberi penguatan. Ini disebut penguatan berkelanjutan
(continous reinforcement).
Fixed interval yaitu selang waktu tertentu (misalnya 5 menit) menentukan
pemberian penguatan berikutnya.
Variable ratio atau Rasio variabel, jika banyaknya perilaku yang diperlukan untuk
penguatan tidak dapat diramal, walau dapat dipastikan perilaku itu akhirnya akan
diperkuat. Penjadwalan ratio-variabel cenderung menghasilkan kinerja perilaku yang
tinggi dan stabil serta tahan terhadap pemunahan.
Interval Variable, penguatan diberikan dalam suatu interval waktu acak, seseorang
tidak tahu persis kapan suatu perilaku akan dikuatkan. Seperti halnya
penjadwalan rasio-variabel,penjadwalan interval-variabel sangat efektif untuk
menjaga agar perilaku yang diinginkan dapat bertahan lama.
12
b. Hukuman larangan, yaitu hukuman dalam bentuk penghapusan penguatan. Penggunaan hukuman
dapat memperbaiki perilaku seseorang.
Salah satu prinsip yang penting adalah bahwa aktivitas-aktivitas yang kurang disukai dapat
ditingkatkan dengan cara mengaitkan aktivitas-aktivitas tersebut dengan aktivitas-aktivitas yang lebih
disukai. Sebagai contohnya, seorang guru dapat berkata: “Segera setelah kamu menyelesaikan
pekerjaanmu, kamu dapat keluar,” atau “Bersihkan meja kerjamu dan setelah itu kamu boleh pulang.”
Seorang guru dapat menggunakan prinsip premack dengan cara menukar aktivitas-aktivitas yang lebih
menyenangkan dengan aktivitas-aktivitas yang kurang menyenangkan, dan dapat tidaknya ikut
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas yang menyenangkan itu tergantung pada keberhasilan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang kurang menyenangkan.
Pembentukkan (shaping) dalam teori belajar perilaku mengacu pada pengajaran keterampilan atau
perilaku baru dengan cara memberikan penguatan kepada siswa untuk mencapai perilaku akhir yang
diinginkan. Prinsip dalam pembentukkan adalah anak harus diberi penguatan untuk perilaku-perilaku yang
berada dalam kemampuannya saat ini dan juga mengembangkan kemampuan mereka ke arah
keterampilan- keterampilan baru. Adapun langkah-langkah dalam pemberian shaping adalah:
a. Memilih tujuan yang ingin dicapai;
b. Mengetahui kesiapan belajar siswa;
c. Mengembangkan sejumlah langkah yang akan memberikan bimbingan kepada siswa untuk
melalui tahap demi tahap tujuannya dengan menyesuaikan kemampuan siswa;
d. Memberi feedback terhadap hasil belajar siswa.
Selain kesegeraan dari reinforcement, apa yang akan diberi reinforcement juga perlu diperhatikan dalam
mengajar. Bila guru membimbing peserta didik menuju pencapaian tujuan dengan memberikan
reinforcement pada langkah-langkah yang menuju pada keberhasilan, maka guru itu menggunakan teknik
yang disebut pembentukan. Istilah pembentukan atau shaping digunakan dalam teori belajar perilaku
untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan baru atau perilaku-perilaku dengan memberikan
reinforcement kepada para peserta didik dalam mendekati perilaku akhir yang dinginkan. Secara
sederhana langkah-langkah dalam pembentukan perilaku baru adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah tujuan, (buatlah tujuan itu sehusus mungkin).
2. Tentukan sampai dimana siswa itu sekarang apa yang telah mereka ketahui.
3. Kembangkan satu seri langkah-langkah yang dapat merupakan jenjang untuk membawa mereka
dari keadaan sekarang ketujuan yang telah ditetapkan. Bagi sebagian peserta didik langkah-
langkah itu mungkin terlalu besar, utnuk sebagian lagi mungkin terlalu kecil. Ubahlah langkah-
langkah itu sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik.
4. Berilah umpan balik selama pelajaran berlangsung. Perlu diingat, makin baru materi pelajaran,
makin banyak umpan balik yang dibutuhkan oleh siswa.
Pemusnahan atau menghilangkan atau memadamkan (extinction) merupakan suatu proses kontinu
dimana seorang individu secara perlahan akan mengalami perilaku menurun bahkan menghilang jika
penguatan terhadap perilaku individu tersebut dihilangkan. Pemunahan merupakan salah satu kunci untuk
menangani perilaku siswa. Perilaku siswa yang tidak diinginkan sering dapat dihilangkan jika penguat-
penguat yang mempertahankan perilaku tersebut teridentifikasi dan dihilangkan. Pemunahan dari suatu
13
perilaku yang dipelajari sebelumnya dapat dipercepat jika ada beberapa stimulus atau isyarat
menginformasikan kepada individu itu bahwa perilaku-perilaku yang sebelumnya pernah diperkuat, tidak
akan diperkuat lagi.
Ekstingsi (extinction) Tingkah laku akan terus berlangsung bila mendapat reinforcement. Tingkah
laku yang tidak lagi diperkuat pada suatu waktu akan hilang. Cepat lenyapnya suatu respon berkaitan
dengan lamanya waktu terhadap respon yang telah diperkuat. Ekstingsi ini penting dalam proses
perkembangan karena kemungkinan seseorang untuk menghilangkan tingkah laku yang tidak lagi
bermanfaat.
Generalisasi. Tingkah laku yang dipelajari dalam suatu situasi rangsangan cenderung diulang
dalam situasi-situasi serupa. Misal, anak perempuan yang pernah dijahili teman laki-lakinya menganggap
semua teman laki-laki suka jahil.
Diskriminasi (discrimination) Seseorang juga memerlukan kecakapan membedakan situasi serupa
tetapi berbeda. Diskriminasi dikembangkan melalui defferential reinforcement. dalam proses ini respon
yang tepat pada stimulus tertentu akan diperkuat, sedangkan respon yang tidak tepat tidak diberikan
reinforcement, maka individu dapat belajar memberikan respon yang benar hanya bilamana ada stimulus
yang benar pula. Berbeda dengan generalisasi, asal stimulus itu mirip diberikan respon, yang sudah
barang tentu ada keuntungan dan kekurangannya.
Vicarious Learning atau Matched Dependent Behavior Manusia kadang dapat menyingkat
proses belajar melalui imitasi terhadap tingkah laku sebagai model yang mempunyai kekuatan memberi
ganjaran
secara tidak langsnung (mediating rewerd). Proses belajar tersebut dinamai belajar vicarious atau matched
dependent behavior yaitu proses belajar yang tidak melibatkan penguat langsnung tetapi melalui
mengamati
bahwa model mendapat penguat dari tingkah laku yang ditirunya. Contoh, seorang meniru gaya akting
seorang aktor film yang menarik perhatian banyak orang (Syarifan, 2016: 90).
Burrhus Frederic Skinner (1938) adalah seorang tokoh psikologi behaviorismeyang memperluas
teori John B.Watson. dalam teori skinner terdapat beberapa cirikhas pendekatan teori kepribadian seperti
Skinner menolak seluruh penguraiantingkah laku yang didasarkan pada keberadaan agen hipotesis yang
terdapat danmenentukan diri manusia seperti self, ego dan sebagainya,Skinner menentang anggapan
mengenai adanya “agen internal” dalam diri manusia yang menjadikan manusia memiliki otonomi atau
kemandirian dalam bertingkah laku,Skinnertidak percaya bahwa jawaban akhir dari pertanyaan-pertanyaan
psikologi akan bisaditemukan dalam laboratorium ahli fisiologi. Penolakan Skinner atas penguraianatau
konsepsi-konsepsi fisiologis-genetik dari tingkah laku itu sebagian besar berlandaskan alasan bahwa
penguraian semacam itu tidak memungkinkan kontroltingkah laku.Skinner beranggapan bahwa psikologi
sebagai ilmu pengetahuantingkah laku yang dimana seluruh tingkah laku ditentukan oleh aturan-aturan,
bisadiramalkan dan bisa dibawakedalam kontrol lingkungan atau bisadikendalikan.MenurutSkinner,individu
adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen
penyebabtingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point dimana faktor-faktorlingkungan dan
bawaan yang khas secara bersama menghasilkan akibat atautingkah laku yang khas pula pada individu
tersebut.
14
1. Perilaku itu terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful ).Walaupun mengakui bahwa perilaku
manusia adalah organisme yang berperasaan dan berpikir, namun Skinner tidak mencari penyebab
perilakudi dalam jiwa manusia danmenolak alasan-alasan penjelasan denganmengendalikan keadaan
pikiran (mind ) atau motif-motif internal.
2. Perilaku dapat diramalkan (behavior can be predicted ).Perilaku manusia(kepribadiannya) menurut
Skinner ditentukanoleh kejadian-kejadian dimasa lalu dan sekarang dalam duniaobjektif dimana
individu tersebut mengambil bagian.
3. Perilaku manusia sapat dikontrol (behavior can be controlled ).Perilakudapat dijelaskan hanya
berkenaan dengan kejadianatau situas-situasiantaseden yang dapat diamati. Bahwakondisi sosial dan
fisik di lingkungansangat penting dalam menentukan perilaku.
Bagi Skinner, perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran dianggap sebagai akibat pembawaan genetis dan
pengalaman individu daripada sebagai penyebabtindakan. Berpikir adalah berperilakubila menurut
pandangan Skinner. Dan ia percaya bahwa pengetahuan yang penuh tentang faktor genetis,
lingkunganmanusia dan manipulasi lingkungan adalah kunci untuk meningkatkan perilakumanusia. Menurut
Skinner, penyelidikan tentang kepribadian melibatkan pengamatan yang sistematis dan sejarah belajar yang
khas serta latar belakanggenetis yang unik dari individu.
1. Tingkah laku responden (respondent behavior ). Respon yang dihasilkan(elicited ) organisme untuk
menjawab stimulus secara spesifik berhubungan dengan respon itu. Respon refleks termasuk dalam
kelompokini, seperti mengeluarkan air liur ketika melhat makanan, mengelak dari pukulan dengan
menundukkan kepala, merasa takut ketika ditanya guruatau merasa malu ketika dipuji.Unit
struktural utama untuk pendekatan perilaku pada umumnya, dan pendekatan Skinner pada
15
khususnya, adalah respon. Tanggapan dapat berkisar dari respon refleks sederhana (misalnya, air
liur untukmakanan,kaget untuk suara keras) hingga beberapa perilaku yangkompleks (misalnya,
solusi untuk masalah matematika, bentuk halus dariagresi). Definisi respon adalah bagian yang
diamati dari perilaku eksternalyang dapat berhubungan dengan peristiwa di lingkungan. Proses
pembelajaran pada dasarnya melibatkan asosiasi atau koneksi tanggapanterhadap peristiwa di
lingkungan.
2. Tingkah laku operan (operant behavior ). Respon yang dimunculkan(emitted) organisme tanpa
adanya stimulus spesifik yang langsungmemaksa terjadinya respon itu. Terjadinya proses
pengikatan stimulus baru dengan respon baru. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihanrespon
mana yang akan dipakainya untuk menanggapi suatu stimulus.Keputusan respon mana yang dipilih
tergantung kepada efeknya terhadaplingkungan (yang tertuju kepadanya) atau konsekuensi yang
mengikuti respon itu.
Dalam pendekatan teori belajar, Skinner membedakan antara respon yangditimbulkan oleh rangsangan
yang dikenal, seperti refleks kedipan matauntuk embusan udara, dan tanggapan/respons yang tidak
dapat dikaitkandengan rangsangan.Respons ini dipancarkan oleh organisme dan disebutoperants.Skinner
menganggap bahwa rangsangan di lingkungan tidakmemaksa organisme berperilaku atau terhasut untuk
bertindak.Penyebabawal dari perilaku adalah dari dalam organisme itu sendiri.“Tidak ada stimulus
memunculkan lingkungan untuk perilaku operant; itu hanya terjadi”.
Konsep yang paling penting dalam analisis Skinnerian dari proses psikologis adalah
Penguat (reinforcer).Sebuah penguat adalah sesuatuyang mengikuti respon dan meningkatkan
kemungkinan respon terjadi lagidi masa depan.
Hukuman yang negatif atau negative punishment “removing reward”,merupakan hukuman yang
dapat menyebabkan hilangnya penguatan yang positif.Contohnya adalah menahan tunjangan anak
sebagai hukuman atas berbohong.
16
Tingkah Laku Sosial
Menurut Skinner, prinsip yang menentukan perkembangan tingkah laku dilingkungan objek in-
animate dan lingkungan sosial ternyata sama saja. Individutersebut berinteraksi dengan lingkungannya
menerima reinforcement positif ataunegatif dari tingkah lakunya.Respon sosial dan penguatnya
terkadang sukardiidentifikasi tetapiprinsip hukum dasar tingkah laku berlaku sama untuk keduakasus
tersebut. Bagi Skinner, gambaran ciri kepribadian itu dapat diterjemahkandalam sekelompok respon
spesifik yang cenderung diasosiasikan dengan situasitertentu. Ketika orang berinteraksi dengan orang
lain, orang tersebutdireinforcerment untuk melakukan tingkah laku dominan. Semua
dikembalikankepada riwayat reinforcement yang pernah diterima oleh seseorang.
17
ketinggiandapat sekali sembuh dengan memaksanya naik lift dan berjalan-jalan di atasgedung
bertingkat.
b. Terapi Aversi
Pada terapi aversi, pengaturan kondisi aversi diciptakan oleh terapis.Keberhasilansuatu treatment
menuntut kerja keras dari klien dan bantuan yang optimal dariterapis.
c. Pemberian hadiah atau hukuman secara selektif (selective reward/punishment)
Strategi terapi ini untuk memperbaiki tingkah laku anak dengan melibatkan figurdi sekeliling anak
sehari-hari khususnya orangtua dan guru.Terapis meneliti kliendalam seting aktual, bekerjasama dengan
orang tua dan guru untuk memberihadiah ketika anak melakukan tingkah laku yang dikehendaki dan
menghukumkalau tingkah laku yang tidak dikehendaki muncul.Tingkah laku dan bentukhadiah atau
hukuman direncanakan secara teliti, dipilih yang paling memberidampak efektif.
d. Latihan keterampilan sosial (social skill training)
Latihan ini banyak dipakai untuk membantu penderita depresi (yang dianggapsebagai akibat dari
perasaan tidak mendapat hadiah atau perhatian yang memadaidari lingkungan) yang mungkin karena
tidak memiliki keterampilan untukmemperolehnya.Kepada penderita diajarkan teknik-teknik khusus
dalam berinteraksi sosial.
d. Kartu berhaga (Token Economy)
Teknik yang didasarkan pada prinsip pengkondisian operan didesain untukmengubah tingkah laku
klien.Intervensi ini dapat dipakai untuk mendidik anak dirumah dan di sekolah khususnya pada anak
yang lambat belajar ,autistik dan delikuensi.Hadiah dalam bentuk kartu berharga diberika kepada klien
setiap kaliklien memunculkan tingkah laku yang dikehendaki.Pemberian reinforcementdiatur dalam
interval atau rasio, bisa divariasikan dengan memberikan hukumanyakni mengambil kartu yang sudah
dimiliki klien kalau dia melakukankesalahan.Sesudahkartu ditangan klien mencapai jumlah tertentu,
dapatditukardengan reinforcement primer yang disukainya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah mengetahui Biografi dan teori kepribadian menurut B.F inner melalui makalah ini, penulis
mengharapkan teori teori yang telah disebutkan dalam makalah ini dapat diaplikasikan atau dipraktikkan
di dalam kehidupan sehari-hari.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, 2005. Pengantar Psikologi Umum (Cet. V). Yogyakarta: CV Andi Offset.
C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta.
E.A. Vargas, 2015. Journal. B.F. Skinner’s theory of Behavior. European Journal of Behavior Analysis.
Mohammad Asrori, 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana prima.
Rifnon Saini, 2014, Jurnal. Studi atas pemikiran B.F. Skinner tentang belajar. TERAMPIL: Jurnal
Pendidikan dan Pembalajaran Dasar, Volume 1, Nomor. 1 Juni 2014,
Rizma Fithri, 2014. Buku Perkuliahan Psikologi Belajar. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Suyono & Hariyanto, 2015. Belajar dan Pembelajaran (Cet. X). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syarifan Nurjan, 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo: WADE GROUP.
20